Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian Peran Pustakawan

17

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka rumusan masalah yang penulis bahas pada penelitian ini yaitu : 1. Bagaimanakah pemanfaatan layanan referensi dalam memenuhi kebutuhan informasi pengguna Kantor Perpustakaan Umum Kota Medan. 2. Apakah layanan referensi yang disediakan Kantor Perpustakaan Umum Kota Medan sudah dapat memenuhi kebutuhan informasi pengguna.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan layanan referensi dalam memenuhi kebutuhan informasi pengguna Kantor Perpustakaan Umum Kota Medan. 2. Untuk mengetahui apakah layanan referensi sudah dapat memenuhi kebutuhan informasi pengguna.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi : 1. Penulis, untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan penulis mengenai layanan referensi pada perpustakaan. 2. Peneliti, dapat dijadikan sebagai referensi dan perbandingan dalam penelitian lanjutan yang memfokuskan pada penelitian yang sama. 3. Kantor Perpustakaan Umum Kota Medan, sebagai salah satu bahan masukan dalam menentukan kebijakan yang berkaitan dengan layanan referensi.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah pemanfaatan layanan referensi yang mencakup : 1. Pemanfaatan layanan referensi, meliputi jenis-jenis koleksi referensi, ciri-ciri koleksi referensi, dan pemanfaatan koleksi referensi. Universitas Sumatera Utara 18 2. Kebutuhan informasi, yaitu jenis kebutuhan informasi, faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi, sumber informasi dan pengguna informasi. Universitas Sumatera Utara 19 BAB II KAJIAN TEORITIS

2.1 Perpustakaan Umum

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang diperuntukkan bagi masyarakat luas sebagai sarana pembelajaran sepanjang hayat tanpa membedakan umur, jenis kelamin, suku, agama, ras dan status sosial-ekonomi. Menurut Sjahrial 2000:3, “Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang menghimpun koleksi buku, bahan cetakkan serta bahan lain untuk kepentingan masyarakat umum”. Sedangkan menurut Sudarsono 2006:301, Perpustakaan umum adalah pusat informasi yang menyediakan beragam pengetahuan dan informasi bagi penggunanya. Layanan diberikan dengan dasar kesamaan akses bagi setiap orang tanpa membedakan umur, ras, agama, kebangsaan, jenis kelamin maupun status sosial. Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa perpustakaan umum memberikan kesempatan dan kebebasan kepada seluruh lapisan masyarakat, baik tua, muda, pria maupun wanita untuk mencari dan memperoleh tambahan ilmu pengetahuan dan informasi serta mengikuti apa yang terjadi di dunia.

2.1.2 Tujuan Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum mempunyai tujuan yang ingin dicapai seperti halnya dengan perpustakaan lainnya. Berikut ini ada beberapa tujuan perpustakaan umum menurut para ahli, antara lain : Manifesto perpustakaan Umum dalam Sulistyo-Basuki 1993:46, menyatakan bahwa perpustakaan umum mempunyai empat tujuan utama yaitu : 1 Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat membantu meningkatkan mereka ke arah kehidupan yang lebih baik. 2. Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat, dan murah bagi masyarakat, terutama informasi mengenai topik yang berguna bagi mereka dan yang sedang hangat dalam kalangan masyarakat. 3. Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya sejauh kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka. Fungsi ini sering disebut fungsi pendidikan perpustakaan umum, lebih tepat disebut sebagai fungsi pendidikan berkesinambungan ataupun pendidikan seumur hidup. Pendidikan sejenis ini hanya dapat dilakukan oleh Universitas Sumatera Utara 20 perpustakaan umum, karena perpustakaan umum merupakan satu-satunya pranata kepustakawanan yang terbuka bagi umum. 4. Bertindak selaku agen kultural artinya perpustakaan umum merupakan pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya. Perpustakaan umum bertugas menumbuhkan apresiasi budaya masyarakat sekitarnya dengan ceramah, pemutaran film, dan penyediaan informasi yang dapat meningkatkan keikutsertaan, kegemaran dan apresiasi masyarakat terhadap segala bentuk seni budaya. Menurut Yusuf 1996:18 secara umum disebutkan tujuan perpustakaan umum adalah sebagai berikut : 1. Mengembangkan minat baca serta mendayagunakan semua bahan pustaka yang tersedia di perpustakaan umum. 2. Mengembangkan kemampuan mencari, mengelola dan memanfaatkan informasi yang tersedia di perpustakaan umum. 3. Mendidik masyarakat agar dapat memanfaatkan perpustakaan secara efektif dan efisien. 4. meletakkan dasar-dasar ke arah belajar mandiri. 5. Memupuk minat baca dan menumbuhkan daya apresiasi dan imajinasi masyarakat. 6. Mengembangkan kemampuan masyarakat untuk memecahkan masalah, bertanggung jawab dan berpartisipasi aktif dalam pembangunan nasional. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan perpustakaan umum untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat menggunakan sumber-sumber informasi yang cepat, tepat dan mudah dengan mengembangkan kemampuan yang dimiliki untuk menciptakan masyarakat yang berbudaya bagi masyarakat sekitarnya.

2.1.3 Fungsi Perpustakaan Umum

Penyelenggaraan sebuah perpustakaan umum tentunya ingin mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Perpustakaan umum mempunyai tugas mengumpulkan, menyimpan, memelihara dan mendayagunakan bahan pustaka untuk kepentingan masyarakat umum. Selain mempunyai tujuan dan tugas perpustakaan tentunya memiliki fungsi yang harus dilaksanakan. Dalam buku panduan penyelenggaraan perpustakaan umum 1992:5 dinyatakan bahwa perpustakaan umum berfungsi sebagai pusat untuk : 1. Menyediakan bahan pendidikan edukatif. 2. Menyediakan dan menyebarluaskan informasi informative. 3. Menyediakan bahan-bahan yang dapat digunakan bagi rekreasi rekreatif. 4. Menyediakan petunjuk, pedoman dan bahan-bahan rujukan bagi anggota masyarakat referensi. Universitas Sumatera Utara 21 5. Melestarikan bahan-bahan dan hasil budaya bangsa untuk dapat dimanfaatkan masyarakat umum preservatif, konservatif. 6. Menyediakan layanan penelitian riset kualitatif dan kuantitatif. Sedangkan dalam buku pedoman umum penyelenggaraan perpustakaan umum 2000:6 fungsi perpustakaan umum adalah : 1. Pengkajian kebutuhan pemakai dalam hal informasi dan bahan bacan. 2. Penyediaan bahan pustaka yang diperkirakan diperlukan, melalui pembelian, langganan, tukar menukar dan lain-lain. 3. Pengolahan dan penyiapan setiap bahan pustaka. 4. Penyimpanan dan pemeliharaan koleksi. 5. Pendayagunaan koleksi. 6. Pemberian layanan kepada warga masyarakat baik yang datang langsung ke pepustakaan maupun yang menggunakan telepon, faximile, dan lain-lain. 7. Pemasyarakatan perpustakaan. 8. Pengkajian dan pengembangan semua aspek kepustakawanan. 9. Pelaksanaan koordinasi dengan pihak pemerintah daerah, tokoh-tokoh masyarakat dan mitra kerja lainya. 10. Menjalin kerjasama dengan perpustakaan lain dalam rangka pemanfaatan bersama koleksi dan saranaprasarana. 11. Pengolahan dan ketatausahaan perpustakaan. Kedua uraian di atas mengemukakan bahwa perpustakaan umum berfungsi sebagai sarana edukasi, informasi, rekreasi, referensi, pelestarian bahan-bahan dan hasil budaya bangsa cultural dan sebagai sarana penelitian. Selain fungsi tersebut, perpustakaan juga berfungsi menjalin kerjasama dengan perpustakaan lain dan pengolahan dan ketatausahaan perpustakaan.

