Penentuan LD Penentuan LD

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Sehingga dalam hal ini penggunaan metode UDP dapat dipertimbangkan secara ekonomi, sains, dan etik WHO, 2002.

2.6.1 Penentuan LD

50 berdasarkan OECD Panduan dari OECD The Organisation for Economic Co-operation and Development yang membahas tentang uji toksisitas menjelaskan bahwa semua panduan dari OECD melibatkan pemberian dosis tunggal dari sampel uji untuk hewan dewasa muda yang sehat secara oral, pemgamatan dilakukan sampai 14 hari setelah pemberian dosis, dengan pencatatan berat badan dan nekropsi dari semua hewan. Dosis dapat diberikan berdasarkan pada volume konstan atau konsentrasi konstan tergantung pada kebutuhan toksikologi. Setiap hewan dipilih secara acak. Pada saat pemberian sampel uji, setiap hewan harus berumur antara 8-12 minggu dan beratnya harus dalam interval ± 20 dari berat rata-rata semua hewan. Titik akhir untuk Panduan 423 dan 425 adalah angka kematian, tetapi untuk Pedoman 420 itu adalah pengamatan tanda-tanda jelas yang menunjukkan toksisitas evident toxicity OECD,2001. Panduan 420 Fixed Dose Procedure : Studi pengamatan untuk memilih dosis awal yang tepat dan meminimalkan jumlah hewan yang digunakan. Dosis yang digunakan adalah 5, 50, 300 atau 2000 mgkgbb. Kelompok hewan dilakukan pemberian setiap tingkat dosis sampel secara bertahap, dengan dosis awal yang terpilih diharapkan menghasilkan beberapa tanda-tanda toksisitas. Kelompok hewan selajutnya diberikan dosis yang lebih tinggi atau lebih rendah, tergantung pada tanda-tanda toksisitas, sampai tujuan dicapai, yaitu, klasifikasi zat uji berdasarkan identifikasi dosis menyebabkan evident toxicity. Setiap kelompok dalam satu tingkat dosis terdiri dari lima hewan dewasa muda dari satu jenis kelamin. Hewan diamati secara individu pada tiap-tiap tingkatan dosis. Jumlah hewan yang digunakan antara 5-7 hewan, dan 5 hewan yang digunakan dalam uji limit dose OECD,2001. Panduan 423 Acute Toxic Class : Dosis yang digunakan adalah 5, 50, 300 atau 2000 mgkgbb. Pemberian sampel uji pada tiap kelompok hewan dilakukan secara bertahap, dengan dosis awal yang terpilih diharapkan menghasilkan mortalitas pada beberapa hewan. Kelompok hewan selanjutnya UIN Syarif Hidayatullah Jakarta diberikan dosis lebih tinggi atau lebih rendah, tergantung pada kematian, sampai tujuan dicapai, yaitu, klasifikasi zat uji berdasarkan identifikasi dosis yang menyebabkan kematian, kecuali bila tidak ada efek pada dosis tertinggi. Pengujian ini menggunakan 3 hewan dari satu jenis kelamin dalam tiap kelompok. Rata-rata jumlah hewan yang digunakan adalah 7, dan sekitar 6 hewan yang digunakan dalam uji limit dose OECD,2001. Panduan 425 Up and Down Procedure : Pada metode ini terdapat dua macam cara pengujian toksisitas akut secara oral, yaitu limit test dan main test. Limit test digunakan ketika diketahui bahwa zat uji yang akan diujikan memiliki tingkat toksisitas yang rendah, mempunyai dosis toksik dibawah batas dosis yang telah ditentukan. Sedangkan ketika terdapat sedikit atau tidak ada informasi tentang toksisitas zat uji tersebut atau jika diduga toksik, maka digunakan main test OECD, 2008. Pada pengujian dengan limit test, digunakan satu hewan terlebih dahulu untuk diberikan sampel dengan dosis 2000 mgkgbb. jika hewan tersebut mati maka dilakukan main test, tetapi jika hewan tersebut hidup maka digunakan empat hewan lainnya dan diberikan dosis yang sama. Dari kelima hewan tersebut jika terdapat tiga atau lebih hewan yang masih bertahan hidup maka dosis toksik sampel lebih dari 2000 mgkgbb. tetapi jika terdapat tiga atau lebih hewan yang mati maka dilakukan pengujian main test OECD, 2008. Panduan ini juga merupakan prosedur yang bertahap, tetapi menggunakan hewan tunggal, dengan hewan pertama diberikan dosis di bawah estimasi dari LD 50 . Tergantung pada hasil dari hewan sebelumnya, dosis selanjutnya ditambah atau dikurangi dengan faktor antilog 1estimasi kemiringan slope pada kurva dosis respon, biasanya dengan faktor 3,2. Urutan