BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah aspek yang sangat penting di dalam kehidupan anak manusia. Setiap orang tua pasti menginginkan pendidikan yang terbaik untuk
anak-anaknya, menginginkan anaknya menjadi orang yang pintar dan lebih sukses dari orang tuanya. Banyak dijumpai orang-orang yang walaupun kehidupannya
menengah ke bawah, sangat mementingkan pendidikan untuk anaknya. Mereka bekerja keras untuk menyekolahkan anaknya sampai keperguruan tinggi. Mereka
menyadari betul pentingnya pendidikan dalam kehidupan ini. Mereka beranggapan bahwa orang yang tidak memiliki pendidikan akan sulit untuk
mencari pekerjaan, apalagi di zaman sekarang ini kemajuan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah sangat pesat, orang yang tidak memiliki ilmu
pengetahuan yang luas akan sulit untuk maju karena ilmu pengetahuan yang mereka miliki terbatas.
Salah satu pilar pendukung majunya suatu bangsa adalah pendidikan. Jika pendidikannya bagus maka akan bagus juga sumber daya manusia yang
dihasilkan. Salah satu cita-cita bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan rakyat Indonesia sebagaimana yang terdapat dalam Undang-Undang Dasar 1945.
Hal tersebut seharusnya memberikan motivasi atau dorongan bagi setiap warga negara Indonesia untuk bangkit dan berjuang dari keterpurukan, khususnya dalam
bidang pendidikan. Pendidikan difahami sebagai usaha sadar untuk memungkinkan bangsa
Indonesia mempertahankan kelangsungan hidupnya dan mengembangkan dirinya
secara optimal dan terus menerus dari satu generasi ke generasi berikutnya. Untuk itu setiap warga negara Indonesia harus memiliki kemampuan melalui pendidikan
untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri dan ikut serta berupaya memenuhi kebutuhan masyarakat.
Berkenaan dengan hal tersebut dalam pasal 1 ayat 1 Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan, yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
1
Dalam bahasa Inggris, pendidikan berasal dari kata educate mendidik artinya memberi peningkatan to elicit, to give rise to, dan mengembangkan to
evolve, to develop. Dalam pengertian yang sempit, education atau pendidikan berarti perbuatan atau proses perbuatan untuk memperoleh pengetahuan. Dalam
pengertian yang agak luas, pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan,
pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. Dalam pengertian yang luas dan representative mewakilimencerminkan segala segi,
pendidikan ialah… the total process of developing human abilities and behaviors, drawing on almost all life’s experiences. seluruh tahapan pengembangan
kemampuan-kemampuan dan perilaku-perilaku manusia dan juga proses penggunaan hampir seluruh pengalaman kehidupan.
2
Melalui pendidikan setiap warga negara Indonesia memperoleh pengetahuan dasar yang diperlukan untuk dapat berperan serta dalam kehidupan
masyarakat, berbangsa, dan bernegara. Setiap warga negara juga dapat berpartisipasi
untuk mendukung
kemajuan pendidikan
dengan cara
1
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas, Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Depag RI, 2006, h. 5.
2
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995, h. 10.
menyekolahkan anak-anaknya dan membantu sekolah dalam mewujudkan tujuan dari pendidikan tersebut.
Kemampuan sekolah untuk mencetak manusia yang unggul dan berakhlak mulia sangat ditentukan oleh para gurunya. Guru merupakan salah satu unsur
manusiawi dalam proses belajar mengajar dan berperan aktif dalam usaha pembentukkan sumber daya manusia dan tercapainya tujuan pembelajaran.
Seorang guru yang baik adalah guru yang mampu menguasai bahan materi yang akan diajarkan kepada peserta didiknya dan mampu mewujudkan sarana
pembelajaran yang menyenangkan dan membuat peserta didiknya merasa nyaman dalam menuntut ilmu. Guru yang berkepribadian tinggi adalah seorang guru yang
mampu menjadikan dirinya sebagai teladan yang baik bagi para peserta didiknya, sebagaimana pemahaman kebanyakan orang bahwa guru adalah seorang yang
digugu dan ditiru, yakni sebagai sosok yang didengar segala ucapannya dan petuahnya serta diikuti dan diteladani dalam perbuatannya.
