Latar Belakang Analisis Komparasi Sosial Ekonomi Pada Usaha Tani Tanaman Karet Rakyat Di Kabupaten Deli Serdang

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Subsektor perkebunan merupakan subsektor pertanian yang secara tradisional merupakan salah satu penghasil devisa negara. Sebagian besar tanaman perkebunan tersebut merupakan usaha perkebunan rakyat, sedangkan sisanya diusahakan oleh perkebunan besar baik milik pemerintah maupun milik swasta Soetrisno L. 1999. Di Indonesia, karet merupakan salah satu komoditi pertanian terkemuka karena banyak menunjang perekonomian negara. Kekuatan perkebunan karet rakyat terletak pada luas arealnya, dapat dijadikan sebagai tanaman perdagangan, merupakan tanaman yang mudah berintegrasi dengan sistem perladangan serta banyaknya tenaga kerja keluarga yang bekerja pada usaha pertanaman karet Husodo, 2004. Peranan komoditi karet cukup penting di Sumatera Utara, terlihat dari gambaran volume dan nilai eksport yang cenderung meningkat seperti terlihat pada tabel berikut. Universitas Sumatera Utara Tabel 1. Perkembangan Volume Ekspor Getah Karet Alam dari Provinsi Sumatera Utara kg No Komoditi Volume Ekspor Kg 2003 2004 2005 2006 1 Kandungan Karet Lt.12 Amonia; Konsentrat cairan 5,190.428 5,190.428 21.500 - 2 Kandungan Karet Lt.12 Amonia;campuran lainnya 201.600 260.340 991.890 2,631.000 3 Kandungan Karet Lt.12 Amonia, Konsetrat lainnya 200.851 - - - 4 Kandungan Karet 12 Amonia; Konsentrat cairan 722.950 156.630 20.220 - 5 Kandungan Karet 12 Amonia;campuran lainnya 21.350 131.941 881.000 1,200.000 6 Kandungan Karet 12 Amonia, Konsetrat lainnya - - - - 7 Karet alam cair 69.163 97.400 291,941.000 280,373.800 8 Lembaran yang sudah diasapi 17,414.790 111,500.308 35,100.532 31,264.379 9 Karet alam beku 273.188 423.380 - - 24,094.320 117,760.427 328,956.142 315,469.179 Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara 2007 Dari tabel 1 di atas menunjukkan bahwa volume ekspor getah karet alam tahun 2003 yaitu sebesar 24.094.320 kg dan mengalami peningkatan tahun 2004 sebesar 117.760.427 kg dan tahun 2005 sebesar 328.956.142 kg namun mengalami penurunan pada tahun 2006 sebesar 315.469.179 Kg. Tabel 2. Perkembangan Nilai Ekspor Getah Karet Alam dari Provinsi Sumatera Utara US No Komoditi Nilai Ekpor US 2003 2004 2005 2006 1 Kandungan Karet Lt.12 Amonia; Konsentrat cairan 3,495.489 899.610 19.135 - 2 Kandungan Karet Lt.12 Amonia;campuran lainnya 201.781 258.133 1,017.724 1,721.725 3 Kandungan Karet Lt.12 Amonia, Konsetrat lainnya 216.210 - - - 4 Kandungan Karet 12 Amonia; Konsentrat cairan 712.707 160.025 21.635 1,254.667 5 Kandungan Karet 12 Amonia;campuran lainnya 15.479 110.348 811.020 3,171.246 6 Kandungan Karet 12 Amonia, Konsetrat lainnya - - - - 7 Karet alam cair 72.092 102.732 148.081 - 8 Lembaran yang sudah diasapi 17.626.051 127.081.090 374,577.326 59,477.851 9 Karet alam beku 203.764 381.034 - - 22.543.694 128.992.872 376,594.921 65,625.489 Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara 2007 Universitas Sumatera Utara Dari tabel 2 di atas dapat diketahui bahwa nilai ekspor getah karet alam mengalami peningkatan pada dari tahun 2004 sebesar US 128.992.872 ke tahun 2005 yaitu sebesar US 376.594.921 dan kemudian mengalami penurunan pada tahun 2006 yaitu sebesar US 65.625.489. Perkebunan pola swadaya menduduki hampir 80 dari total areal perkebunan yang ada di Indonesia. pengelolaannya masih terbatas dalam arti belum ada pembagian pengetahuan untuk masing-masing sistem. Untuk itu seorang petani dapat berfungsi dan bertindak sebagai manajer dan di sisi lain juga dapat bertindak sebagai pelaksana setiap kegiatan usahanya Supriono, dkk, 1986. Perkebunan rakyat dicirikan oleh produksi yang rendah, keadaan kebun yang kurang terawat, serta rendahnya pendapatan petani. Kondisi perkebunan rakyat itu secara umum ditunjukkan oleh 2 permasalahan pokok yaitu : produksi tanaman