Pengendalian Hama dan Penyakit Perbedaan produksivitas usahatani karet rakyat antar desa Sialang dan Jaharun B.

e. Pengendalian Hama dan Penyakit

Sebagaimana hal nya tanaman lain, tanaman karet di daerah penelitian tak luput dari gangguan hama dan penyakit. Hama yang sering dijumpai pada tanaman karet petani di kabupaten Deli Serdang adalah Rayap yang menggerogoti bibit yang baru saja ditanam dari ujung stum sampai perakaran, sehingga menimbulkan kerusakan yang sangat berat. Selain itu Tungau juga menjadi hama yang sangat berbahaya bagi tanaman karet, tungau menghisap cairan yang ada pada tanaman akibatnya daun yang terserang menjadi kerdil, lama kelamaan daun menguning dan akhirnya gugur. Pengendalian hama ini dapat dilakukan secara kimiawi yaitu menyemperotkan insektisida pembasmi rayap dan tungau. Sedangkan penyakit yang sering menyerang tanaman karet pada umum nya lebih besar dibandingkan serangan hama. Penyakit yang sering menyerang yaitu penyakit akar putih yang mengakibatkan akar tanaman menjadi lunak, membusuk dan berwarna coklat. Selain itu penyakit yang disebabkan oleh jamur juga sering menyerang tanaman karet, dan pengendaliannya dapat dilakukan dengan menyemperotkan fungisida pada tanaman yang terinfeksi. Di daerah penelitian petani menggunakan obat-obatan kimia untuk memberantas hama dan penyakit tanaman karet. Obat yang digunakan adalah Round-Up, gromosom dan Curacon Universitas Sumatera Utara

f. Penyadapan

Untuk daerah penelitian pemanenan dilakukan pada saat tanaman berumur 5 – 7 tahun tergantung pada kondisi perawatan tanaman, semakin baik perawatan karet dilakukan semakin baik pula pertumbuhan tanaman karet. Bidang sadap antara 0,5 – 1,5 cm dan ada juga 1 – 1.5 mm dari lapisan paling luar. Berkas pembuluh lateks membentuk sudut dari arah kiri bawah kearah kanan atas sebesar 37 – 39 o C terhadap bidang vertikal batang, karenanya penyadapan membentuk sudut 35 – 50 o C dari kiri atas kearah kanan bawah. Pengambilan lateks daerah penelitian dilakukan pada pukul 06.00 – 09.00 dan pengambilan lateks dilakukan 10.00 – 12.00 tergantung luas lahan yang dimiliki oleh petani. Universitas Sumatera Utara

BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

6.1. Perbedaan Jumlah Sarana Produksi dan Biaya Produksi Usahatani Karet di Desa Sialang dan Jaharun B Sarana produksi merupakan input yang dikorbankan oleh petani sampel dalam usahatani karet sedangkan biaya produksi usahatani karet antara lain adalah biaya tenaga kerja, input produksi, penyusutan dan pajak tanah PBB. Total biaya produksi adalah penjumlahan dari seluruh biaya-biaya produksi dalam usahatani. Tabel 9 : Perbandingan Jumlah Sarana Produksi Dalam Usahatani Karet Di Desa Sialang dan Jaharun B Per Ha 1-5 Tahun Uraian Strata Sialang Jaharun B 1. Bibit Btg 568 448 2. Pupuk Kg • Urea • SP 36 • KCl 581,4 330,7 274,9 450,6 268,7 182,2 3. Obat-obatan • Round-up ltr • Gromoxone ltr • Curater ltr 4,87 1,53 1,77 2,77 2,43 1,73 4. Tenaga Kerja HKP • Per petani • Per Ha 42,76 48,07 37,79 52,55 Sumber : Data diolah dari lampiran 3, 4, 11, 12, 15, 16, 17, 18 49 Universitas Sumatera Utara Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa rata-rata penggunaan bibit, di desa Sialang berjumlah 568 btgha sedangkan di desa Jaharun B 448 btgha. Rata- rata pemakaian pupuk di desa Sialang jenis urea : 581,4 kgha, Sp36 : 330,7 kgha, KCl : 274,9 kgha. Sedangkan untuk desa Jaharun B pemakaian pupuk jenis urea : 450,6 kgha, SP 36 : 268,7 kgha dan KCl : 182,2 kgha. Rata-tara pemakaian obat-obatan di desa Sialang untuk jenis Round-up : 4,87 ltrha, Gromoxone : 1,53 ltrha, Curater : 1,77 ltrha, sedangkan di desa Jaharun B pemakaian obat-obatan jenis Round-up : 2,77 ltrha, Gromoxone : 2,43 ltrha, Curater : 1,73 ltrha. Jumlah rata-rata tenaga kerja yang digunakan dalam usahatani karet di desa Sialang yaitu : 42,76 HKP petani dan 48,07 HKPha sedangkan pemakaian tenaga kerja untuk Desa Jaharun B 37,79 HKPpetani dan 53,55 HKPha. Maka dari keterangan di atas dapat dilihat bahwa desa Sialang lebih banyak menggunakan sarana produksi dari pada desa Jaharun B. Jadi secara umum pemakaian bibit, pupuk, obat-obatan dan tenaga kerja yang paling tingg terdapat pada desa Sialang. Adapun total biaya produksi rata-rata yang digunakan petani karet per ha dapat dilihat pada tabel berikut. Universitas Sumatera Utara Tabel 10 : Total Biaya Produksi Rata-Rata Usahatani Karet Di Desa Sialang dan Jaharun B per Ha 1-5 tahun Uraian Sialang Jaharun B Komponen Biaya Produksi Rpha 1. Tenaga kerja 2. Sarana Produksi - Pupuk - Obat-obatan - Bibit 3. Penyusutan 4. PBB 2.166.767 3.381.894 571.661 1.705.000 413.826 135.667 2.113.581 3.376.814 584.804 1.344.000 396.936 111.500

5. Total Biaya 8.374.815

7.927.635 Sumber : Data diolah dari lampiran 13, 14, 21, 22, 25, 26, 29 dan 30. Dari tabel di atas dapat dilihat biaya-biaya yang digunakan selama proses produksi usahatani karet di desa Sialang dan desa Jaharun B adalah : 1. Tenaga kerja Upah tenaga kerja di daerah penelitian yaitu desa Sialang adalah sama untuk setiap tahapan pekerjaan yaitu sebesar Rp.45.000HKP sedangkan di desa Jaharun B Rp.40.000HKP untuk setiap tahapan pekerjaan. Besarnya biaya tenaga kerja rata-rata yang digunakan petani di desa Sialang Rp.2.166.767Ha sedangkan di Desa Jaharun B biaya tenaga kerja rata-rata Rp. 2.113.581Ha. 2. Sarana Produksi Sarana produksi meliputi bibit, pupuk dan obat-obatan. Biaya sarana produksi rata-rata yang digunakan di desa Sialang sebesar Rp.5.628.555ha sedangkan biaya sarana produksi rata-rata adalah petani di desa Jaharun B sebesar Rp.5.305.618ha. Universitas Sumatera Utara 3. Penyusutan peralatan Alat yang digunakan dalam usahatani karet di desa Sialang maupun Jaharun B adalah cangkul, parang, babat, pisau dan lain-lain. Biaya rata-rata penyusutan peralatan usahatani karet di desa Sialang Rp.413.826ha sedangkan biaya rata- rata penyusutan peralatan di desa Jaharun B sebesar Rp. 396.936ha. 4. Pajak Tanah PBB Biaya rata-rata PBB usahatani karet di desa Sialang sebesar Rp.135.667hatahun sedangkan di desa Jaharun B sebesar Rp.111.500 hatahun. 5. Total biaya Total biaya produksi yang digunakan dalam usahatani karet di desa Sialang adalah Rp.8.374.815ha sedangkan total biaya produksi di desa Jaharun B adalah Rp.7.927.635ha. Dalam hal ini berarti terdapat perbedaan biaya produksi usahatani karet pada kedua daerah penelitian di mana biaya produksi usahatani karet di desa Sialang lebih besar dari pada di desa Jaharun B. Untuk melihat apakah ada perbedaan nyata biaya produksi antar daerah maka dilakukan dengan uji statistik. Hasil analisis uji beda rata-rata total biaya produksi usahatani karet antara desa Sialang dan Jaharun B dapat dilihat pada tabel 11. Tabel 11 : Hasil Analisis Perbedaan Produksi Rata-Rata Per Ha Usahatani Karet Di Desa Sialang dan Jaharun B 1-5 Tahun. Uraian Sialang Jaharun B t- hitung t- tabel Biaya produksi Rp 8.374.815 7.927.635 2.829 2.145 Keterangan = t- hting t- tabal , H ditolak H 1 diterima Sumber : Data diolah dari lampiran 31, 32, 39dan 40 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa total biaya produksi antara desa Sialang dan desa Jaharun B terdapat perbedaan nyata dimana biaya produksi yang dikeluarkan oleh desa Sialang dan desa Jahrun berbeda seperti biaya pupuk, obat-obatan, bibit, tenaga kerja, penyusutan alat dan juga PBB. Pada α = 0,05 nilai t hitung = 2,829 dan t tabel = 2,145. Dapat dilihat biaya produksi di desa Sialang lebih besar daripada desa Jaharun B, sesuai dengan kaidah t hitung t tabel maka keputusannya adalah H ditolak H 1 diterima sehingga hipotesis yang menyatakan ada perbedaan biaya produksi antara kedua daerah penelitian pada usahatani karet dapat diterima.