2.1.4 Tugas Perpustakaan Umum

Setiap perpustakaan mempunyai tugas sesuai dengan jenis perpustakaannya, begitu juga dengan perpustakaan umum. Di dalam buku pedoman perlengkapan perpustakaan umum 1992:2 tugas perpustakaan umum adalah “mengumpulkan, menyimpan, memelihara, mengatur, dan mendayagunakan bahan pustaka untuk kepentingan pendidikan, penerangan, penelitian, pelestarian suatu pengembangan kebudayaan dan rekreasi seluruh golongan masyarakat”. Sedangkan menurut Sutarno 2006:37, tugas perpustakaan umum adalah “memberikan layanan kepada seluruh lapisan masyarakat sebagai pusat informasi, pusat sumber belajar, tempat rekreasi, penelitian dan pelestarian koleksi bahan pustaka yang dimiliki”. Universitas Sumatera Utara 22 Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tugas perpustakaan umum adalah mengumpulkan, menyimpan, memelihara, mengatur dan mendayagunakan bahan pustaka untuk kepentingan pendidikan, penerangan, penelitian dan pelestarian serta memberikan layanan kepada lapisan masyarakat sebagai pusat informasi, pusat sumber belajar, tempat rekreasi, penelitian dan pelestarian koleksi bahan pustaka untuk pengembangan kebudayaan dan rekreasi seluruh golongan masyarakat.

2.1.5 Sistem Layanan Perpustakaan

Agar pengguna jasa perpustakaan dapat memanfaatkan koleksi perpustakaan maka perlu ditentukan sistem layanan sirkulasi. Pelayanan sirkulasi dapat dilaksankan dengan dua sistem layanan yaitu pelayanan sirkulasi dengan sistem terbuka dan sistem tertutup

2.1.5.1 Sistem Layanan Terbuka

Sistem layanan ini memberikan kebebasan kepada pengguna untuk mencari bahan pustaka yang dibutuhkannya. Pengguna diijinkan masuk ke ruang koleksi perpustakaan, memilih, dan mengambil bahan pustaka yang dibuthkan. Pengguna perpustakaan bebas membaca di tempat, kalau merasa tertarik dapat meminjamnya dibagian layanan perpustakaan. Dengan sistem ini pengguna perpustakaan dapat melihat langsung koleksi yang sesuai dengan kebutuhannya. Menurut Darmono 2001:139 bahwa ”sistem terbuka adalah sistem yang memungkinkan para pengguna secara langsung dapat memilih, menemukan dan mengambil sendiri bahan pustaka yang dikehendaki dari jajaran koleksi perpustakaan”. Sedangkan sistem layanan terbuka menurut Lasa 1994:5 adalah ”suatu layanan yang memungkinkan pengguna untuk masuk ke ruang koleksi untuk memilih, mengambil sendiri koleksi yang sesuai”. Kedua pendapat di atas menyatakan bahwa sistem layanan terbuka adalah suatu sistem yang memberikan kebebasan kepada pengguna untuk mencari sendiri koleksi yang dibutuhkan. Universitas Sumatera Utara 23 Ada beberapa keunggulan yang dapat diambil apabila perpustakaan menggunakan sistem layanan terbuka, antara lain: 1. Pemakai dapat melakukan pengambilan sendiri bahan pustaka yang dikehendaki dari jajaran koleksi. 2. Pemakai dilatih untuk dapat dipercaya dan diberi tanggung jawab terhadap terpeliharanya koleksi yang dimiliki perpustakaan. 3. Pemakai akan merasa lebih puas karena ada kemudahan dalam menemukan bahan pustaka dan alternatif lain jika yang dicari tidak ditemukan. 4. Dalam sistem ini tenaga perpustakaan yang bertugas untuk mengambil bahan pustaka tidak diperlukan sehingga bisa diberikan tanggung jawab dibagian lain Darmono, 2001:140 Selain keunggulan tersebut di atas sistem layanan terbuka ini juga mempunyai beberapa kelemahan yaitu: 1. Ada kemungkinan pengaturan buku di rak penempatan jajaran menjadi kacau balau karena ketikan mereka melakukan browsing. Buku yang sudah dicabut dari jajaran rak dikembalikan lagi oleh pemakai secara tidak tepat. 2. Ada kemungkinan buku yang hilang relatif lebih besar bila dibandingkan dengan sistem yang bersifat tertutup. 3. Memerlukan ruangan yang lebih luas untuk jajaran koleksi agar lalu lintas atau mobilitas pemakai lebih leluasa. 4. Membutuhkan keamanan yang lebih baik agar kebebasan untuk mengambil sendiri bahan pustaka dari jajaran koleksi tidak menimbulkan berabagai akses seperti peningkatan kehilangan atau perobekan bahan pustaka. Darmono, 2001:140 Dari keterangan di atas dapat diketahui bahwa sistem layanan terbuka merupakan sistem yang memberikan kebebasan kepada pengguna untuk mencari, memilih, dan mengambil sendiri koleksi yang dikehendaki dari jajaran koleksi, untuk itu pengguna harus mengenal sistem pengelompokan buku yang dipakai oleh perpustakaan itu. Tanpa mengerti sistem ini mereka akan sulit menemukan bahan pustaka yang akan dicari. Sistem layanan terbuka juga membutuhkan keamanan yang lebih baik karena kemungkinan buku yang hilang relatif lebih besar.