yang jauh lebih rendah dibanding PTPN dan perusahaan besar swasta. Mutu produksi masih rendah serta sistem pemasarannya kurang menguntungkan. Salah satu penyebab terjadinya permasalahan tersebut karena masih lemahnya teknik budaya petani, pengolahan dan pemasaran, serta kurangnya penyuluhan dari para ahli di bidang pertanian kepada petani. Samsul Bahri, 1996. Ada perbedaan besar antara keadaan pertanian rakyat usaha tani dengan perkebunan, tidak hanya dalam luasnya tetapi juga dalam kegiatan produksi dan cara-cara mengusahakannya. Usaha tani rakyat pada umumnya dilaksanakan pada areal yang sempit yang tujuannya untuk memenuhi kebutuhan keluarga Universitas Sumatera Utara tetapi faktor produksi itu relatif kecil. Teknologi yang dipakai pun relatif sederhana. Usahatani dilaksanakan oleh petani sendiri, tenaga luar hanya sebagai bantuan Hermanto, F. 1983. Petani karet umumnya menempati posisi yang relatif kurang menguntungkan dalam transaksi jual beli karet yang dilakukan di sentra produksi karet rakyat. Kebanyakan petani tidak mengerti cara perhitungan harga karena harga jual karet rakyat mudah ditekan dan sulit untuk berkembang. Tim penulis, 1999. Bahan obat karet rakyat adalah lateks kebun serta gumpalan lateks yang diperoleh dari pohon karet. Umumnya bahan yang dihasilkan meliputi lateks, lump mangkok, skrep pohon, dan gumpalan pra koagulasi yang mempunyai ciri khas. gumpalan karet mengandung banyak bahan bukan karet hal ini dikarenakan kotoran yang berasal dari pohon karet menyatu dangan getah karet. Tim Penulis, 1999. Di Provinsi Sumatara Utara, Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu kabupaten daerah produksi perkebunan karet rakyat yang cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari data luas areal dan produksi perkebunan karet rakyat di provinsi Sumatera Utara tahun 2003 sd 2005 pada tabel 3 berikut ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 3 : Luas Areal dan Produksi Perkebunan Karet Rakya di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2003-2006 No Kabupaten Tahun 2003 Tahun 2004 Tahun 2005 Tahun 2006 TM Ha Produksi ton TM Ha Produksi ton TM Ha Produksi ton TM Ha Produksi ton 1 Nias 21,965 15,049 19,994 16,148 19,875 16,134 21,914 13,247 2 Madina 30,909 26,694 30,909 26,694 41,189 32,768 43,097 34,302 3 Tapanuli Selatan 45,174 44,328 21,457 44,185 25,727 19,085 22,247 23,058 4 Tapanuli Tengah 22,853 15,981 22,853 14,786 22,979 16,524 23,047 16,703 5 Tapanuli Utara 10,281 6,700 10,280 6,700 7,803 4,563 7,893 4,621 6 Toba Samosir 640 398 782 690 1,640 1,247 603 648 7 Labuhan Batu 76,551 69,407 74,657 68,546 74,657 68,548 64,164 63,861 8 Asahan 7,841 4,939 7,324 5,298 7,169 5,237 5,988 4,511 9 Simalungun 11,664 10,740 11,664 10,740 11,778 10,886 11,807 10,910 10 Dairi 467 375 461 370 126 102 126 94 11 Karo 65,000 56 65 62 65 63 65 69 12 Deli Serdang 14,907 12,872 6,297 8,176 3,550 3,974 3,954 4,902 13 Langkat 28,441 20,971 29,217 21,886 38,719 29,284 38,771 29,328 14 Nias Selatan - - - - 2,084 1,406 3,389 2,161 15 Humbang Hasundutan - - - - 3,372 2,056 3,361 302 16 Pak-pak Barat - - - - 344 302 353 - 17 Samosir - - - - - - - - 18 Serdang Bedagai - - - - 9,138 8,354 8,873 9,535 Jumlah 271,758 228,510 235,960 223,591 270,215 255,526 259,658 220,633 Sumber : Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Utara, 2003-2006 Universitas Sumatera Utara Deli serdang merupakan daerah yang strategis dalam mengelola tanaman perkebunan, terutama tanaman karet. Secara garis besarnya Deli Serdang termasuk daerah terbesar ke delapan memiliki luas lahan dan produksi karet di Propinsi Sumatera Utara. Tabel 3 menunjukkan bahwa kabupaten Deli Serdang pada tahun 2003 memiliki luas areal yaitu 14.907 Ha dan produksi sebesar 12.875 ton. Pada tahun 2004 memiliki luas areal sebesar 6.297 ha dan produksi sebesar 8.176 ton. Pada tahun 2005 luas areal 3.550 ha dan produksi sebesar 