Undang-Undang Guru dan Dosen UU RI No. 14 Th. 2005 tentang guru dan dosen BAB II Kedudukan, Fungsi, dan Tujuan pasal 6 disebutkan bahwa:
Kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan
pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
3
Adanya peningkatan dalam mutu pendidikan tidak lepas dari peran seorang guru sebagai unsur utama dalam terlaksananya sistem pendidikan. Guru
sebagai sosok pendidik harus mampu menanamkan pemahaman kepada peserta didiknya dengan proses menyenangkan, yaitu proses dimana peserta didik tidak
merasa jenuh, bosan, dan malas dalam menerima dan memahami pelajaran yang diajarkan. Guru memiliki tugas mengajar, mendidik, membimbing, mengarahkan,
dan juga menjadi teladan yang baik bagi peserta didiknya. Guru juga dituntut untuk mampu menunjukkan kinerja yang baik demi tercapainya tujuan
pendidikan. Dalam hal ini guru harus bertindak maksimal dalam menjalankan
3
Undang-Undang Guru dan Dosen, Jakarta: Sinar Grafika, 2008, h. 6.
strategi dan metodenya dalam proses belajar mengajar agar terlihat hasil dari kinerjanya.
Pekerjaan guru adalah pekerjaan profesional. Karena itu diperlukan kemampuan dan kewenangan. Kemampuan itu dapat dilihat pada kesanggupannya
menjalankan peranannya sebagai guru, pengajar, pembimbing, administrator, dan sebagai pembina ilmu. Hal lain yang juga perlu dimiliki oleh para guru adalah
kompetensi dan profesionalisme keguruan yang sampai batas tertentu sering terlupakan oleh para guru. Seorang guru yang profesional harus memiliki
keterampilan atau kemampuan dasar dalam melaksanakan tugasnya, yaitu kemampuan dalam menguasai bahan, mengelola program belajar mengajar,
mengelola kelas, menggunakan mediasumber, menguasai landasan-landasan kependidikan, mengelola interaksi belajar mengajar, menilai prestasi untuk
kepentingan pengajaran, dan lain sebagainya. Tetapi pada kenyataannya tidak semua guru dapat menjalankan tugasnya secara profesional, salah satu
penyebabnya yaitu karena rendahnya tingkat kompetensi profesionalisme mereka, lemahnya penguasaan mereka terhadap materi dan metode pengajaran masih
berada di bawah standar. Selain itu, ada dua buah hasil penelitian resmi yang menunjukkan kekurangmampuan guru, khususnya guru sekolah dasar atau
madrasah ibtidaiyah seperti terungkap di bawah ini. Hasil penelitian Badan Litbang Depdikbud RI menyimpulkan, bahwa
kemampuan membaca para siswa kelas VI SD di Indonesia masih rendah. Kesimpulan ini ditarik dari data penelitian yang cukup mengejutkan, yakni bahwa
76, 95 siswa kelas VI SD tidak dapat menggunakan kamus. Diantara yang mampu menggunakan kamus pun ternyata hanya 5 yang dapat mencari kata
dalam kamus bahasa Indonesia secara sistematis dan benar. Menteri Koordinator Kesra yang menyoroti hasil penelitian tahun 1993 itu menyebutkan, bahwa
kegagalan tersebut disebabkan pengajaran para guru hanya mementingkan penguasaan huruf tanpa penguasaan makna. Bukti lain kelemahan sebagian guru
kita juga ditunjukkan oleh hasil penelitian psikologi yang melibatkan responden sebanyak 1975 siswa SD negeri dan swasta di Jakarta. Penelitian untuk disertasi
doctor Fakultas Psikologi UI itu menghasilkan kesimpulan bahwa guru di sekolah-sekolah dasar tersebut tidak mampu mengidentifikasi siswa berbakat.
4
Sebagaimana kinerja pada umumnya, guru pada tingkat sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah adalah guru yang sangat berperan penting dalam proses
belajar mengajar, karena guru sebagai pendidik ataupun pengajar merupakan faktor penentu kesuksesan setiap usaha pendidikan. Oleh karena itu seorang guru
harus memiliki kompetensi agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik. Tetapi yang menjadi pertanyaan adalah, apakah semua guru sudah memiliki
kompetensi? Kita memang tak perlu berburuk sangka. Namun, yang perlu diwaspadai adalah kekurangmampuan mereka mengelola proses belajar mengajar
dan kurangnya mereka menguasai kompetensi, hal tersebut dikarenakan banyak guru yang belum menamatkan pendidikannya sampai kejenjang strata 1 atau S1,
sehingga pemerintah harus menyekolahkan mereka lagi. Karena idealnya untuk menjadi seorang guru harus terlebih dahulu menempuh pendidikan formal
keguruan yang diperlukan waktu lima tahun untuk memperoleh S1 untuk belajar dan berlatih mengelola proses belajar mengajar.