2.1.5.2 Sistem Layanan Tertutup

Selain sistem layanan terbuka juga tedapat sistem layanan tertutup yang dilakasnakan oleh perpustakaan. Pada sistem ini perpustakaan tertutup bagi pembaca, dalam arti pengguna tidak boleh langsung mengambil buku di rak. Petugas akan mengambilkan bahan pustaka untuk pengguna. Koleksi yang ingin dipinjam dapat dipilih melalui daftarkatalog yang tersedia. Universitas Sumatera Utara 24 Menurut Soeatminah 1992:131 bahwa : Sistem layanan tertutup adalah sistem layanan yang tidak memperbolehkan pengunjung perpustakaan masuk ke ruang koleksi, tetapi pengunjung boleh memilih pustaka yang ingin dipinjam melalui katalog perpustakaan dan setalah ditemukan sandi bukunya, dapat diminta pada petugas untuk mengambilnya. Sedangkan Lasa 1994:5 menyatakan bahwa: Sistem layanan tertutup adalah suatu layanan yang tidak memungkinkan pengguna untuk memilih dan mengambil sendiri akan koleksi perpustakaan. Koleksi yang ingin dipinjam melalui daftarkatalog yang tersedia, koleksinya akan diambil oleh petugas. Pendapat di atas dinyatakan bahwa sistem layanan tertutup adalah sistem layanan yang tidak memberikan kebebasan kepada pengguna untuk mencari sendiri informasi yang dibutuhkan pada ruang koleksi. Koleksi yang dibutuhkan harus dicari melalui katalog, kemudian pengguna mencatat data buku yang dibutuhkan dan diberikan kepada petugas layanan untuk diambil dari jajaran koleksi. Ada beberapa keuntungan sistem layanan tertutup, antara lain: 1. Daya tampung koleksi lebih banyak, karena jajaran rak satu dengan yang lain lebih dekat. 2. Susunan buku akan lebih teratur dan tidak mudah rusak. 3. Kerusakan dan kehilangan koleksi lebih sedikit bila dibandingkan dengan sistem layanan terbuka. 4. Tidak memerlukan meja baca Lasa, 1995:4 Selain keuntungan di atas sistem layanan ini mempunyai beberapa kelemahan, antara lain: 1. Banyak energi yang tersedia di bagian sirkulasi 2. Terdapat sejumlah koleksi yang tidak pernah keluardipinjam 3. Sering menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan misalnya salah pengertian antara petugas dan peminjam 4. Antrian meminjam maupun mengembalikan buku dibagian ini sering berjubel, keadaan ini berarti membuang waktu. Lasa, 1995:5 Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa sistem layanan tertutup merupakan sistem layanan yang tidak memperbolehkan pengguna mencari dan mengambil sendiri koleksi yang dibutuhkan dari jajaran koleksi, melainkan harus melalui bantuan petugas perpustakaan, setelah pengguna memilih bahan pustaka yang diperlukan melalui katalog dahulu. Universitas Sumatera Utara 25

2.2 Koleksi Perpustakaan

2.2.1 Pengertian Koleksi Perpustakaan Koleksi perpustakaan adalah salah satu unsur pokok suatu perpustakaan. Koleksi yang dimiliki perpustakaan akan dilayankan kepada penggunanya sehingga dapat dimanfaatkan dengan baik. Penyediaan koleksi disesuaikan dengan kebutuhan pengguna perpustakaan. Koleksi menjadi daya tarik suatu perpustakaan agar selalu dimanfaatkan secara maksimal. Koleksi merupakan salah satu faktor utama dalam menentukan kriteria dan jenis perpustakaan. Penyediaan koleksi perpustakaan disesuaikan dengan kebutuhan informasi pengguna. Menurut Siregar 1998:2 “Koleksi adalah semua bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah dan disimpan untuk disajikan kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi”. Sedangkan menurut Yulia 1993:3 “Koleksi perpustakaan adalah kumpulan bahan pustaka yang terdapat di perpustakaan”. Dari kedua pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa koleksi perpustakaan adalah kumpulan buku dan bahan pustaka lainnya yang dihimpun, diolah dan disimpan dengan menggunakan suatu sistem yang memudahkan pengguna untuk memanfaatkannya dalam memenuhi kebutuhan informasi. 2.2.2 Fungsi Koleksi Perpustakaan Perpustakaan harus menyediakan koleksi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Menurut Siregar 1998:2 “Tujuan koleksi adalah untuk memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi”. Selain tujuan penyediaan koleksi perpustakaan, fungsi koleksi perpustakaan juga harus benar-benar diperhatikan. Adapun fungsi koleksi perpustakaan adalah : 1. Fungsi pendidikan, yaitu menunjang program pendidikan dan pengajaran bagi masyarakat umum, kelompok dan lembaga yang membutuhkan. 2. Fungsi penelitian, yaitu menunjang penelitian yang dilakukan oleh masyarakatpengguna. 3. Fungsi referensi, yaitu menjadi bahan rujukan bagi masyarakatpengguna perpustakaan. 4. Fungsi umum, yaitu menjadikan perpustakaan sebagai pusat informasi bagi masyarakat. Fungsi ini berhubungan dengan pengabdian masyarakat, pelestarian bahan pustaka dan hasil budaya manusia lainnya. Universitas Sumatera Utara 26 Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi koleksi perpustakaan merupakan unsur pokok yang harus dibina secara teratur dan terencana.

2.2.3 Jenis-Jenis Koleksi Perpustakaan

Koleksi perpustakaan tidak terbatas hanya buku saja, tetapi juga meliputi segala macam bentuk baik tercetak maupun terekam. Menurut Sumardji 1992:13 koleksi dapat dikelompokkan dalam dua pengertian, yaitu : 1. Berdasarkan cara menghasilkannya : Koleksi naskah yang ditulis dengan tulisan tangan asli, seperti manuskrip. Koleksi karya cetakan, seperti buku, majalah dan surat kabar. Koleksi karya alihan, seperti fotografi, film, skripsi, tesis dan disertasi. 2. Berdasarkan bentuknya : Buku, seperti buku fiksi maupun non fiksi, buku referensi dan sebagainya. Terbitan pemerintah, seperti lembaran negara dan peraturan perundang- undangan. Laporan penelitian, seperti majalah dan surat kabar. Manuskrip atau cetakan dari karya yang bernaung dan memiliki koleksi khusus. Sedangkan dalam Buku Pedoman Umum Perpustakaan Perguruan Tinggi 1997:33-39 dikemukakan bahwa yang termasuk ke dalam komponen koleksi perpustakaan perguruan tinggi adalah sebagai berikut : 1. Buku teks, baik untuk mahasiswa maupun dosen, baik yang diwajibkan maupun yang dianjurkan untuk mata kuliah tertentu. 2. Buku referensi, termasuk buku referensi umum, referensi bidang studi kasus, alat-alat bibliografi seperti indeks, abstrak, laporan tahunan, kamus, ensiklopedi, katalog dan lainnya. 3. Pengembangan ilmu, diperlukan dalam melengkapi dan memperkaya pengetahuan pemakai selain dari bidang studi dasar. 4. Penerbitan berkala, termasuk majalah, surat kabar dan lainnya. 5. Penerbitan perguruan tinggi, baik perguruan tinggi dimana perpustakaan bernaung maupun penerbitan perguruan tinggi lainnya. 6. Penerbitan pemerintah, terutama penerbitan resmi yang bersifat umum maupun yang menyangkut kebutuhan khusus perguruan tinggi yang bersangkutan. 7. Koleksi khusus, berhubungan dengan minat khusus perpustakaan seperti koleksi tentang kebudayaan daerah tertentu, subjek tertentu dan lainnya. 8. Koleksi bukan buku yang berupa koleksi audio visual, seperti film, tape, cassette, video tape, piringan hitam dan lainnya. Dari uraian di atas, disimpulkan bahwa koleksi perpustakaan terdiri dari berbagai jenis bahan pustaka. Untuk itu pengelola perpustakaan harus mengetahui koleksi apa saja yang seharusnya dimiliki perpustakaan, agar sesuai dengan kebutuhan pemakai dan misi yang diemban oleh perpustakaan tersebut. Universitas Sumatera Utara 27

