Penerapan TEMUAN DAN ANALISIS

yang bu guru paparkan bahwa komunikasi verbal dan non verbal sudah sangat mendukung dalam penyampaian pesan atau materi. 2 Dalam materi yang disampaikan terkadang guru menemukan kesulitan, dikarenakan murid berisik atau jalan-jalan. Walau begitu bu guru dapat mengatasi itu semua yakni dengan memberikan peringatan yang baik terhadap si anak tersebut. Setelah guru memaparkan materi yang disampaikan kepada muridnya, kemudian guru memberikan sebuah pelatihan kepada murid untuk mengetahui apakah pesan yang disampaikan dalam materi diterima baik atau tidak. Dalam pelaksanaan pelatihan yang diberikan oleh guru, terkadang murid mendapat ketidakpahaman terhadap materi yang sudah disampaikan. Dengan terjadinya hal tersebut maka murid langsung bertanya kepada guru mengenai materi yang tidak dipahami, kemudian guru menerangkan pertanyaan yang diajukan murid tersebut dengan penerapan pola komunikasi antar pribadi. Dengan begitu terciptalah komunikasi dua arah dikarenakan murid bersikap responsif, mengajukan pendapatpertanyaan, dengan begitu masalah yang tidak dipahami dapat terjawab langsung. Sebelum pulang, bu guru mengajak anak muridnya untuk membentuk lingkaran kelompok kecil. Sambil duduk, bu guru mengajak muridnya untuk berkomunikasi satu sama lain tentang apa yang sudah dikerjakannya selama di rumah atau di luar rumah, tentang apa yang apa disuka dan tidak disuka, tentang apa yang dialaminya di luar kelas atau pun di dalam kelas. Bu guru pun memberi 2 Wawancara Pribadi dengan Bu Guru Nurul, Jakarta, 25 Juli 2011 peringatan tentang apa yang harus dikerjakan dan tidak, memberi nasihat dari pertanyaan yang ada. Dengan ini diharapkan murid dapat berkomunikasi secara terbuka terhadap guru dan teman-temannya, juga bu guru dapat mengukur pengucapan dan pemahaman anak terhadap kalimat thayyibah. 3 Setelah itu bu guru mengajak anak-anak bernyanyi dan berdoa sebelum pulang ke rumahnya masing-masing. Doa yang dipanjatkan sebeluum pulang yakni doa keluar rumah dan doa sesudah belajar. Doa ini dimaksudkan agar selalu bertawakal kepada Allah dalam perjalanan pulang dan doa sesudah belajar diharapkan ilmu yang sudah murid pelajari dapat diserap dengan baik. Sedangkan bernyanyi merupakan salah satu sarana yang efektif dalam menanamkan keimanan dan ketakwaan anak, mengenalkan ajaran agama kepada meraka serta mengajarakan kata-kata yang baik. Sedangkan berdoa merupakan suatu permohonan yang baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa dari apa yang akan dikerjakan dan sesudah dikerjakan. Dengan berdoa diharapkan anak terbiasa melakukan sesuatu diawali dengan berdoa. Komunikasi yang digunakan lebih kepada komunikasi interpersonal, karena ibu guru dituntut untuk menjelaskan materinya secara personal, agar murid dapat lebih paham. Sebelumnya bu guru menjelaskan materi yang disampaikan dengan jelas secara komunikasi kelompok kecil. Apabila murid tidak mengerti maka dia akan bertanya tentang materi apa yang tidak dipahaminya kepada bu guru dan seketika itu bu guru akan menjelaskannya secara personal, ini bertujuan agar anak dapat lebih memahami materi yang disampaikan. 