B. Pelaksanaan Pembelajaran Al-Qur’an di SMP Negeri 17 Tangerang Selatan
Pada tahun ajaran saat ini, SMP Negeri 17 Tangerang Selatan sudah selangkah lebih maju dalam hal memfasilitasi siswa dalam belajar Al-Qur’an. Sebab,
pelajaran Al-Qur’an sudah termasuk kepada jam pelajaran sekolah, artinya ia mendapatkan porsi yang sama dengan mata pelajaran yang lain bukan lagi sebagai
kegiatan ekstra kurikuler. Berbeda pada tahun sebelumnya yang hanya menjadi pelajaran tambahan khusus bagi siswa yang mengalami kesulitan membaca Al-
Qur’an. Mengapa penulis katakan hal ini sebagai kemajuan? Karena menurut pengalaman yang telah penulis peroleh dari Praktik Profesi Keguruan Terpadu
PPKT selama kurang lebih empat bulan di sana, tidak mudah mengajak siswa untuk mengikuti pelajaran tambahan setelah pulang sekolah. Hal tersebut disebabkan
dengan beragam alasan yang beragam seperti terbentur waktu les lain, lelah, dan rasa malu. Dengan dimasukkannya mata pelajaran Baca Tulis Qur’an sebagai mata
pelajaran wajib, maka mau tidak mau seluruh siswa akan mengikuti sistem yang berlaku. Hal ini mempermudah bagi guru untuk melakukan tindakan.
Namun demikian, proses pembelajaran Al-Qur’an yang berjalan saat ini bukan berarti tanpa kekurangan dan kelemahan. Di antara kekurangannya adalah
alokasi waktu yang masih terasa amat kurang. Tidak mudah bagi guru untuk membantu seluruh anak didiknya pandai membaca Al-Qur’an hanya dengan waktu
normal dua jam pelajaran 2 x 40 menit dalam satu pekan. Selain itu, kurangnya tenaga pengajar yang khusus menangani pembelajaran Al-Qur’an. Jumlah rata-rata
siswa setiap kelasnya adalah 35 orang, sementara hanya satu orang guru yang berada di dalam kelas. Mengingat kemampuan siswa yang beragam, mulai dari yang belum
bisa sama sekali sampai yang mampu, membuat guru sulit melakukan tindakan atau memilih strategi pembelajaran yang tepat. Menurut hemat penulis, alangkah lebih
efektif jika satu orang guru menangani sepuluh orang siswa. Ada satu hal lagi yang penulis pikir perlu ditekankan bahwa dengan adanya jam tambahan untuk BTQ,
bukan berarti mengurangi tanggung jawab guru agama Islam dalam mengantarkan siswa menuju kompetensi yang ingin di capai, salah satunya adalah mampu membaca
Al-Qur’an dengan baik dan benar.
C. Deskripsi Data