2.3 Koleksi Referensi

2.3.1 Pengertian Koleksi Referensi

Koleksi referensi atau disebut juga dengan koleksi rujukan atau koleksi acuan karena koleksi referensi merupakan buku yang diisi maupun panyajiannya bertujuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang bersifat spesifik atau khusus. Koleksi referensi merupakan kumpulan bahan pustaka berupa karya-karya referensial, yaitu karya-karya yang disusun sebagai alat komunikasi ataupun petunjuk mengenai informasi-informasi tertentu. Dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi 2004:87, bahwa ”koleksi referensi adalah kumpulan bahan perpustakaan jenis sekunder dan tertier yang biasanya ditempatkan secara khusus di bagian rujukan, yang terdiri atas bahan perpustakaan yang diolah sebagai sumber informasi khusus dan tidak untuk dibaca secara keseluruhan”. Sedangkan menurut Sumardji 1992:28 menyatakan bahwa : Koleksi referensi adalah kumpulan atau kelompok koleksi pustaka yang terdiri dari bahan-bahan pustaka berisi karya-karya yang bersifat memberikanmenunjukkan informasireferensial mengenai informasi-informasi tertentu yang disusun secara sistematis biasanya alfabetis untuk digunakan sebagai alat petunjuk atau konsultasi. Dari beberapa pengertian koleksi referensi di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa koleksi referensi adalah bahan sumber sekunder dan tertier pada perpustakaan yang khusus digunakan sebagai rujukan, disusun secara sistematis dan juga digunakan sebagai alat petunjuk dan konsultasi oleh pengguna.

2.3.2 Ciri-Ciri Koleksi Referensi

Koleksi referensi merupakan koleksi khusus yang dibedakan dengan koleksi- koleksi umum yang dimiliki suatu perpustakaan. Menurut Sulistyo-Basuki 1993:437, ciri-ciri dari koleksi referensi adalah : a. Buku referensi ditujukan untuk keperluan konsultasi. Lazimnya hanya bagian tertentu saja yang digunakan untuk suatu kepentingan. b. Buku referensi tidak dimaksudkan untuk dibaca seperti buku biasa. c. Buku referensi sering kali terdiri dari entri yang terpotong-potong. Masing- masing entri tidak sama panjangnya. Dengan kata lain buku referensi biasanya ditandai dengan pemaparan buku referensi yang tidak berkesinambungan. d. Di perpustakaan buku referensi biasanya tidak dipinjamkan karena buku tersebut diperlukan setiap waktu untuk konsultasi. Pustakawan tidak dapat Universitas Sumatera Utara 28 menduga bilamana sebuah buku referensi diperlukan sehingga penggunaannya terbatas pada ruang referensi saja. e. Informasi disusun untuk memudahkan penelusuran secara cepat dan menyeluruh. Susunan ini dapat menurut abjad, judul, subjek atau kronologis disertai indeks untuk keperluan temu balik. Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri informasi yang dimiliki koleksi referensi yaitu buku referensi ditujukan bukan untuk dibaca seperti buku biasa, digunakan untuk keperluan konsultasi, memiliki tipe perolehan informasi dari tipe sumber, pengarahan dan penerbitan pemerintah yang secara keseluruhannya disusun secara sistematis dengan ruang lingkup informasi secara umum dan khusus serta dengan harga koleksi yang lebih tinggi dari koleksi biasa. Koleksi referensi tidak dapat dimanfaatkan pengguna diluar perpustakaan.