3 Wawancara Pribadi dengan Bu Guru Nurul. Pola komunikasi yang terjadi pada pembelajaran di kelas telur berupa komunikasi kelompok kecil, walau terkadang guru menerapkan pola komunikasi antar pribadi. Karena dengan komunikasi antar pribadi guru dapat memberikan pemahaman lebih dalam kepada anak, khususnya ketika anak bertanya tentang materi yang belum dipahaminya. Sebagaimana dikatakan oleh Wilbar Schramm bahwa komuniksi didasarkan atas hubungan intune antara satu dengan yang lain yang fokus pada informasi yang sama, sangkut paut tersebut berada dalam komunikasi tatap muka face to face communication. Adapun komunikasi kelompok kecil dikatakan efektif, karena dapat dilihat sesuai ciri-ciri komunikasi kelompok itu sendiri, yaitu: a. Proses komunikasi dimana pesan yang disampaikan oleh seorang pembicara terhadap khalayak dalam jumlah yang lebih dari duatiga pada tatap muka. hal ini dapat dilihat dari seorang komunikator yaitu guru dengan jumlah murid yang cukup banyak, yaitu murid-murid. b. Komunikasi berlangsung kontinyu dan bisa dibedakan mana sumber dan mana penerima. Hal ini dapat dilihat dari penyampaian materi yang diberikan oleh masing-masing guru secara berkelanjuan, artinya dilanjutkan pembahasan materinya pada jam dan hari mata pelajaran tersebut. Sedangkan sumber informasi diberikan oleh guru kepada murid. c. Pesan yang disampaikan terencana dipersiapkan dan bukan spontanitas untuk segmen khalayak tertentu. Terkadang bu guru menerapkan sistem BCCT Beyond Centre and Circle Time, 4 dimana BCCT ini adalah konsep belajar dimana guru-guru menghadirkan dunia nyata kedalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari- hari. 5 Dimana guru menjadi pengarah pada permainan ini. Pada permainan berbelanja. Sebelumnya ruang kelas ditata seperti mini market, anak murid sudah siap untuk belanja di mini market. Bu guru mengarahkan anak murid satu persatu untuk masuk ke dalam mini market dan berbelanja sesuai kebutuhan. Seusai berbelanja anak murid diarahkan untuk membayar belanjaannya kepada kasir, disini terjadilah interaksi yang dimana di setiap interaksinya bu guru mengarahkan untuk menyisipkan kata-kata baik seperti Assalamu’alaikum, Alhamdulillah, dan terimakasih. Dalam penerapan BCCT ini, diharapkan murid dapat memperoleh keterampilan dan pengetahuan dari konteks terbatas. Dengan berbelanja diharapkan anak dapat memahami keadaan yang terjadi di mini market dan dapat mengadakan interaksi yang baik antara orang tua dan juga peagawai di mini market, kasir ataupun orang di sekelilingnya. Selain itu teknik yang digunakan bu guru PAUD Amanah di kelas telur dalam pengenalan kalimat thayyibah, bisa dilakukan lewat materi, membuat gambar-gambar perkata, dan interaksi bu guru kepada anak murid. Dari sini pun bu guru dapat menilai kemampuan anak dalam memahami kalimat thayyibah. 4 Wawancara Pribadi dengan Bu Guru Nurul 5 http: METODE PEMBELAJARAN BCCT « Prima Computer Kuala Tungkal.htm. diambil pada tanggal 20 September 2011 Proses komunikasi yang terjadi dalam pembelajaran di PAUD Amanah, merupakan bentuk kegiatan komunikasi kelompok kecil, indikasi ini terlihat ketika seorang komunikator menyampaikan pesannya kepada komunikan yang berjumlah lebih dari tiga orang atau lebih, kemudian komunikator menunjukkan pesannya berupa bentuk pikiran bukan perasaan komunikan. Dalam hal ini setelah komunikator menyampaikan pesannya kepada komunikan maka timbullah beberapa pertanyaan yang diajukan oleh komunikan ketika mereka tidak memahami pesan yang disampaikan oleh komunikator, sehingga ketika itu komunikator dapat merubah bentuk komunikasi tersebut menjadi komunikasi interpersonal.

