kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.
16
Mata pelajaran pendidikan agama Islam secara keseluruhan meliputi Al-Qur’an dan Al-Hadits, keimanan, akhlak, fiqh ibadah, dan sejarah, sekaligus
menggambarkan bahwa ruang lingkup pendidikan agama Islam mencakup perwujudan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan hubungan manusia dengan
Allah swt, diri sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya maupun lingkungannya.
17
Dari beberapa pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan
peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani ajaran agama Islam dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain
dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.
Dengan melihat penjelasan-penjelasan terdahulu, akhirnya bermuaralah kepada sebuah kesimpulan akhir pada pembahasan ini bahwa guru agama atau
guru pendidikan agama Islam ialah seseorang yang mengemban tugas mengajar sekaligus mendidik yang telah memiliki stratifikasi S-1 yang memegang mata
pelajaran pendidikan agama Islam PAI dan terdaftar sebagai tenaga pendidik di suatu lembaga pendidikan atau sekolah.
2. Kedudukan, Peran, dan Tugas Guru Agama
a. Kedudukan Guru Agama Salah satu hal yang amat menarik pada ajaran Islam adalah penghargaan
Islam yang sangat tinggi terhadap guru. Kedudukan orang ‘alim dalam Islam dihargai tinggi bila orang itu mengamalkan ilmunya. Mengamalkan ilmu dengan
cara megajarkan ilmu kepada orang lain adalah suatu pengamalan yang paling
16
Abdul Majid, Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi... h. 130
17
Abdul Majid, Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi... h.131
dihargai oleh Islam.
18
Maka tidak berlebihan jika dikatakan menjadi guru merupakan tugas yang sangat mulia, terlebih guru agama Islam yang secara jelas
menyampaikan pesan-pesan Al-Qur’an meliputi akidah, akhlak, dan ibadah yang memang dahulu tugas tersebut diemban oleh Rosulullah saw. Dengan demikian,
guru merupakan mitra Rosulullah saw., yang meneruskan perjuangannya menyampaikan kebenaran baik yang tersurat maupun tersirat di dalam Al-Qur’an.
Tingginya kedudukan guru, terlebih guru agama Islam, merupakan realisasi ajaran Islam itu sendiri. Islam memuliakan pengetahuan, sementara
pengetahuan itu sendiri didapat dari proses belajar mengajar sehingga terjadi interaksi antara yang diajar dengan yang mengajar, dalam hal ini yang mengajar
adalah guru. Maka tidak boleh tidak, Islam pasti memuliakan guru. Tingginya kedudukan guru dalam Islam masih dapat disaksikan secara nyata pada zaman
sekarang. Hal tersebut dapat dilihat terutama di pesantren-pesantren Indonesia. Santri bahkan tidak berani menantang sinar mata kyainya, sebagian lagi
membungkukkan badan ketika menghadap kyainya.
19
Guru adalah actor penting kemajuan peradaban bangsa ini yang tidak cukup hanya sekadar transfer of knowledge memindah ilmu pengetahuan dari
sisi luarnya saja, tetapi juga transfer of value memindah nilai dari sisi dalamnya. Perpaduan dalam dan luar inilah yang akan mengokohkan bangunan pengetahuan,
moral, dan kepribadian murid dalam menyongsong masa depannya. Kalau sekadar memindah ilmu pengetahuan, masa depan murid akan terancam. Sebab, moralitas
dan integritas mereka rapuh, mudah terombang-ambing badai topan modernisasi yang menghalalkan segala cara demi memuaskan nafsu hedonisme. Namun, jika
hanya memindah nilai tanpa mentransfer keilmuan yang memadai, mereka terancam pada gelombang salju dan tembok tebal kemiskinan, pengangguran, dan
keterbelakangan. Keduanya penting dan harus berjalan seiring, tidak boleh ada yang dimarginalkan dari yang lain.
20
Selain itu, kedudukan guru ditengah masyarakat pun dijadikan sebagai teladan dan rujukan masyarakat sekitar. Di sinilah nilai strategis seorang guru
18
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam... h. 76
19
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam... h. 76-77
20
Jamal Ma’ruf Asmani, Tips menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, dan Inovatif... h.77-78
untuk selalu berpijak pada jalan yang benar, tidak menyimpang, sesuai dengan ajaran agama yang suci, adat istiadat yang baik, dan aturan pemerintah.