2.3.3 Jenis-Jenis Koleksi Referensi

Koleksi referensi yang tersedia pada perpustakaan sebisa mungkin harus lengkap serta sesuai dengan bidang ilmu yang dibutuhkan oleh masyarakat pengguna. Adapun jenis-jenis koleksi referensi adalah : a. Kamus Kamus adalah daftar alfabetis kata-kata yang disertai dengan arti, lafal, contoh penggunaanya dalam kalimat dan keterangan lain yang berkaitan dengan kata-kata. b. Ensiklopedia Ensiklopedia sering disebut orang dengan nama kamus ilmu pengetahuan manusia. Ensiklopedia adalah daftar istilah-istilah ilmu pengetahuan dengan tambahan keterangan ringkas tentang arti dari istilah-istilah. Tujuan umum diterbitkannya ensiklopedia adalah untuk mengorganisasikan akumulasi ilmu pengetahuan atau setidaknya sebagian darinya yang menarik pembaca. c. Buku Tahunan Buku tahunan adalah buku yang memuat peristiwa-peristiwa selama setahun terakhir yang sudah lewat. Pada umumnya buku tahunan ini berisi masalah-masalah statistik dan kejadian-kejadian penting selama setahun lewat. d. Buku PedomanBuku Petunjuk Dalam istilah sehari-hari sering disebut sebagai buku pintar sebab dengan membuka buku sejenis ini orang menjadi seolah menjadi pintar dan bisa mengetahui akan sesuatu yang samar-samar sebelumnya serta dapat mempelancar kegiatan yang dijalaninya. e. Direktori Direktori sering disebut juga dengan buku alamat sebab didalamnya antara lain memuat alamat-alamat seseorang atau badan. Universitas Sumatera Utara 29 f. Almanak Almanak adalah suatu publikasi tertentu yang memuat bermacam keterangan antara lain data statistik, ramalan cuaca dan berbagai peristiwa penting lainnya di suatu saat dan tempat tertentu termasuk informasi bidang ilmu pengetahuan dalam jangka waktu tertentu. g. Bibliografi Blibliografi adalah daftar buku-buku yang ada di suatu tempat. Disusun berdasarkan urutan abjad nama pengarang, judul, subjek atau keterangan lain tentang buku. h. Indeks Indeks adalah daftar istilah yang disusun berdasarkan urutan abjad atau dengan susunan tertentu dan disertai keterangan yang menunjukkan tempat istilah berbeda. i. Abstrak Abstrak adalah uraian yang dipadatkan dari suatu karangan atau artikel yang biasannya bersifat ilmiah. j. Atlas Bentuknya seperti buku berisi kumpulan peta dan keterangan lain yang ada hubungannya dengan peta. k. Dokumen Pemerintah Dokumen pemerintah atau sering juga disebut dengan penerbitan pemerintah adalah suatu penerbitan yang dicetak atas biaya dan tanggung jawab pemerintah. Yusuf, 2005 : 10. Dari pengertian koleksi referensi di atas, dapat disimpulkan bahwa buku referensi merupakan buku yang memuat keterangan topik perkataan, tempat peristiwa, data statistik, alamat, nama orang, riwayat orang-orang terkenal dan sebagainya yang tidak bisa dipinjam oleh pengguna. 2.3.4 Pelayanan Referensi 2.3.4.1 Pengertian Pelayanan Referensi Salah satu pelayanan yang ada di perpustakaan adalah pelayanan referensi. Pelayanan ini lebih menitikberatkan pada pelayanan individu agar mereka mampu memanfaatkan sumber-sumber rujukan tersebut. Menurut Sutarno 2006:89, “Layanan referensi merupakan layanan yang hanya dapat diberikan terbatas di perpustakaan karena berbagai pertimbangan, misalnya keterbatasan koleksi”. Universitas Sumatera Utara 30 Sedangkan Sumardji 1992: 29 menyatakan bahwa : Pelayanan referensi adalah kegiatan melayankan koleksi perpustakaan terutama koleksi pustaka acuan referens book atau koleksi yang tidak boleh dibawa pulang oleh pengguna perpustakaan dengan berbagai macam kegiatan pula, antara lain meliputi : 1. Melayani para anggota perpustakaan yang memerlukan koleksi pustaka acuan referens book. 2. Melayani permintaan foto kopi yang diajukan oleh para anggota perpustakaan, sehubungan dengan pemakaian koleksi referensi tersebut karena tidak boleh dibawa keluar perpustakaan oleh anggota perpustakaan. 3. Melayani permintaan penelusuran informasi yang diajukan oleh para anggota perpustakaan ataupun siapa saja yang mengajukan permintaan meskipun bukan anggota perpustakaan, dengan syarat-syarat tertentu. 4. Melakukan penyimpanan dan pengaturan kembali koleksi pustaka acuan yang telah dibaca oleh para anggota perpustakaan. 5. Membuat laporan tertulis secara berkala tentang kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan dalam rangka melaksanakan kegiatan pelayanan referensi. Sementara Soejono Trimo 1997:12 ”Pelayanan referensi yakni pemberian bantuan secara langsung dan bersifat lebih personal oleh perpustakaan kepada masyarakat yang dilayaninya yang sedang mencari atau membutuhkan keterangan- keterangan tertentu”. Secara ringkas Mudge dan Winchell dalam Soejono Trimo 1997:15, menggambarkan perkembangan definisi pelayanan referensi itu sebagai berikut : PELAYANAN PE- PELAYANAN BAN- PELAYANAN IN- NUNJUKANRU- TUAN SECARA FORMASI JUKAN PERSONAL DAN Katz etimologis AKTIF Gambar 1. Uraian tugas Sumber: Soejono Trimo 1997 Dari ketiga pendapat di atas, memiliki hubungan bahwa layanan referensi merupakan kegiatan melayankan koleksi kepada pengguna yang terbatas di perpustakaan saja. Hal ini dikarenakan keterbatasan koleksi referensi di perpustakaan. Sedangkan perbedaannya Sumardji menyatakan bahwa selain melayankan koleksi Universitas Sumatera Utara 31 kepada pengguna, layanan referensi juga membuat laporan tertulis tentang kegiatan- kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka melaksanakan kegiatan referensi tersebut.

2.3.4.2 Fungsi Pelayanan Referensi

Tujuan dan fungsi pelayanan referensi harus diperhatikan oleh pustakawan yang bertugas di perpustakaan. Hal ini sangat diperlukan mengingat kebutuhan pengguna yang beragam dan bervariasi menuntut kebutuhan yang maksimal dari pustakawan, sehingga pelayanan yang dirasakan pengguna sesuai dengan yang diinginkan. Adapun tujuan layanan referensi adalah sebagai berikut : 1. Membimbing pengguna jasa perpustakaan agar memanfaatkan semaksimal mungkin akan koleksi yang dimiliki suatu perpustakaan. Mereka diharapkan mampu mandiri dalam menggunakan sumber-sumber tersebut. 2. Memilihkan sumber rujukan yang lebih tepat untuk menjawab pertanyaan dalam bidang tertentu 3. Memberi pengarahan kepada pengguna untuk memperluas wawasan mereka dalam suatu topik, subjek karena penjelasan suatu masalah diberikan beberapa sumber dengan gaya yang berbeda. 4. Mendayagunakan sumber rujukan semaksimal mungkin dalam pengembangan ilmu pengetahuan. 5. Tercapinya efisiensi tenaga, biaya dan waktu Lasa, 1995:34. Sedangkan fungsi layanan referensi menurut Sumardji 1992:12, yaitu : a. Informasi Memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang informasi yang dibutuhkan oleh para pemakai perpustakaan. b. Bimbingan Memberikan bimbingan kepada para pemakai perpustakaan untuk mencari bahan pustaka dalam kelompok koleksi referensi yang tepat dan bagaimana pula cara menggunakannya untuk mencari informasi yang dikehendaki. c. PemilihanPenilaian Memberikan petunjukpengertian tentang bagaimana cara memilihmenilai bahan pustaka dalam kelompok koleksi referensi yang bermutu dan berbobot ilmiah agar diperoleh sumber informasi yang berdaya guna maksimal. Dari uraian-uraian yang telah dikemukakan di atas tentang pengertian, tujuan dan fungsi perpustakaan dapat disimpulkan bahwa layanan referensi memberikan bimbingan kepada pengguna tentang cara menemukan dan cara menggunakan setiap bahan pustaka koleksi referensi. Adapun macam bimbingan yang diberikan pada layanan referensi adalah : Universitas Sumatera Utara 32 a. Bimbingan langsung, yang diberikan secara langsung kepada pemakai perpustakaan oleh petugaspustakawan unit referensi, baik secara individual-formal maupun klasikal-formal b. Bimbingan tak langsung, yang diberikan kepada siapa pun melalui media tertentu, seperti misalnya dengan menerbitkan buku informasipetunjuk, buku pegangan dan terbitan-terbitan lainnya Sumardji, 1992:69. Pelayanan rujukan atau referensi merupakan kegiatan yang cukup penting dalam sistem perpustakaan. Melalui pelayanan referensi dapat diukur kinerja suatu perpustakaan.

