Kinerja guru madrasyah Ibtidaiyah misbahun Nasyin Karang Tengah Ciledug Tangerang
KINERJA GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
MISBAHUN NASYIIN KARANG TENGAH
CILEDUG TANGERANG
Oleh
IVANA MEGAWATI NIM: 106011000108
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011
(2)
KINERJA GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
MISBAHUN NASYIIN KARANG TENGAH CILEDUG
TANGERANG
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh:
IVANA MEGAWATI 106011000108
Dosen Pembimbing
Drs. H. Muarif SAM. M.Pd NIP. 19650717 199403 1 005
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2011
(3)
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul “Kinerja Guru Madrasah Ibtidaiyah Misbahun Nasyiin Karang Tengah Ciledug Tangerang” diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam sidang Ujian Munaqasah pada tanggal 9 Maret 2011 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar sarjana S1 (S.Pd.I) dalam bidang Pendidikan Agama Islam.
Jakarta, 9 Maret 2011 Panitia Sidang Munaqosah
Ketua Panitia Tanggal Tanda Tangan
Bahrissalim, M.Ag_________ ……… …...……… NIP. 1968030.199803.1.002
Sekretaris
Drs. Sapiudin Shidhiq, M.Ag ……… ………
NIP. 19670328.200003.1.001 Penguji I
Dr. Sururin, MA ……… ………
NIP. 19710319.199803.2.001 Penguji II
Bahrissalim, M.Ag_________ ……… …...………. NIP. 1968030.199803.1.002
Mengetahui : Dekan,
Prof. Dr. Dede Rosyada, MA NIP. 19571005.198703.1.003
(4)
LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Strata Satu (S1) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau
merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 11 Maret 2011 Ivana Megawati
(5)
ABSTRAK Nama : Ivana Megawati
Judul Skripsi : Kinerja Guru Madrasah Ibtidaiyah Misbahun Nasyiin Karang Tengah Ciledug Tangerang
Fakultas/Jurusan : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan / Pendidikan Agama Islam Kinerja guru adalah hasil kerja dari seorang guru dalam melaksanakan tugas serta tanggung jawab dalam pekerjaannya sehingga terlihat prestasi guru dalam mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Skripsi ini membahas tentang kinerja guru di Madrasah Ibtidaiyah Misbahun Nasyiin yang dibatasi dan diukur pada pengembangan guru dalam empat aspek kompetensi, yaitu aspek pedagogik, aspek kepribadian, aspek profesional, dan aspek sosial. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang membutuhkan cara-cara atau rumus-rumus statistik tertentu. Adapun respondennya adalah seluruh guru di Madrasah Ibtidaiyah Misbahun Nasyiin yang berjumlah 10 orang.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kinerja guru di Madrasah Ibtidaiyah Misbahun Nasyiin pada aspek pedagogik terlihat pada persiapan guru sebelum mengajar dan kualitas keilmuannya yang cukup baik dalam menyampaikan materi pembelajaran. Pada aspek kepribadian kinerja para guru terlihat cukup baik, karena mereka memiliki kepribadian seorang guru yang mempunyai empati, melindungi dan menyayangi siswa, disamping itu mereka pun mempunyai sifat kritis dan tegas, mampu menguasai diri, berwibawa, disiplin dan berakhlak mulia. Disamping itu, secara umum kinerja guru di Madrasah Ibtidaiyah Misbahun Nasyiin pada aspek profesional berada pada kategori cukup baik, diantaranya memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, akhlak mulia, dan memiliki kesempatan dengan belajar sepanjang hayat. Aspek yang terakhir adalah aspek sosial yang terlihat cukup baik, hal ini terlihat dari pergaulan para guru yang cukup baik dengan peserta didik, dengan kepala sekolah, dengan sesama guru, orang tua siswa dan juga pergaulan yang baik dengan masyarakat. Kinerja guru yang baik dapat meningkatkan mutu pendidikan. Selain itu juga dapat menimbulkan kepuasan kerja bagi guru itu sendiri, juga merupakan wujud dari keberhasilan sekolah dalam mengelola sumber daya manusianya.
(6)
KATA PENGANTAR
Alhamdulillâhilladzî nawwaranâ bi al’ilmi wa al’aqli. Segenap puja dan puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan petunjuk, bimbingan dan kekuatan lahir batin kepada diri peneliti, sehingga penelitian hasil dari sebuah usaha ilmiah yang sederhana ini guna menyelesaikan tugas akhir kesarjanaan terselesaikan dengan sebagaimana mestinya, setelah menjalani proses akademik yang cukup panjang. Sholawat dan salam semoga dilimpahkan oleh-Nya kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, sosok historis yang membawa proses transformasi dari masa ”uncivilized” yang gelap gulita ke arah alam yang sangat terang benderang dan berperadaban ini, juga kepada para keluarga, sahabat serta semua pengikutnya yang setia disepanjang zaman.
Penelitian yang berjudul KINERJA GURU MADRASAH IBTIDAIYAH MISBAHUN NASYIIN KARANG TENGAH CILEDUG TANGERANG ini pada dasarnya disusun untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Oleh karenanya hal ini merupakan kulminasi-formal akademik yang sudah barang tentu tetap disertai akuntabilitas akademik juga, penelitian ini sebenarnya juga merupakan sebuah karya ilmiah perdana penulis di bidang kependidikan, jadi sebenarnya tulisan ini bukan hanya untuk memenuhi kewajiban akademik (scholar duty) saja tapi juga merupakan sebuah bentuk dari buah pikiran dan kerja keras peneliti dalam menyusunnya.
Cukup terharu rasanya ketika penulis telah menyelesaikan proses akademik dan penyusunan skripsi ini. Karena dengan media ini penulis telah banyak belajar, berfikir, berimajinasi, mencurahkan segenap kemampuan dalam hal pemikiran, kreativitas dan ketelitian untuk memenuhi kebutuhan kurioritas (rasa ingin tahu) penulis dalam masalah pendidikan. Dan penulis sadar akan
(7)
berbagai kelemahan, kebodohan dan keterbatasan yang ada dalam diri penulis yang terdapat di dalam tulisan ini, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah semata.”wamâûtîtum min al’ilmi illa qalîlan”.
Dalam proses penyusunan penelitian ini, peneliti banyak mendapatkan bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, oleh karena itu izinkan peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada hamba-hamba Allah yang membantu peneliti sehingga karya sederhana ini bisa menjadi kenyataan, bukan hanya angan dan keinginan semata. Mereka adalah:
1. Bapak Prof. Dr. Komarudin Hidayat, MA., selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak H. Bahrissalim, M. Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Drs. H. Mu’arif SAM, M. Pd., selaku dosen pembimbing yang telah dengan tekun dan sabar serta meluangkan waktu untuk membimbing peneliti dan memberikan kritik konstruktif dalam proses penyusunan penelitian ini.
5. Ibu Dr. Hj. Nurlena Rifa’I, MA. Ph. D yang telah berperan penting dalam terselesaikannya skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen yang telah membimbing, mendidik dan memberikan pencerahan untuk selalu berpikir kritis-edukatif-transformatif-inovatif menggali ayat-ayat qauliyyah dan kauniyyah selama berada di lingkungan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. K. H. Burhanudin Marzuki selaku pimpinan Pondok Pesantren Qotrun Nada dan semua ustadz dan ustadzah yang telah mendidik dan memberikanku bekal ilmu dunia maupun akhirat ketika menjadi santri. 8. Guru-guru Madrasah Ibtidaiyah Misbahun Nasyiin yang telah banyak
(8)
Atikullah, ibu. Robbiana, ibu. Lia, ibu. Ulfah, bpk. Andi, bpk. Ridwan, bpk. Subhan, bpk. Mirin, bpk. Yudi, ibu. Saidah, dan ibu. Suwartiyah, 9. Almarhum Ayahanda tercinta (Alm. Yakub Nasuan) yang selalu ada dihati
dan sanubari, yang selalu hadir dalam mimpi-mimpi indahku. Kasih sayangmu akan selalu abadi dihati keluarga ini. Kenangan indah bersamamu akan terus menyemangati kami dalam mengarungi lautan kehidupan yang fana. Do’a kami akan terus mengalir untuk ketenanganmu di alam sana.
10.Ibuku tercinta (Amenah) yang senantiasa memeras keringat menitikkan air mata untuk keluarga, mendo'akan dan memberikan perhatian, motivasi serta kasih sayang yang tiada tara sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian dengan baik.
11.Kakak-kakakku (Bang Agus, bang Apip, bang Agung, po susi, po irma) yang selalu memberikan motivasi serta kritik yang konstruktif untukku, khususnya po irma yang selalu menjadi sandaran hatiku dikala sedih. 12.Keponakan-keponakanku tersayang (Shalu, Raja, dan Rafi) yang selalu
menghiburku dengan canda dan tawanya dalam kepenatan dan kesulitanku mengerjakan skripsi, dan tidak lupa juga keponakanku yang tersayang Reza, Zahwa, Amar, dan Sabil.
13.Akhmad Jihad yang selalu menemaniku dalam penyusunan skripsi ini dengan dorongan/motivasi, nasehat, dan masukan-masukannya yang menjadi inspirasiku dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Dengan cinta dan kasih sayangnya yang telah mendorongku untuk semangat dalam berusaha. Banyak pengorbanan yang sudah kita lalui dalam suka maupun duka. Memang kita bukan makhluk yang sempurna tapi cinta menyatukan kita dan membuat kesempurnaan dalam hidup kita. Kaulah hal terindah dalam hidup ini yang membuatku sadar akan adanya harapan dan masa depan. Mudah-mudahan Allah menyatukan kita dalam ikatan suci yang takkan putus sampai ajal tiba.
14.Abi Sudirman Ketua Yayasan Panti Asuhan Darussalam Annur yang telah membimbing dan mengajarkan aku akan sedekah yang edukatif dalam
(9)
memberikan perhatian mendalam kepada anak yatim dan dhu’afa dan telah menjadi bapak wawasan bagiku selama menjadi pengurus di sana, dan semua teman-teman pengurus di Yayasan Panti Asuhan Darussalam Annur, yaitu: Wahyu, Muhasan, Wawan, Tias, Wati. Dan adik-adikku di yayasan: Rian, Dimas, Fahri, Aklis, Jajat, Azis, Vicky, Yusuf, Dedet, Abi (Ebreng), Indra, Akbar, Widi, Bayu, Jaya, Nandu, Dewi, Desi, indri. Dan semua orang yang ada di yayasan yang tidak bisa disebutkan satu persatu. 15.Ustad Sofyan yang memberikan masukan dan do’a seorang ulama, yang
sangat membantu dalam kelancaran peneliti dalam menyusun skripsi ini. 16.Ustadz Zunni Nurrochim, M. Ag., yang telah banyak memberikan
masukan, motivasi dan do’a ketika berada di tanah suci saat menunaikan ibadah haji.
