Retrun On Assets ROA

45 4. Kebijakan untuk Mengatasi Inflasi Kebijakan yang mungkin dilakukan pemerintah untuk mengatasi inflasi yaitu: a. Kebijakan fiskal, yaitu dengan menambah pajak dan mengurangi pengeluaran pemerintah. b. Kebijakan moneter, yaitu dengan menaikkan suku bunga dan membatasi kredit. c. Dari segi penawaran yaitu dengan melakukan langkah yang dapat mengurangi biaya produksi dan menstabilkan harga seperti mengurangi pajak impor dan pajak atas pajak atas bahan mentah, melakukan penetapan harga, menggalakkan pertambahan produksi dan perkembangan teknologi.

H. Retrun On Assets ROA

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, tolal aktiva maupun modal sendiri Agus Sartono, 2001:122. Rentabilitas adalah ukuran kemampuan bank untuk mendapatkan laba atas penepatan asset kepada aktiva produktif yang dimiliki bank, untuk mengukur profitabilitas bank maka dapat digunakan dengan mengunakan pendekatan yaitu antara lain adalah dengan rasio Retrun On Asset ROA. Retrun On Asset ROA merupakan rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kondisi keuangan dari suatu perusahaan dengan mengunakan 46 skala tertentu atau suatu alat untuk menilai apakah seluruh asset yang dimiliki perusahaan sudah dipergunakan semaksimal mungkin untuk mendapatkan keuntungan Andy Porman T, 2007:147. Menurut F. S. Mishkin 2008:306 oleh karena pemilik bank harus mengetahui apakah banknya dikelola dengan baik, mereka membutuhkan pengukuran yang baik mengenai profitabilitas bank. Ukuran dasar keuntungan bank adalah imabal hasil atas asset. Laba setelah pajak adalah laba rugi bank yang diperoleh dalam Priode berjalan setelah dikurangi pajak. Total Asset merupakan komponen yang terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia BI, penempatan pada bank lain, surat-surat berharga, kredit yang diberikan, pendapatan yang harus diteriama, biaya dibayar dimuka, uang muka pajak, aktiva tetap serata penyusutan aktiva tetap dan lain-lain Dendawijaya, 2000:120. ROA adalah salah satu metode penilaian yang digunakan untuk mengukur tingkat rentabilitas sebuah bank, yaitu tingkat keuntungan yang dicapai oleh sebuah bank dengan seluruh dana yang ada di bank. ROA membandingkan laba terhadap total aset, yang dapat dicari dengan rumus berikut. Bank Indonesia, 2006 47 Dapat dikatakan ROA berfungsi unuk mengukur efektifitas perusahaan dalam mengelola asset yang dimilikinya kemudian menempatkan kepada aktiva produktif segingga mendapatkan keuntungan, atas pegelolaan yang baik maka akan menikatkan laba. ketika laba menigkat akan mearik para investor nasabah karena perusahaan memiliki tingat pengembalian yang baik.

