4.2. Keadaan Penduduk
Penduduk Desa Sialang berjumlah 3070 jiwa dengan jumlah penduduk terdiri dari 1543 jiwa laki-laki dan 1527 jiwa perempuan. Sedangkan di Desa
Jaharun B penduduknya berjumlah 2614 jiwa, terdiri dari 1314 jiwa laki-laki dan
1300 jiwa perempuan.
Distribusi penduduk desa penelitian menurut kelompok umur dapat dilihat pada tabel di bawah ini;
Tabel 7 : Distribsusi Penduduk Menurut Kelompok Umur di Desa Sialang dan Desa Jaharun B Tahun 2007
Umur Sialang
Jaharun B Jumlah
Persentase Jumlah
Persentase
0 – 14 824
26,84 938
35,88 15 – 29
726 23,64
716 27,39
30 – 44 749
24,39 565
21,61 45 – 59
656 21,36
260 9,94
60 115
3,74 135
5,16
Jumlah 3070
100 2614
100
Sumber : Kantor Kepala Desa Sialang dan Kepala Desa Jaharun B tahun 2007
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk Desa Sialang lebih besar dari pada Desa Jaharun B. Golongan umur 0 - 14 tahun untuk desa
Sialang berjumlah 824 jiwa 26,84 lebih kecil dari desa Jaharun B yaitu berjumlah 938 jiwa 35,88.
Untuk Golongan umur 15 - 29 tahun desa Sialang berjumlah 726 jiwa 23,64 lebih besar jumlah nya bila dibandingkan dengan desa Jaharun B yaitu
berjumlah 716 jiwa 27,39. Golongan umur 30-44 tahun desa Sialang berjumlah 749 jiwa 24,39 dan desa jaharun B berjumlah 565 jiwa 21,61.
Universitas Sumatera Utara
Golongan umur 45-59 jiwa desa Sialang berjumlah 656 jiwa 21,36 sedangkan desa Jaharun B berjumlah 260 jiwa 9,94. Untuk golongan umur usia non
produktif yaitu 60 tahun desa Sialang berjumlah 115 jiwa 3,74 dan desa Jaharun B berjumlah 135 jiwa 5,16.
4.3. Karakteristik Sampel
Berdasarkan batasan operasional terdahulu yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah petani karet di desa Sialang dan Jaharun B. Karakteristik
sampel yang diteliti dideskripsikan pada tabel 8 di bawah ini.
Tabel 8 : Karakteristik Petani Sampel Karet di Desa Sialang dan Desa Jaharun B Tahun 2007
No Karakteristik Petani
Sampel Sialang
Jaharun B Range
Rataan Range
Rataan
1 Umur Tahun
31-65 48,20
28-62 43,86
2 Pendidikan Tahun
6-12 8,20
6-12 7,80
3 Jumlah Tanggungan
Jiwa 1-5
2,93 1-5
2,73
4 Pengalaman Bertani
Tahun 7-21
12,93 6-20
13
Sumber : Data diolah dari lampiran 1 dan 2
Tabel 8 memperlihatkan bahwa umur rata-rata petani karet didaerah penelitian yakni desa Sialang adalah 48,20 tahun sedangkan desa Jaharun B
adalah 43,86 tahun, usia ini tergolong usia yang produktif. Kemudian rata-rata pendidikan petani didesa Sialang adalah 8,60 tahun sedangkan didesa Jaharun B
adalah 7,80 tahun yang termasuk atau setara dengan sekolah lanjutan tingkat pertama SLTP. Jumlah anggota keluarga akan berpengaruh terhadap kehidupan
Universitas Sumatera Utara
ekonomi keluarga serta penerimaan atau pendapatan usaha tani, Jumlah tanggungan rata-rata didesa Sialang adalah 2,93 jiwaorang sementara didesa
Jaharun B adalah 2,73 jiwaorang. Dalam melaksanakan usaha tani pengalaman bertani sangatlah dibutuhkan oleh karna itu semakin lama seorang petani berusaha
tani maka semakin baik pula dalam pengelolaan usaha taninya. Rata-rata pengalaman bertani didesa Sialang adalah 12,93 tahun sedangkan didesa Jaharun
B adalah 13,00 tahun.
Universitas Sumatera Utara
BAB V ANALISIS USAHATANI KARET
5.1. Tahap Kegiatan Pengelolaan Usahatani Karet
Tahap kegiatan pengelolaan Usahatani Karet di daerah penelitian yang diuraikan berikut ini meliputi: persiapan lahan, penanaman, pemupukan,
penyiangan, pengendalian hama dan penyakit, penyadapan, dan pengolahan hasil.
a. Persiapan Lahan
Ada dua jenis penanaman karet, yaitu newplanting dan replanting. Newplanting adalah usaha penanaman karet di areal yang belum pernah di pakai
untuk budi daya karet. Sementara itu, replanting adalah usaha penanaman ulang di areal karet karena tanaman lama sudah tidak produktif lagi, biasa juga disebut
dengan peremajaan. Adapun petani menggunakan penanaman newplanting hampir 70 dan untuk replanting sekitar 30 , hal ini disebabkan kurangnya lahan
untuk penanaman karet. Kegiatan pengolahan lahan, baik untuk newplanting maupun replanting
sebenarnya sama saja. Langkah pertama pengolahan lahan adalah membabat pepohonan yang tumbuh. Tentunya, pada newplanting jenis pohon yang tumbuh
di areal relatif banyak dengan ketinggian dan diameter batang beragam. Sementara itu, pada replanting pohon yang tumbuh hanya karet dengan ketinggian
dan diameter yang sama. Untuk areal yang tidak terlalu luas, pembabatan bisa dilakukan secara manual menggunakan kapak dan gergaji yang memadai.
Sementara itu areal yang akan dijadikan kebun karet yang sangat luas, sebaiknya
44
Universitas Sumatera Utara
memanfaatkan mesin pembabat pohon dan traktor karena lebih ekonomis dibandingkan dengan peralatan manual yang membutuhkan banyak tanaga
manusia. Setelah pepohonan dibabat dibabat, tahap berikutnya membongkar tanah
dengan cangkul atau traktor. Dalam pembongkaran tanah ini sekaligus dilakukan pembersihan sisa-sisa akar, rizoma, alang-alang dan bebatuan karena dapat
mengganggu perakaran tanaman karet.
b. Penanaman