BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1. Bahan - Limbah cair laboratorium elektroplating Politeknik Negeri Medan
- NaOH
s
E’Merck - Na
2
S
2
O
5s
E’Merck - Akuades
3.2. Alat
- Gelas Beker pyrex
- Gelas ukur pyrex
- Neraca analitis Presisi 0,001 g Mettler PM 2000
- Kabel tembaga - Stopwatch
- Indikator Universal - Adaptor 3-12 V1,5 A
BSTech - Elektroda aluminium
teknis - Spektrofotometer Serapan Atom
Varian AA 240 FS - Hotplate Strirer
- Kertas Saring Biasa 3.3. Prosedur Penelitian
3.3.1. Pembuatan Larutan Standar Logam Kromium 100 mgL
Sebanyak 10 mL larutan induk logam kromium 1000 mgL dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL lalu diencerkan dengan garis batas dan diaduk sampai homogen.
3.3.2. Pembuatan Larutan Standar Logam Kromium 10 mgL
Sebanyak 10 mL larutan induk logam kromium 100 mgL dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL lalu diencerkan dengan akuades sampai garis batas dan diaduk sampai homogen.
Universitas Sumatera Utara
3.3.3. Pembuatan Larutan Seri Standar Logam Kromium
Sebanyak 1, 2, 3, 4, 5 mL larutan induk logam kromium 10 mgL dimasukkan ke dalam 5 buah labu takar 50 mL lalu kemudian diencerkan dengan akuades sampai garis tanda dan
diaduk hingga homogen sehingga diperoleh larutan seri standar logam kromium 0,2 ; 0,4 ; 0,6 ; 0,8 ; 1 mgL.
3.3.4. Pembuatan Kurva Kalibrasi Logam Kromium
Larutan seri standar logam kromium 0,2 mgL dibuat pada pH 2-4 kemudian diukur absorbansinya pada panjang gelombang 357,9 nm. Perlakuan dilakukan sebanyak 3 kali dan
dilakukan hal yang sama terhadap larutan seri standar 0,4 ; 0,6 ; 0,8 ; dan 1 mgL.
3.3.5. Pembuatan Larutan Standar Logam Tembaga 100 mgL
Sebanyak 10 mL larutan induk logam tembaga 1000 mgL dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL lalu diencerkan dengan garis batas dan diaduk sampai homogen.
3.3.6. Pembuatan Larutan Standar Logam Tembaga 10 mgL
Sebanyak 10 mL larutan induk logam tembaga 100 mgL dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL lalu diencerkan dengan akuades sampai garis batas dan diaduk sampai homogen.
3.3.7. Pembuatan Larutan Seri Standar Logam Tembaga
Sebanyak 1, 2, 3, 4, 5 mL larutan induk logam tembaga 10 mgL dimasukkan ke dalam 5 buah labu takar 50 mL lalu kemudian diencerkan dengan akuades sampai garis tanda dan
Universitas Sumatera Utara
diaduk hingga homogen sehingga diperoleh larutan seri standar logam tembaga 0,2 ; 0,4 ; 0,6 ; 0,8 ; 1 mgL.
3.3.8. Pembuatan Kurva Kalibrasi Logam Tembaga
Larutan seri standar logam tembaga 0,2 mgL dibuat pada pH 2-4 kemudian diukur absorbansinya pada panjang gelombang 324,8 nm. Perlakuan dilakukan sebanyak 3 kali dan
dilakukan hal yang sama terhadap larutan seri standar 0,4 ; 0,6 ; 0,8 ; dan 1 mgL.
3.3.9. Pembuatan Larutan Standar Logam Nikel 100 mgL
Sebanyak 10 mL larutan induk logam nikel 1000 mgL dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL lalu diencerkan dengan garis batas dan diaduk sampai homogen.
3.3.10. Pembuatan Larutan Standar Logam Nikel 10 mgL
Sebanyak 10 mL larutan induk logam nikel 100 mgL dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL lalu diencerkan dengan akuades sampai garis batas dan diaduk sampai homogen.
3.3.11. Pembuatan Larutan Seri Standar Logam Nikel
Sebanyak 1, 2, 3, 4, 5 mL larutan induk logam nikel 10 mgL dimasukkan ke dalam 5 buah labu takar 50 mL lalu kemudian diencerkan dengan akuades sampai garis tanda dan diaduk
hingga homogen sehingga diperoleh larutan seri standar logam nikel 0,2 ; 0,4 ; 0,6 ; 0,8 ; 1 mgL.
Universitas Sumatera Utara
3.3.12. Pembuatan Kurva Kalibrasi Logam Nikel
Larutan seri standar logam kromium 0,2 mgL dibuat pada pH 2-4 kemudian diukur absorbansinya pada panjang gelombang 232,0 nm. Perlakuan dilakukan sebanyak 3 kali dan
dilakukan hal yang sama terhadap larutan seri standar 0,4 ; 0,6 ; 0,8 ; dan 1 mgL.
3.3.13. Elektrokoagulasi Larutan Limbah
Sebanyak 1 L sampel dimasukkan ke dalam gelas beker, ditambahkan sebanyak 2 g Na
2
S
2
O
5
dan diatur pH hingga 7 kemudian elektroda yang telah dirangkai dicelupkan ke dalam larutan sampel sambil dilakukan pengadukan dengan menggunakan hotplate stirer sampai 60 menit.