I. Penelitian Sebelumnya Indah Nurfitri Adi 2006 meneliti tentang Pengaruh penempatan dana

pada SWBI dan pasar uang antar bank Syariah PUAS terhadap FDR perbankan syariah. Penelitian ini secara khusus ingin mengetahui seberapa besar penempatan dana pada Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS sebagai sarana penitipan dana jangka pendek oleh bank syariah yang mengalami kelebihan likuiditas dan penempatan dana pada Pasar Uang Antarbank Syariah PUAS berpengaruh terhadap Financing to Deposit Ratio FDR perbankan syariah. Data penelitian ini bersumber dari Bank Indonesia dan juga dari berbagai buku, koran, tesis dan internet yang berhubungan dengan topik ini. Data yang digunakan mulai bulan Januari 2003 hingga Maret 2006. Penelitian ini menggunakan alat analisis regresi berganda, yaitu suatu metode yang digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel. Hubungan tersebut diekspresikan dalam bentuk persamaan yang menghubungkan variabel terikat Y dengan dua atau lebih variabel bebas X. Dan hasil analisa diketahui bahwa kedua variabel bebas yaitu variabel SWBI dan PUAS secara bersama-sama 48 dapat mempengaruhi variabel FDR perbankan syariah. Kedua variabel tadi dapat menjelaskan variabel terikat sebesar 50,6 dan sisanya yaitu 49,4 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan kedalarn model. Walaupun kedua variabel bebas secara bersama-sama dapat mempengaruhi variabel FDR perbankan syariah, namun hasil uji t menunjukkan bahwa hanya variabel SWBI yang signifikan dalam mempengaruhi FDR perbankan syariah. Dian Nuriyah Solissa 2009 meneliti tentang Pengaruh SBI Syariah terhadap Tingkat FDR Perbankan Syariah Analisis Simulasi Kebijakan. Penelitian ini terkait dengan PBI No. 1011PBI2008 tentang SBI syariah ini berangkat dari permasalahan yang terjadi dalam hubungan antara bonus insentif yang diberikan bank indonesia atas penempatan overlikuditas pada SBI Syariah dengan tingkat FDR. Kenyataan mengenai ketentuan bonus insentif tinggi, tingkat FDR tinggi dalam peraturan ini semakin tinggi bonus yang diberikan oleh bank indonesia maka tingkat FDR bank syariah semakin rendah begitupula sebaliknya. Tingginya tingkat FDR perbankan syariah disebabkan dua hal yaitu, tingginya imbal hasil pembiayan yang pada Priode penelitian mencapai 14,71 dan adanyabbatasan minimal tingkat FDR 80 guna menyeimbangkan hubungan yang terjadi antar bonus SBIS dengan tingkat FDR. Agar tingkat kesehatan bank syariah tetap terjaga maka diajukan sebuah kebijakan yang mencakup beberapa skenario kebijakan tersebut berupa penurunan batas minimal tingakat tingkat FDR. Mengunakan data statistik perbankan syariah bulanan April 2008 – Maret 2008 penerapan SWBI dan April 2008 – Maret 2009 penerapan SBIS serta mengukur linier programing 49 diproleh batas minimimum tingkat FDR yang optimal adalah 60. Penurunan batas minimal tingkat FDR berdampak pada tingkat outstanding SBIS, sehingga batas maksimum outstanding SBIS adalah 4 dari total DPK. Toni Hidayat 2007 meneliti tentang Pengaruh Inflasi Terhadap Kinerja Pembiayaan Perbankan Syariah, Volume Transaksi Pasar Uang Antarbank Berdasarkan Prinsip Syariah PUAS dan Posisi Outsanding Sertifikat Wadiah Bank Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh inflasi terhadap kinerja pembiayaan perbankan syariah yang diukur dengan kreteria Financing to Deposit Ratio FDR dan Non Performing Financing NPF, Volume transaksi Pasar Uang Antarbank berdasarkan prinsip Syaraiah VPUAS dan posisi Outstanding Sertifikat Wadiah Bank Indonesia OSWBI. Hipotesis awal menyatakan bahwa variabel inflasi berpengaruh positif dengan variabel NPF, VPUAS adn OSWBI. Tetapi infalsi berpengaruh negatif terhadap FDR. Berdasrkan pengujian yang mengunakan metode Vector Autoregression VAR teryata inflasi mempunyai pengaruh yang positif terhadap FDR, NPF, Volume transaksi Pasar Uang Antarbank Syariah dan posisi Outstanding SWBI. Ari Cahyono 2009 meneliti tentang Pengaruh Indikator Makroekonomi Terhadap Dana Pihak Ketiga dan Pembiayaan Bank Syariah Mandiri. Penelitian ini bertujuan utuk menganalisa pengaruh indicator makroekonomi suku bunga SBI, kurs, inflasi, IHSG dan PDB terhadap Dana Pihak Ketiga dan Pembiayaan Bank Syariah Mandiri. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa indikator 50 makroekonomi memberikan pengaruh terhadap DPK dan Pembiayaan Bank Syariah Mandiri, dimana suku bunga SBI memberikan pengaruh negative, sedangkan inflasi, kurs, IHSG dan PDB memberikan pengaruh yang positif. Berdasarkan penelitian dengan metode yang sama menunjukkan bahwa PDB memberian pengaruh positif yang paling besar terhadap Dana Pihak Ketiga dan Pembiayaan Bank Syariah Mandiri. Irsadunas 2004 meneliti tentang Analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi posisi outstanding SWBI. penelitian ini bertujuan untuk melihat kondisi dimana posisi outstanding SWBI yang semakin meningkat mengindikasikan bahwa perbankan syariah berada dalam situasi over likuditas. Disi lain PUAS yang semestinya menyerap kelebihan likuditas ini beleum berperan secara optimal dan tingkat bonus SWBI masih punya daya tarik bagi bank syariah dari pada dana yang berlebih tersebut tidak menghasilkan apa-apa. Sementara disisi lain untuk mencapai sasaran-sasaran moneter yang telah ditetapkan bank Indonesia juga punya piranti dan kebijakan yang bersipat konvensional. Kebijakan itu antara lain oprasi pasar terbuka melalui SBI dan mencetak dan mengeluarkan uang kartal Mo. Jadi disinyalir ada empat faktor utama yang menyebabkan posisi outstanding SWBI ini berubah-ubah 1 kondisi likuditas bank syariah yang tercemin pada Financing to Deposit Ratio FDR, 2 tingkat imbal bonus SWBI, 3 tingkat suku bunga SBI, 4 Mo. 51

J. Kerangka Berpikir Kerangka pemikiran merupakan bagian dari tinjauan pustaka yang

Dokumen yang terkait

Pengaruh Financing to Deposit Ratio dan Non Performing Financing terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia

1 65 87

Pengaruh financing to deposit ratio (FDR) dan return on asset (ROA) terhadap return bagi hasil deposito mudharabah: studi pada PT. Bank muamalat Indonesia, Tbk

0 4 1

Pengaruh penempatan dana sertifikat Bank Indonesia syariah (SBIS) dan pasar uang antarbank berdasarkan prinsip syariah (PUAS) terhadap Financing To Deposit Ratio (FDR) perbankan syariah

2 18 104

Pengaruh non performing financing,financing to deposit ratio, dan retrun on assets terhada pertumbuhan aset bank syariah

0 7 0

Pengaruh non performing financing,financing to deposit ratio, dan retrun on assets terhada pertumbuhan aset bank syariah (analisis pada bank umum syariah di Indonesia periode 2011-2014)

0 9 105

Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Non Performing Financing (NPF) Terhadap Profitabilitas PT Bank Mega Syariah

1 15 95

Pengaruh CAR, NPF, FDR dan BOPO Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah (Periode 2011-2015)

1 9 152

Pengaruh Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Return On Asset (ROA) (Studi Kasus pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode

1 16 131

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK), SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH (SBIS), NON PERFORMING FINANCING (NPF) DAN RETURN ON ASSETS (ROA) TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia Periode 2009 - 2014

2 18 138

Pengaruh Capital Adequancy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2011-2015

0 2 108