Sejarah Singkat Perusahaan AJB Bumiputera 1912

BAB III GAMBARAN UMUM AJB BUMIPUTERA 1912 DIVISI SYARIAH JAKARTA

A. Sejarah Singkat Perusahaan AJB Bumiputera 1912

Saat ini Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan jumlah operator asuransi syariah yang cukup banyak di dunia. Berdasarkan data Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia DSN MUI, terdapat 49 pemain asuransi syariah di Indonesia yang telah mendapatkan rekomendasi syariah. Mereka terdiri dari 40 operator Asuransi Syariah, 3 Reasuransi Syariah dan 6 Broker Asuransi dan Reasuransi Syariah. Perkembangan industri syariah di negeri ini diawali dengan kelahiran asuransi syariah di indonesia pada tahun 1994. Saat itu PT. Syarikat Takaful Indonesia STI berdiri pada tanggal 24 Februari 1994 yang dimotori oleh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia ICMI melalui Yayasan Abdi Bangsa, Bank Muamalat Indonesia, PT. Asuransi Jiwa Tugu Mandiri, Departemen Keuangan RI serta beberapa pengusaha Muslim Indonesia. Selanjutnya STI mendirikan 2 anak Perusahaan yaitu PT. Asuransi Takaful Keluarga pada tanggal 4 Agustus 1994 dan PT. Asuransi Takaful Umum pada tanggal 2 Juni 1995. Maka setelah PT. Asuransi Takaful berdiri, bermunculanlah beberapa perusahaan asuransi karena menyadari cukup besarnya potensi bisnis asuransi syariah di Indonesia. Hal tersebut kemudian mendorong berbagai perusahaan untuk beramai-ramai masuk ke dalam bisnis asuransi syariah, diantaranya dilakukan dengan langsung mendirikan 40 perusahaan asuransi syariah penuh, maupun membuka divisi atau cabang asuransi syariah. Strategi pengembangan bisnis asuransi syariah melalui pendirian perusahaan dilakukan oleh Asuransi Syariah Mubarakah yang bergerak pada bisnis asuransi jiwa syariah. Sedangkan strategi pengembangan bisnis melalui pembukaan divisi atau cabang asuransi syariah dilakukan sebagian perusahaan asuransi, antara lain : 1. PT. MAA Life Assurance. 2. PT. MAA General Assurance. 3. PT. Great Eastern Life Indonesia. 4. PT. Asuransi Tri Pakarta. 5. AJB. Bumipetera 1912. 6. PT. Asuransi Jiwa Bringin Life Sejahtera. Bahkan sejumlah pemain asuransi besar duniapun turut tertarik masuk dalam bisnis asuransi syariah di indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia merupakan potensi pengembangan bisnis cukup besar yang tidak dapat diabaikan. Diantara perusahaan asuransin global yang masuk dalam bisnis asuransi syariah indonesia adalah PT. Asuransi Allianz life indonesia dan PT. Prudential Life Assurance. Mengapa prospek pasar asuransi syariah berkembang dengan begitu pesat, jawabannya adalah karena adanya konsep dasar syariah yang jelas yaitu terdapatnya unsur “tolong menolong dalam kebajikan dan taqwa”, sebagaimana dijelaskan Allah dalam firman-Nya pada QS. Al-Maidah: 2 yang berbunyi : ⌧ Artinya “...Dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran, dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya”. QS. Al-Maidah: 2 Pada awal berdirinya Asuransi Jiwa Syariah di AJB Bumiputera 1912 dengan Keputusan Menteri Keuangan RI No. Kep-268KM-62002 Tgl 7 November 2002 sesuai SK. No. 9DIR2002 tanggal 8 Nopember 2002 tentang pembentukan Divisi Asuransi Jiwa Syariah dan Kantor Cabang Asuransi Jiwa Syariah barulah memiliki 1 Kantor Cabang dan sebutan Kantor Cabang sesuai dengan SK. No. 1212DIRPMS2006 tanggal 1 Nopember 2006 sebutannya berubah menjadi Kantor Wilayah, yaitu Kantor Wilayah Jakarta 1 . Namun melihat perkembangan Asuransi Syariah yang cukup pesat berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional No.21DSNMUIX2001 Tgl 17 Oktober 2001, serta dalam upaya meningkatkan efisiensi dan efektifitas operasional pemasaran asuransi jiwa syariah berdasarkan potensi pasar, maka melalui Surat Keputusan Direksi No. 13DIRPMS2006 tanggal 1 Nopember 2006, AJB Bumiputera 1912 telah mengembangkan Kantor Wilayah Syariah Jakarta menjadi 2 Kantor Wilayah Syariah serta membentuk 5 Kantor Wilayah syariah baru yang 1 Arief Rachman, kepala bagian PSDM Divisi Asuransi Syariah AJB Bumiputera 1912. Hasil wawancara pribadi, Jakarta 15 November 2009. membawahi 46 Kantor Cabang asuransi jiwa syariah yang tersebar di seluruh Wilayah Indonesia. Dengan demikian kini Divisi Asuransi Jiwa syariah telah berkembang menjadi 7 Kantor Wilayah yaitu Jakarta I, Jakarta II, Bandung , Surabaya, Semarang, Medan dan Makassar Serta telah membawahi 49 Kantor Cabang Syariah. Perkembangan Kantor pemasaran tersebut tentulah karena tingginya animo masyarakat khususnya masyarakat muslim di Indonesia. Bahwa mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam adalah suatu kenyataan dimana kesadaran mereka untuk mengekspresikan amalan agama dalam kehidupan sehari-hari semakin meningkat. Hal ini tampak pada tuntutan masyarakat terhadap tersedianya produk yang dijamin kehahalannya termasuk Produk asuransi yang dikelola secara syariah. Sangatlah tepat kiranya apabila perusahaan mengambil langkah untuk menanggapi tuntutan kebutuhan dan keinginan need and want ummat muslim serta keinginan pasar pemegang polis maupun calon pemegang polis yang sungguh merupakan pasar yang cukup potensial ini. Dengan terbentuknya 49 Kantor Cabang Syariah yang telah tersebar di 7 kantor wilayah Indonesia, maka peran Divisi Asuransi Syariah cukup memberikan kontribusi bagi penerimaan premi perusahaan, meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa kontribusinya belum sebanding dengan kontribusi yang diberikan oleh Divisi pemasaran lainnya. Sebagai Strategic Business Unit SBU, divisi Asuransi Jiwa Syariah berfungsi melaksanakan pemasaran pada segmen pasar menengah atas dan menengah bawah dengan sistem penjualan dan pelayanan yang berbeda dengan Divisi Pemasaran yang lainnya Divisi Asper dan Divisi Askum, dimana dari sisi produk yang dipasarkan mengikat aturan-aturanprinsip syariah seperti produk asuransinya harus bersifat transparan, adanya unsur tolong-menolong dan saling menanggung tabarru’ serta produknya harus terbebas dari unsur Gharar ketidakjelasan, Maisir spekulatifperjudian dan Riba bunga. Agar penetapan prinsip syariah tersebut tetap terjaga, maka salah satu persyaratan berdirinya perusahaan asuransi syariah diharuskan memiliki Dewan Pengawas Syariah DPS.

B. Visi dan Misi AJB Bumiputera 1912