2.4 Pemanfaatan Koleksi Referensi

2.4.1 Pengertian Pemanfaatan Koleksi Referensi

Pemanfaatan koleksi referensi merupakan bagian dari kebutuhan pengguna berupa layanan rujukan. Banyak ragam cara yang dapat dilakukan dalam pemanfaatan koleksi referensi di perpustakaan, tergantung dari pengguna yang membutuhkannya. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia 2005:711 dijelaskan bahwa “pemanfaatan diambil dari kata dasar manfaat yang artinya guna, faedah, kemudian mendapat imbuhan pe-an yang berati proses, cara dan perbuatan memanfaatkan”. Dengan demikian pemanfaatan dapat diartikan suatu proses atau cara dalam memanfaatkan berbagai jenis pelayanan perpustakaan. Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pemanfaatan perpustakaan adalah suatu proses yang dilakukan oleh pengguna dalam hal memanfaatkan informasi pada koleksi untuk memenuhi kebutuhan informasi. Pemanfaatan layanan perpustakaan dapat dilakukan oleh pengguna apabila pengguna tersebut mengetahui cara memanfaatkan setiap layanan yang tersedia serta mengetahui manfaat dari setiap layanan tersebut. Pemanfaatan perpustakaan mengandung arti adanya aktifitas mamanfaatkan perpustakaan untuk mencapai tujuan tertentu. Aktifitas memanfaatkan perpustakaan berkaitan erat dengan pembinaan koleksi perpustakaan dalam usahanya untuk memberikan pelayanan informasi kepada para pengguna perpustakaan demi tercapainya tujuan perpustakaan. Untuk dapat memberikan pelayanan informasi dalam rangka mencapai tujuan tersebut, maka perpustakaan harus berusaha untuk menyediakan berbagai sumber informasi atau bahan pustaka yang diperlukan untuk dapat melaksanakan program kegiatan masyarakat. Universitas Sumatera Utara 33 Darmono 2001:32 menjelaskan bahwa “pemanfaatan perpustakaan berkenaan erat dengan adanya proses bimbingan pemanfaatan perpustakaan”. Bimbingan pemanfaatan perpustakaan merupakan salah satu bentuk layanan perpustakaan yang sering dilakukan oleh berbagai jenis perpustakaan. Tujuan layanan ini adalah untuk membantu pengguna perpustakaan agar dapat memanfaatkan semua bentuk sarana layanan perpustakaan dengan mudah. Bimbingan pemanfaatan perpustakaan biasanya diberikan berkenaan dengan adanya alasan bahwa setiap jenis layanan yang ada di perpustakaan memiliki prosedur dan model pemanfaatan yang berbeda. Oleh karena itu semakin banyak koleksi sebuah perpustakaan dan semakin kompleks layanan yang disediakan maka semakin dibutuhkan bimbingan pemanfaatan perpustakaan. Bentuk atau jenis pemanfaatan perpustakaan meliputi frekuensi kunjungan ke perpustakaan, pengetahuan dan pengenalan terhadap jenis layanan serta tingkat penggunaan jenis layanan yang tersedia di perpustakaan tersebut. Bila pemanfaatan perpustakaan dilakukan secara optimal maka kesuksesan studi juga akan lebih mudah tercapai. Bermanfaat atau tidaknya sebuah perpustakaan berkaitan erat dengan adanya pembinaan layanan yang diberikan oleh pihak perpustakaan, yaitu untuk mendayagunakan semua koleksi dan sarana prasarana perpustakaan yang tersedia untuk dimanfaatkan secara optimal oleh pengguna perpustakaan. Selain itu, perpustakaan akan bermanfaat bila perpustakaan atau pustakawan dapat memberikan pelayanan yang memuaskan kepada pengguna perpustakaan. Pengguna mengunjungi perpustakaan untuk memenuhi kebutuhannya akan berbagai informasi yang beraneka ragam. Perpustakaaan menyediakan koleksi-koleksi yang terpilih dan tepat guna untuk mendapatkan informasi khusus dan mutakhir. Menurut Handoko dalam Handayani 2007:28, bahwa dari segi pengguna pemanfaatan perpustakaan bahan pustaka di perpustakaan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor Internal, meliputi : 1. Kebutuhan Yang dimaksud dengan kebutuhan disini adalah kebutuhan akan informasi. 2. Motif Motif merupakan sesuatu yang melingkupi semua penggerak, alasan atau dorongan yang menyebabkan ia berbuat sesuatu. 3. Minat Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Universitas Sumatera Utara 34 Faktor eksternal, meliputi : 1. Kelengkapan koleksi Banyaknya koleksi referensi yang dapat dimanfaatkan informasinya oleh pengguna. 2. Ketrampilan pustakawan dalam melayani pengguna. Ketrampilan pustakawan dalam melayani pengguna dapat dilihat melalui kecakapan dan ketepatan mereka memberikan layanan. 3. Keterbatasan fasilitas dan pencarian kembali. Dalam penelitian ini yang menjadi fasilitas informasi adalah koleksi. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dua faktor yang mempengaruhi pengguna dalam pemanfaatan koleksi perpustakaan adalah faktor internal yang meliputi kebutuhan, motif, dan minat sedangkan faktor eksternal yang meliputi kelengkapan koleksi, keterampilan pustakawan dan ketersediaan fasilitas dalam pencarian informasi.

2.4.2 Frekuensi Pemanfaatan Koleksi Referensi

Setiap pengguna akan memenuhi kebutuhan informasinya, salah satunya dengan memanfaatkan koleksi perpustakaan sesuai dengan kebutuhan, waktu dan kesempatan yang berbeda-beda. Oleh sebab itu frekuensi pemanfaatan merupakan salah satu indikator yang bisa digunakan untuk mengukur dan mengetahui bagaimana pengguna perpustakaan memanfaatkan koleksi perpustakaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2005:322, frekuensi didefenisikan sebagai ”kekerapan”. Sedangkan pengertian frekuensi dalam Kamus Besar Indonesia Kontemporer 2002:425, dijelaskan bahwa frekuensi adalah “sejumlah pengulangan kejadian tertentu yang teratur”. Berdasarkan kedua defenisi frekuensi di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa frekuensi merupakan kekerapan atas sejumlah pengulangan dari kejadian tertentu yang terjadi dengan teratur.