17.Teman-teman seperjuangan dalam perjalanan panjang yang melelahkan, di FITK Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) angkatan 2006 kelas C, dan teman-teman di POSTAR elemen karawitan (ka indra, ka cilung, ka ica, echi, lusi, kahfi, dede, dan teman-teman yang saya tidak bisa sebutkan namanya satu persau) terima kasih atas bantuan dan kerja samanya yang tak akan dilupakan.
18.Teman-teman kuliah; Hasmidar Azlina, Ade Putri, Evie L, Arip Wicaksono, Ephee, Apit, Maria, Jimi, Agus, Ali, Encung, Juned, Ikeng, Isma, Puji, LB, Mui, Vera, Ida Sholeh, Ida Afandi dan semua teman-teman seperjuangan yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
19.Teman-teman PPKT; Ulfiyanti Ulfah, Nurfaizah, Diana, Rifa, dan Ahmad Syifa yang menemani saat praktek mengajar di SMP Al-Mubarak dan semua siswa SMP Al-Mubarak yang telah membantu meringankan beban ketika praktek mengajar.
20.Guru-guru di SMP Al-Mubarak; Bpk. H. Nahrawi, pak Naidin, pak Abdullah, bu Popon, dan guru-guru yang namanya tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan banyak pelajaran yang berharga dalam mengajar yang baik.
(10)
21.Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, namun tak terlupakan bantuannya yang turut dalam penyelesaian penelitian ini.
Akhirnya, semoga segala bantuannya yang tidak ternilai ini mendapatkan balasan dari Allah SWT dengan balasan yang sepantasnya, dan semoga penelitian ini bermanfaat khususnya bagi peneliti sendiri.
Tangerang, 16 Februari 2011 Penulis
(11)
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xii
BAB I : PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1
B.Identifikasi Masalah ... 7
C.Pembatasan Masalah ... 7
D.Perumusan Masalah... 8
E.Manfaat Penelitian ... 8
BAB II : KAJIAN TEORI A.KINERJA GURU 1. Pengertian Kinerja guru ... 9
2. Kriteria Kinerja Guru ... 16
B.PENINGKATAN KINERJA GURU 1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru ... 19
2. Upaya-upaya Meningkatkan Kinerja Guru ... 22
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A.Tujuan Penelitian ... 25
B.Tempat dan Waktu Penelitian ... 25
C.Metode Penelitian ... 26
D.Populasi dan Sampel ... 26
E.Teknik Pengumpulan Data ... 26
F.Teknik Pengolahan Data ... 27
G.Instrumen Penelitian ... 27
(12)
BAB IV : HASIL PENELITIAN
A.Profil Guru MI Misbahun Nasyiin
Karang Tengah Ciledug Tangerang ... 30
B.Deskripsi Hasil Penelitian ... 33
1.Aspek Pedagogik ... 34
2.Aspek Kepribadian ... 40
3.Aspek Profesional ... 48
4.Aspek Sosial ... 54
5.Analisis Data ... 59
BAB V : PENUTUP A.Kesimpulan ... 61
B.Saran ... 62
DAFTAR KEPUSTAKAAN ... 64 LAMPIRAN
(13)
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1... 25
2. Tabel 2... 27
3. Tabel 3... 29
4. Tabel 4... 31
5. Tabel 5... 32
6. Tabel 6... 33
7. Tabel 7... 34
8. Tabel 8... 34
9. Tabel 9... 35
10. Tabel10... 35
11. Tabel 11... 36
12. Tabel 12... 36
13. Tabel 13... 37
14. Tabel 14... 37
15. Tabel 15... 38
16. Tabel 16... 38
17. Tabel 17... 39
18. Tabel 18... 39
19. Tabel 19... 40
20. Tabel 20... 40
21. Tabel 21... 41
22. Tabel 22... 41
23. Tabel 23... 42
24. Tabel 24... 42
25. Tabel 25... 43
26. Tabel 26... 43
27. Tabel 27... 44
28. Tabel 28... 44
(14)
30. Tabel 30... 45
31. Tabel 31... 46
32. Tabel 32... 46
33. Tabel 33... 47
34. Tabel 34... 47
35. Tabel 35... 48
36. Tabel 36... 48
37. Tabel 37... 49
38. Tabel 38... 49
39. Tabel 39... 50
40. Tabel 40... 50
41. Tabel 41... 51
42. Tabel 42... 51
43. Tabel 43... 52
44. Tabel 44... 52
45. Tabel 45... 53
46. Tabel 46... 53
47. Tabel 47... 54
48. Tabel 48... 54
49. Tabel 49... 55
50. Tabel 50... 55
51. Tabel 51... 56
52. Tabel 52... 56
53. Tabel 53... 57
54. Tabel 54... 57
55. Tabel 55... 58
56. Tabel 56... 58
(15)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah aspek yang sangat penting di dalam kehidupan anak manusia. Setiap orang tua pasti menginginkan pendidikan yang terbaik untuk anak-anaknya, menginginkan anaknya menjadi orang yang pintar dan lebih sukses dari orang tuanya. Banyak dijumpai orang-orang yang walaupun kehidupannya menengah ke bawah, sangat mementingkan pendidikan untuk anaknya. Mereka bekerja keras untuk menyekolahkan anaknya sampai keperguruan tinggi. Mereka menyadari betul pentingnya pendidikan dalam kehidupan ini. Mereka beranggapan bahwa orang yang tidak memiliki pendidikan akan sulit untuk mencari pekerjaan, apalagi di zaman sekarang ini kemajuan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah sangat pesat, orang yang tidak memiliki ilmu pengetahuan yang luas akan sulit untuk maju karena ilmu pengetahuan yang mereka miliki terbatas.
Salah satu pilar pendukung majunya suatu bangsa adalah pendidikan. Jika pendidikannya bagus maka akan bagus juga sumber daya manusia yang dihasilkan. Salah satu cita-cita bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan rakyat Indonesia sebagaimana yang terdapat dalam Undang-Undang Dasar 1945. Hal tersebut seharusnya memberikan motivasi atau dorongan bagi setiap warga negara Indonesia untuk bangkit dan berjuang dari keterpurukan, khususnya dalam bidang pendidikan.
Pendidikan difahami sebagai usaha sadar untuk memungkinkan bangsa Indonesia mempertahankan kelangsungan hidupnya dan mengembangkan dirinya
(16)
secara optimal dan terus menerus dari satu generasi ke generasi berikutnya. Untuk itu setiap warga negara Indonesia harus memiliki kemampuan melalui pendidikan untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri dan ikut serta berupaya memenuhi kebutuhan masyarakat.
Berkenaan dengan hal tersebut dalam pasal 1 ayat (1) Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan, yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.1
Dalam bahasa Inggris, pendidikan berasal dari kata educate (mendidik) artinya memberi peningkatan (to elicit, to give rise to), dan mengembangkan (to evolve, to develop). Dalam pengertian yang sempit, education atau pendidikan berarti perbuatan atau proses perbuatan untuk memperoleh pengetahuan. Dalam pengertian yang agak luas, pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. Dalam pengertian yang luas dan representative (mewakili/mencerminkan segala segi), pendidikan ialah… the total process of developing human abilities and behaviors,
drawing on almost all life’s experiences. (seluruh tahapan pengembangan kemampuan-kemampuan dan perilaku-perilaku manusia dan juga proses penggunaan hampir seluruh pengalaman kehidupan).2
Melalui pendidikan setiap warga negara Indonesia memperoleh pengetahuan dasar yang diperlukan untuk dapat berperan serta dalam kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara. Setiap warga negara juga dapat berpartisipasi untuk mendukung kemajuan pendidikan dengan cara
1
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Depag RI, 2006), h. 5.
2
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), h. 10.
(17)
menyekolahkan anak-anaknya dan membantu sekolah dalam mewujudkan tujuan dari pendidikan tersebut.
Kemampuan sekolah untuk mencetak manusia yang unggul dan berakhlak mulia sangat ditentukan oleh para gurunya. Guru merupakan salah satu unsur manusiawi dalam proses belajar mengajar dan berperan aktif dalam usaha pembentukkan sumber daya manusia dan tercapainya tujuan pembelajaran. Seorang guru yang baik adalah guru yang mampu menguasai bahan materi yang akan diajarkan kepada peserta didiknya dan mampu mewujudkan sarana pembelajaran yang menyenangkan dan membuat peserta didiknya merasa nyaman dalam menuntut ilmu. Guru yang berkepribadian tinggi adalah seorang guru yang mampu menjadikan dirinya sebagai teladan yang baik bagi para peserta didiknya, sebagaimana pemahaman kebanyakan orang bahwa guru adalah seorang yang digugu dan ditiru, yakni sebagai sosok yang didengar segala ucapannya dan petuahnya serta diikuti dan diteladani dalam perbuatannya.
Undang-Undang Guru dan Dosen (UU RI No. 14 Th. 2005) tentang guru dan dosen BAB II Kedudukan, Fungsi, dan Tujuan pasal 6 disebutkan bahwa:
Kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.3
Adanya peningkatan dalam mutu pendidikan tidak lepas dari peran seorang guru sebagai unsur utama dalam terlaksananya sistem pendidikan. Guru sebagai sosok pendidik harus mampu menanamkan pemahaman kepada peserta didiknya dengan proses menyenangkan, yaitu proses dimana peserta didik tidak merasa jenuh, bosan, dan malas dalam menerima dan memahami pelajaran yang diajarkan. Guru memiliki tugas mengajar, mendidik, membimbing, mengarahkan, dan juga menjadi teladan yang baik bagi peserta didiknya. Guru juga dituntut untuk mampu menunjukkan kinerja yang baik demi tercapainya tujuan pendidikan. Dalam hal ini guru harus bertindak maksimal dalam menjalankan
3
(18)
strategi dan metodenya dalam proses belajar mengajar agar terlihat hasil dari kinerjanya.
