muncul setelah kontak dengan barang logam yang mengandung Ni, misalnya uang logam dan barang-barang perhiasan Widowati, 2008.
2.5. Elektroplating
Elektroplating didefenisinikan sebagai perpindahan ion logam dengan bantuan arus listrik melalui elektrolit sehingga ion logam mengendap pada benda padat konduktif
membentuk lapisan logam. Prinsip dasar pada proses pelapisan logam adalah terjadinya reduksi dan oksidasi pada dua buah elektroda dengan syarat: adanya aliran listrik, adanya
logam pelapis sebagai anoda, dan adanya logam yang dilapisi sebagai katoda dan eletrolit sebagai larutan penghantar arus listrik Laurance, 1986. Lapisan logam yang mengendap
disebut juga deposit. Sumber arus listrik searah dihubungkan dengan dua buah elektroda, yaitu elektroda yang dihubungkan dengan kutub negatif disebut katoda dan elektroda yang
dihubungkan dengan kutub positif disebut anoda. Benda yang akan dilapisi harus bersifat konduktif atau menghantarkan arus listrik dan berfungsi sebagai katoda, disebut sebagai
benda kerja. Pada anoda aktif digunakan anoda logam yang mempunyai kemurnian yang tinggi. Arus mengalir dari anoda menuju katoda melalalui elektrolit Purwanto Huda,
2005.
2.6. Pengolahan Limbah
Ada tiga cara pengolahan air limbah berdasarkan karakterisriknya yaitu: 1.
Pengolahan limbah cair secara fisik Bertujuan untuk menyisihkan atau bahan pencemar tersusupensi atau melayang yang berupa
padatan dari dalam air limbah. Pengolahan secara fisik misalnya dengan penyaringan dan pengendapan. Aerasi adalah proses awal yang selalu dilakukan secara terbuka maupun injeksi
udara. Proses penyaringan dimaksudkan untuk memisahkan padatan tersuspensi atau padatan terapung yang relatif besar. Proses penyaringan ini dilakukan sebelum limbah mendapat
pengolahan lebih lanjut. Sedangkan proses pengendapan ditujukan untuk memisahkan padatan yang dapat mengendap dengan gaya gravitasi.
Universitas Sumatera Utara
2. Pengolahan limbah cair secara kimia
Bertujuan untuk menghilangkan partikel-partikel yang tidak mudah mengendap koloid, menetralkan limbah cair dengan cara menambahkan bahan kimia tertentu agar terjadi reaksi
kimia untuk menyisihkan bahan polutan. Penambahan zat pengendap disertai dengan pengadukan cepat menyebabkan terjadinya penggumpalan, hasil akhir pengolahan biasanya
merupakan endapan yang kemudian dipisahkan secara fisika.. Proses ini memiliki kelemahan, yaitu bagaimana mengambil unsur baru sebagai hasil reaksi yang terjadi. Contoh pengolahan
secara kimia lainnya seperti: oksidasi dan reduksi, netralisasi dan klorinasi, disinfektan Sugiharto. 1987.
3. Pengolahan limbah cair secara biologi
Pengolahan secara biologi ini memanfaatkan mikroorganisme yang berada di dalam air untuk menguraikan bahan-bahan polutan. Pengolahan limbah cair secara biologi ini dipandang
sebagai pengolahan yang paling murah dan efisien. Pengolahan ini digunakan untuk mengolah air limbah yang biodegradable.
2.7. Koagulasi dan Flokulasi