UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
temuan kematian tertunda mungkin memerlukan tambahan dosis dengan tingkat yang lebih rendah yang dilakukan secara berulang.
2.7 Efek Toksik Terhadap Organ Sasaran
2.7.1 Hati
Hati merupakan organ terbesar dalam tubuh, menempati hampir seluruh bagian atas rongga abdomen. Dalam hati terdapat 3 jenis jaringan yang penting,
yaitu sel parenkim hati, susunan pembuluh darah, dan susunan saluran empedu. Ketiga jaringan ini berhubungan erat, sehingga kerusakan satu jenis jaringan dapat
mengakibatkan kerusakan jaringan lain. Histologi hati terdiri atas lobulus. Lobulus berisi sel epitel khusus yang disebut hepatosit yang tersusun tidak teratur,
bercabang-cabang dan selnya saling berhubungan mengelilingi vena sentralis. Pada kapiler terdapat celah garis endotel yang disebut sinusoid yang merupakan
tempat perlintasan darah. Pada sinusoid terdapat sel fagositosis yang disebut sel Kuppfer yang berfungsi menghancurkan leukosit dan sel darah merah yang rusak,
bakteri dan benda asing lain pada aliran pembuluh darah vena dari traktus gastrointestinalis Tortora, 2005.
Pemeriksaan histopatologi meliputi perubahan berat organ dan penampilan warna hewan uji. Warna dan penampilan sering dapat menunjukkan sifat
toksisitas, seperti perlemakan hati atau sirosis. Biasanya berat organ merupakan penunjuk yang sangat peka dari efek pada hati. Pemeriksaan mikroskopik dapat
menggunakan mikroskop cahaya untuk mendeteksi berbagai jenis kelainan, seperti perlemakan, sirosis, nekrosis, nodul hiperplastik, dan neoplasia Lu, 1995.
2.7.2 Ginjal
. Ginjal merupakan organ yang berperan mengatur keseimbangan cairan tubuh serta mengekskresi kelebihannya sebagai kemih. Nefron merupakan unit
fungsional dan struktural dari ginjal dan ginjal terdiri dari ribuan nefron. Tiap nefron terdiri dari dua bagian, yaitu korpus renalis dimana plasma darah difiltrasi
dan tubulus renalis yang mengabsorpsi dan mensekresi cairan yang lewat. Korpus renalis dibagi menjadi dua bagian yaitu glomerulus kapiler glomerulus dan
kapsula Bowman yang mengelilingi kapiler glomerulus. Tubulus renalis dibagi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
menjadi tiga bagian, yaitu tubulus proksimal, lengkung henle dan tubulus distalis Tortora 2005.
Pemeriksaan patologi makroskopik dilakukan dengan menimbang berat ginjal hewan uji. Bila terdapat perbedaan dengan hewan pembanding sering
menujukkan terjadinya lesi ginjal. Dan pemeriksaan mikroskopik dapat mengungkapkan tempat, luas, dan sifat morfologik lesi ginjal Lu, 1995.
2.7.3 Limpa