UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Kingdom : Plantae
Sub Kingdom : Tracheobionta Super Divisi
: Spermatophyta Divisi
: Magnoliophyta Kelas
: Magnoliopsida Sub Kelas
: Asteridae Ordo
: Rubiales Famili
: Rubiaceae Genus
: Rennellia Spesies
: Rennellia elliptica Korth. Sumber:NCBI,
http:www.ncbi.nlm.nih.govTaxonomyBrowser
Ekstrak akar Ginseng Kuning Rennellia elliptica Korth. secara tradisional telah digunakan untuk berbagai tujuan, diantaranya sebagai zat
afrodisiak, untuk mengobati nyeri badan dan untuk mengatasi sakit setelah melahirkan. Akar Ginseng Kuning Rennellia elliptica Korth. mengandung
antrakuinon yang berfungsi sebagai antiplasmodial dengan nilai IC
50
4,04 µgmL Osman, et al., 2010 dan juga sebagai antioksidan Ahmad, et al., 2010.
Senyawa yang terkandung dalam akar Ginseng Kuning Rennellia elliptica Korth. adalah 1,2-dimetoksi-6-metil-9,10-antrakuinon, rubiadin, 1-hidroksi-2-
metoksi-6-metil-9,10-antrakuinon, nordamnacanthal, damnacanthal, 3-formil-2- hidroksi-9,10-antrakuinon,
lucidin- ω-metil eter, 3-hiodroksi-2-metil-9,10-
antrakuinon, 2-hidroksi-3-metoksi-6-metil-9,10-antrakuinon, rubiadin-l-metil eter, 3-hidroksi-2-hidroksimetil-9,10-antrakuinon Ismail, et al., 2012.
2.2 Hewan Percobaan
Pada dasarnya tidak ada satu hewan pun yang sempurna untuk uji toksisitas akut yang nantinya akan digunakan oleh manusia. Walaupun tidak ada aturan
tetap yang mengatur pemilihan spesies hewan coba, yang lazim digunakan pada uji toksisitas akut adalah tikus, mencit, marmut, kelinci, babi, anjing, monyet.
Tikus dan mencit merupakan hewan yang paling umum digunakan dalam penelitian dan pengujian. Sekitar 90 dari semua mamalia yang digunakan dalam
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
penelitian ilmiah, tikus dan mencit merupakan spesies hewan yang hampir 14 kali lebih banyak digunakan dibanding dengan spesies lainnya Porter, 2000.
Pada awalnya, pertimbangan dalam memilih hewan coba hanya berdasarkan avaibilitas, harga, dan kemudahan dalam perawatan. Namun seiring
perkembangan zaman tipe metabolisme, farmakokinetik, dan perbandingan catatan atau sejarah avaibilitas juga ikut dipertimbangkan. Hewan yang paling
sering dipakai adalah mencit dengan mempertimbangkan faktor ukuran, kemudahan perawatan, harga, dan hasil yang cukup konsisten dan relevan
Jacobson, et al., 2004. Taksonomi
dari mencit yaitu :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Sub filum : Vertebrata
Kelas : Mamalia
Ordo : Rodentia
Familia : Muridae
Sub family : Murinae Genus
: Mus Species
: Mus musculus Sumber :Schwiebert, 2007
2.3 Metode Ekstraksi Depkes RI, 2000
Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Berikut
adalah beberapa cara ekstraksi dengan menggunakan pelarut:
2.3.1 Cara dingin
a. Maserasi
Maserasi merupakan cara ekstraksi yang dilakukan dengan merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari pelarut dengan beberapa kali pengocokan
atau pengadukan pada temperatur ruang kamar. Secara teknologi termasuk ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian konsentrasi pada keseimbangan.
Remaserasi berarti dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat pertama dan seterusnya.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
b. Perkolasi
Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna exhaustive extraction yang umumnya dilakukan pada temperatur
ruangan. Prinsip perkolasi adalah serbuk simplisisa ditempatkan dalam suatu bejana silinder yang bagian bawahnya diberi sekat berpori. Cairan penyari
dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk tersebut, kemudian melarutkan zat aktif dari sel-sel yang dilalui sampai mencapai keadaan jenuh.
2.3.2 Cara panas
a. Refluks
Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan
adanya pendingin balik. Umumnya dilakukan pengulangan proses pada residu pertama sampai 3-5 kali sehingga dapat termasuk proses ekstraksi sempurna.
b. Sokhlet