21
Sedemikian mulianya kedudukan guru di hadapan Allah swt., dan di mata masyarakat, maka sudah seharusnya seseorang yang mengambil jalan hidup
sebagai guru menjaga citra baik tersebut dengan tidak menodai kemuliaan profesi guru dengan sikap dan perbuatannya yang dapat mengundang kebencian Allah
swt dan masyarakat. b. Peran dan Tugas Guru Agama
Peran dan tugas adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Untuk membuktikan peran, seseorang harus melakukan tugas-tugas yang diembannya.
Begitu pun seorang guru, untuk menunjukkan eksistensinya sebagai pendidik, maka dia harus melaksanakan tugas-tugasnya sebagai guru.
Menurut M. Uzer Usman, peran guru agama dalam kegiatan belajar mengajar adalah serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan yang dilakukan
dalam situasi tertentu serta berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan peserta didik yang menjadi tujuannya.
22
Menurut Jamal Ma’mur Asmani dalam bukunya Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, dan Inovatif, fungsi dan tugas guru sebagai berikut:
1 Educator pendidik Tugas pertama guru adalah mendidik murid-murid sesuai dengan materi
pelajaran yang diberikan kepadanya. Jelaslah bahwa guru agama adalah pendidik, yakni pendidik agama. Ia bertugas menanamkan ide keagamaan ke dalam jiwa
anak. Perasaan cinta agama yang terdapat pada guru, besar pengaruhnya terhadap perasaan cinta anak kepada apa yang diberikan olehnya.
23
21
Jamal Ma’ruf Asmani, Tips menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, dan Inovatif... h. 203
22
M. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1994, h. 3
23
Sahilun A. Nasir, Peranan Pendidikan Agama terhadap Pemecahan Problema Remaja... h. 56
2 Leader pemimpin Sebagai pemimpin kelas, guru harus bisa menguasai, mengendalikan, dan
mengarahkan kelas menuju tercapainya tujuan pembelajaran yang berkualitas. Sebagai pemimpin, guru juga harus terbuka, demokratis, dan menghindari cara-
cara kekerasan. Begitu pun seorang guru agama, ia harus bisa mengarahkan murid-muridnya untuk mengamalkan ajaran-ajaran Islam di dalam kehidupan
sehari-hari. 3 Fasilitator
Sebagai fasilitator, guru bertugas memfasilitasi murid untuk menemukan dan mengembangkan bakatnya secara pesat. Guru tidak boleh mendikte anak
didiknya untuk menguasai satu bidang. Anak harus dibiarkan mengeksplorasi potensinya dan memilih potensi terbaik yang dimiliki sebagai jalur hidupnya di
masa depan. Di sinilah guru agama bertugas memberikan arahan atau bimbingannya agar anak didiknya tidak salah memilih dan tetap memegang nilai-
nilai ajaran Islam. 4 Motivator
Sebagai motivator, seorang guru harus mampu membangkitkan semangat dan mengubur kelemahan anak didik bagaimanapun latar belakang hidup
keluarganya, bagaimanapun masa lalunya, dan bagaimanapun berat tantangannya. Akan tetapi, ada hal yang harus diperhatikan dalam memberikan motivasi oleh
guru agama, ia tidak hanya memotivasi hal-hal yang bersifat duniawi, tetapi juga harus memperhatikan hal-hal yang bersifat ukhrowi.
5 Administrator Tugas administrator sudah melekat dalam diri seorang guru, mulai dari
melamar sampai diterima menjadi seorang guru dengan bukti surat keputusan yayasan, surat instruksi kepala sekolah, dan lain sebagainya. Dalam proses
pembelajaran, guru harus mengabsen siswa, mengisi jurnal kelas, dan membuat laporan berkala sesuai dengan sistem administrasi sekolah. Pada saat ujian, ia
harus membuat soal, mengawasi, mengoreksi, memberikan nilai raport kepada wali kelas, dan lain sebagainya.
6 Evaluator Sebaik apapun kualitas pembelajaran, pasti ada kelemahan yang harus
dibenahi dan disempurnakan. Di sinilah pentingnya evaluasi seorang guru. Dalam evaluasi ini, guru bisa memakai banyak cara, di antaranya dengan merenungkan
sendiri proses pembelajaran yang diterapkan, meneliti kelemahan dan kelebihan, atau meminta pendapat orang lain seperti kepala sekolah, guru lain, atau murid-
muridnya.