B. Analisis Pola Komunikasi Guru Kepada Murid dalam Mengenalkan

Kalimat Thayyibah Berdasarkan pengamatan dan wawancara yang penulis lakukan di PAUD Amanah, bahwa komunikasi yang banyak digunakan oleh para guru PAUD Amanah yaitu: 1. Komunikasi Verbal Dalam pembelajaran yang berlangsung, biasanya bu guru menggunakan komunikasi verbal, yakni komunikasi berupa kata-kata. Pada saat bu guru menjelaskan materi yang akan dipelajarai pada hari itu, bu guru menjelaskannya dengan menggunakan komunikasi verbal. Dengan mengguunakan komunikasi verbal, diharapkan anak dapat mengerti penjelasan materi yang disampaikan. Karena itu PAUD Amanah mengkomunikasikan kalimat thayyibah secara verbal atau dengan lisan melalui program pembelajaran yang telah diterapkan, seperti pelajaran pokok yaitu belajar membaca, belajar mengenal huruf hijaiyah, belajar mengenal huruf besar dan kecil, belajar menulis cetak, matematika, bahasa inggris, agama, juga belajar doa sehari-hari yang dilakukan setiap hari sebelum pelajaran dimulai. Kelebihan dari komunikasi lisan ini, murid lebih mudah memahami dan mengerti pesan yang disampaikan. Kelemahannya murid menjadi cepat lupa akan pesan yang disampaikan. Kegiatan komuikasi verbal yang sering penulis temui pada saat guru sedang berinteraksi dengan murid yakni dalam menerangkan materi pelajaran, berdoa, bernyanyi, bermain dan juga mengerjakan tugas di buku. Bentuk komunikasi ini juga terlihat dari cara guru menyikapi tingkah laku atau sikap muridnya ketika disuruh mengerjakan soal, jika si anak tidak mau melaksanakan apa yang bu guru perintah maka guru tersebut mencoba melakukan pendekatan dengan cara berkata lembut lalu menasehatinya. Untuk lebih mempermudah pemahaman penulis mengenai bentuk komunikasi verbal, maka penulis akan menguraikan dengan rinci, antara lain: a. Metode bercerita: adapun kegiatan lain yang sering dilakukan guru di PAUD Amanah adalah dengan bercerita. Komunikasi dengan bentuk verbal yang diantara bentuknya adalah bercerita, karena dapat membantu dan memudahkan komunikasi dua arah antara guru dan muridnya, terutama aktivitas yang memiliki relevansi dengan upaya transformasi pengetahuan dalam bentuk apapun sesuai dengan tujuan guru dalam kapasitasnya sebagai subjek pendidikan. Metode bercerita cukup efektif dan mudah dimengerti oleh murid, sehingga pesan-pesan yang disampaikan dapat langsung dicerna, karena memang cerita adalah kegiatan yang mengasyikan, menyenangkan dan menggembirakan bagi mereka. Dalam masa kanak-kanak seperti ini murid sangat gampang meniru bahkan meneladani seorang yang dianggap cocok dengan mereka, hal tersebut mereka dapatkan dari cerita-cerita yang mereka dengarkan, baik lewat media maupun langsung dari penyampaian guru. Dengan bercerita, khususnya berkaitan dengan pengucapan, dalam kondisi ini murid cenderung memperhatikan nasehat dibandingkan dengan nasehat yang disampaikan dengan cara biasa. Metode belajar dengan cara bercerita, memang memiliki daya efektifitas yang tinggi terutama pesan- pesan moral yang disampaikan dengan menggunakan tokoh, figur atau teladan. Namun perlu diingat bahwa salah memberikan cerita berarti salah dalam menyampaikan pesan dan dapat berakibat fatal terhadap perkembangan moral anak. Begitu pun dalam ucapan yang dipaparkan oleh guru dalam bercerita. b. Bernyanyi: dalam hal ini menyanyi adalah salah satu sarana yang efektif dalam menanamkan keimanan dan ketakwaan anak, mengenalkan ajaran agama kepada meraka serta mengajarakan kata-kata yang baik. Melalui lagu, daya imajinasi anak ditimbulkan. Lagu memudahkan mereka menerima pesan-pesan yang diberikan, membuat mereka senang dan tidak

Dokumen yang terkait

Pola Komunikasi Guru Dan Murid Dalam Pembinaan Ibadah Shalat Di Raudhatul Atfhal Insanul Kamil Pulo Gebang Cakung

1 14 86

Pola Komunikasi Antara Guru Dan Orang Tua Murid Di Sekolah Dasar Fajar Islami Tangerang

4 18 74

Pola Komunikasi Guru Dan Orang Tua Dalam Pembinaan Karakter Murid Di Taman Kanak-Kanak El-Fikri Yayasan Kahfi Tangerang Selatan

2 31 93

Pola komunikasi guru dan murid pada lembaga bimbingan belajar Bintang Pelajaran

0 10 86

KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI GURU TERHADAP MURID (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antar Pribadi Guru Terhadap Murid Komunikasi Antar Pribadi Guru Terhadap Murid (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antar Pribadi Guru Terhadap Murid Dalam Membentuk

0 3 16

KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI GURU TERHADAP MURID (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antar Pribadi Guru Terhadap Murid Komunikasi Antar Pribadi Guru Terhadap Murid (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antar Pribadi Guru Terhadap Murid Dalam Membentuk

1 4 13

KALIMAT THAYYIBAH.docx

0 4 3

KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA GURU DAN PESERTA DIDIK (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Interpersonal Antara Guru dan Murid Pada Proses Pembentukan Karakter Budaya Jawa Sejak Dini di PAUD Amongsiwi, Desa Pandes, Bantul, Yogyakarta).

0 0 14

Pola hubungan guru dan murid dalam persp

0 0 1

Keywords : communication pattern, character formation 1. PENDAHULUAN - POLA KOMUNIKASI GURU DAN MURID DALAM PROSES PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK DI PAUD PANCARAN BERKAT BATURITI TABANAN BALI

0 1 11