Pekerjaan guru adalah pekerjaan profesional. Karena itu diperlukan kemampuan dan kewenangan. Kemampuan itu dapat dilihat pada kesanggupannya menjalankan peranannya sebagai guru, pengajar, pembimbing, administrator, dan sebagai pembina ilmu. Hal lain yang juga perlu dimiliki oleh para guru adalah kompetensi dan profesionalisme keguruan yang sampai batas tertentu sering terlupakan oleh para guru. Seorang guru yang profesional harus memiliki keterampilan atau kemampuan dasar dalam melaksanakan tugasnya, yaitu kemampuan dalam menguasai bahan, mengelola program belajar mengajar, mengelola kelas, menggunakan media/sumber, menguasai landasan-landasan kependidikan, mengelola interaksi belajar mengajar, menilai prestasi untuk kepentingan pengajaran, dan lain sebagainya. Tetapi pada kenyataannya tidak semua guru dapat menjalankan tugasnya secara profesional, salah satu penyebabnya yaitu karena rendahnya tingkat kompetensi profesionalisme mereka, lemahnya penguasaan mereka terhadap materi dan metode pengajaran masih berada di bawah standar. Selain itu, ada dua buah hasil penelitian resmi yang menunjukkan kekurangmampuan guru, khususnya guru sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah seperti terungkap di bawah ini.
Hasil penelitian Badan Litbang Depdikbud RI menyimpulkan, bahwa kemampuan membaca para siswa kelas VI SD di Indonesia masih rendah. Kesimpulan ini ditarik dari data penelitian yang cukup mengejutkan, yakni bahwa 76, 95% siswa kelas VI SD tidak dapat menggunakan kamus. Diantara yang mampu menggunakan kamus pun ternyata hanya 5% yang dapat mencari kata dalam kamus bahasa Indonesia secara sistematis dan benar. Menteri Koordinator Kesra yang menyoroti hasil penelitian tahun 1993 itu menyebutkan, bahwa kegagalan tersebut disebabkan pengajaran para guru hanya mementingkan penguasaan huruf tanpa penguasaan makna. Bukti lain kelemahan sebagian guru kita juga ditunjukkan oleh hasil penelitian psikologi yang melibatkan responden sebanyak 1975 siswa SD negeri dan swasta di Jakarta. Penelitian untuk disertasi
(19)
doctor Fakultas Psikologi UI itu menghasilkan kesimpulan bahwa guru di sekolah-sekolah dasar tersebut tidak mampu mengidentifikasi siswa berbakat.4
Sebagaimana kinerja pada umumnya, guru pada tingkat sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah adalah guru yang sangat berperan penting dalam proses belajar mengajar, karena guru sebagai pendidik ataupun pengajar merupakan faktor penentu kesuksesan setiap usaha pendidikan. Oleh karena itu seorang guru harus memiliki kompetensi agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik. Tetapi yang menjadi pertanyaan adalah, apakah semua guru sudah memiliki kompetensi? Kita memang tak perlu berburuk sangka. Namun, yang perlu diwaspadai adalah kekurangmampuan mereka mengelola proses belajar mengajar dan kurangnya mereka menguasai kompetensi, hal tersebut dikarenakan banyak guru yang belum menamatkan pendidikannya sampai kejenjang strata 1 atau S1, sehingga pemerintah harus menyekolahkan mereka lagi. Karena idealnya untuk menjadi seorang guru harus terlebih dahulu menempuh pendidikan formal keguruan yang diperlukan waktu lima tahun untuk memperoleh S1 untuk belajar dan berlatih mengelola proses belajar mengajar.
Peraturan Pemerintah R.I Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru BAB II Kompetensi, Sertifikasi pasal 2 disebutkan bahwa: Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.5
Selain itu dilema yang banyak dialami oleh guru di Indonesia adalah banyaknya guru, terutama non PNS/honorer yang memiliki pekerjaan sampingan atau tambahan, dikarenakan penghasilan yang didapat dari mengajar tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan kehidupan sehari-harinya, sehingga guru tidak bisa secara optimal menjalankan tugasnya sebagai seorang guru, karena konsentrasinya yang terpecah antara pekerjaan yang satu dengan pekerjaan yang lainnya.
Keberhasilan kinerja seorang guru akan terlihat apabila terdapat motivasi kerja yang baik dari diri sendiri maupun dari orang lain. Motivasi dari kepala
4
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan…, h. 222.
5
Peraturan Pemerintah R.I Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru, (Jakarta: BP. Cipta Jaya), h. 5.
(20)
sekolah, dan lingkungan sekitar juga dapat menentukan keberhasilan kinerja seorang guru. Oleh karena itu, selain dari diri sendiri yang berusaha meningkatkan kualitas kinerjanya, pihak sekolah juga harus berusaha membantu dan mendukug tercapainya kualitas kinerja guru dan berusaha untuk mengupayakan pemberdayaan guru-guru yang mengajar disekolahnya agar guru dapat mengajar dengan fokus, serius, dan profesional dalam menjalankan tugasnya.
Penjelasan di atas menggambarkan betapa pentingnya peran seorang guru dalam meningkatkan mutu pendidikan, karena di era globalisasi seperti sekarang ini para guru harus memiliki kesadaran untuk meningkatkan kinerjanya agar mampu menghadapi tantangan masa depan dan mampu meningkatkan mutu pendidikan, baik dalam lingkup kecil maupun dalam lingkup yang luas.
Walaupun sangat disadari pentingnya guru dalam proses pembelajaran di sekolah, namun masih banyak guru yang belum mampu menampilkan kinerja secara maksimal. Kondisi seperti ini akan berakibat pada menurunnya minat masyarakat terhadap sekolah tersebut, terutama bagi sekolah swasta, dan lebih khusus lagi madrasah. Salah satu madrasah yang mengalami penurunan jumlah siswa adalah madrasah ibtidaiyah Misbahun Nasyiin yang terletak di Karang Tengah Ciledug Tangerang.
Madrasah Ibtidaiyah Misbahun Nasyiin merupakan madrasah yang sudah lama berdiri, yaitu sejak tahun 1963. Madrasah ini didirikan atas dasar semangat idealisme dan keinginan untuk menanamkan Pendidikan Agama Islam yang sangat diperlukan untuk pembentukkan karakter anak dan perkembangannya di masa yang akan datang. Sejak tahun 1969 Misbahun Nasyiin sudah banyak menghasilkan generasi-generasi penerus bangsa yang sesuai dengan harapan agama, tetapi sudah tiga tahun belakangan ini Misbahun Nasyiin telah mengalami penurunan siswa. Pada data yang penulis peroleh pada tahun 2008 Misbahun Nasyiin hanya memperoleh 27 siswa, pada tahun 2009 memperoleh siswa sebanyak 25 siswa, dan pada tahun 2010 menurun menjadi 23 siswa. Hal ini menjadi pertanyaan besar bagi penulis, apakah ada masalah dalam proses belajar mengajar di madrsah tersebut, ataukah kinerja guru yang kurang mendukung jalannya proses pembelajaran. Oleh sebab itu penulis ingin mengetahui sejauh
(21)
mana tingkat kinerja guru di madrasah ibtidaiyah Misbahun Nasyiin Karang Tengah Ciledug Tangerang.
Berdasarkan latar belakang di atas, mendorong penulis untuk menelitinya lebih lanjut dalam bentuk skripsi dengan judul: “Kinerja Guru Madrasah Ibtidaiyah Misbahun Nasyiin Karang Tengah Ciledug Tangerang”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Kurangnya persiapan guru dalam proses pembelajaran yang mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran.
2. Rendahnya kompensasi yang diterima guru sehingga berdampak pada rendahnya kinerja guru.
3. Kurangnya penguasaan guru terhadap materi atau bahan ajar.
4. Kurangnya kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode, kegiatan, dan alat bantu pembelajaran yang sesuai. 5. Kurangnya penguasaan guru terhadap pengelolaan kelas.
C. Pembatasan Masalah
Kinerja guru adalah kemampuan guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik yang mengemban tugas dan tanggung jawab untuk mendidik para peserta didik dalam proses belajar mengajar sehingga terlihat prestasi guru dalam mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Seorang guru harus memiliki pengetahuan yang luas, keterampilan, dan kemampuan dalam melaksanakan tugasnya, salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah kemampuan dalam menguasai bahan, mengelola program belajar mengajar, mengelola kelas, dapat menggunakan metode/media pendidikan yang sesuai, dan lain sebagainya.
Untuk memudahkan pembahasan dalam penelitian ini, dan agar penelitian ini terarah serta tidak meluas, maka perlu adanya suatu pembatasan masalah. Adapun batasan masalah yang akan diteliti pada skripsi ini yaitu mengenai
(22)
pencapaian kinerja guru yang dibatasi dan diukur pada pengembangan guru dalam empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.
D. Perumusan Masalah
Dari batasan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka masalah tersebut dapat dirumuskan: Bagaimana kinerja guru Madrasah Ibtidaiyah Misbahun Nasyiin Karang Tengah Ciledug Tangerang?
E. Manfaat Penelitian
Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi: a. Kepala Sekolah
Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk membuat kebijakan kinerja guru di lembaga yang dipimpinnya.
b. Para Guru
Untuk dapat meningkatkan kinerjanya dalam mendidik peserta didik dan agar dapat dijadikan bahan introspeksi diri bagi para guru, agar lebih meningkatkan lagi kualitas dan kuantitasnya sebagai seorang guru.
c. Dunia Akademik
Hasil penelitian ini dapat digunakan bagi peningkatan kinerja guru di Indonesia.
(23)
BAB II KAJIAN TEORI
A. KINERJA GURU
1. Pengertian Kinerja Guru
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, kinerja diartikan sebagai “sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, dan kemampuan kerja”.6
Sedangkan menurut Anwar Prabu Mangkunegara istilah kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.7
Prestasi bukan berarti banyaknya kejuaraan yang diraih seorang guru, tetapi keberhasilan yang salah satunya nampak dari suatu proses belajar mengajar. Untuk mencapai kinerja maksimal, guru harus berusaha mengembangkan seluruh kompetensi yang dimilikinya dan juga memanfaatkan serta menciptakan suasana belajar mengajar yang menyenangkan di lingkungan sekolah.
Wibowo mengungkapkan bahwa kinerja adalah “tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut”.8
Sedangkan Yaslis Ilyas
6
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Ed. 3, Cet. Ke-2, h. 570.
7
A. A. Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan,
(Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2000), h. 67.
8
(24)
mengatakan bahwa kinerja adalah “penampilan hasil karya personel dalam suatu organisasi atau penampilan individu maupun kelompok kerja personel”.9
Dan Hadari Nawawi mengartikan kinerja sebagai “kemampuan yang dimiliki oleh individu dalam melakukan sesuatu pekerjaan, sehingga terlihat prestasi pekerjaannya dalam mencapai tujuan”.10
Guru yang baik adalah guru yang memiliki kinerja yang baik, yaitu memiliki kemampuan atau keterampilan yang dapat dikembangkan dalam kegiatan proses belajar mengajar, dengan mengembangkan kemampuan yang dimilikinya guru akan mencapai hasil yang diinginkan.
Payaman J. Simanjuntak mendefinisikan kinerja sebagai “tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu”.11
Sedangkan Wahjo Sumijo menjelaskan bahwa kinerja adalah “sumbangan secara kualitatif dan kuantitatif yang terukur dalam rangka membantu tercapainya tujuan kelompok dalam suatu unit kerja”.12
Kegiatan belajar mengajar akan mencapai hasil jika dalam proses belajar mengajar guru dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, seperti penguasaan materi yang baik, pengelolaan kelas yang kondusif, mampu menggunakan metode yang bervariasi secara tepat, dan menguasai metodologi media pendidikan yang sesuai, sehingga memungkinkan perkembangan peserta didik secara optimal sesuai dengan tujuan pendidikan.
Guru adalah sosok arsitektur yang dapat membentuk jiwa dan watak anak didik. Guru mempunyai kekuasaan untuk membentuk dan membangun kepribadian anak didik menjadi seseorang yang berguna bagi agama, nusa, dan bangsa. Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak mesti di
9
Yaslis Ilyas, Kinerja Teori, Penilaian dan Penelitian, (Depok: Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKMUI, 2002), Cet. Ke-3, h. 87.
10
Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Gunung Agung, 1996), Cet. Ke-13, h. 13.
11
Payaman J. Simanjuntak, Manajemen dan Evaluasi Kinerja, (Jakarta: LPFE UI, 2005), Cet. Ke-1, h.1.
12
Wahjo Sumijo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik & Pegembangan,
(25)
lembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga di masjid, di surau atau mushala, di rumah dan sebagainya.
N.A. Atembaun mengatakan bahwa guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-murid, baik secara individual maupun secara klasikal, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab untuk membimbing dan membina anak didik, baik secara individual maupun klasikal, di sekolah maupun di luar sekolah.13
Guru merupakan jabatan profesional, artinya bahwa guru merupakan suatu profesi yang dijalani oleh seseorang yang harus memenuhi syarat-syarat suatu profesi jabatan. Seorang guru yang profesional harus memahami betul seluk beluk pendidikan dan pekerjaan serta ilmu-ilmu pendukung lainnya agar dapat mendukung segala aktivitasnya dalam mendidik maupun mengajar di sekolah. Selain itu guru juga harus memiliki kompetensi atau kemampuan dan keterampilan dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang guru.
Dalam pendidikan guru dikenal adanya “Pendidikan Guru Berdasarkan Kompetensi”, mengenai kompetensi guru ini ada berbagai model cara mengklasifikasikannya. Untuk program S1 salah satunya dikenal adanya “Sepuluh Kompetensi Guru” yang merupakan profil kemampuan dasar bagi seorang guru. Sepuluh kompetensi guru itu meliputi:
1) Menguasai bahan.
Sebelum guru itu tampil di depan kelas mengelola interaksi belajar mengajar, terlebih dahulu harus sudah menguasai bahan apa yang dikontakkan dan sekaligus bahan-bahan apa yang dapat mendukung jalannya proses belajar mengajar. Dengan modal penguasaan bahan, maka guru akan dapat menyampaikan materi pelajaran secara dinamis. Dalam hal ini yang dimaksud “menguasai bahan” bagi seorang guru, akan mengandung dua lingkup penguasaan materi, yakni:
a. Menguasai bahan bidang studi dalam kurikulum sekolah.
13
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000), h. 32.
(26)
b. Menguasai bahan pengayaan/penunjang bidang studi.
Menguasai bahan bidang studi dalam kurikulum sekolah, yang dimaksudkan dalam hal ini guru harus menguasai bahan sesuai dengan materi atau cabang ilmu pengetahuan yang dipegangnya, sesuai dengan yang tertera dalam kurikulum sekolah. Kemudian agar dapat menyampaikan materi itu lebih mantap dan dinamis, guru harus juga menguasai bahan pelajaran lain yang dapat memberi pengayaan serta memperjelas dari bahan-bahan bidang studi yang dipegang guru tersebut.
2) Program belajar mengajar.
Guru yang kompeten, harus juga mampu mengelola program belajar mengajar. Dalam hal ini ada beberapa langkah yang harus ditempuh oleh guru. langkah-langkah itu adalah:
a. Merumuskan tujuan instruksional atau pembelajaran.
Sebelum mulai mengajar, guru perlu merumuskan tujuan yang akan dicapai. Tujuan instruksional atau tujuan pembelajaran ini penting, karena dapat menjadi pedoman atau petunjuk praktis tentang sejauh mana kegiatan belajar mengajar itu harus dibawa.
b. Mengenal dan dapat menggunakan proses instruksional yang tepat.
Guru harus dapat menggunakan dan memenuhi langkah-langkah dalam kegiatan belajar mengajar. Misalnya: setelah merumuskan tujuan, kemudian guru mengembangkan alat evaluasi, merumuskan kegiatan belajar, dan begitu seterusnya sampai tahap pelaksanaan.
c. Melaksanakan program belajar mengajar.
Dalam kegiatan penyampaian materi, guru perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) menyampaikan materi pelajaran dengan tepat dan jelas, 2) pertanyaan yang dilontarkan cukup merangsang untuk berpikir, mendidik, dan mengenai sasaran, 3) memberi kesempatan atau menciptakan kondisi yang dapat memunculkan pertanyaan dari siswa, 4) terlihat adanya variasi dalam pemberian materi dan kegiatan, 5) guru selalu memperhatikan reaksi atau tanggapan yang berkembang pada diri siswa baik verbal maupun non-verbal,
(27)
6) memberikan pujian atau penghargaan bagi jawaban-jawaban yang tepat bagi siswa dan sebaliknya mengarahkan jawaban yang kurang tepat.
d. Mengenal kemampuan anak didik.
Dalam mengelola program belajar mengajar, guru perlu mengenal kemampuan anak didik. Sebab setiap anak didik memiliki perbedaan karakteristik masing-masing, termasuk kemampuannya. Dengan demikian hal ini perlu dipahami oleh para guru agar dapat mengelola program belajar mengajar dengan tepat. e. Merencanakan dan melaksanakan program remedial.
Dalam suatu proses belajar mengajar tentu saja semua guru berharap agar seluruh atau setidak-tidaknya sebagian besar siswanya dapat berhasil dengan baik. Salah satu usaha untuk mencapai hal itu adalah dengan pengembangan prinsip belajar tuntas atau mastery learning.
3) Mengelola kelas.
Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau yang membentuk dengan maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar mengajar seperti yang diharapkan.14
Pengelolaan kelas meliputi dua hal, yakni: a. Mengatur tata ruang kelas untuk pengajaran.
Maksudnya guru harus dapat mendisain dan mengatur ruang kelas sedemikian rupa sehingga guru dan anak didik itu kreatif, kerasan belajar di ruang itu. Di samping itu semua, kelas harus selalu dalam keadaan bersih.
b. Menciptakan iklim belajar mengajar yang serasi.
Maksudnya guru harus mampu menangani dan mengarahkan tingkah laku anak didiknya agar tidak merusak suasana kelas.
4) Penggunaan media/sumber.
Ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan oleh guru dalam menggunakan media, yaitu:
a. Mengenal, memilih dan menggunakan media.
14
Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan Evaluatif,
(28)
b. Membuat alat-alat bantu yang sederhana.
c. Menggunakan dan mengelola laboratorium dalam rangka proses belajar mengajar.
d. Menggunakan buku pegangan atau buku sumber.
e. Menggunakan perpustakaan dalam proses belajar mengajar.
f. Menggunakan unit micro-teaching dalam program pengalaman lapangan. 5) Menguasai landasan-landasan kependidikan.
Guru sebagai salah satu unsur manusiawi dalam kegiatan pendidikan harus memahami hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan nasional baik dasar, arah atau tujuan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan pelaksanaannya. Dengan memahami itu semua guru akan memiliki landasan berpijak dan keyakinan yang mendorong cara berpikir dan bertindak edukatif di setiap situasi dalam usaha mengelola interaksi belajar mengajar.
6) Mengelola interaksi belajar mengajar.
Di dalam proses belajar mengajar, kegiatan interaksi antara guru dan siswa merupakan kegiatan yang cukup dominan. Kemudian di dalam kegiatan interaksi antara guru dan siswa dalam rangka transfer of knowledge dan bahkan juga transfer of values, akan senantiasa menuntut komponen yang serasi antara komponen yang satu dengan yang lain.
7) Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran.
Dalam hal ini guru harus mampu menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran. Dengan mengetahui prestasi belajar siswa, guru akan dapat mengambil langkah-langkah instruksional yang konstruktif. Bagi guru yang bijaksana dan memahami karakteristik siswa akan menciptakan kegiatan belajar mengajar yang lebih bervariasi serta akan memberikan kegiatan belajar yang berbeda antara siswa yang berprestasi tinggi dengan siswa yang berprestasi rendah.
8) Mengenal fungsi dan program layanan bimbingan dan penyuluhan di sekolah. Dalam tugas dan peranannya di sekolah guru juga sebagai pembimbing ataupun konselor atau penyuluh. Itulah sebabnya guru harus mengenal fungsi dan program layanan bimbingan di sekolah serta harus menyelenggarakan program
(29)
layanan bimbingan di sekolah, agar kegiatan interaksi belajar mengajarnya bersama para siswa menjadi lebih tepat dan produktif.
9) Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah.
Guru di sekolah di samping berperan sebagai pengajar, pendidik, dan pembimbing juga sebagai administrator. Dengan demikian maka guru harus mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah. Hal ini sebagai upaya pemuasan layanan terhadap para siswa.
10)Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran.15
Dalam hal ini guru juga harus memahami hal-hal yang berkaitan dengan penelitian. Hal ini dalam rangka menumbuhkan penalaran dan mengembangkan proses belajar mengajar. Setiap mata pelajaran diharapkan dapat memancing baik siswa maupun guru untuk terus dapat menjawab apa, mengapa dan bagaimana. Dengan demikian akan menambah wawasan bagi guru dalam upaya mengembangkan interaksi belajar mengajar yang lebih dinamis.