3.974 ton dan pada tahun 2006 luas areal 3.954 ha dan produksi 4.902 ton. Gambaran perkembangan luas tanaman menghasilkan TM dan produksi karet rakyat per kecamatan di Kabupaten Deli Serdang diperlihatkan dalam tabel berikut ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 4 . Luas Lahan Produksi dan Produksi Rata-rata Perkebunan Karet Rakyat Per Kecamatan di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2003-2006 No Kecamatan Tahun 2003 Tahun 2004 Tahun 2005 Tahun 2006 TM Produksi Rata-rata TM Produksi Rata-rata TM Produksi Rata-rata TM Produksi Rata-rata ha ton Produksi ha ton Produksi ha ton Produksi ha ton Produksi kghathn kghathn kghathn kghathn 1 Gunung Meriah 150 200 800 220 193,88 825 203 243,60 1200 203 253,75 1250 2 STM Hulu 1,050 1,325 850 1060 1,326 890 1,295 1554 1200 151 1.887.50 1250 3 Sibolangit 130 190 725 130 156,60 725 97 69,50 1000 84 105 1250 4 Kutalimbaru 172 209,10 825 172 216,97 825 175 175 1000 240 288 1200 5 Pancur Batu - 47,60 700 - 59,20 800 73,50 73,50 1000 73,50 80,85 1100 6 Namorambe - 8,00 800 - 8,00 800 - - - - - - 7 Biru-biru - 51,85 855 61 52,15 855 119 116,03 975 119 142,80 1200 8 STM Hilir 505,50 450,93 850 505,80 447,68 850 724 724 1000 754 942,50 1250 9 Bangun Purba 3,815 5,802 980 3819 5141,50 980 678 779,70 1150 756 945,00 1250 10 Galang 205,70 499,32 890 205,90 213,87 890 176 202,40 1150 176 211,20 1200 11 Tanjung Morawa 75 190,95 825 75 63,75 850 3350 33,50 1000 5 5,50 1100 12 Patumbak - - - - - - - - - - - - 13 Delitua - - - - - - - - - - - - 14 Sunggal - - - - - - - - - - - - 15 Hamparan Perak - - - - - - - - - - - - 16 Labuhan Deli - - - - - - - - - - - - 17 Percut Sei Tuan - - - - - - - - - - - - 18 Batang Kuis - - - - - - - - - - - - 19 Pantai Labu - - - - - - - - - - - - 20 Beringin - - - - - - - - - - - - 21 Lubuk Pakam - - - - - - - - - - - - 22 Pagar Merbau 350 27,00 855 350 800 28 3,50 3,33 950 - - - Jumlah 6.277.20 3.205.55 9.955 6.277.20 8.175.20 9.290 3,550 3.974.55 11.625 3,954 4.902.50 12.050 Sumber : Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Utara, 2003-2006 Universitas Sumatera Utara Dari tabel 4 diatas dapat dilihat bahwa dari 22 kecamatan yang ada, hanya terdapat 12 kecamatan yang mengusahakan perkebunan karet rakyat, diantaranya ada 2 kecamatan yang produksinya relatif tinggi yaitu Kecamatan Bangun Purba dan Kecamatan Galang. Pada tahun 2006 Kecamatan Bangun Purba memiliki produksi 945.00 ton dan luas areal 756.00 ha dengan rata-rata produksi 1.250.00 kghathn. Produksi karet terendah ada pada tahun 2004 yaitu 447.68 ton dengan luas areal 505.80 ha dan rata-rata produksi yaitu 850 kghathn, sedangkan Kecamatan Galang produksi tertinggi pada tahun 2003 yaitu 499,32 tonha dengan luas areal 205.90 ha dan rata-rata produksi 800.90 kghathn, produksi terendahnya pada tahun 2005 yaitu 202.40 ton dengan luas areal 176.00 ha dan rata-rata produksi 1.150.00 kghathn. Melihat kecendrungan peluang usahatani, karet relatif terbuka untuk dilakukan di tingkat usahatani rakyat, maka di pandang perlu untuk melakukan penelitian berkenaan dengan permasalahan analisis komperasi sosial ekonomi usahatani tanaman karet rakyat di kabupaten Deli Serdang. Universitas Sumatera Utara Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dirumuskan beberapa permasalahan sehubungan dengan topik yang diteliti yaitu : 1. Berapa besar perbedaan produktivitas usahatani karet rakyat pada dua daerah penelitian. 2. Berapa besar perbedaan biaya produksi usahatani karet rakyat pada dua daerah penelitian. 3. Berapa besar perbedaan pendapatan bersih usahatani karet rakyat pada dua daerah penelitian. 4. Bagaimana tingkat efisiensi usahatani karet rakyat di dua daerah penelitian 5. Bagaimanakah karakteristik sosial ekonomi petani karet umur, tingkat pendidikan, pengalaman petani, luas lahan, curahan tenaga kerja jumlah tanggungan pada dua daerah penelitian.

1.2. Tujuan Penelitian