Inflasi Analisis inlfansi, Sertifikat Bank Indonesia syariah (SBSIS) dan pasar uang antra bank syariah (PUAS) tehadap financing deposit ratio (FDR) serta inplikasinya kepada return on assets (ROA) Bank Syariah di Indonesia

41 sebelumnya yatu peraturan Bank Indonesia No. 67PBI2004 tentang Sertifikat Wadiah Bank Indonesia SWBI. Dengan keluarnya peraturan baru ini maka Peraturan Bank Indonesia No. 672004 tanggal 16 Febuari 2004 tentang SWBI dicabut dan telah dinyatakan tidak berlaku Bank Indonesia, 2008. Sertifikat Bank Indonesia Syariah yang dalam prakteknya menggunakan akad ju’alah yaitu mekanismenya dalam bentuk lelang, dan lelang tersebut akan dimenagkan oleh slah satu BUS dan UUS yang yang mengkikuti lelang dan tidak sedang kena sanksi. Sedangkan Sertifikat Wadiah Bank Indonesia memakai akad wadiah yang berarti titipan yang bonusnya ditetapkan oleh Bank Indonesia Bank Indonesia, 2008.

G. Inflasi

1. Definisi Inflasi Secara umum, inflasi berarti kenaikan harga barangkomoditas dan jasa dalam periode waktu tertentu. Inflasi dapat dianggap sebagai fenomena moneter karena terjadinya penurunan nilai unit penghitungan moneter terhadap suatu komoditas. Adiwarman A. Karim, 2002:63 Menurut Marcus Bodie Kane 2004:385 inflation is the rate which the general level of prices is rising. High rates of inflation often are associated with “overheated” economies, that is, economies where the demand for goods and services is outstripping productive capacity, which leads to upward pressure on prices. 42 2. Jenis-jenis Inflasi Menurut Paul A. Samuelson dalam Adiwarman Azwar Karim 200:65 berdasarkan tingkat keparahannya inflasi dapat digolongkan dalam tiga jenis inflasi berikut: a. Moderate inflation, disebut juga “inflasi satu digit”, adalah inflasi dengan karakteristik terjadinya kenaikan harga secara lambat. b. Galloping inflasion, yaitu inflasi yang terjadi pada tingkat 20 sampai dengan 200 per tahun. c. Hyper inflasion, yaitu inflasi dengan tingkat sangat tinggi, berkisar antara jutaan sampai triliunan per tahun. 3. Efek-efek Buruk Inflasi Menurut Sukirno 2004:338, efek-efek buruk dari inflasi yaitu sebagai berikut : a. Inflasi dan Perkembangan Ekonomi Inflasi yang tinggi tingakatnya akan menggalakkan perkembangan ekonomi. Biaya yang terus menerus naik menyebabkan kegiatan produktif sangat tidak menguntungkan. Maka pemilik modal biasanya lebih suka menggunakan uangnya untuk tujuan spekulasi. Investasi produktif akan berkurang dan tingkat kegiatan ekonomi akan menurun. Sebagai akibatnya lebih banyak pengangguran akan terwujud. Kenaikan harga-harga juga menimbulkan efek buruk pula ke atas perdagangan. Kenaikan harga menyebabkan barang-barang negara itu tidak dapat bersaing di pasaran internasional, selanjutnya ekspor akan 43 menurun. Sebaliknya, harga-harga produksi dalam negeri yang semakin tinggi sebagai akibat inflasi menyebabkan barang-barang impor relatif murah, maka lebih banyak impor yang dilakukan. Ekspor yang menurun dan diikuti oleh impor yang bertambah menyebabkan ketidakseimbangan dalam aliran mata uang asing. Kedudukan neraca pembayaran akan memburuk. b. Inflasi dan Kemakmuran Rakyat Disamping menimbulkan efek buruk, kegiatan ekonomi negara akan mengalami inflasi dan menimbulkan efek terhadap individu dan masyarakat. c. Inflasi akan menurunkan pendapatan riil orang-orang yang berpendapatan tetap. Pada umumnya kenaikan upah tidaklah secepat kenaikan harga- harga. Maka inflasi akan menurunkan upah riil individu-individu yang berpendapatan tetap. Sehingga daya beli masyarakat juga akan menurun. d. Inflasi akan mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang. Sebagian kekayaan masyarakat disimpan dalam bentuk uang. Simpanan di bank, simpanan tunai dan simpanan dalam institusi- institusi keuangan lain yang merupakan simpanan keuangan. Nilai riinya akan menurun apabila inflasi berlaku. 44 e. Memperburuk pembagian kekayaan Telah ditunjukkan bahwa penerima pendapatan tetap akan menghadapi kemorosotan dalam nilai riil pandapatannya, dan pemilik kekayaan bersifat keuangan akan mengalami penurunan dalam nilai riil kekayaannya. Penjualpedagang dapat mempertahankan nilai riil pendapatannya. Dengan demikian inflasi menyebabkan pembagian pendapatan diantara golongan berpendapatan tetap dengan pemilik- pemilik harta tetap dan penjualpedagang akan menjadi semakin tidak merata. Menurut para ekonomi islam, inflasi berakibat sangat buruk bagi perekonomian karena empat hal berikut: 1 Menimbulkan gangguan terhadap fungsi uang, terutama terhadap fungsi tabungan nilai simpan. 2 Melemahkan masyarakat untuk menabung. 3 Meningkatkan kecenderungan berbelanja, terutama untuk barang- barang nonprimer dan mewah. 4 Mengarahkan investasi kepada hal-hal tidak produktif seperti penumpukan kekayaan berupa tanah, bagunan, logam mulia, dan mata uang asing serta mengorbankan investasi produktif seperti pertanian, industri, perdagangan dan tranportasi Adiwarman A. Karim, 2002:67 45 4. Kebijakan untuk Mengatasi Inflasi Kebijakan yang mungkin dilakukan pemerintah untuk mengatasi inflasi yaitu: a. Kebijakan fiskal, yaitu dengan menambah pajak dan mengurangi pengeluaran pemerintah. b. Kebijakan moneter, yaitu dengan menaikkan suku bunga dan membatasi kredit. c. Dari segi penawaran yaitu dengan melakukan langkah yang dapat mengurangi biaya produksi dan menstabilkan harga seperti mengurangi pajak impor dan pajak atas pajak atas bahan mentah, melakukan penetapan harga, menggalakkan pertambahan produksi dan perkembangan teknologi.