ini berlanjut sampai ada pembalikan dari hasil awal, kemudian, dosis yang diberikan pada hewan selanjutnya mengikuti prinsip up-down sampai stopping criteria terpenuhi. Jika tidak ada pembalikan sebelum mencapai batas dosis yang dipilih 2000 atau 5000 mgkgbb, maka hewan yang digunakan tidak lebih dari jumlah hewan yang ada pada limit test. Pilihan untuk menggunakan dosis batas atas 5000 mgkgbb digunakan hanya jika dibenarkan oleh kebutuhan regulasi tertentu. Stopping criteria yan dimaksud diatas adalah sebagai berikut OECD, 2008: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta a. 3 hewan berturut-turut bertahan di atas batas dosis; b. 5 pembalikan reverse terjadi pada setiap 6 hewan yang diuji berturut-turut; c. Sedikitnya terdapat 4 hewan telah mengalami pembalikan pertama. Pengujian ini menggunakan satu hewan dari satu jenis kelamin. Pemodelan statistik menunjukkan bahwa rata-rata jumlah hewan yang digunakan dalam pengujian ini adalah sekitar 6-9 hewan dan 5 hewan yang digunakan dalam limit test OECD, 2001. Untuk ketiga panduan tersebut, pengamatan klinis yang cermat harus dilakukan setidaknya dua kali pada hari pemberian dosis atau lebih sering ketika menunjukkan respon dari hewan, dan setidaknya sekali sehari setelahnya. Pengamatan tambahan dilakukan jika hewan terus menunjukkan tanda-tanda toksisitas. Pengamatan meliputi perubahan kulit dan bulu, mata dan selaput lendir, pernapasan, peredaran darah, sistem saraf pusat dan otonom, aktivitas somatomotor dan tingkah laku. Pengamatan tambahan dibutuhkan jika terdapat hewan yang menunjukkan tanda-tanda keracunan, Pengamatan yang dilakukan meliputi tremor gemetar, konvulsi kejang, salivasi, diare, letargi kelesuan, sedatif dan koma. Jika terdapat hewan yang dalam keadaan hampir mati dan menujukkan kesakitan yang hebat atau menunjukkan stress hebat sebaiknya dibunuh. Hewan yang dibunuh dianggap dalam interpretasi hasil dengan cara yang sama seperti hewan yang mati pada pengujian OECD,2001. Botham 2002, menyimpulkan ketiga alternatif metode tersebut dalam tabel berikut: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Table 2.3 Prinsip penentuan LD 50 pada tiga metode alternatif OECD 420 Fixed Dose Procedure OECD 423 Acute Toxic Class Method OECD 425 Up and Down Procedure Metode Dosis tunggal diberikan secara oral pada tikus atau mencit dengan satu jenis kelamin biasanya betina, dengan pengamatan klinis, bobot, kematian lebih dari 14 hari, dan nekropsi Pengamatan Iya Tidak Tidak Tingkatan dosis 5 hewan pada setiap tingkatan dosis 5, 50, 300, 2000 5000 mgkgBB 3 hewan pada setiap tingkatan dosis 5, 50, 300, 2000 5000 mgkgBB Dimulai dari perkiraan LD 50 175 mgkgBB dan menggunakan faktor peningkatan biasanya 3,2 kali, digunakan satu hewan sampai bertemu salah satu dari stopping criteria Tujuan Identifikasi dosis dibawah dosis yang menyebabkan evident toxicity Identifikasi dosis dibawah dosis yang telah ditentukan yang menyebabkan kematian Estimasi LD 50 Output Rentang perkiraan LD 50 Tanda-tanda toksisitas akut Organ target Rentang perkiraan LD 50 Tanda-tanda toksisitas akut Organ target Titik perkiraan LD 50 dalam interval Tanda-tanda toksisitas akut Organ target Sumber : Botham 2002 Keterbatasan dari ketiga metode tersebut adalah OECD,2001 : 1. Metode ini mungkin memiliki hasil klasifikasi yang melebihi atau kurang tepat terhadap nilai LD 50 sesungguhnya dan hasil yang diperoleh cenderung dipengaruhi oleh pemilihan dosis awal yang digunakan terutama pada zat yang memiliki dosis yang rendah. 2. Bisa saja zat uji dapat menyebabkan kematian tertunda 5 hari atau lebih setelah pemberian zat uji. Zat uji yang dapat menyebabkan kematian tertunda berpengaruh pada penggunaan panduan 425, dimana durasi pengujian lebih panjang dibanding dengan metode lain. Namun, dalam Panduan 420 dan 423, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta temuan kematian tertunda mungkin memerlukan tambahan dosis dengan tingkat yang lebih rendah yang dilakukan secara berulang.

2.7 Efek Toksik Terhadap Organ Sasaran