2.4.3 Cara Pemanfaatan Koleksi Referensi

Adapun cara yang dapat dilakukan pengguna dalam memanfaatkan koleksi referensi yaitu dengan mencatat informasi penting yang diinginkan, membaca di tempat koleksi referensi atau juga memfotokopi bagian koleksi yang diinginkan. Menurut Chulsum 2006:154, “Cara adalah aturan melakukan sesuatu, perbuatan untuk mengerjakan sesuatu, cara atau jalan untuk menyelesaikan pekerjaan”. Dari pengertian Universitas Sumatera Utara 35 di atas dapat diambil kesimpulan bahwa cara adalah aturan atau jalan untuk melakukan sesuatu. Sedangkan menurut Zulkarnaen 1997:45, cara pemanfaatan koleksi pada umumnya dikategorikan sebagai berikut : a. Meminjam Biasanya pengguna melakukan peminjaman melalui meja sirkulasi perpustakaan setelah mendapatkan buku yang ia inginkan. Dengan melakukan peminjaman, pengguna memiliki waktu lebih banyak untuk membaca buku yang ia pinjam. Buku tersebut dapat diperpanjang masa peminjamannya dan kemudian dikembalikan lagi ke meja sirkulasi. b. Membaca di tempat Bagi pengguna yang memiliki waktu luang cenderung membaca di ruang baca perpustakaan. Pengguna dapat memilih beberapa buku untuk dibaca dan menghabiskan waktunya pada perpustakaan. Pada perpustakaan yang memilki ruang baca yang nyaman, akan menambah pengguna yang akan membaca di perpustakaan tanpa harus meminjam. Cara seperti ini dibatasi oleh jam layanan perpustakaan. c. Mencatat informasi dari buku Terkadang pengguna hanya melakukan pencatatan informasi yang ia dapat dari koleksi. Dengan cara seperti ini, pengguna mendapatkan informasi ringkas tentang berbagai masalah dari beberapa buku berbeda. d. Memperbanyak menggunakan jasa foto copy Dengan memanfaatkan fasilitas mesin foto copy, pengguna dapat memiliki sendiri informasi-informasi yang ia inginkan. Cara seperti ini biasanya dilakukan oleh pengguna yang memiliki waktu terbatas untuk ke perpustakaan. Sedangkan perpustakaan sering menyediakan layanan foto copy untuk koleksi yang tidak bisa dipinjam oleh pengguna seperti koleksi referensi. Bagi perpustakaan dan pengguna terkadang seringkali melanggar hak cipta dengan cara seperti ini. Dari penjelasan cara pemanfaatan koleksi pada umumnya di atas, dapat dilihat ada beberapa cara pemanfaatan koleksi perpustakaan yang biasa dilakukan pengguna koleksi referensi diantaranya membaca ditempat, mencatat informasi dari koleksi referensi, memfoto copy koleksi referensi yang diinginkan. Cara-cara yang ditempuh oleh pengguna tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya waktu, kenyamanan dan materi. Universitas Sumatera Utara 36

2.5 Kebutuhan Informasi

2.5.1 Pengertian Kebutuhan Informasi

Kebutuhan informasi setiap orang pasti berbeda-beda baik dari tingkat kebutuhannya sampai dengan jenis informasi yang dibutuhkannya. Berikut ini beberapa pengertian tentang kebutuhan informasi dari para ahli. Menurut Hartono 2000:692 “Informasi dapat didefinisikan sebagai hasil pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian events yang nyata fact yang digunakan untuk pengambilan keputusan”. Dari uraian di atas dikemukakan bahwa kebutuhan informasi adalah sesuatu yang dibutuhkan oleh pengguna berupa data yang menggambarkan kejadian-kejadian nyata dan yang samar digunakan untuk pengambilan keputusan. Menurut Taylor dalam Putubuku 2008 : 2, ada empat lapisan atau tingkatan yang dilalui oleh pikiran manusia dalam sebuah kebutuhan benar-benar dapat terwujud secara pasti : 1. Visceral need, yaitu tingkatan ketika kebutuhan informasi belum sungguh- sungguh dikenali sebagai kebutuhan, sebab belum dapat dikaitkan dengan pengalaman-pengalaman seseorang dalam hidupnya. Inilah kebutuhan “tersembunyi” yang sering kali baru muncul setelah ada pengalaman tertentu. 2. Conscious need, yaitu ketika seseorang mulai mereka-reka apa sesungguhnya yang dibutuhkan. 3. Formalized need, yaitu ketika seseorang mulai secara lebih jelas dan terpadu dapat mengenali kebutuhan informasinya dan mungkin di saat inilah ia baru dapat menyatakan kebutuhannya kepada orang lain. 4. Compromised need, yaitu ketika mengubah-ubah rumusan kebutuhannya karena mengantisipasi atau bereaksi terhadap kondisi tertentu. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kebutuhan informasi terjadi ketika seseorang menyadari adanya kekurangan dalam mencari kebutuhan akan informasi dan berusaha untuk mencari kekurangan dalam memenuhi kebutuhan akan informasi tersebut.

2.5.2 Jenis Kebutuhan Informasi

Jenis kebutuhan informasi bagi pengguna informasi sangat beraneka ragam. Berikut ini beberapa pengertian tentang jenis kebutuhan informasi menurut beberapa para ahli. Universitas Sumatera Utara 37 Menurut Yusuf 1995:10 bahwa “jenis-jenis informasi dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu : 1. Informasi Lisan, informasi ini disamping jumlahnya sangat banyak, sulit diukur dan dibuktikan dan juga kurang bermanfaat bagi pengembangan pengetahuan manusia pada umumnya. 2. Informasi Terekam, informasi ini paling bermanfaat dan banyak digunakan oleh berbagai kalangan, baik secara perorangan maupun dalam bermasyarakat, berorganisasi dan bergaul sesama anggota masyarakat pada umumnya terutama bergaul yang bertujuan mengembangkan diri ke arah yang lebih baik. Berhubungan dengan tugas pekerjaan, Jarverlin dalam Ishak 2003:4 memberikan klasifikasi terhadap jenis kebutuhan informasi, yaitu : 1. Informasi yang berkaitan dengan masalah, menggambarkan struktur, sifat, dan syarat dari masalah yang dihadapi, misalnya dalam masalah konstruksi jembatan, informasi yang dibutuhkan adalah mengenal jenis, tujuan dan masalah yang dihadapi dalam membangun konstruksi jembatan. Pada kasus ini kemungkinan telah ada sumber informasi yang telah membahas hal yang sama. 2. Informasi yang berkaitan dengan wilayah, terdiri dari pengetahuan tentang fakta, konsep, hukum dan teori dari wilayah permasalahan. Misalnya dalam masalah konstruksi jembatan, wilayah informasi yang diperlukan adalah kekuatan dan tingkat pemuaian besi. Jenis informasi yang dibutuhkan berupa uji ilmiah dan teknologi informasi. Informasi tersebut terdapat dalam terbitan jurnal ilmiah dan buku teks. 3. Informasi sebagai pemecahan masalah, menggambarkan bagaimana melihat dan memformulasikan masalah, apa masalah dan wilayah informasi, bagaimana yang akan digunakan dalam upaya memecahkan masalah. Misalnya dalam konstruksi jembatan, insinyur perencanaan akan menghadapi pro dan kontra mengenai berbagai informasi mengenai desain jembatan. Ini hanya dapat dipecahkan pada keahlian seseorang dan pengetahuan yang dimiliki. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa jenis kebutuhan informasi ada beberapa jenis diantaraya informasi lisan, informasi terekam, informasi yang berkaitan dengan masalah, informasi yang berkaitan dengan wilayah dan informasi sebagai pemecahan masalah.