24
Demikian pula dengan guru agama, ia harus mengevaluasi hasil proses pembelajarannya. Apakah anak didiknya sudah menguasai teori yang telah
diberikan dan mempraktikannya ke dalam kehidupan sehari-hari? Atau baru hanya menguasai secara teori saja? Sebab, yang terpenting dari ajaran agama adalan
pengamalannya. Dari pengamalan akan melahirkan pengalaman. Dalam pergaulannya di masyarakat, guru agama pun mempunyai beberapa
peran penting, di antaranya yaitu: 1 Pengatur irama
Dalam kehidupan sosial, potensi masyarakat sangat banyak, bervariasi, dan kompleks. Potensi tersebut ada pada generasi tua dan muda, kalangan kelas
atas, menengah, dan bawah. Di sinilah peran guru sebagai pengatur irama, harus jeli membaca potensi seseorang dan menempatkannya pada posisi yang tepat, agar
menghasilkan “bunyi orkestra” yang enak dan indah didengar. 2 Penengah konflik
Dalam kehidupan bermasyarakat, masalah adalah bagian dari variasi kehidupan sehari-hari. Setiap orang pasti mempunyai masalah dan belum tentu
mampu memecahkan masalahnya sendiri dengan solusi yang tepat. Banyak di antara mereka yang justru menyelesaikan masalah dengan emosional sehingga
dengan mudah menghakimi orang lain. Akibatnya, kehidupan sosial menjadi kurang harmonis. Di sinilah peran guru sebagai penengah konflik. Sebagai guru
agama, tentunya solusi yang diberikan harus tetap dalam koridor ajaran Islam.
24
Jamal Ma’ruf Asmani, Tips menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, dan Inovatif... h.39 - 54
3 Pemimpin kultural Peran-peran di atas dengan sendirinya menempatkan seorang guru sebagai
pemimpin kultural, pemimpin yang lahir dan muncul dari bawah secara alami berkat potensi, aktualisasi, dan kontribusi besarnya dalam pemberdayaan potensi
masyarakat. Ia akan menjadi tempat rujukan berbagai problem yang berkembang di masyarakat, menjadi figur pemersatu, sumber ilmu yang disenangi oleh semua
kalangan, dan selalu senang memberikan motivasi bagi kemajuan masyarakat. Dalam semua situasi, seorang guru harus selalu menghiasi dirinya, lahir dan batin,
dengan kejujuran dan keteladanan yang menjadi sumber kepercayaan masyarakat. Ketulusan, semangat pengorbanan, dan senang melihat kebahagiaan orang lain
membuatnya semakin dicintai rakyat.
25
Dipandang sebagai profesi, tentunya guru agama memiliki tugas-tugas yang harus dilaksanakan. Adapun tugas profesional guru agama adalah sebagai
berikut: 1 Guru agama harus dapat menetapkan dan merumuskan tujuan instruksional
dan target yang hendak dicapai. 2 Guru agama harus memiliki pengetahuan yang cukup mengenai berbagai
metode yang dapat digunakan dalam situasi yang sesuai. 3 Guru agama harus dapat memilih bahan dan alat bantu serta menciptakan
kegiatan yang dilakukan anak didik dalam pengalaman pelajaran agama. 4 Guru agama harus dapat menetapkan cara-cara penilaian setiap hasil sesuai
dengan target.
26
Zakiah Daradjat dalam bukunya Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam menyebutkan tiga macam tugas guru agama, yaitu:
1 Tugas pengajaran Sepanjang sejarah keguruan, tugas guru yang sudah tradisional adalah
“mengajar”. Karenanya sering orang salah duga bahwa tugas guru hanyalah semata-mata mengajar. Sebenarnya, sebagai pengajar guru bertugas membina
perkembangan pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
25
Jamal Ma’ruf Asmani, Tips menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, dan Inovatif... h.208 - 211
26
Abu Ahmad, Metodik Khusus Pendidikan Agama, Bandung: Amrico, 1986, h. 100
2 Tugas bimbingan Bagi guru agama, pemberian bimbingan meliputi bimbingan belajar dan
bimbingan sikap keagamaan. Pemberian bimbingan dimaksudkan agar setiap murid disadarkan mengenai kemampuan dan potensi diri murid yang sebenarnya
dalam kapasitas belajar dan bersikap. 3 Tugas administrasi
Dalam hal adminitrasi, guru bertugas mengelola kelas atau menjadi manajer interaksi belajar. Mengajar dengan pengelolaan yang baik, guru akan
lebih mudah mempengaruhi murid di kelasnya dalam rangka pendidikan dan pengajaran agama Islam khususnya.
27
3. Kompetensi Guru Agama