BAB IV ANALISIS CADANGAN PREMI ASURANSI JIWA SYARIAH UNTUK
MENCAPAI TITIK IMPAS
A. Pengalokasian Cadangan Premi yang Diterapkan Perusahaan AJB
Bumiputera 1912 Divisi Syariah
Cadangan premi adalah sejumlah dana yang dialokasikan perusahaan untuk memenuhi kewajiban perusahaan terhadap pesertanya jika terjadi klaim pembatalan
kontrak, dan habisnya masa kontrak.
1
Perusahaan berkewajiban untuk mengembalikannya dana nasabah pada waktunya, oleh karenanya perlu dicadangkan
sebesar manfaat asuransi. Dana tersebut harus dikembangkan karena mempunyai dua aspek pokok yang menjamin terpenuhinya kewajiban perusahaan asuransi jiwa
kepada pemegang polis di masa yang akan datang. Pada saat menentukan premi bruto, para aktuaris mengestimasikan pola yang
dapat digunakan untuk menumbuhkan cadangan-cadangan premi dan kemungkinan pengaruh pertumbuhan cadangan-cadangan premi tersebut terhadap penentuan waktu
pendapatan suatu produk. Dalam menentukan tarif produk-produk asuransi, perusahaan asuransi harus mengupayakan pertumbuhan cadangan premi pada
tingkatan yang mencukupi untuk memenuhi persyaratan-persyaratan cadangan
1
Rawidjo, Asisten Kepala Divisi Asuransi Syariah AJB Bumiputera 1912. Hasil wawancara pribadi, Jakarta 17 februari 2010
58
minimum, yaitu mencakup semua klaim habis kontrak, penebusan polis dan tahapan yang diperkirakan akan terjadi selama tahun polis.
Pada umumnya kontrak asuransi jiwa berjangka panjang dan premi dibayar secara merata besar premi tetap dan periodik sepanjang kontrak.
Aspek pertama: Kontrak asuransi jiwa yang tidak mengandung unsur tabungan, seperti
Ekawarsa dan Asuransi Seumur Hidup yang hanya mengenal adanya premi asuransi kematian. Asuransi Ekawarsa dapat diperbaharui secara otomatis setiap tahun sampai
tertanggung meninggal, dan dengan sendirinya preminyapun naik setiap tahun sejalan dengan kenaikan umurnya. Asuransi Seumur Hidup dapat pula diambil dengan premi
tahunan, dan besar premi ini meratatetap setiap tahun. Macam asuransi tersebut di atas yakni asuransi Ekawarsa yang diperbaharui
secara otomatis sampai meninggal dan asuransi Seumur Hidup, mempunyai benefit yang sama, tetapi besarnya premi berbeda pada setiap tahunnya. Premi tahunan
asuransi Seumur Hidup lebih tinggi dari pada premi asuransi Ekawarsa pada saat permulaan. Dengan adanya premi merata itu, maka pada saat-saat permulaan kontrak
premi lebih dari cukup untuk membayar harga yang sesungguhnya. Tetapi pada saat- saat akhir kontrak premi itu tidak cukup lagi untuk membayar asuransi, jadi
kelebihaan premi pada saat permulaan kontrak dihimpun dan himpunan kelebihaan- kelebihan premi inilah yang disebut “Cadangan Premi”. Cadangan premi ini akan
digunakan untuk melunasi kekurangan atas harga asuransi pada saat kontrak akan berakhir.
Gambar 5. Dalam aspek pertama posisi premi ini dapat di gambarkan sebagai berikut:
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
++++++++++++++++++++++++++++ ++++++++++++++++++++++++
++++++++++++++++++ +++++++++
KONTRAK
UMUR
Keterangan : ++++++++++
: Merupakan kelebihan premi asuransi dan di himpun sebagai cadangan premi.
------------------ : Kekurangan premi atas harga asuransi yang harus dilunasi
oleh cadangan premi. Aspek kedua :
Bila kontrak asuransi jiwa tersebut mengandung unsur tabungan misalnya “Dwiguna”, maka disamping himpunan atas kelebihan premin seperti disebutkan
pada aspek pertama, ada himpunan lain yang terdiri dari unsur tabungan saja. Premi asuransi Dwiguna terdiri dari dua unsur yaitu : premi asuransi kematian dan premi
tabungan. Himpunan kelebihan premi atas harga asuransi saat permulaan kontrak
merupakan “Cadangan Premi”. Seluruh unsur premi tabungan dihimpun untuk dijadikan “Cadangan Premi” , sedangkan premi asuransi Dwiguna adalah gabungan
dari kedua unsur di atas. Cadangan-cadangan premi juga harus cukup untuk memungkinkan adanya
kemungkinan-kemungkinan fluktuasi pada tingkat mortalitas maupun pengalaman investasi, yaitu pengalaman mortalitas yang lebih tinggi dari pada yang diharapkan
dan pendapatan investasi yang lebih kecil dari pada yang diharapkan. Oleh karena itu, pada saat mengkalkulasikan jumlah dana yang dibutuhkan untuk cadangan-
cadangan premi, para aktuaris menggunakan table mortalitas yang konservatif. Tabel mortalitas yang konservatif memungkinkan perusahaan untuk menyisihkan lebih
banyak asset dari pada ada kemungkinan keharusan untuk membayar klaim setiap tahun.
Pada hakikatnya kewajiban yang harus dipenuhi perusahaan terhadap pesertanya adalah keseluruhannya. Dengan kata lain, jika kewajiban perusahaan
terhadap pesertanya adalah 100, maka cadangan premi yang harus tersedia atau terkumpul haruslah 100 juga, agar perusahaan dapat menjaga likuiditasnya. Adapun
dana tersebut diambil dari premi tabungan, premi tabarru’ dan hasil mudharabah yang telah diinvestasikan untuk menyokong terpenuhinya cadangan premi yang nantinya
diberikan kepada peserta ketika terjadi klaim, Sesuai dengan nisbah yang telah disepakati sebelumnya.
2
2
Rawidjo, Asisten Kepala Divisi Asuransi Syariah AJB Bumiputera 1912. Hasil wawancara pribadi, Jakarta 17 februari 2010
Jika dilihat dari pengertian cadangan premi di atas, bisa dikatakan bahwa cadangan premi merupakan tolak ukur kesehatan sebuah perusahaan asuransi. Ketika
perusahaan dapat memenuhi kewajibanya setiap tahun maka bisa dikatakan perusahaan itu sehat secara financial, begitu juga sebaliknya. Regulasi pemerintah
berdasarkan RBC Risk Based Capital mengenai kesehatan perusahaan asuransi diluncurkan semenjak tahun 1999.
Secara umum RBC Risk Based Capital adalah suatu ukuran yang menginformasikan tingkat keamanan finansial atau kesehatan suatu perusahaan
asuransi, semakin besar rasio kesehatan RBC sebuah perusahaan asuransi, semakin sehat kondisi finansial perusahaan tersebut. RBC suatu perusahaan asuransi adalah
rasio dari nilai kekayaan bersih perusahaan yang bersangkutan, dibandingkan kewajiban perusahaan.
B. Pencapaian Titik Impas yang Diharapkan Perusahaan AJB Bumiputera