Latar Belakang Hasil dan Pembahasan

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Salah satu sektor industri yang memberikan kontribusi di dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi adalah industri pelapisan logam elektroplating. Elektroplating adalah proses pelapisan logam melibatkan reaksi elektrokimia. Industri ini berkembang pesat seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat. Akan tetapi selain memberikan dampak positif, juga menimbulkan dampak negatif berupa limbah yang ditimbulkan dari proses produksi, dalam hal ini limbah cairnya. Limbah yang dihasilkan dari proses elektroplating merupakan limbah logam berat yang diperoleh akibat penggunaan logam-logam berat itu sendiri pada proses elektroplating. Beberapa unsur logam yang terdapat dalam limbah elektroplating diantaranya adalah Cr, Cu, dan Ni Ginting, 1992. Dalam industri elektroplating pada dasarnya kromium digunakan karena sifatnya yang sangat tahan terhadap korosi, karena reaksi dengan udara menghasilkan Cr 2 O 3 yang bersifat non-pori sehingga mampu melindungi logam yang terlapisi dari reaksi lebih lanjut. Dengan sifat logam yang tahan korosi, manfaat utama kromium yaitu sebagai pelapis logam atau baja. Selain itu, lapisan kromium juga menghasilkan warna yang mengkilap sehingga memberikan manfaat tambahan yaitu sebagai fungsi dekoratif. Pada pelapisan kromium melalui proses elektro kromium plating dapat dipakai Cr 2 O 3 yang dilarutkan dalam H 2 SO 4 sebagai elektrolit. Ion Cr 3+ akan tereduksi menjadi logam kromium yang melapisi logam lain yang dipasang sebagai katoda. Jika logam langsung dilapisi dengan kromium, biasanya lapisan hasil ini mudah retak-retak. Untuk memperoleh lapisan yang baik, kuat, dan tidak retak-retak, logam yang akan dilapisi dengan kromium, sebelumnya dilapisi terlebih dahulu dengan logam tembaga dan nikel Sugiyarto, 2003. Tentunya sisa larutan dari proses ini mengandung logam berat yang digunakan dalam pelapisan. Pembuangan limbah ini ke dalam lingkungan akan mengakibatkan dampak berbahaya. Logam-logam berat yang terdapat dalam limbah menyebabkan beberapa akibat negatif, tetapi yang terutama adalah kerusakan jaringan, terutama jaringan detoksikasi dan Universitas Sumatera Utara ekskresi hati dan ginjal. Beberapa logam memiliki sifat karsinogenik pembentuk kanker misalnya kromium Ginting, 1992, maupun teratogenik salah bentuk organ. Daya toksisitas logam ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kadar logam yang termakan, lamanya mengkomsumsi, umur, spesies, jenis kelamin, kondisi fisik, dan jaringan tubuh untuk mengakumulasi logam Darmono, 1995. Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian lingkungan. Berbagai teknik pengolahan air buangan untuk menyisihkan bahan polutannya telah dicoba dan dikembangkan selama ini. Koagulasi dan flokulasi merupakan metode tradisional untuk mengolah air limbah. Pada proses ini, koagulan misalnya alum atau ferri klorida dan bahan aditif misalnya polielektrolit dipakai untuk memproduksi agregat yang lebih besar sehingga endapan dapat dipisahkan secara fisika. Proses ini memerlukan area yang luas dan supply pengkoagulasi secara lanjutan. Justru sebaliknya metode dengan biaya murah, efektif, untuk membersihkan polutan dalam air dan dengan sedikit bahan tambahan perlu dilakukan untuk pengolahan air. Pengolahan dengan elektrokoagulasi cocok untuk gambaran ini Peter Holt, 2006. Proses elektrokoagulasi terbentuk melalui pelarutan logam dari anoda yang kemudian berinteraksi secara simultan dengan ion hidroksi dan gas hidrogen yang dihasilkan dari katoda membentuk koagulan. Koagulan ini akan mengadsorbsi polutan- polutan menjadi senyawa berpartikel besar yang tidak larut yang akan terflotasi ke permukaan larutan yang diproses. Pada tahun 2004 Nizar Bellkhal, dkk. melakukan elektrokoagulasi terhadap air limbah elektroplating yang mengandung 33 mgL Cu 2+ , 41 mgL Zn 2+ , dan 24 mgL Cr 6+ dengan kondisi pH 4 hingga 8. Berdasarkan penelitian tersebut densitas arus optimum diperoleh 0,048 Acm 2 dengan waktu proses elektrokoagulasi 0 – 20 menit diperoleh efisiensi penurunan kadar kontaminan Cu 93, Zn 95, dan Cr 87. Sehingga peneliti tertarik untuk melanjutkan penelitian tersebut dengan menggunakan tegangan listrik sebesar 12 volt dan menambah waktu elektrokoagulasi hingga 60 menit sehingga diperoleh efisiensi penghilangan kadar kontaminan mencapai 100 . Universitas Sumatera Utara

I.2. Permasalahan