Jadi yang dimaksud dengan kinerja guru dalam proses belajar mengajar menurut Suryo Subroto adalah “kesanggupan atau kecakapan para guru dalam menciptakan suasana komunikasi yang edukatif antara guru dan peserta didik yang mencakup segi kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai upaya mempelajari sesuatu berdasarkan perencanaan sampai dengan tahap evaluasi dan tindak lanjut agar tercapai tujuan pengajaran”.16
Dengan demikian pengertian kinerja guru dalam skripsi ini adalah kemampuan guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik yang mengemban tugas dan tanggung jawab untuk mendidik para peserta didik dalam proses belajar mengajar. Seorang guru harus memiliki pengetahuan yang luas, keterampilan, dan kemampuan dalam melaksanakan tugasnya, salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh guru adalah kemampuan dalam menguasai
15
Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000), Ed. 1, Cet. Ke-7, h. 162-178.
16
Suryo Subroto, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997), Cet. Ke-1, h. 19.
(30)
bahan, mengelola program belajar mengajar, mengelola kelas, dapat menggunakan metode/media pendidikan yang sesuai, dan lain sebagainya.
Kinerja guru dapat diukur berdasarkan empat kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. Jika guru telah memiliki empat empat kompetensi tersebut maka proses kegiatan belajar mengajar akan dapat berjalan dengan baik, dan akan tercapai tujuan pendidikan yang baik pula.
2. Kriteria Kinerja Guru
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10 dijelaskan kompetensi guru yang meliputi: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi, dan kompetensi sosial.17
Berikut ini penjelasan tentang empat kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, yaitu:
a) Kompetensi Pedagogik.
Kompetensi pedagogik yaitu mengenai bagaimana kemampuan guru dalam mengajar. Dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dijelaskan bahwa kemampuan ini meliputi: kemampuan mengelola pembelajaran, yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.18
Sedangkan Mudzakir menyatakan bahwa terdapat beberapa syarat pedagogik yang harus dimiliki oleh seorang guru, yaitu: penguasaan materi pelajaran, kemampuan menerapkan prinsip-prinsip psikologi, kemampuan
17
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, (Jakarta: BP. Karya Mandiri, 2006), h. 10.
18
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, (Jakarta: CV. Eko Jaya, 2005), h. 73.
(31)
menyelenggarakan proses belajar mengajar dan kemampuan menyesuaikan diri dengan berbagai situasi baru.19
Keempat hal tersebut merupakan syarat utama seorang guru. hal ini sangat penting, karena seorang guru tanpa penguasaan materi yang baik tidak akan mencapai tujuan pengajaran yang telah dirumuskan dengan baik pula. Guru dalam mengajar, selain memiliki kemampuan intelektual berupa penguasaan materi, teori-teori mengajar, dan sebagainya yang bersifat kognitif, hendaknya juga menguasai dan menggunakan pendekatan-pendekatan yang bersifat afektif.
b) Kompetensi Kepribadian.
Setiap guru mempunyai kepribadian masing-masing sesuai dengan ciri-ciri pribadi yang mereka miliki. Ciri-ciri inilah yang membedakan seorang guru dari guru lainnya. Kepribadian sebenarnya adalah suatu masalah yang abstrak, hanya dapat dilihat lewat penampilan, tindakan, ucapan, cara berpakaian, dan dalam menghadapi setiap persoalan.20
Sedangkan Zakiah Daradjat mengatakan bahwa kepribadian yang sesungguhnya adalah abstrak (maknawi), sukar dilihat atau diketahui secara nyata, yang dapat diketahui adalah penampilan atau bekasnya dalam segala segi dan aspek kehidupan. Misalnya dalam tindakannya, ucapan, caranya bergaul, berpakaian, dan dalam menghadapi setiap persoalan atau masalah, baik yang ringan maupun yang berat.21
Seorang guru harus mempunyai peran ganda. Peran tersebut diwujudkan sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi. Adakalanya guru harus berempati pada siswanya dan adakalanya juga guru harus bersikap kritis. Berempati maksudnya guru harus dengan sabar menghadapi keinginan siswanya, juga harus melindungi dan melayani siswanya, tetapi disisi lain guru juga harus bersikap tegas jika ada siswanya yang berbuat kesalahan.
Menurut Moh. Uzer Usman kompetensi kepribadian guru meliputi:
19
Supardi, dkk, Profesi Keguruan Berkompetensi dan Bersertifikat, (Jakarta: Diadit Media, 2009) h. 63.
20
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik…, h. 39.
21
Zakiah Daradjat, Kepribadian Guru, (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 2005), Cet. Ke-4, h. 9.
(32)
1. Pengembangan kepribadiannya yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berperan aktif dalam masyarakat dan mengembangkan sikap-sikap terpuji.
2. Berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman sejawat guna meningkatkan kemampuan dan wawasannya dan dengan masyarakat guna menjalankan misi pendidikan.
3. Melaksanakan bimbingan dan penyuluhan bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar, kelainan dan berbakat khusus.
4. Melaksanakan administrasi sekolah.
5. Melaksanakan penelitian sederhana untuk keperluan pembelajaran.22
Sedangkan menurut E. Mulyasa kepribadian yang harus dimiliki guru meliputi:
a. Beriman dan bertaqwa. 2. Berwawasan pancasila.
3. Mandiri penuh tanggung jawab. 4. Berwibawa.
5. Berdisiplin. 6. Berdedikasi.
7. Bersosialisasi dengan masyarakat.
8. Mencintai peserta didik dan peduli terhadap pendidikan. c) Kompetensi Profesional.
Kompetensi profesional adalah kompetensi dasar tentang disiplin ilmu yang dipelajarinya atau yang menjadi bidang spesialisasinya baik penguasaan teoritis maupun praktis, kemampuan didaktis, metodik, psikologis, keterampilan perencanaan dan pengelolaan, serta kemampuan mengevaluasi hasil belajar mengajar.
Menurut E. Mulyasa (kemampuan mengajar) atau kompetensi profesional guru meliputi: (1) Menguasai ilmu pendidikan dan keguruan, (2) Menguasai kurikulum, (3) Menguasai didaktik metodik umum, (4) Menguasai pengelolaan
22
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2006), Cet. 19, h. 16-20.
(33)
kelas, (5) Mampu melaksanakan monitoring dan evaluasi peserta didik, (6) Mampu mengembangkan dan aktualisasi diri.
Disamping kemampuan-kemampuan umum dalam mengajar, seorang guru juga harus memiliki keterampilan khusus sebagai berikut: (1) keterampilan bertanya, (2) memberi penguatan, (3) mengadakan variasi, (4) menjelaskan, (5) membuka dan menutup pelajaran, (6) membimbing diskusi kelompok kecil, (7) mengelola kelas, (8) mengajar kelompok kecil dan perorangan.23
d) Kompetensi Sosial.
Tugas kemanusiaan adalah salah satu segi dari tugas guru. Sisi ini tidak bisa guru abaikan, karena guru harus terlibat dalam kehidupan di masyarakat dengan interaksi sosial. Guru harus menanamkan nilai-nilai kemanusiaan kepada anak didiknya, dengan begitu anak didik diajarkan agar mempunyai sifat kesetiakawanan sosial. Guru harus menempatkan diri sebagai orang tua kedua, dengan mengemban tugas yang dipercayakan orang tua kandung/wali anak didik dalam jangka waktu tertentu. Untuk itu pemahaman terhadap jiwa dan watak anak didik diperlukan agar dapat dengan mudah memahami jiwa dan watak anak didik.
Di bidang kemasyarakatan merupakan tugas guru yang tidak kalah pentingnya. Pada bidang ini guru mempunyai tugas mendidik dan mengajar masyarakat untuk menjadi warga Negara Indonesia yang bermoral Pancasila. Memang tidak dapat dipungkiri bila guru mendidik anak didik sama halnya dengan guru mencerdaskan bangsa Indonesia.
B. PENINGKATAN KINERJA GURU
1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru
Menurut Anwar Prabu Mangkunegara faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation).24
a. Faktor Kemampuan.
23
E. Mulyasa, Menjadi Gur Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2005), h. 191-192.
24
(34)
Secara psikologis, kemampuan guru terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (Knowledge dan skill). Artinya, seorang guru yang memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi dan sesuai dengan bidangnya serta terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh karena itu, pegawai perlu di tempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya (the right man in the right place, the right man on the right job). Dengan penempatan guru yang sesuai dengan bidangnya maka dapat membantu dalam efektifitas suatu pembelajaran.
b. Faktor Motivasi.
Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang guru dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan seseorang yang terarah untuk mencapai tujuan pendidikan.
David C. McClelland (1987) berpendapat bahwa ada hubungan yang positif antara motif berprestasi dengan pencapaian kinerja. McClelland juga mengemukakan 6 karakteristik dari guru yang memiliki motif berprestasi tinggi, yaitu:
1. Memiliki tanggung jawab pribadi tinggi. 2. Berani mengambil resiko.
3. Memiliki tujuan yang realistis.
4. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi tujuannya.
5. Memanfaatkan umpan balik yang konkrit dalam seluruh kegiatan kerja yang dilakukannya.
6. Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan.25 Sedangkan menurut Kartono Kartini ada dua faktor yang mempengaruhi kinerja guru, diantaranya yaitu:
1. Faktor dari dalam diri sendiri (intern).
Di antara faktor dari dalam diri sendiri yaitu meliputi:
25
A.A. Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber…, h. 68.
(35)
a. Kecerdasan.
Kecerdasan memegang peranan penting dalam keberhasilan pelaksanaan tugas-tugas. Semakin rumit tugas-tugas yang diemban maka semakin tinggi kecerdasan yang diperlukan. Seseorang yang cerdas jika diberikan tugas yang sederhana dan monoton mungkin akan terasa jenuh dan akan berakibat pada penurunan kinerjanya.
b. Keterampilan dan kecakapan.
Keterampilan dan kecakapan orang berbeda-beda. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan dari berbagai pengalaman dan latihan.
c. Bakat.
Penyesuaian antara bakat dan pilihan pekerjaan dapat menjadikan seseorang bekerja dengan pilihan dan keahliannya.
d. Kemampuan dan minat.