Peraturan Pemerintah R.I Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru BAB II Kompetensi, Sertifikasi pasal 2 disebutkan bahwa: Guru wajib memiliki
kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
5
Selain itu dilema yang banyak dialami oleh guru di Indonesia adalah banyaknya guru, terutama non PNShonorer yang memiliki pekerjaan sampingan
atau tambahan, dikarenakan penghasilan yang didapat dari mengajar tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan kehidupan sehari-harinya, sehingga guru
tidak bisa secara optimal menjalankan tugasnya sebagai seorang guru, karena konsentrasinya yang terpecah antara pekerjaan yang satu dengan pekerjaan yang
lainnya. Keberhasilan kinerja seorang guru akan terlihat apabila terdapat motivasi
kerja yang baik dari diri sendiri maupun dari orang lain. Motivasi dari kepala
4
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan…, h. 222.
5
Peraturan Pemerintah R.I Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru, Jakarta: BP. Cipta Jaya, h. 5.
sekolah, dan lingkungan sekitar juga dapat menentukan keberhasilan kinerja seorang guru. Oleh karena itu, selain dari diri sendiri yang berusaha meningkatkan
kualitas kinerjanya, pihak sekolah juga harus berusaha membantu dan mendukug tercapainya kualitas kinerja guru dan berusaha untuk mengupayakan
pemberdayaan guru-guru yang mengajar disekolahnya agar guru dapat mengajar dengan fokus, serius, dan profesional dalam menjalankan tugasnya.
Penjelasan di atas menggambarkan betapa pentingnya peran seorang guru dalam meningkatkan mutu pendidikan, karena di era globalisasi seperti sekarang
ini para guru harus memiliki kesadaran untuk meningkatkan kinerjanya agar mampu menghadapi tantangan masa depan dan mampu meningkatkan mutu
pendidikan, baik dalam lingkup kecil maupun dalam lingkup yang luas. Walaupun sangat disadari pentingnya guru dalam proses pembelajaran di
sekolah, namun masih banyak guru yang belum mampu menampilkan kinerja secara maksimal. Kondisi seperti ini akan berakibat pada menurunnya minat
masyarakat terhadap sekolah tersebut, terutama bagi sekolah swasta, dan lebih khusus lagi madrasah. Salah satu madrasah yang mengalami penurunan jumlah
siswa adalah madrasah ibtidaiyah Misbahun Nasyiin yang terletak di Karang Tengah Ciledug Tangerang.
Madrasah Ibtidaiyah Misbahun Nasyiin merupakan madrasah yang sudah lama berdiri, yaitu sejak tahun 1963. Madrasah ini didirikan atas dasar semangat
idealisme dan keinginan untuk menanamkan Pendidikan Agama Islam yang sangat diperlukan untuk pembentukkan karakter anak dan perkembangannya di
masa yang akan datang. Sejak tahun 1969 Misbahun Nasyiin sudah banyak menghasilkan generasi-generasi penerus bangsa yang sesuai dengan harapan
agama, tetapi sudah tiga tahun belakangan ini Misbahun Nasyiin telah mengalami penurunan siswa. Pada data yang penulis peroleh pada tahun 2008 Misbahun
Nasyiin hanya memperoleh 27 siswa, pada tahun 2009 memperoleh siswa sebanyak 25 siswa, dan pada tahun 2010 menurun menjadi 23 siswa. Hal ini
menjadi pertanyaan besar bagi penulis, apakah ada masalah dalam proses belajar mengajar di madrsah tersebut, ataukah kinerja guru yang kurang mendukung
jalannya proses pembelajaran. Oleh sebab itu penulis ingin mengetahui sejauh
mana tingkat kinerja guru di madrasah ibtidaiyah Misbahun Nasyiin Karang Tengah Ciledug Tangerang.
Berdasarkan latar belakang di atas, mendorong penulis untuk menelitinya lebih lanjut dalam bentuk skripsi dengan judul:
“Kinerja Guru Madrasah Ibtidaiyah Misbahun Nasyiin Karang Tengah Ciledug Tangerang
”
B. Identifikasi Masalah