Setiap 15 menit sekali diambil filtrat dengan memisahkan endapan yang terbentuk. Sehingga nantinya diperoleh filtrat jernih hasil elektrokoagulasi dengan variasi waktu kontak 15, 30,
45, dan 60 menit. Filtrat yang sudah dihasilkan kemudian dipreparasi untuk diperiksa kadar logam kromium, tembaga, dan nikel.
Universitas Sumatera Utara
3.3.14. Rangkaian Alat
Adaptor 12 V
dihubungkan dengan elektroda aluminium Rangkaian alat
dihubungkan dengan kabel tembaga
Gambar 1. Rangkaian alat elektrokoagulasi
Universitas Sumatera Utara
3.4. Bagan Penelitian
1 L limbah cair dimasukkan ke dalam wadah sampel
ditambahkan NaOH hingga pH 7 ditambahkan sebanyak 2 gram Na2S2O5
dielektrokoagulasi selama 15, 30, 45, dan 60 menit dibiarkan hingga seluruh endapan turun ke dasar wadah
diuji kadar logam Cr, Cu, dan Ni dalam filtrat dengan menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom
Hasil
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian Kadar kromium dalam limbah cair elektroplating dapat ditentukan dengan menggunakan
metode kurva kalibrasi dengan mensubstitusikan harga Y absorbansi yang diperoleh dari hasil pengukuran terhadap garis regresi dan kurva kalibrasi sehingga diperoleh konsentrasi
logam dalam air limbah sebagai berikut :
Tabel 1. Konsentrasi Logam Kromium, Tembaga, dan Nikel dalam Limbah CairElektroplating Politeknik Negeri Medan
Jenis Logam Bacaan Absorbansi A
Absorbansi Rata-Rata
Kadar mgL A1
A2 A3
Kromium Cr 0,0352
0,0346 0,0343
0,0347 64,5941
Tembaga Cu 0,2430
0,2439 0,2438
0,2436 251,8272
Nikel Ni 0,0685
0,0679 0,0675
0,0680 125,3418
Catatan : dilakukan pengenceran terhadap limbah sebesar 200 kali sehingga diperoleh konsentrasi sebenarnya seperti tertera pada tabel di atas.
4.1.1. Penentuan Kadar Logam Kromium Setelah Elektrokoagulasi Kadar kromium ditentukan dengan menggunakan metode kurva kalibrasi dengan
mensubstitusikan nilai Y absorbansi yang diperoleh dari hasil pengukuran terhadap garis regresi dan kurva kalibrasi Y = 0,08685 X + 0,00665 sehingga diperoleh konsentrasi
Kromium.
Tabel 2. Penentuan konsentrasi logam Kromium hasil elektrokoagulasi pH 7 dengan variasi waktu kontak
Waktu Kontak menit
Ulangan Bacaan Absorbansi A
Rata-Rata Konsentrasi
mgL 1
2 3
15 0,0051
0,0049 0,0052
0,0178 30
0,0024 0,0022
0,0024 0,0501
45 0,0014
0,0014 0,0015
0,0604 60
0,0025 0,0028
0,0031 0,0443
Universitas Sumatera Utara
4.1.2. Penentuan Kadar Logam Tembaga setelah Elektrokoagulasi Kadar tembaga ditentukan dengan menggunakan metode kurva kalibrasi dengan
mensubstitusikan nilai Y absorbansi yang diperoleh dari hasil pengukuran terhadap garis regresi dan kurva kalibrasi Y = 0,1921 X + 0,0016 sehingga diperoleh konsentrasi
Tembaga. Tabel 3. Penentuan konsentrasi logam Tembaga hasil elektrokoagulasi pH 7dengan variasi
waktu kontak Waktu Kontak
menit Ulangan Bacaan Absorbansi
A Rata-Rata
Konsentrasi mgL
1 2
3 15
0,2908 0,2901
0,2902 15,0276
30 0,1490
0,1490 0,1486
7,6616 45
0,0861 0,0863
0,0864 4.4029
60 0,0801
0,0805 0,0808
0,4101
4.1.3. Penentuan Kadar Logam Nikel setelah Elektrokoagulasi Kadar Nikel ditentukan dengan menggunakan metode kurva kalibrasi dengan
mensubstitusikan nilai Y absorbansi yang diperoleh dari hasil pengukuran terhadap garis regresi dan kurva kalibrasi Y = 0,1078 X + 0,0002 sehingga diperoleh konsentrasi Nikel.
Tabel 4. Penentuan konsentrasi logam Nikel hasil elektrokoagulasi pH 7 dengan variasi waktu kontak
Waktu Kontak menit
Ulangan Bacaan Absorbansi A
Rata-Rata Konsentrasi
mgL 1
2 3
15 0,0853
0,0908 0,0891
0,8122 30
0,0147 0,0140
0,0134 0,1358
45 0,0022
0,0020 0,0015
0,0088 60
0,0023 0,0017
0,0011 0,0070
4.2. Persentase Penurunan Kadar Logam Kromium, Tembaga, dan Nikel