Syarat untuk mendapatkan ketenangan kerja bagi seseorang adalah tugas dan jabatan yang sesuai dengan kemampuannya. Kemampuan yang disertai dengan minat yang tinggi dapat menunjang pekerjaan yang telah ditekuni.
e. Motif.
Motif yang dimiliki dapat mendorong meningkatkan kerja seseorang. f. Kesehatan.
Kesehatan dapat membantu proses bekerja seseorang sampai selesai. Jika kesehatan terganggu maka pekerjaan akan terganggu pula.
g. Kepribadian.
Seseorang yang mempunyai kepribadian kuat dan integral tinggi kemungkinan tidak akan banyak mengalami kesulitan dan menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja dan interaksi dengan rekan kerja yang akan meningkatkan kerjanya.
h. Cita-cita dan tujuan dalam bekerja.
Jika pekerjaan yang diemban seseorang sesuai dengan cita-cita maka tujuan yang hendak dicapai dapat terlaksana karena ia bekerja secara sungguh-sungguh, rajin, dan bekerja dengan sepenuh hati.
(36)
2. Faktor dari luar diri sendiri (ekstern).
Yang termasuk faktor dari luar diri sendiri yaitu: a. Lingkungan keluarga.
Keadaan lingkungan keluarga dapat mempengaruhi kinerja seseorang. Dan ketegangan dalam kehidupan keluarga dapat menurunkan gairah kerja. b. Lingkungan kerja.
Situasi kerja yang menyenangkan dapat mendorong seseorang bekerja secara optimal. Tidak jarang kekecewaan dan kegagalan itu dialami oleh seseorang di tempat ia bekerja. Lingkungan kerja yang dimaksud disini adalah situasi kerja, rasa aman, gaji yang memadai, kesempatan untuk mengembangkan karir, dan rekan kerja yang kologial.
c. Komunikasi dengan kepala sekolah.
Komunikasi yang baik di sekolah adalah komunikasi yang efektif. Tidak adanya komunikasi yang efektif dapat mengakibatkan timbulnya salah pengertian.
d. Sarana dan prasarana.
Adanya sarana dan prasarana yang memadai membantu guru dalam meningkatkan kinerjanya. Terutama kinerja dalam proses belajar mengajar.26
2. Upaya-upaya Meningkatkan Kinerja Guru
Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan (guru), antara lain melalui pembinaan disiplin tenaga kerja kependidikan, pemberian motivasi, penghargaan (reward) dan persepsi.
1. Pembinaan disiplin tenaga kependidikan.
Kepala sekolah harus mampu menumbuhkan disiplin tenaga kependidikan, terutama disiplin diri (self-discipline). Dalam kaitan ini kepala sekolah harus mampu melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Membantu tenaga kependidikan mengembangkan pola prilakunya.
26
Kartono Kartini, Menyiapkan dan Memadukan Karir, (Jakarta: CV. Rajawali, 1985), h. 22.
(37)
b. Membantu tenaga kependidikan meningkatkan standar prilakunya. c. Menggunakan pelaksanaan aturan sebagai alat.
2. Pemberian motivasi.
Motivasi merupakan salah satu faktor yang turut menentukan keefektifan kerja. Callahan and Clark (1998) mengemukakan bahwa motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku kearah tujuan tertentu. Apabila para tenaga kependidikan memiliki motivasi yang positif maka ia akan memperlihatkan minat, mempunyai perhatian, dan ingin ikut serta dalam suatu tugas atau kegiatan. Dengan kata lain seorang tenaga kependidikan akan melakukan semua pekerjaannya dengan baik apabila ada faktor pendorongnya (motivasi). Dalam kaitan ini pemimpin dituntut untuk memiliki kemampuan membangkitkan motivasi para tenaga kependidikannya sehingga mereka dapat meningkatkan kinerjanya.
3. Penghargaan (reward).
Penghargaan sangat penting untuk meningkatkan produktivitas kerja dan untuk mengurangi kegiatan yang kurang produktif. Melalui penghargaan ini tenaga kependidikan dirangsang untuk meningkatkan kinerja yang positif dan produktif. Penghargaan ini akan bermakna apabila dikaitkan dengan prestasi tenaga kependidikan secara terbuka, sehingga setiap tenaga kependidikan memiliki peluang untuk meraihnya.
4. Menciptakan persepsi yang baik.
Persepsi adalah proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca indera. Sedangkan Sarlito mengartikan persepsi sebagai daya mengenal objek, mengelompokkan, membedakan, memusatkan perhatian, mengetahui dan mengartikan melalui panca indera. Persepsi yang baik akan menumbuhkan iklim kerja yang kondusif serta sekaligus akan meningkatkan produktivitas kerja. Kepala sekolah perlu menciptakan persepsi yang baik bagi setiap tenaga kependidikan terhadap kepemimpinan dan lingkungan sekolah, agar mereka dapat meningkatkan kinerjanya.27
27
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2004), Cet. Ke-4, h. 141-151.
(38)
Jadi yang dimaksud dengan kinerja guru dalam penelitian ini adalah kemampuan guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik yang mengemban tugas dan tanggung jawab untuk mendidik para peserta didik dalam proses belajar mengajar sehingga terlihat prestasi guru dalam mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Seorang guru harus memiliki pengetahuan yang luas, keterampilan, dan kemampuan dalam melaksanakan tugasnya, salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh guru adalah kemampuan dalam menguasai bahan, mengelola program belajar mengajar, mengelola kelas, dapat menggunakan metode/media pendidikan yang sesuai, dan lain sebagainya.
Peningkatan kinerja guru dapat diukur melalui empat kompetensi, yakni; kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. jika guru telah memiliki empat kompetensi tersebut maka proses kegiatan belajar mengajar akan dapat berjalan dengan baik, dan akan tercapai tujuan pendidikan yang baik pula. Upaya meningkatkan kinerja guru dapat dilakukan melalui pembinaan disiplin tenaga kerja kependidikan, pemberian motivasi, penghargaan (reward), dan persepsi.
(39)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
F. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kinerja guru melalui empat kompetensi, yakni kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.
G. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Misbahun Nasyiin Karang Tengah Ciledug Tangerang yang berlokasi di Jl. Raden Saleh No. 37 Kel. Karang Tengah, Kec. Karang Tengah, Kota Tangerang, Banten. Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan bulan Desember 2010 dengan jadwal sebagai berikut:
Tabel 1
NO KEGIATAN PENELITIAN
Waktu Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Oktober November Desember
Ket. 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Penyusunan BAB I 22 Okt s/d 29 Okt
2. Penyusunan Kerangka Teori BAB II 03 Nov s/d 08 Nov
3. Perumusan dan Penetapan Metode Penelitian 15 Nov s/d 25 Nov
4. Perumusan dan Penyusunan Alat Pengumpulan Data 25 Nov s/d 29 Nov
5. Penelitian Lapangan 29 Nov s/d 01 Des
6. Pengolahan Data 01 Des s/d 04 Des
(40)
H. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif, yaitu metode yang membutuhkan cara-cara atau rumus-rumus statistik tertentu untuk mengolah data-datanya, sehingga menghasilkan suatu hipotesis.
I. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru di Madrasah Ibtidaiyah Misbahun Nasyiin Karang Tengah Ciledug Tangerang yang berjumlah 10 orang. Mengingat keterbatasan jumlah populasi, maka seluruh populasi dijadikan sampel penelitian. Dengan demikian penelitian ini menggunakan sampel populasi atau sampel jenuh.
J. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Angket. Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data dengan memberikan beberapa pertanyaan berupa daftar pertanyaan atau pernyataan kepada seluruh guru Madrasah Ibtidaiyah Misbahun Nasyiin untuk mengetahui kinerja guru yang dapat diukur melalui empat kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. 2. Wawancara. Teknik ini digunakan untuk mewawancarai kepala sekolah.
Adapun perihal yang diwawancarai adalah tentang upaya peningkatan kinerja guru Madrasah Ibtidaiyah Misbahun Nasyiin Karang Tengah Ciledug Tangerang.
3. Observasi. Dengan teknik ini penulis ingin mendapatkan informasi yang lebih lengkap dan akurat tentang pekerjaan-pekerjaan para guru di sekolah, pengamatan terhadap cara guru mengajar di kelas, dan juga bagaimana lingkungan dan suasana belajar mengajar di madrasah ini.
4. Dokumentasi. Adapun data yang dicari melalui dokumentasi adalah gambaran umum dan profil madrasah, data para guru, siswa, sarana dan prasarana.
(41)
K. Teknik Pengolahan Data
Untuk mengolah data dalam penelitian ini, penulis melakukan langkah-langkah analisa data sebagai berikut:
a. Editing
Editing adalah meneliti kembali catatan dari lapangan28. Sebelum data kuisioner itu diolah, kuisioner tersebut harus di edit terlebih dahulu agar meningkatkan mutu pengolahan dan penganalisaan.
b. Koding
Koding adalah usaha mengklarifikasikan jawaban para responden menurut macam-macamnya29. Koding juga bertujuan untuk menetapkan kategori mana yang sebenarnya tepat bagi suatu jawaban tertentu.
c. Skoring
Skoring merupakan pemberian nilai terhadap tiap-tiap item yang dipilih untuk masing-masing item diberi skor bervariasi dari 1-4.
d. Tabulating
Langkah selanjutnya adalah pengolahan data dengan memindahkan jawaban yang terdapat di dalam angket ke dalam tabulasi atau tabel.
G. Instrumen Penelitian
Agar dalam pengumpulan data lebih terarah kepada tujuan yang hendak dicapai, maka penulis membuat kisi-kisi instrumen penelitian sebagai berikut:
Tabel 2
Kisi-kisi Angket Kinerja Guru
Variabel Dimensi Indikator Item Jumlah
Kinerja Guru
Pedagogik 1.Membuat rancangan pembelajaran.
2.Melaksanakan pembelajaran sesuai skenario. 3.Menggunakan metode dan media yang sesuai
untuk pembelajaran.
1,2 3,4,5
6,7
2 3 2
28
Amirul Hadi dan Haryono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1998), h. 142.
29
(42)
4.Menentukan alat evaluasi pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang dimiliki siswa. 5.Menguasai materi. 6.Mengelola pembelajaran. 8,9 10,11 12,13 2 2 2 Kepribadian 1.Empati.
2.Melindungi dan menyayangi siswa. 3.Kritis dan tegas.
4.Kreatif.