6.2. Perbedaan produksivitas usahatani karet rakyat antar desa Sialang dan Jaharun B.

Produktivitas usahatani karet adalah perbandingan antara produksi dengan luas lahan. Besarnya produktivitas usahatani karet di kedua daerah penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 12 : Produktivitas Usahatani Karet Di Desa Sialang Dan Jaharun B Per Ha. Uraian Sialang Jaharun B Perbedaan 1. Luas Lahan ha 2. Produksi Kg 3. Produktivitas KgHa 1.07 4.016 3.780 0.87 2.528 2.918 0.27 1.448 862 Sumber : Data diolah lampiran 35 36 Universitas Sumatera Utara Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa produktivitas usahatani karet lebih besar di desa Sialang dari pada desa Jaharun B. Produktivitas rata-rata usahatani karet di desa Sialang 3.780 kgha sebesar sedangkan produktivitas di desa Jaharun B.2.918. kgha dengan selisih antara keduanya 862 kgha. Hasil analisis uji beda rata-rata produktivitas usahatani karet di desa Sialang dan Jaharun B dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 13 : Hasil Analisis Perbedaan Produktivitas Usahatani Karet Di Desa Sialang dan Jaharun B per Ha Uraian Sialang Jaharun B t- hitung t- tabel Produktivitas Rp 30.240.000 23.341.333 9,524 2,145 Keterangan = t- hitung t- tabel , H ditolak H 1 diterima Sumber : Data diolah dari lampiran 35, 36, 40 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa produktivitas antara desa Sialang dan Jaharun B terdapat perbedaan nyata, yaitu pada produktivitas desa Sialang sebesar Rp 30.240.000 sedangkan desa Jaharun sebesar Rp 23.341.333 selisih antara kedua desa tersebut Rp 6.898.667. Pada α =0,05, nilai t- hitung = 9,524 dan t- tabel = 2,145. Pada rata-rata dapat dilihat produktivitas usahatani karet di desa Sialang lebih besar dari pada desa Jaharun B. Maka sesuai dengan kaidah t- hitung t- tabel maka keputusannya adalah H ditolak dan H 1 diterima. Sehingga hipotesis yang menyatakan ada perbedaan produktivitas antara kedua daerah penelitian pada usaha tani karet dapat diterima. Universitas Sumatera Utara

6.3. Perbedaan Pendapatan Bersih Usahatani Karet Di Desa Sialang dan desa Jaharun B