PENGOBATAN ALTERNATIF UNTUK TERNAK RUMINANSIA

5. PENGOBATAN ALTERNATIF UNTUK TERNAK RUMINANSIA

“Setiap penyakit ada obatnya” Tulisan ini bukan didasari oleh sikap prihatin penulis terhadap permasalahan penyakit ternak yang dihadapi oleh peternak di pedesaan, yang belum tentu ada mantri ternaknya ataupun tidak terjangkau pelayanannya secara cepat oleh mantri ternak. Jikapun tersedia pelayanan dari mantri ternak seringkali harus dibayar mahal sebagai imbas mahalnya harga obat-obatan pasca krisis ekonomi yang melanda negeri tercinta ini sejak 1997. Semua orang tahu, berapa kali lipat harga obat kini naik ?. temasuk didalamnya obat hewan. Oleh karena itu, diperlukan pengobatan alternatif. Secara biologis khususnya fisiologis, manusia dan hewan ruminansia relatif sama. Untuk manusia dan ruminansia, perbedaan yang menyolok terdapat pada sistem pencernaannya. Jika manusia termasuk non-ruminansia monogastrik, sapi, kerbau, kambing dan domba masuk ruminansia. Dalam dunia farmakologi, semua obat manusia, penelitiannya dilakukan pada hewan, yang dikenal sebagai hewan percobaan. Begitu juga beberapa jenis penyakit yang menimpa ternak, dapat juga menular ke manusia ataupun sebaliknya, yang kita kenal dengan istilah zoonosis. Oleh karena itu, obatnyapun relatif sama dengan obat manusia. Paling tidak bahan bakunya sama. Hanya dosisnya yang berbeda. Dosis obat biasanya didasarkan pada umur dan berat badan. Tulisan ini disarikan dari pengalaman penulis sendiri semasa menjadi mantri hewan Satgas di lapangan, di daerah transmigrasi Riau dan dari hubungan penulis dengan para peternak di berbagai provinsi di Indonesia. Jadi yang dimaksud dengan pengobatan alternatif disini adalah pengobatan tradisional yang biasa dilakukan oleh petani berdasarkan pengalaman yang diperoleh secara turun-temurun. Pengobatan tradisional tersebut diyakini oleh petanipeternak khasiatnya dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit yang diderita oleh ternak. Bahan yang Sering Digunakan Bahan obat yang sering digunakan biasanya adalah bahan-bahan yang mudah diperoleh disekitar kita. Tercatat, ratusan jenis tanaman digunakan sebagai bahan obat untuk ternak ruminansia. Sedangkan bahan-bahan lain di luar tanaman antara lain adalah garam, madu, gula merah, telor, kecap, minyak kelapa, oli bekas, belerang, abu-gosok, batu-kapur dan maaf air kencing manusia. Dari berbagai jenis tanaman tersebut, bagian yang digunakan bermacam-macam. Mulai dari akarnya seperti Alang-alang, Bidara upa dan Jambu klutuk sampai bagian batang, bunga, biji, buah dan daun. Bagian tanaman yang paling sering dan banyak digunakan adalah daunnya. Dari segi khasiat, beberapa jenis bahan secara relatif mempunyai kegunaan yang sama, seperti jenis tanaman yang sepatbergetah jambu, sawo, nangka, pepaya dll. sering digunakan untuk mengobati penyakit diarrhea mencret. Dari segi formula, terdapat perbedaan antara petani ataupun daerah yang satu dengan yang lain, walaupun selalu ada salah satu unsurbahan yang sama, atau setidaknya dari jenis bahan yang mempunyai khasiat yang sama. Berikut adalah beberapa bahanformula pengobatan tradisional yang umum diberikan untuk beberapa penyakit ternak ruminansia yang diurut berdasarkan jenis penyakit yang sering ditemui dilapangan : e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara 15

1. DiarrheaMencret