5.Mampu menguasai diri. 6.Berwibawa. 7.Disiplin. 8.Berakhlak mulia. 14,15 16,17 18,19 20,21 22,23 24,25 26,27 28,29 2 2 2 2 2 2 2 2 Profesional 1.Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan
idealisme.
2.Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia.
3.Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan.
4.Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat.
30,31,32, 33 34,35,36 37,38 39,40 4 3 2 2
Sosial 1.Pergaulan dengan peserta didik. 2.Sikap dengan kepala sekolah. 3.Sikap dengan sesama guru.
4.Pergaulan dengan orang tua siswa. 5.Pergaulan dengan masyarakat.
41,42 43,44 45,46 47,48 49,50 2 2 2 2 2
(43)
Tabel 3 Pedoman Wawancara Upaya Peningkatan Kinerja Guru 1. Pembinaan disiplin tenaga kependidikan 2. Pemberian motivasi
3. Penghargaan (reward)
4. Menciptakan persepsi yang baik
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan suatu cara yang digunakan untuk menguraikan keterangan-keterangan atau data-data yang diperoleh agar data-data tersebut dapat dipahami dan dapat memberikan arti, bukan saja oleh penulis akan tetapi juga oleh orang lain yang ingin mengetahui hasil penelitian ini. Untuk memudahkan dalam melakukan analisis data dilakukan prosedur sebagai berikut: Tabel presentase (tabel distribusi frekuensi relatif), setiap data perlu
dipresentasikan setelah didistribusikan dalam jumlah frekuensi jawaban responden untuk setiap alternatif jawaban. Untuk memperoleh frekuensi relatif (angka presentasi) penulis menggunakan rumus:
% 100
x N F P
Keterangan :
P = Angka Persentase
F = Frekuensi (jumlah jawaban responden) N = Number of Case (jumlah responden)
(44)
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Profil Guru MI Misbahun Nasyiin Karang Tengah Ciledug Tangerang.
Yayasan Pendidikan Islam Misbahun Nasyiin (YAPIM) awal keberadaannya dirintis oleh seorang ulama besar bernama Habib Abdullah Thoha Assagap (Alm), sejak tahun 1963. Atas jasa beliau dan kepercayaan masyarakat Yayasan Pendidikan Islam Misbahun Nasyiin (YAPIM) sampai dengan saat ini bisa berjalan. MI Misbahun Nasyiin mempunyai visi misi sebagai berikut, yaitu: Visi Madrasah Ibtidaiyah Misbahun Nasyiin adalah:
“Menjadikan pendidikan agama dan kreatifitas sebagai modal dasar perbaikan moral generasi bangsa”.
Misi:
a. Mewujudkan Madrasah Ibtidaiyah Misbahun Nasyiin sebagai sekolah yang berazazkan Islam.
b. Menyeimbangkan antara IMTAQ dan IPTEK.
c. Menjadikan siswa berilmu pengetahuan yang didasari dengan akhlak yang mulia.
d. Menciptakan harmonisasi guru dan murid sebagai wujud kehidupan yang berakhlak mulia dengan bersumber pada Qur’an dan Hadits.
Dari visi misi di atas, guru mempunyai peran yang sangat penting dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang guru. Di samping tugas mengajar, guru juga dituntut untuk membentuk akhlak siswa agar menjadi siswa yang berakhlakul
(45)
karimah dan berpengetahuan luas. Agar tercapai tujuan pembelajaran guru harus memiliki empat kompetensi, yaitu: kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, kompetensi pedagogik, dan kompetensi sosial. Di bawah ini adalah data guru MI Misbahun Nasyiin, yaitu sebagai berikut:
Tabel 4
Data Guru Madrasah Ibtidaiyah Misbahun Nasyiin30 No Nama Guru Bidang Studi Pendidikan
Terakhir
Masa Kerja
Tugas Lain Status
1. Atikullah Kepsek / Guru IPA S1 (PAI) 17 thn Kepala Sekolah Guru Tetap 2. Lia Nurbaiti Guru Kesenian S1 (PAI) 10 thn Kepsek RA
Misbahun Nasyiin
Guru Honor
3. Nurrobbiana Guru Bahasa Arab S1 (PAI) 20 thn Ibu Rumah Tangga Guru Tetap 4. Ridwan Yahya Guru Penjaskes S1 (Ekonomi) 4 thn Mengajar di SD
Sudimara 1
Guru Honor
5. Saidah Guru Agama Islam S1 (PAI) 3 thn Mengajar Privat Guru Honor 6. Suwartiyah Guru Bahasa
Indonesia
S1 (PAI) 12 thn Ibu Rumah Tangga Guru Honor
7. Andi Marjuki Guru Komputer SMA (sedang melanjutkan S1 jurusan TI)
5 thn Mengajar di SD Pondok Aren 1, dan SMP Al-Falah Tangsel
Guru Honor
8. Ulva Auliana Guru Bahasa Inggris
S1 (B. Inggris) 5 thn Mengajar di SD Sudimara 5, dan SMP 24 Tangerang
Guru Honor
9. Mirin Henrawan Guru MTK dan Bidang Kurikulum
S1 (PAI) 6 thn Mengajar Privat PNS
10. Subhan Jaya. A Guru SKI MAK (sedang melanjutkan S1 jurusan PPKN)
2 thn Mengajar di SD Peninggilan 2
Guru Honor
Sumber: Observasi (diolah)
30
(46)
a. Data Siswa
Jumlah siswa/siswi di MI Misbahun Nasyiin Karang Tengah Ciledug Tangerang yaitu sebagai berikut:
Tabel 5
Data Siswa/Siswi MI Misbahun Nasyiin31 Jenjang
Pendidikan
Kelas Jumlah Kelas Jumlah Murid
Madrasah Ibtidaiyah
I 1 23
II 1 27
III 1 27
IV 1 23
V 1 15
VI 1 24
Jumlah Murid Keseluruhan 139
Dari data jumlah guru dan jumlah siswa/siswi Madrasah Ibtidaiyah Misbahun Nasyiin, menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran di sekolah ini sudah cukup efektif, hal ini terlihat dari jumlah guru yang seimbang (balance) dengan jumlah keseluruhan murid di sekolah ini.
b. Sarana dan Prasarana
Tabel 6
Sarana dan Prasarana
No. Ruang Jumlah Kondisi
1. Ruang kepala sekolah 1 Baik
2. Ruang kerja guru 1 Baik
3. Ruang kelas 5 Baik
4. Ruang computer 1 Baik
5. Musholah 1 Baik
6. Lapangan olah raga 1 Baik
7. Kamar mandi 2 Baik
31
(47)
Dari sarana dan prasarana di atas menunjukkan bahwa Madrasah Ibtidaiyah Misbahun Nasyiin telah memiliki sarana dan prasarana yang cukup baik, yang dapat membantu atau memudahkan guru dan murid dalam melukakan kegiatan belajar mengajar.
B. Deskripsi Hasil Penelitian
Kinerja guru di Madrasah Ibtidaiyah Misbahun Nasyiin Karang Tengah Ciledug Tangerang ini diukur melalui empat kompetensi, yaitu: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Aspek Pedagogik
Tabel 7 Menyusun RPP
No. Soal Pilihan Jawaban Frekuensi Presentasi
1
Selalu 2 20%
Sering 3 30%
Kadang-kadang 5 50%
Tidak pernah - -
JUMLAH 10 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden dalam menjawab pernyataan, kebanyakan memilih kadang-kadang sebanyak 5 orang (50%), sering sebanyak 3 orang (30%), selalu sebanyak 2 orang (20%), dan tidak pernah (0%) atau tidak ada jawaban dari responden. Dari data tabel di atas dapat disimpulkan bahwa persiapan mengajar guru dalam menyusun RPP masih kurang, hal ini terlihat dari jawaban responden yang banyak menjawab kadang-kadang (50%), yang berarti menyusun RPP disekolah belum menjadi kewajiban bagi guru-guru di MI Misbahun Nasyiin.
(48)
Tabel 8
Pemeriksaan RPP oleh kepala sekolah
No. Soal Pilihan Jawaban Frekuensi Presentasi
2
Selalu 4 40%
Sering 5 50%
Kadang-kadang 1 10%
Tidak pernah - -
JUMLAH 10 100%
Data di atas menunjukkan bahwa responden dalam menjawab pernyataan, lebih banyak yang memilih sering sebanyak 5 orang (50%), selalu sebanyak 4 orang (40%), kadang-kadang 1 orang (10%), dan tidak pernah (0%) atau tidak ada jawaban dari responden. ini menandakan bahwa kepala sekolah sering memeriksa dan menanda tangani RPP yang dibuat oleh guru di MI Misbahun Nasyiin. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang banyak menjawab sering (50%).
Tabel di bawah ini menunjukkan bahwa responden dalam menjawab pernyataan lebih banyak memilih sering sebanyak 6 orang (60%), selalu sebanyak 3 orang (30%), kadang-kadang 1 orang (10%), dan tidak pernah (0%) atau tidak ada jawaban dari responden. Ini menunjukan bahwa disiplin di MI Misbahun Nasyiin sudah cukup baik, hal ini terlihat dari jawaban responden yang banyak menjawab sering (60%). Guru masuk kelas tepat pada waktunya.
Tabel 9
Disiplin masuk kelas
No. Soal Pilihan Jawaban Frekuensi Presentasi
3
Selalu 3 30%
Sering 6 60%
Kadang-kadang 1 10%
Tidak pernah - -
(49)
Tabel 10 Disiplin keluar kelas
No. Soal Pilihan Jawaban Frekuensi Presentasi
4
Selalu 2 20%
Sering 2 20%
Kadang-kadang 5 50%
Tidak pernah 1 10%
JUMLAH 10 100%
Dalam tabel 10 dapat diketahui bahwa responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 5 orang (50%), selalu sebanyak 2 orang (20%), sering sebanyak 2 orang (20%), dan tidak pernah 1 orang (10%). Dari data tabel di atas dapat dilihat bahwa guru kadang-kadang keluar kelas lebih lama dari waktu yang ditentukan. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang banyak menjawab kadang-kadang (50%).
Tabel 11
Pemahaman siswa terhadap materi yang di ajarkan No. Soal Pilihan Jawaban Frekuensi Presentasi
5
Selalu 3 30%
Sering 5 50%
Kadang-kadang 2 20%
Tidak pernah - -
JUMLAH 10 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden dalam menjawab pernyataan, kebanyakan memilih sering sebanyak 5 orang (50%), selalu sebanyak 3 orang (30%), kadang-kadang sebanyak 2 orang (20%), dan tidak pernah (0%) atau tidak ada jawaban dari responden. Dari data tabel di atas dapat disimpulkan bahwa dalam mengajar, materi yang disampaikan oleh guru dapat dipahami oleh siswa. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang banyak menjawab sering (50%).
