2.9. Manajemen Berat Badan pada Overweight dan Obesitas
Prinsip penatalaksanaan obesitas adalah mencegah komplikasi dan menurunkan gejala klinis yang timbul karena obesitas dengan menurunkan berat
badan Subardja, 2010. Penurunan berat badan harus SMART: spesific, measurable, achievable, realistic, dan time limited Sugondo, 2009. Pada anak
dan remaja ditetapkan target penurunan berat badannya berdasarkan usia, derajat obesitasnya, serta ada tidaknya penyakit penyertakomplikasi. Rekomendasi yang
dianjurkan untuk remaja seperti pada tabel 2.3
Subardja, 2010 .
Tabel 2.3 Target Berat Badan Remaja Umur 12-18 Tahun Umur
Katergori IMT Target BB untuk memperbaiki persentil IMT
12-18 tahun P5-84 atau P85-94 tanpa risiko
Pertahankan kecepatan BB; setelah pertumbuhan linier lengkap, pertahankan BB
P85-94 dengan risiko
Pertahankan BB atau penurunan BB bertahap P95-99
Penurunan BB maksimal 1 kgminggu P99
Penurunan BB maksimal 1 kgminggu Sumber : Endokrinologi Anak, 2010
Prinsip manajemen obesitas adalah mengurangi asupan energi serta meningkatkan keluaran energi dengan menentukan target berat badan, pengaturan
diet, peningkatan aktivitas fisik, dan memodifikasi pola hidup. Tujuan tatalaksana obesitas adalah mengurangi IMT dan massa lemak, serta mencegah atau
mengatasi komorbiditas akut dan kronik Subardja, 2010. Meliputi:
a. Terapi Diet Keberhasilan penurunan berat badan bergantung pada penanganan
keseimbangan energi salah satunya perubahan gaya diet dalam asupan energi National Heart of Australia, 2007. Makanan dengan nilai kalori yang tinggi
dihindarkan seperti es krim, makanan gorengan, chips, dll bahkan dengan hanya
Universitas Sumatera Utara
mengurangi asupan energi sebanyak 100 kkal per hari dapat mengurangi berat badan sekitar 5 kg per tahunnya Subardja, 2010.
Disamping pengurangan lemak jenuh, total lemak seharusnya dikurang dan sama dengan 30 persen dari total kalori. Ketika asupan lemak dikurangi,
prioritas harus diberikan untuk mengurangi lemak jenuh. Hal tersebut bermaksud untuk menurunkan konsentrasi kolesterol-LDL Sugondo, 2009.
b. Aktivitas fisik Peningkatan aktivitas fisik merupakan komponen penting dari program
penurunan berat badan, walaupun sejatinya penurunan berat badan terjadi karena penurunan asupan energi. Aktivitas fisik yang lama sangat membantu pada
pencegahan peningkatan berat badan. Keuntungan tambahan aktivitas fisik adalah pengurangan risiko kardiovasular dan diabetes Sugondo, 2009.
Peningkatan pengeluaran energi menjadi konsep dalam peningkatan aktivitas fisik. Dampak dari peningkatan aktivitas fisik saja dalam manajemen
obesitas sulit didapat. Peningkatan aktivitas fisik bermakna dalam menyokong manajemen diet Flier, 2010. Penelitian memperlihatkan penurunan berat badan
akan lebih mudah dicapai bila dikombinasikan dengan olahraga dibanding hanya diet saja. Untuk aktivitas ringan dibutuhkan 1,5-2,0 kkalmeint, aktivitas sedang
3,5-7,0 kkalmenit, pada aktivitas berat 7,4 kkalmenit atau lebih Subardja, 2010.
c. Farmakoterapi Farmakoterapi dikelompokan menjadi 3 kelompok, pertama obat yang
mempengaruhi asupan makanan, kedua obat yang mempengaruhi penyimpanan energi dan terakhir obat yang meningkatkan penggunaan energi Subardja, 2010.
Sibutramin, contoh obat yang mempengaruhi asupan makan berkerja menghambat pengambilan kembali norepineprin dan serotonin Flier, 2010. Namun pengguna
perlu pemamantauan ketat karena dapat menyebabkan hipertensi. FDA Food and Drug Administration juga menyetujui phentermin, golongan obat mirip
amfetamin amphetamine-like agents untuk penggunaan jangka pendek.
Obat kelompok kedua seperti orsilat, bekerja dengan menghambat kerja lipase di saluran cerna tanpa efek sistemik dan menurunkan kadar kolesterol total,
Universitas Sumatera Utara
LDL, dan resiko diabetes tipe 2 Subardja, 2010. Kelompok terakhir adalah hormon tiroid. Hormon ini menginduksi pengurangan berat badan tanpa lemak
lean body mass tetapi juga meningkatkan risiko keadaan hipertiroid Flier, 2010 2.10. Pencegahan
Secara umum pencegahan obeitas dilakukan dengan memberikan pengertian, memperbaiki pola asuhan makan, meningkatkan aktivitas fisis,
mengenalkan pendidikan gizi sedini mungkin, membatasi promosi makanan tidak sehat, melakukan inovasi produk makanan, dan deteksi dini.
Dari aspek endokrin, upaya yang erat hubungannya adalah : o Memperbaiki pola makan
o Meningkatkan aktivitas fisik o Membuat produk makanan dengan efek insulinogenik rendah
Hal-hal tersebut di atas diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap penurunan kejadian obesitas primer pada anak dan remaja. Meskipun
kelainan genetik yang mendasarinya belum jelas, tetapi untuk obesitas sekunder pada anak pencegahannya dapat diupayakan dengan bimbingankonsultasi genetik
Subrdja, 2010.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFNISI OPERASIONAL