kemampuan menahan air dan memberikan rasa kenyang lebih lama sehingga mencegah konsumsi yang berlebihan.
Pengaruh tidak langsung seperti pengaruh kelompok bermain dan uang saku juga akan meningkatkan perilaku yang menyebaban obesitas. Sebagian besar
uang saku yang dimiliki remaja digunakan untuk jajan membeli makanan yang diinginkan Muwakhidah, dan Dian, 2008. Keputusan pemilihan makanan dan
jajanan termasuk jajanan fast food dapat dipengaruhi oleh orang lain, dalam hal ini adalah teman bermain atau peer group Imtihani dan Noer, 2013. Perilaku
tersebut terlihat jelas terutama di daerah urban seperti kota-kota besar. Beberapa faktor tersebut terjadi pada masa anak-anak dan remaja Procter, 2007. Obesitas
pada saat remaja berkaitan dengan peningkatan risiko obesitas berat saat dewasa Natalie, et al., 2010. Oleh karena itu diperlukan pentingnya langkah-langkah
pencegahan dengan cara mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan obesitas.
Alexander, et al. 2015, mengatakan bahwa kesulitan dalam penelitian epidemiologi tekait obesitas dipengaruhi oleh ketidakseragaman pengumpulan
data dari kelompok usia yang dianggap representatif. Selain itu menurut WHO 2006, menentukan dan mengukur gaya hidup dan kebiasaan anak-anak dan
remaja bukanlah hal yang mudah, tetapi sangat bermanfaat untuk mengetahui bagaimana pencegahan obesitas tersebut. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk
mengetahui faktor risiko yang mempengaruhi kejadian overweight dan obesitas pada siswa SMA Yayasan Pendidikan Harapan 1 Medan.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti ingin mengetahui faktor risiko yang mempengaruhi kejadian overweight dan obesitas pada siswa SMA Yayasan
Pendidikan Harapan 1 Medan.
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui faktor risiko yang mempengaruhi kejadian overweight dan obesitas pada siswa SMA Yayasan Pendidikan Harapan 1 Medan.
Universitas Sumatera Utara
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui distribusi frekuensi kejadian overweight dan obesitas pada kalangan remaja berdasarkan karakteristik.
2. Mengetahui hubungan antara konsumsi fast food dengan kejadian overweight dan obesitas pada siswa SMA Harapan 1 Medan.
3. Mengetahui hubungan antara konsumsi serat dengan kejadian overweight dan obesitas pada siswa SMA Harapan 1 Medan.
4. Mengetahui hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian overweight dan obesitas pada siswa SMA Harapan 1 Medan.
5. Mengetahui hubungan antara uang saku dengan kejadian overweight dan obesitas pada siswa SMA Harapan 1 Medan.
6. Mengetahui hubungan antara pengaruh kelompok dengan kejadian overweight dan obesitas pada siswa SMA Harapan 1 Medan.
1.4. Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi masyarakat terutama kalangan remaja, informasi hasil penelitian
dapat menjadi tambahan informasi dalam memahami faktor risiko terjadinya overweight dan obesitas.
2. Bagi pihak sekolah, melalui pengetahuan faktor risiko overweight dan obesitas dapat disusun rancangan upaya penyuluhan dan pencegahan.
3. Bagi penulis, menambah wawasan dan pengalaman dalam meneliti dan mengenali faktor risiko overweight dan obesitas.
4. Bagi pendidikan, karya ini dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian dan Pengukuran Overweight dan Obesitas
Berat badan lebih overweight dan obesitas menggambarkan keabnormalan atau kelebihan akumulasi jaringan adiposa dibanding orang normal
yang berdampak pada kesehatan WHO, 2015; CDC, 2012. Walaupun sering dihubungkan dengan peningkatan berat badan total, hal tersebut tidak berlaku
pada orang yang memililiki massa otot yang tinggi Flier, 2010.
Mengukur jaringan adiposa secara langsung sangat sulit. Berat badan terdistribusi pada seluruh jaringan sehingga penting untuk menentukan apakah
kelebihan berat badan tersebut berasal dari jaringan adiposa atau bukan Flier, 2010. Walaupun tidak mengukur langsung jaringan adiposa, indeks massa tubuh
IMT menjadi metode yang sering digunakan WHO, 2015. IMT secara signifikan berbanding lurus dengan massa lemak relatif Klein dan Romijn,
2003. Cara lain yang bisa digunakan termasuk skinfold thickness lipat kulit, densitometry berat dalam air, CT atau MRI dan electrical impedance. Flier,
2010
Indeks massa tubuh IMT sering digunakan untuk mengklasifikasikan obesitas pada orang dewasa. IMT dinilai dengan membandingkan berat badan
dalam kilogram dengan tinggi badan dalam meter kuadrat. IMT ≥ 25 kgm
2
diklasifikasikan sebagai overweight dan ≥ 30 kgm
2
sebagai obesitas WHO, 2015. Berbeda pada anak-anak, status berat badan ditentukan dengan
menggunakan kurva persentil lampiran II dan III IMT terhadap usia dan jenis kelamin. Jika IMT berada di antara kurva persentil 85 dan 95 maka dikategorikan
overweight sedangkan jika IMT di atas kurva persentil 95 maka dikategorikan obesitas. Hal ini disebabkan distribusi berat badan total anak-anak dipengaruhi
usia dan jenis kelamin CDC, 2012.
Universitas Sumatera Utara