(50)
Selanjutnya, pada tabel di bawah ini dapat diketahui bahwa responden lebih banyak memilih jawaban selalu sebanyak 4 orang (40%), sering 3 orang (30%), kadang-kadang 3 orang (30%), dan tidak pernah (0%). Dari data tabel di bawah dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran guru menggunakan materi yang bervariasi sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang banyak menjawab selalu (40%).
Tabel 12
Menggunakan metode yang bervariasi sesuai mata pelajaran No. Soal Pilihan Jawaban Frekuensi Presentasi
6
Selalu 4 40%
Sering 3 30%
Kadang-kadang 3 30%
Tidak pernah - -
JUMLAH 10 100%
Tabel 13
Menggunakan metode yang menarik yang disukai oleh siswa No. Soal Pilihan Jawaban Frekuensi Presentasi
7
Selalu 4 40%
Sering 2 20%
Kadang-kadang 3 30%
Tidak pernah 1 10%
JUMLAH 10 100%
Pada tabel 13 dapat diketahui bahwa responden dalam menjawab pernyataan, lebih banyak yang memilih jawaban selalu sebanyak 4 orang (40%), kadang-kadang sebanyak 3 orang (30%), sering sebanyak 2 orang (20%), dan tidak pernah 1 orang (10%). ini menandakan bahwa mayoritas responden dalam setiap mengajar selalu menggunakan metode yang menarik yang disukai oleh siswa. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang banyak menjawab selalu (40%).
(51)
Tabel 14
Tidak memberikan tugas karena membuat siswa jenuh No. Soal Pilihan Jawaban Frekuensi Presentasi
8
Selalu - -
Sering - -
Kadang-kadang 4 40%
Tidak pernah 6 60%
JUMLAH 10 100%
Dari data di atas dapat diketahui bahwa responden dalam menjawab pernyataan, kebanyakan memilih tidak pernah sebanyak 6 orang (60%), kadang-kadang sebanyak 4 orang (40%), selalu dan sering (0%) atau tidak ada jawaban dari responden. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa guru tidak pernah memberikan tugas kepada siswa, karena dapat membuat siswa jenuh. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang banyak menjawab tidak pernah (60%).
Data di bawah ini menujukkan bahwa responden dalam menjawab pernyataan, lebih banyak memilih jawaban sering sebanyak 5 orang (50%), kadang-kadang sebanyak 3 orang (30%), selalu sebanyak 2 orang (20%) dan tidak pernah (0%) atau tidak ada jawaban dari responden. Dari data tabel di bawah ini dapat disimpulkan bahwa guru memberikan PR kepada siswa setiap hari. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang banyak menjawab sering (50%). Guru memberikan PR kepada siswa setiap hari.
Tabel 15
Memberikan PR setiap hari
No. Soal Pilihan Jawaban Frekuensi Presentasi
9
Selalu 2 20%
Sering 5 50%
Kadang-kadang 3 30%
Tidak pernah - -
(52)
Tabel 16
Kurang lancar dalam menyampaikan materi
No. Soal Pilihan Jawaban Frekuensi Presentasi
10
Selalu - -
Sering - -
Kadang-kadang 2 20%
Tidak pernah 8 80%
JUMLAH 10 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden dalam menjawab pernyataan, kebanyakan memilih tidak pernah sebanyak 8 orang (80%), kadang-kadang sebanyak 2 orang (20%), selalu dan sering (0%) atau tidak ada jawaban dari responden. Dari data tabel di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran, guru tidak pernah menyampaikan materi secara tidak lancar. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang banyak menjawab tidak pernah (80%).
Tabel 17
Dapat menjawab pertanyaan dengan baik
No. Soal Pilihan Jawaban Frekuensi Presentasi
11
Selalu 6 60%
Sering 3 30%
Kadang-kadang 1 10%
Tidak pernah - -
JUMLAH 10 100%
Data di atas menunjukkan bahwa responden dalam menjawab pernyataan, lebih banyak memilih jawaban selalu sebanyak 6 orang (60%), sering sebanyak 3 orang (30%), kadang-kadang 1 orang (1%), dan tidak pernah (0%) atau tidak ada jawaban dari responden. Dari data tabel di atas dapat disimpulkan bahwa guru ketika ditanya oleh siswa bisa menjawab pertanyaan dengan baik. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang banyak menjawab selalu (60%).
(1)
7. Apa yang memotivasi para guru untuk meningkatkan kinerja mereka? Jawab:
“disamping pemberian apresiasi dan hadiah kepada guru yang berprestasi.. sesuatu yang lain yang memotivasi para guru untuk meningkatkan kinerja mereka adalah datang dari diri mereka sendiri.. yaitu keinginan untuk mencerdaskan anak bangsa dan selalu sabar dalam mengajar anak didik
mereka.”
8. Apakah guru di sekolah ini mencontoh cara berdisiplin anda? Jawab:
“sebagai seorang kepala sekolah saya harus mencontohkan hal baik kepada
para guru di sekolah ini.. banyak guru yang mencontoh disiplin saya ketika datang ke sekolah, biasanya saya datang lebih dulu dari guru-guru yang lain.” 9. Apa yang menyebabkan guru di sekolah ini segan dan hormat kepada anda,
apakah hanya karena anda adalah pimpinan? Jawab:
“salah satunya memang kadang-kadang guru menghormati saya hanya karena saya adalah seorang pimpinan.. tetapi di samping itu juga saya harus menjaga sikap, wibawa dan bergaul baik dengan guru-guru di sini, karena saya tidak mau jadi pimpinan yang di takuti, tapi saya ingin jadi pimpinan yang di hormati dan di segani karena kinerja saya yang baik.”
(2)
Perhitungan distribusi frekuensi variabel kinerja guru. Range = Nilai tertinggi – Nilai terendah
= 175 – 140 = 35
Banyaknya kelas (k) = 1 + 3,3 log N = 1 + 3,3 log 10 = 1 + 3,3 x 1 = 1 + 3,3 = 4,3 = 4
Interval kelas =
=
=
= 8, 75 = 9
Dari perhitungan di atas, maka tabel distribusi frekuensi adalah sebagai berikut:
No. Kelas Interval F Fkb Fka X Fx
1. 167 -175 5 10 = N 5 171 855
2. 158 - 166 3 5 8 162 486
3. 149 -157 1 2 9 154 154
4. 140 - 148 1 1 10 = N 144 144
(3)
Modus = l + x i l = 167 – 0,5 = 166,5 fa = 5 – 0 = 5 fb = 5 – 3 = 2 i = 4
Mo = 166,5 + x 4 = 166,5 + x 4 = 166,5 +
= 166,5 + 2,9 = 169,4
Median = l -
x i
l = 158 - 0,5 = 157,5
Median = 157,5 – x 4
= 157,5 -
x 4
= 157,5 – x 4 = 157,5 – 1 x 4 = 157,5 – 4 = 153,5Mean = ∑
∑ fx = 1639 N = 10 = = 163,9 i = 4
fi =3 fkb = 2
(4)
Lampiran 3
Perhitungan rata-rata dan simpangan baku. No.
Responden
y y - ŷ (y –
1. 175 10,2 104,04
2. 170 -5,2 27,04
3. 170 -5,2 27,04
4. 165 -0,2 0,04
5. 170 -5,2 27,04
6. 159 5,8 33,64
7. 140 24,8 615,04
8. 166 -1,2 1,44
9. 176 -11,2 125,44
10. 155 98 9,604
Total ∑y = 1646 ∑ = 1013,84
Diketahui: ŷ =
=
= 164,6
= ∑
= =
=112,649 S =
= = = 3,54
(5)
1
No.
perny
ataan
Respo
nden 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 0
1 1 12
1 3
1
4 15
1 6 1 7 1 8 1 9 2 0 2 1 2 2 2 3 2 4 2 5 2 6 2 7 2 8 2 9 3 0 3 1 3 2 3 3 3 4 3 5 3 6 3 7 3 8 3 9
1 2 4 3 3 4 2 2 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 1 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
2 2 4 3 4 2 3 3 3 3 4 4 2 4 4 4 4 4 2 2 2 3 4 4 2 4 4 4 4 4 3 2 4 4 3 4 4 4 3 2
3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 4 4 2 4 4 4 4 4 2 2 2 3 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3
4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 3 3 2 4 4 2 4 4 2 3 2 3 2 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 3 2
5 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 2 2 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 3
6 2 4 2 3 2 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 2 2 2 4 2 2 4 2 2 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4
7 4 4 4 1 4 4 4 3 2 4 2 1 4 4 2 4 3 1 2 2 2 2 3 2 1 4 2 2 4 2 2 4 4 2 2 4 4 3 2
8 2 3 3 2 3 2 2 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 2 2 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3
9 3 3 3 1 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3
10 2 2 3 2 3 2 2 4 3 4 3 2 3 4 3 3 3 3 3 2 2 3 4 2 2 4 3 4 4 3 2 4 4 3 4 4 4 3 3
Jumla h 2 7 3 4 3 2 2 5 3 1 3 0 3 1 3 6 2 8 3 8 3 5 25
3 7
3
9 31
3 9 3 2 2 6 3 3 2 2 2 4 3 0 3 5 2 7 3 0 4 0 3 3 3 6 4 0 3 5 2 9 4 0 4 0 2 7 3 8 4 0 4 0 3 6 2 9 Respo nden 4 0 4 1 4 2 4 3 4 4 4 5 4 6 4 7 4 8 4 9 5 0
1 3 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4
17 5
2 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4
17 0
3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4
17 0
4 1 4 3 3 4 1 4 4 4 2 4
16 5
5 2 4 4 4 4 2 4 2 4 2 3
17 0
6 4 4 4 2 3 2 3 4 4 2 4
15 9
7 1 4 3 2 4 1 4 2 3 2 4
14 0
(6)
2
8 3 4 3 3 4 2 4 2 4 3 4
16 6
9 3 4 3 3 4 2 4 2 4 3 4
17 6
10 3 4 4 3 4 3 4 2 4 3 3
15 5 Jumla
h 2 8
4 0
3 5
3 2
3 9
2 2
3 9
2 9
3 9
2 4
3 8
16 46