Ruang Lingkup Kegiatan Dakwah

sedangkan mengelola dan mengorganisir kegiatan mengajak disebut dengan kegiatan dakwah. 119

2. Ruang Lingkup Kegiatan Dakwah

a. Kegiatan Tabligh Kegiatan tabligh Islam penyiaran dan penerangan Islam atau komunikasi dan penyiaran Islam, termasuk bimbingan dan penyuluhan Islam terdiri dari kegiatan pokok sosialisasi dan eksternalisasi ajaran Islam dengan menggunakan sarana mimbar dan media massa cetak dan elektronik yang dapat dirinci sebagai berikut: 1. Penyampaian tauhid. 2. Penyampaian fitri, fungsi, dan tujuan hidup manusia. 3. Pembinaan keimanan, fitrah, akhlak dan ibadah. 4. Bimbingan, penyuluhan, dan penerangan mengenai sistem Islam secara menyeluruh. 5. Pengembangan fikroh Islam dalam semua aspek kehidupan secara utuh sehingga mad’u memiliki pandangan yang komprehensip tentang realitas kehidupan manusia menurut ajaran Islam dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari. 6. Memberikan motivasi untuk melaksanakan ajaran Islam yang sudah dipahami dan diterima. 7. Memberi sikap ukhuwah Islamiyah, kesatuan dan persatuan umat. 120 119 Tim Penyusun Kurikulum, Kurikulum Nasional Fakultas Dakwah IAIN Jakarta: IAIN Jakarta, 1994, h. 5. 120 Ibid., h. 6. b. Kegiatan Pengembangan Masyarakat. Pengembangan masyarakat didefinisikan sebagai suatu gerakkan yang dirancang guna meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui partisipasi aktif dan inisiatif dari masyarakat. 121 Dengan demikian sangatlah jelas bahwa tujuan dari pengembangan masyarakat adalah mensejahterakan seluruh lapisan masyarakat yang keberhasilannya sangat tergantung kepada partisipasi masyarakat itu sendiri. Partisipasi di sini adalah partisipasi aktif yang timbul dari kesadaran masyarakat karena minat dan untuk kepentingan bersama. Adapun pengertian pengembangan masyarakat Islam secara etimologi dapat dilihat dari dua kata yaitu pengembangan yang berarti membina dan meningkatkan kualitas, sedangkan masyarakat Islam berarti kumpulan manusia yang beragama Islam. Dengan demikian secara terminologis pengembangan masyarakat Islam dapat diartikan mentrasformasikan dan melembagakan semua segi ajaran Islam dalam kehidupan keluarga usrah, kelompok jamaah, dan masyarakat ummah. 122 Kegiatan pengembangan Islam ini terdiri dari kegiatan pokok yaitu transformasi dan pelembagaan ajaran agama Islam ke dalam realitas Islam khairul ummah yang dapat dirinci sebagai berikut : 1. Penyampaian mengenai konsepsi Islam, mengenai kehidupan sosial, ekonomi, dan pemeliharaan lingkungan. 121 Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas Pengentar Pemikiran dan Pendekatan Praktis Jakarta: UI Press, 2001 h. 137. 122 Nanih Machendrawati dan Agus Ahmad Safe’i, Pengembangan Masyarakat Islam dan Idiologi Sampai Tradisi Bandung Rosda Karya, 2001, h. 29. 2. Penggalangan ukhuwah Islamiyah lembaga umat dan kemasyarakatan umat pada umumnya. 3. Mewujudkan memorandum of understanding MOU dengan masyarakat. 4. Riset potensi lokasi dakwah, pengembangan potensi lokal, dan pengembangan kelompok swadaya masyarakat. 5. Katalisasi aspirasi dan kebutuhan umat. 6. Konsultasi dan dampingan teknis kelembagaan. 7. Dampingan penyusunan rencana dan aksi sosial pelaksanaan rencana dalam rangka pengembangan komunitas dan institusi Islam. 8. Memandu pemecahan masalah sosial, ekonomi, dan lingkungan umat. 9. Melaksanakan stabilisasi kelembagaan dan menyiapkan pelepasan masyarakat untuk membangun secara mandiri dan berkelanjutan. 123 c. Kegiatan Manajemen Dakwah Islam Kegiatan manajemen dakwah Islam terdiri dari kegiatan pokok penyusunan kebijakan, perencanaan program, pengorganisasian program, dan monitoring serta evaluasi dakwah yang dapat dirinci sebagai berikut : Perumusan konsepsi Islam yang praktis dalam bidang sosial, ekonomi, dan lingkungan. 1. Penyusunan kebijakan dan strategi organisasi dakwah, riset potensi dan kebutuhan masyarakat untuk menyusun sistem informasi dan peta dakwah. 2. Pengambilan keputusan strategi dan standar serta kriteria program dakwah. 3. Analisa masalah dan kebutuhan masyarakat. 4. Penysunan program partisipatif. 123 Ibid., h. 6-7. 5. Pengorganisasian program. 6. Penetapan sistem koordinasi pelaksanaan program. 7. Menyusun sistem monitoring dan evaluasi kegiatan dakwah. 124

D. Anak Usia Dini 1. Pengertian Anak Usia Dini