H. Retrun On Assets ROA

Dokumen yang terkait

Pengaruh Financing to Deposit Ratio dan Non Performing Financing terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia

1 65 87

Pengaruh financing to deposit ratio (FDR) dan return on asset (ROA) terhadap return bagi hasil deposito mudharabah: studi pada PT. Bank muamalat Indonesia, Tbk

0 4 1

Pengaruh penempatan dana sertifikat Bank Indonesia syariah (SBIS) dan pasar uang antarbank berdasarkan prinsip syariah (PUAS) terhadap Financing To Deposit Ratio (FDR) perbankan syariah

2 18 104

Pengaruh non performing financing,financing to deposit ratio, dan retrun on assets terhada pertumbuhan aset bank syariah

0 7 0

Pengaruh non performing financing,financing to deposit ratio, dan retrun on assets terhada pertumbuhan aset bank syariah (analisis pada bank umum syariah di Indonesia periode 2011-2014)

0 9 105

Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Non Performing Financing (NPF) Terhadap Profitabilitas PT Bank Mega Syariah

1 15 95

Pengaruh CAR, NPF, FDR dan BOPO Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah (Periode 2011-2015)

1 9 152

Pengaruh Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Return On Asset (ROA) (Studi Kasus pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode

1 16 131

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK), SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH (SBIS), NON PERFORMING FINANCING (NPF) DAN RETURN ON ASSETS (ROA) TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia Periode 2009 - 2014

2 18 138

Pengaruh Capital Adequancy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2011-2015

0 2 108