Jenis IIR yang tahan gas digunakan untuk campuran pembuatan ban kendaraan bermotor, pembalut kawat listrik, serta pelapis tangki penyimpan minyak atau
lemak. Setiawan, D.H, dkk, 2005
2.3. Landasan Teori
Usahatani pada dasarnya adalah sebagian dari permukaan bumi dimana seorang petani, sebuah keluarga tani atau badan usaha lainnya bercocok tanah atau
memelihara ternak. Kenyataan objektif yang senantiasa harus diperhatikan adalah 1 Sekitar 70 rakyat hidup di pedesaan, 2 Hampir 50 dari angkatan kerja
nasional rakyat kita menggantungkan nasibnya berkerja di sektor pertanian dan 3 sekitar 80 rakyat mengenyam pendidikan formal paling tinggi selama 6
tahun. Husodo, 2004.
1. Faktor Sosial Petani
a. Umur
Bagi petani yang lebih tua bisa jadi mempunyai kemampuan berusahatani yang lebih berpengalaman dan keterampilannya lebih baik, tetapi biasanya lebih
konservatif dan lebih mudah lelah. Sedangkan petani muda mungkin lebih miskin dalam pengalaman dan keterampilan tetapi biasanya sifatnya lebih progresif
terhadap inovasi baru dan relatif lebih kuat. Dalam hubungan dengan perilaku petani terhadap resiko, maka faktor sikap yang lebih progresi terhadap inovasi
baru inilah yang lebih cenderung membentuk nilai perilaku petani usia muda untuk lebih berani menangung resiko Soekartawi, 2002.
Universitas Sumatera Utara
b. Tingkat Pendidikan
Rendahnya tingkat petani dan keterbatasan teknologi modern merupakan dua faktor penyebab utama yang menyebabkan kemiskinan di sektor pertanian di
Indonesia. Keterbatasan dua faktor produksi tersebut yang sifatnya komplementer satu sama lain mengakibatkan rendahnya tingkat produktivitas yang pada akhirnya
membuat rendahnya tingkat pendapatan riil petani sesuai mekanisme pasar yang sempurna. Tambunan, 2003.
Model pendidikan yang digambarkan dalam pendidikan petani bukanlah pendidikan formal yang acap kali mengasingkan petani dari realitas. Pendidikan
petani tidak hanya berorientasi kepada peningkatan produksi petanian semata, tetapi juga menyangkut kehidupan sosial masyarakat petani. Masyarakat petani
yang terbelakang lewat pendidikan petani diharapkan dapat lebih aktif, lebih optimis pada masa depan, lebih efetkif dan pada akhirnya membawa pada keadaan
yang lebih produktif. Soetpomo., 1997.
c. Pengalaman Bertani