kesehatan, intelegensi, kematangan emosional dan produktivitas manusia pada tahap berikutnya. Dengan demikian investasi pembangunan pada usia dini
merupakan investasi sangat penting bagi pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Pada periode kritis ini anak memerlukan berbagai
pemenuhan khususnya yang menyangkut aspek gizi, kesehatan, media permainan dan pendidikan baik umum maupun agama.
15
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan
perkembangan fisik koordinasi motorik halus dan kasar, kecerdasan daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual, sosio emosional sikap dan
perilaku serta agama bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap- tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
Ada dua tujuan diselenggarakannya pendidikan anak usia dini yaitu:
a. Tujuan utama: untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu
anak yang
tumbuh dan
berkembang sesuai
dengan tingkat
perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa dewasa.
b. Tujuan penyerta: untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan
belajar akademik di sekolah.
15
Potret Pengaruh, Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia Dini di Indonesia, Jakarta: Forum PADU, 2004, h. 14
Rentang anak usia dini menurut Pasal 28 UU Sisdiknas No.202003 ayat 1 adalah 0-6 tahun. Sementara menurut kajian rumpun keilmuan PAUD dan
penyelenggaraannya di beberapa negara, PAUD dilaksanakan sejak usia 0-8 tahun.
2. PAUD Dan Pendidikan Agama
Pertumbuhan dan pengembangan anak pada usia dini, bahkan sejak dalam kandungan sampai sekitar 6 tahun mempunyai peranan besar dalam peningkatan
kesehatan, intelegensi, kematangan emosional dan produktivitas manusia pada tahap berikutnya. Dengan demikian investasi pembangunan pada usia dini
merupakan investasi sangat penting bagi pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Pada periode kritis ini anak memerlukan berbagai
pemenuhan khususnya yang menyangkut aspek gizi, kesehatan, media permainan dan pendidikan baik umum maupun agama.
16
Pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana proses pembelajaran, agar peserta didik secara aktif dapat mengembankan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya
dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan,
pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan melewati generasi.
16
Potret Pengaruh, Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia Dini di Indonesia, Jakarta: Forum PADU, 2004, h. 14
Sistem pendidikan yang baru menuntut faktor dan kondisi yang baru pula baik yang berkenaan dengan sarana fisik maupun non fisik. Untuk itu diperlukan
tenaga pengajar yang memiliki kemampuan dan kecakapan yang lebih memadai, diperlukan kinerja dan sikap yang baru, peralatan yang lebih lengkap dan
administrasi yang lebih teratur.
17
Alat yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi mengenai pendidikan dan pengajaran agama kepada orang lain,
diantaranya adalah: 1 papan tulis, 2 buku pelajaran, 3 buletin board dan display, 4 film atau gambar hidup, 5 radio dan televisi pendidikan, 6 komputer, 7
karyawisata dan lain-lain.
18
Alat-alat tersebut sudah terbukti cukup efektif dalam proses penyampaian pesan, salah satunya pesan yang mengandung kalimat
thayyibah. Pola pendidikan agama yang diterapkan kepada anak usia dini bisa berupa
penyampaian pesan yang melibatkan verbal kata-kata dan non verbal gerakan. Komunikasi verbal adalah komunikasi dengan menggunakan lambang bahasa, ini
mencakup komunikasi dengan bahasa lisan maupun bahasa tulisan
19
, sedangkan komunikasi non verbal adalah komunikasi tanpa kata-kata
20
, dapat juga diartikan sebagai komunikasi dengan menggunakan gejala yang menyangkut gerak-gerik,
sikap, ekspresi wajah dan lain-lain.
21
Seorang guru menyampaikan pesan kepada muridnya berupa kata-kata dan gerakan. Dalam penyanpaian pesan, kata-kata
17
Asnawir, Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat Pers, 2002, h. 17
18
Asnawir, Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, h. 117
19
Onong Uchjana Effendy, Dimensi-Dimensi Komunikasi, Bandung: Alumni, 1981, h. 28
20
S. Djuarsa Sendjaya, Teori Komunikasi, Jakarta: Univrsitas Terbuka, 2002, h. 64
21
Onong Uchjana Effendy, Dimensi-Dimensi Komunikasi, h. 28
untuk didengar, sedangkan gerakan untuk membantu kata-kata agar lebih mudah dipahami.
Menurut Onong Uchjana Effendy, proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yaitu diantaranya:
a. Proses komunikasi secara primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang
simbol sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa yang secara langsung mampu menterjemahkan
pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan.
22
b. Proses komunikasi secara sekunder
Adalah proses peyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah
memakai lambang sebagai media pertama. Seperti yang telah diterangkan di atas pada umumnya bahasa yang banyak digunakan dalam komunikasi
karena bahasa sebagai lambang mampu mentransmisikan pikiran, ide, pendapat dan sebagainya, baik mengenai hal yang abstrak maupun yang
konkrit.
23
Pola pendidikan agama yang diterapkan pada pendidikan anak usia dini untuk meningkatkan kalimat thayyibah bisa dengan proses komunikas sekunder
22
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1990, h. 11-16
23
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek,