untuk didengar, sedangkan gerakan untuk membantu kata-kata agar lebih mudah dipahami.
Menurut Onong Uchjana Effendy, proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yaitu diantaranya:
a. Proses komunikasi secara primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang
simbol sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa yang secara langsung mampu menterjemahkan
pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan.
22
b. Proses komunikasi secara sekunder
Adalah proses peyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah
memakai lambang sebagai media pertama. Seperti yang telah diterangkan di atas pada umumnya bahasa yang banyak digunakan dalam komunikasi
karena bahasa sebagai lambang mampu mentransmisikan pikiran, ide, pendapat dan sebagainya, baik mengenai hal yang abstrak maupun yang
konkrit.
23
Pola pendidikan agama yang diterapkan pada pendidikan anak usia dini untuk meningkatkan kalimat thayyibah bisa dengan proses komunikas sekunder
22
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1990, h. 11-16
23
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek,
dan komunikasi primer. Pada proses komunikasi sekunder dan primer pun terlibat komunikasi verbal dan non verbal.
Bagi seorang anak, pendidikan yang diberikan, tepat pada usia dini akan menjadi pondasi keberhasilan di masa mendatang. Ia akan menjadi seseorang
yang penuh percaya diri, cerdas dan mampu menjalani segala tantangan hidup dengan baik. Dan akan menjadi lebih baik juga pendidikan agama diterapkan
sejak dini. Sehingga selain menjadi anak yang penuh percaya diri dan cerdas, dia juga mempunyai akhlak yang baik dan perkataan yang indah.
C. Kalimat Thayyibah
1. Pengertian Kalimat Thayyibah
Kalimat thayyibah berasal dari bahasa arab. Kalimah yang berarti kata
24
dan thoyyibah yang bararti baik
25
. Kalimat thayyibah mempunyai arti yakni kata- kata yang baik, ucapan yang mengandung arti baik atau kebaikan, kalimat yang
indah atau ungkapan zikir tertentu. Zikir mengingat. Zikir Allah atau “mengingat kepada Allah dengan cara
menyebut Allah, berkaitan dengan penyebutan nama-nama Allah, atau untuk doa pujian kepada-Nya. Al-
Qur’an sering menyebut zikir sebagai amal ibadah: “ingatlah kepada-Ku niscaya Aku akan mengingatkanmu” fazkuruni azkurkum;
2:152; “Sebutlah nama Tuhanmu dan beribadahlah kepada-Nya dengan penuh
24
Asad M. Alkali, Kamus Indonesia Arab, Jakarta: Bulan Bintang, 1987, h. 235
25
Asad M. Alkali, Kamus Indonesia Arab, h. 37
ketekunan” 73:8, dan: “Sungguh mengingat kepada Tuhan adalah sesuatu yang terbesar” walazikrullaahi akbar; 29:45.
26
Tujuan zikir sebagai kalimat thayyibah ialah untuk ingat akan kebesaran Allah, di mana bila kita mengingatkan kebesaranNya, maka seseorang akan
merasakan manisnya buah yang diperoleh dari syajaroh thayyibah pohon kebaikan tersebut . “Dan sebutlah nama Tuhanmu dalam hatimu dengan
merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak meninggikan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang
yang lalai.” QS. 7:205.
27
Zikir mengandung kata-kata yang baik, kata yang indah. Kalimat thayyibah merupakan zikir, yakni kata-kata yang baik untuk mengingat Allah.
Kalimat thayyibah jika sering kali diterapkan pada kehidupan sehari-hari berarti kita telah mengingat Allah. Karena kalimat thayyibah merupakan zikir.
2. Ungkapan Kalimat Thayyibah
Adapun kalimat thayyibah yang sering diucapkan dalam zikir lisan adalah kalimat thayyibah yang bersumber dari Al-
Qur’an dan Sunnah nabi, sebagai berikut:
a. Tahmid, yaitu ucapan Al-hamd li Allah segala puji kepunyaan Allah.
b. Tasbih, yaitu ucapan Subhan Allah Maha Suci Allah
c. Takbir, yaitu ucapan Allah Akbar Allah Maha Besar
26
Cyril Glasse, Ensiklopedi Islam, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2002, h. 449
27
www.alkararis.comseven-7-kalimat-thayyibah.html . Diakses pada tanggal 20 Mei
2011.
d. Tahlil, yaitu ucapan laa ilaaha illa Allah tiada Tuhan selain Allah.
e. Basmalah, yaitu ucapan bismi Allah al-Rahmaan al-Rahiim Dengan
Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang f.
Istighfar, yaitu astaghfir Allah aku memohon ampun kepada Allah
g. Hawqalah, yaitu ucapan laa hawla wa laa quwwata illa bi Allah tidak ada
daya dan kekuatan kecuali daya dan kekuatan dari Allah.
28
Allah berfirman dalam ayatNya pada surat Al- Baqarah ayat 152 : “Karena
itu ingatlah kepada-Ku niscaya Aku ingat pula kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari nikmat-
Ku.” Allah mengajari agar kita berzikir kepadanya. Jika kita ingat kepadaNya maka Allah pun akan ingat
kepada kita, dan bersyukur kepada Allah atas segala nikmatNya. Ketika menghayati lafadz Alhamdulillah ini, maka akan dirasakn tingkat
kekhusyukan lebih dalam. Allah menambah kenikmatan kepada orang yang bersyukur, syukur yang sesungguhnya. Syukur yang memuji Allah. Syukur yang
berterimakasih setulus-tulusnya. Itulah hikmah yang disampaikan Luqman kepada anaknya. Seperti pada surat
Luqman ayat 12: “Dan sesungguhnya telah kami berikan hikmah kepada Luqman, ketika mengatakan kepada anaknya:
Bersyukurlah kepada Allah. Dan barang siapa yang bersyukur kepada Allah, maka sesungguuhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa yang
tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji .”
29
28
Asep Usman Ismail, Zikir, dalam Ensiklopedi Tasawuf, Bandung: Angkasa bandung, 2008, h. 1507
29
Agus Mustofa, Dzikir Tauhid, Surabaya: Padma Press, 2006, h. 221