2.5.3 Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi

Pengguna perpustakaan yang ingin membutuhkan informasi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut menurut para ahli adalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 38 Pannen dalam Ishak 1990:93 menyatakan bahwa “faktor yang paling umum mempengaruhi kebutuhan informasi adalah pekerjaan, termasuk kegiatan profesi, disiplin ilmu yang diminati, kebiasaan dan lingkungan pekerjaan”. Sedangkan menurut Nicholas dalam Ishak 2006:93 menyatakan bahwa ada lima faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi pemakai, yaitu : a. Jenis pekerjaan. b. Personalitas, yaitu aspek psikologis dari pencari informasi, meliputi ketepatan, ketekunan mencari informasi, pencarian secara sistematis, motivasi dan kemauan menerima informasi dari teman, kolega dan atasan. c. Waktu. d. Akses, yaitu menelusur informasi secara internal di dalam organisasi atau eksternal di luar organisasi. e. Sumber daya teknologi yang digunakan untuk informasi. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi adalah pekerjaan, personalitas yaitu aspek psikologis pencari informasi, waktu menelusur secara internal, sumber daya teknologi, disiplin ilmu, kebiasaan dan faktor lingkungan pekerjaan.

2.5.4 Sumber Informasi

Perpustakaan merupakan tempat sumber informasi bagi seluruh pengguna perpustakaan. Begitu juga dengan perpustakaan umum, maka segala sumber informasi dalam koleksi yang dimilikinya pun bersifat umum. Menurut Yusup 1995:14 bahwa : Memfokuskan sumber informasi, yaitu hanya kepada segala macam informasi yang secara khusus biasa diawasi, dikendalikan, diolah dan dikelola untuk kepentingan umat manusia, yakni informasi terekam yang biasa diperoleh di perpustakaan-perpustakaan dan segala jenisnya, baik informasi yang bersifat ilmiah biasa dimanfaatkan untuk kepentingan penelitian dan ilmu pengetahuan maupun informasi yang bersifat nonilmiah seperti informasi tentang keluarga, berita kematian dan iklan komersial. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sumber informasi merupakan segala macam informasi yang biasa diawasi, dikendalikan, diolah dan dikelola oleh perpustakaan untuk seluruh pengguna yang ingin memenuhi kebutuhan informasi. Universitas Sumatera Utara 39

2.5.5 Pengguna Informasi

Pengguna perpustakaan berperan sebagai alat dalam menjalankan fungsi perpustakaan itu sendiri di dalam lingkungan masyarakat. Menurut Siregar 1999:9 bahwa ”pengguna perpustakaan adalah orang-orang yang memanfaatkan bahan pustaka”. Oleh sebab itu permintaan mereka atas bahan pustaka perlu dipertimbangkan agar kebutuhan pengguna terpenuhi. Permintaan pengguna akan bahan pustaka dapat dijadikan alat untuk mengukur selera dan minat baca pengguna. Sedangkan menurut Yusuf 1996:156, “pengguna atau pemakai jasa perpustakaan adalah semua pengunjung perpustakaan yang bertujuan menggunakan fasilitas perpustakaan untuk mencari informasi dalam rangka memperoleh bahan pustaka atau pengetahuan”. Selain itu menurut Djatin 1996:8, karakteristik jenis pengguna informasi adalah : a. Mahasiswa Pada umumnya sering menggunakan buku dari pada majalah yang memberikan penjelasan mengenai topik-topik tertentu. b. Mahasiswa Pascasarjana Yang mencari informasi untuk penelitian yang sesuai dengan bidang-bidang mereka. c. Para Dokter Tenaga medis yang bekerja di rumah sakit yang memiliki kesibukan dengan kegiatan atau aktivitas klinisnya. d. Dosen dan Peneliti Para dosen yang memerlukan informasi untuk kepentingan belajar atau mengajar sedangkan peneliti memerlukan informasi untuk mengetahui sejauh mana telah menggunakan informasi dalam menentukan langkah yang akan diambil selanjutnya. e. Pengamat Mencari informasi mengenai topik-topik yang banyak diminati orang. f. Bidang-Bidang Khusus Orang mencari informasi mengenai penelitian dimasa lalu dengan motivasi atau sasaran seumur hidup. g. Masyarakat Umum Untuk menambah pengetahuan dan mencari informasi serta hiburan. h. Industri dan Pemasarannya Untuk mengetahui perkembangan teknologi industri. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengguna perpustakaan adalah pihak yang menerima atau menggunakan informasi, seperti mahasiswa, mahasiswa pascasarjana, dosen dan peneliti, pengamat, bidang-bidang khusus, masyarakat umum, industri dan pemasaran untuk memperoleh pengetahuan. Universitas Sumatera Utara 40

2.6 Peran Pustakawan

Pengguna sering kali masih memerlukan bantuan untuk memanfaatkan layanan koleksi termasuk referensi. Hal ini dikarenakan pengguna kurang memahami sistem yang ada pada perpustakaan. Oleh karena itu, pustakawan diharapkan dapat memberikan bantuan kepada pengguna untuk memanfaatkan koleksi. Menurut Sulistyo- basuki 1993:8, pustakawan adalah : Orang yang memberikan dan melaksanakan kegiatan perpustakaan dalam usaha memberikan layanan kepada masyarakat sesuai dengan misi yang diemban oleh badan induknya berdasarkan ilmu perpustakaan, dokumentasi dan informasi yang diperolehnya melalui pendidikan. Sedangkan Muntashir 2005:17 , menyimpulkan : Peranan pustakawan adalah kewajiban atau tugas pustakawan dalam memberikan layanan kepada pengguna perpustakaan dimana salah satu tugasnya adalah memberikan informasi, bimbingan dan bekerjasama dengan pengguna dalam memilih sumber yang diperlukan serta cara mencari dan memanfaatkan informasi tersebut. Sementara I.G Mudge dalam Soejono Trimo 1997:27 memakai pendekatan yang sifatnya job-oriented kepada pelayanan referensi sehingga akan tampak bahwa seorang pustakawan minimal memiliki dua kualifikasi, yaitu : a. Library know how b. Pengetahuan tentang buku-buku sumberinformasi Peran pustakawan referensi menurut pendekatan ini hanya membantu para pemakai jasa layanan informasi dengan jalan menunjukkan sumber-sumber informasinya atau mengajarkan bagaimana cara menelusuri informasi di perpustakaan. Dengan kata lain pustakawan referensi menjadi mediator diantara keduanya, sehingga dapat dilihat gambarannya sebagai berikut : Meminta in- Mencairkan Formasi atau PEMAKAI JASA KHASANAH LAYANAN IN– PUSTAKAWAN PENGETAHU- FORMASI Memenuhi REFERENSI menelusuri AN Permintaan informasi informasi Sebagai mediator Gambar 2. Peran pustakawan referensi sebagai mediator Sumber: Soejono Trimo 1997 Universitas Sumatera Utara 41 Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa peranan pustakawan khususnya referensi adalah tugas dan tanggungjawab orang yang melaksanakan kegiatan perpustakaan untuk memberikan layanan dan bantuan kepada pengguna untuk mencari dan memanfaatkan koleksi perpustakaan. Universitas Sumatera Utara 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian