Jika dilihat dari pengertian cadangan premi di atas, bisa dikatakan bahwa cadangan premi merupakan tolak ukur kesehatan sebuah perusahaan asuransi. Ketika
perusahaan dapat memenuhi kewajibanya setiap tahun maka bisa dikatakan perusahaan itu sehat secara financial, begitu juga sebaliknya. Regulasi pemerintah
berdasarkan RBC Risk Based Capital mengenai kesehatan perusahaan asuransi diluncurkan semenjak tahun 1999.
Secara umum RBC Risk Based Capital adalah suatu ukuran yang menginformasikan tingkat keamanan finansial atau kesehatan suatu perusahaan
asuransi, semakin besar rasio kesehatan RBC sebuah perusahaan asuransi, semakin sehat kondisi finansial perusahaan tersebut. RBC suatu perusahaan asuransi adalah
rasio dari nilai kekayaan bersih perusahaan yang bersangkutan, dibandingkan kewajiban perusahaan.
B. Pencapaian Titik Impas yang Diharapkan Perusahaan AJB Bumiputera
1912 Divisi Syariah
Dalam rangka memproduksi atau menghasilkan suatu produk, baik barang maupun jasa, perusahaan terkadang perlu terlebih dulu merencanakan berapa
besar laba yang ingin diperoleh. Artinya dalam hal ini besar laba merupakan prioritas yang harus dicapai perusahaan, disamping hal-hal lainnya. Agar
perolehan lebih mudah ditentukan, salah satu caranya adalah perusahaan harus mengetahui terlebih dulu berapa titik impasnya. Artinya perusahaan beroperasi
pada jumlah produksi atau penjualan tertentu sehingga perusahaan tidak mengalami
kerugian ataupun keuntungan. Analisis titik impas atau analisis pulang pokok atau dikenal dengan nama analisis Break Even Point BEP merupakan salah satu
analisis keuangan yang sangat penting dalam perencanaan keuangan perusahaan. Analisis titik impas sering disebut analisis perencanaan laba profit planning.
Analisis ini biasanya lebih sering digunakan apabila perusahaan ingin mengeluarkan suatu produk baru.
3
Artinya dalam memproduksi produk baru, tentu berkaitan dengan masalah biaya yang harus dikeluarkan, kemudian penentuan
harga jual serta jumlah barang atau jasa yang akan diproduksi atau dijual kekonsumen. Analisis BEP digunakan untuk mengetahui pada titik berapa hasil
penjualan sama dengan jumlah biaya. Atau perusahaan beroperasi dalam kondisi tidak laba dan tidak rugi, atau laba sama dengan nol. Melalui titik BEP, kita
akan dapat mengetahui bagaimana hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan penjualan atau produksi.
Analisis BEP juga memberikan pedoman tentang berapa jumlah produk minimal, yang harus diproduksi atau dijual. Tujuannya adalah agar perusahaan
mampu memperoleh keuntungan yang maksimal. Artinya dengan memproduksi sejumlah barang dengan kapasitas produksi yang dimilikinya, perusahaan akan
tahu batas minimal yang harus dijual dan keuntungan maksimal yang diperoleh apabila diproduksi secara penuh.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa arti
3
http:www.scribd.comdoc21097489Analisis-BEP. diakses pada tanggal 17 April 2010.
analisis BEP adalah suatu keadaan di mana perusahaan beroperasi dalam kondisi tidak memperoleh pendapatan laba dan tidak pula menderita kerugian.
Artinya dalam kondisi ini jumlah pendapatan yang diterima sama dengan jumlah biaya yang dikeluarkan. Lebih lanjut harus dijual agar kita memperoleh keuntungan,
baik dalam volume penjualan dalam unit maupun rupiah. Analisis BEP bertujuan menemukan satu titik baik dalam unit maupun rupiah
yang menunjukan biaya sama dengan pendapatan. Dengan mengetahui titik tersebut, berarti pada perusahaan tersebut belum diperoleh keuntungan atau dengan kata lain
tidak untung tidak rugi. Sehingga dikala penjualan polis lewat melebihi BEP maka mulailah keuntungan diperoleh.
BEP = pendapatan premi + hasil investasi – biaya – klaim – cadangan = 0 nol
Berikut ini merupakan perhitungan BEP AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah terhitung tahun 2005-2009 sesuai rumus di atas :
Periode 2005
Pendapatan premi = 55.952.207.644
Hasil investasi
= 152.917.670 +
= 56.105.125.914
Biaya = 21.142.748.002 -
= 34.962.377.312
Klaim = 13.569.388.887 -
= 21.392.988.425
Cadangan = 21.392.988.425 -
BEP 2005 =
Periode 2006
Pendapatan premi = 93.235.743.961
Hasil investasi
= 5.545.680.948 +
= 98.781.424.909
Biaya =
27.117.760.826 - =
71.663.664.083 Klaim
= 11.180.581.078 - =
60.483.083.005 Cadangan
= 60.483.083.005 - BEP 2006
=
Periode 2007
Pendapatan premi = 118.742.011.154
Hasil investasi
= 31.339.480.321 +
= 150.081.491.475
Biaya =
61.809.701.744 - =
88.271.789.731 Klaim
= 53.125.349.178 - =
35.146.440.553 Cadangan
= 35.146.440.553 - BEP 2007
=
Periode 2008
Pendapatan premi = 152.544.667.928
Hasil investasi
= 14.346.645.691 +
= 166.891.313.619
Biaya =
42.491.497.080 -
= 124.399.816.539
Klaim = 65.644.542.861 -
= 58.755.273.678
Cadangan =
58.755.273.678 - BEP 2008
=
Perode 2009
Pendapatan premi = 161.074.303.157
Hasil investasi = 12.842.790.030 +
= 173.917.093.187
Biaya =
83.057.369.498 - =
90.859.723.689 Klaim
= 62.825.999.419 - =
28.033.724.270 Cadangan
= 28.033.742.270 - BEP 2009
=
Keadaan dimana tidak terjadi untung dan rugi pada suatu perusahaan asuransi bisa juga dilihat dari cadangan preminya. Ketika perusahaan dapat memenuhi
kewajibannya kepada peserta dalam hal ini adalah klaim yang diperkirakan terjadi setiap tahunnya maka perusahan tersebut sudah bisa dikatakan mencapai titik impas.
Berikut ini adalah data kenaikan cadangan premi, terhitung tahun 2005-2009 pada AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah.
Tabel 2. Data kenaikan dan penurunan cadangan premi
No Tahun Total Cadangan
Premi Total Klaim Askum
Asper Rasio
1 2005 21.392.988.425
12.277.703.593 176
2 2006 60.483.083.005
8.561.693.916 706
3 2007 35.146.440.553
31.483.424.095 111
4 2008 58.755.273.678
26.596.092.804 221
5 2009 28.033.724.270
21.964.372.741 128
Jika dilihat data table dari tahun 2005-2009 ternyata rasio di atas menunjukan bahwa klaim yang terjadi jauh lebih kecil daripada cadangan premi yang disiapkan
oleh perusahaan. Dan jika sebuah perusahaan sudah bisa memenuhi kewajibanya, maka perusahaan tersebut bisa dikatakan sehat dan solvabil.
C. Kesulitan yang Dihadapi Perusahaan untuk Mencapai Titik Impas.