PENGEMBANGAN CD PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS INKUIRI MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 GONDANG

(1)

PENGEMBANGAN CDPEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS INKUIRI MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 GONDANG

skripsi

disusun sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi

Oleh Mulyati 4401411008

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


(2)

(3)

(4)

iv

ABSTRAK

Mulyati, 2015. Pengembangan CD Pembelajaran Interaktif Berbasis Inkuiri Materi Pencemaran Lingkungan Pada Siswa Kelas X SMA N 1 Gondang. Skripsi. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang, Drs. Ibnul Mubarok, M.Sc., Dr. Nur Kusuma Dewi, M.Si.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada siswa kelas XI IPA 1 dengan angket diketahui bahwa 61,17% siswa berminat dengan CD pembelajaran interaktif berbasis inkuiri meskipun 13,33% menganggap media kurang menarik dan membosankan. Sebanyak 13,33% menyatakan kalau objek belajar sulit dihadirkan dalam proses pembelajaran. Media yang kurang mendukung diduga menjadi penyebab hanya 57,33% yang mengahami materi. CD pembelajaran interaktif berbasis inkuiri materi pencemaran lingkungan akan memanfaatkan

Adobe Flash CS6 yang nantinya diharapkan dapat memvisualisasi materi pencemaran lingkungan sehingga siswa menjadi tertarik dan paham. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan CD pembelajaran interaktif berbasis inkuiri dalam pembelajaran dan mengkaji keefektifan CD pembelajaran interaktif berbasis inkuiri materi pencemaran lingkungan.

Penelitian ini dengan desain penelitian research and development dengan tahapan identifikasi masalah dan potensi, perencanaan, desain produk, validasi desain, revisi produk I, uji coba skal kecil, revive produk II, uji coba produk skala besar, revisi produk II, sehingga dihasilkan produk final. Subjek uji coba pada penelitian ini adalah kelas X6 SMA N 1 Gondang. Data penelitian berupa kelayakan dan keefektifan CD pembelajaran interaktif berbasis inkuiri pada materi pencemaran lingkungan di SMA N 1 Gondang. Data dianalisis dengan deskriftif presentase.

Hasil penelitian menunjukkan kelayakan CD pembelajaran interaktif berbasis inkuiri oleh para ahli media, materi dan bahasa rata-rata 88% kriteria sangat layak. Hasil belajar siswa menunjukkan 100% tuntas dan di uji dengan

N-gain dengan presentase 40% kategori sedang serta mempunyai tingkat kepedulian terhadap lingkungan 86% kategori sangat peduli lingkungan.

Berdasarkan penelitian disimpulkan bahwa CD pembelajaran interaktif berbasis inkuiri layak dikembangkan dan efektif diterapkan pada materi pencemran lingkungan di SMA N 1 Gondang.


(5)

v

KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ―Pengembangan CD Pembelajaran Interaktif Berbasis Inkuiri Materi Pencemaran Lingkungan Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Gondang‖.

Skripsi ini bukan semata-mata hasil kerja keras penulis sendiri, melainkan atas bantuan, bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis dengan kerendahan hati ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Semarang atas kesempatan yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan studi Strata 1 Pendidikan Biologi FMIPA Unnes.

2. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam atas izin yang diberikan kepada penulis untuk melakukan penelitian.

3. Ketua Jurusan Biologi atas kemudahan administrasi dalam menyelesaikan sripsi ini.

4. Bapak Drs. Ibnul Mubarok, M.Sc. sebagai dosen pembimbing yang penuh dengan kesabaran dalam memberikan motivasi, pengarahan, dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.


(6)

vi

5. Ibu Dr. Nur Kusuma Dewi, M.Si. .sebagai dosen pembimbing yang penuh dengan kesabaran dalam memberikan motivasi, pengarahan, dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Ibu Dr. Sri Ngabekti, M.S sebagai dosen panguji yang telah memberikan saran dan masukan yang sangat berguna untuk penyempurnaan skripsi ini. 7. Bapak/Ibu dosen dan karyawan FMIPA khususnya jurusan Biologi, atas

segala bantuan yang diberikan.

8. Kepala SMA Negeri 1 Gondang yang telah memberikan ijin dan kemudahan kepada penulis dalam melaksanakan penelitian di SMA N 1 Gondang.

9. Ibu Dra. Wiwik Indah K selaku guru Biologi SMA N 1 Gondang yang telah berkenan membantu, bekerjasama, dan memberikan masukan kepada penulis selama proses penelitian.

10. Bapak/Ibu guru dan karyawan SMA N 1 Gondang atas segala bantuan yang diberikan.

11. Hasanah Fajarwati Widodo observer yang telah membantu selama kegiatan penelitian.

12. Siswa kelas X6 SMA N 1 Gondang tahun ajaran 2014/2015 atas kesediaannya menjadi responden dalam pengambilan data penelitian ini. 13. Bapak dan Ibu saya tercinta, Katiman dan Suparni yang selalu memberi doa,

bantuan, dukungan serta semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

14. Winastra Ferry Nugroho dan Sindi Fita Wardani yang selalu memberi doa, dukungan, bantuan serta semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.


(7)

vii

15. Sahabat-sahabat saya Hasanah Fajarwati, Lia Resti, Lusiana Putri, Anggita Rendy, Nadya Pramu sinta, Hardiyan Putri, Devi, Ria Freviana, Elyana dan Rini Madhawati yang telah memberikan motivasi, doa dan dukungannya. 16. Teman-teman Pendidikan Biologi rombel 2 angkatan 2011, teman-teman kos

CK dan Seruni atas doa dan dukungannya.

17. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi semua pihak pada umumnya.

Semarang, September 2015


(8)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... ii

PENGESAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

BAB 1. ... 1

1. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Penegasan Istilah ... 6

1.4 Tujuan Penelitian ... 7

1.5 Manfaat Penelitian ... 8

2.TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Proses Pembelajarn Biologi ... 9

2.2 Peran Bahan Ajar dalam Pembelajaran Sains ( Biologi ) ... 11


(9)

ix

2.4 Media Pembelajaran... 13

2.5 Strategi Pembelajaran Inkuiri ... 13

2.6 CD Pembelajaran ... 15

2.7 Penelitian yang Relevan ... 16

2.8 Kerangka Berfikir ... 20

2.9 Hipotesis ... 23

3. METODE PENELITIAN ... 24

3.1 Jenis Penelitian ... 24

3.2 Subjek Penelitian ... 24

3.3 Model Pengembangan ... 24

3.4 Prosedur Pengembangan ... 24

3.5 Prosedur Penelitian ... 26

3.5.1 Tahap pendefinisian ... 26

3.5.1.1Analisis masalah ... 26

3.5.1.2 Analisis siswa ... 26

3.5.1.3Pengumpulan data ... 27

3.5.2Tahap perencanaan ... 27

3.5.2.1Membuat story board ... 27

3.5.2.2Validasi story board ... 27

3.5.2.3Perbaikan story board ... 27

3.5.2.4Programming/ pembuatan ... 27

3.6 Tahap Pengembangan ... 28


(10)

x

3.6.2 Revisi I ... 29

3.6.3. Pengujian II ... 29

3.6.4 Revisi akhir produk ... 30

3.7 Metode Pengumpulan Data ... 31

3.7.1 Metode dokumentasi... 31

3.7.2 Metode tes... 31

3.7.3 Metode angket ... 31

3.7.4 Metode observasi ... 32

3.8 Instrumen Penelitian ... 33

3.9 Analisis Data ... 33

3.9.1 Instrumen penilaian CD ... 33

3.9.2 Intrumen penelaian tes ... 33

3.9.2.1 Analisis instrumen penilaian tes ... 33

3.9.3 Intrumen penilaian non tes ... 38

3.9.3.1 Kepedulian lingkungan ... 38

3.9.4 Analisis data hasil belajar ... 39

3.9.5 Analisis ketuntasan siswa secara klasikal ... 39

3.9.6 Uji peningkatan hasil belajar ... 40

3.9.7 Analisis data hasil validasi ... 40

3.9.8 Kriteria kevalidan produk ... 41

3.9.8.1 Kevalidan ... 41


(11)

xi

4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43

4.1 Kelayakan CD Pembelajaran ... 43

4.1.1 Identifikasi masalah dan potensi ... 43

4.1.2 Perencanaan ... 44

4.1.3 Desain produk ... 45

4.1.4 Validasi produk ... 48

4.1.5 Revisi I ... 50

4.1.6 Uji coba skala kecil ... 52

4.1.7 Revisi II ... 55

4.2 Keefektifan ... 56

4.2.1 Uji coba skala besar ... 56

4.2.1.1 Hasil belajar siswa ... 56

4.2.1.2 Pengukuran N-gain ... 59

4.2.1.3 Aspek kepedulian terhadap lingkungan ... 60

4.2.1.4 Data hasil tanggapan ... 61

4.2.2 Revisi III ... 66

4.2.3 Produk akhir ... 66

5 PENUTUP ... 67

5.1 Simpulan ... 67

5.2 Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 68


(12)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Studi Pendahuluan ... 71

2. Angket Kuisioner ... 78

3. Kisi-kisi Soal Uji Coba ... 82

4. Soal Uji Coba ... 85

5. Nilai Uji Coba Soal ... 99

6. Perhitungan Validitas, Reabilitas, Daya Beda, Tingkat kesukaran soal ... 101

7. Kisi-kisi Soal dan Post Test ... 109

8. Soal Evaluasi ... 110

9. Contoh Jawaban Siswa ... 120

10. Nilai dan Post Test ... 121

11. Uji N-gain ... 123

12. Angket kepedulian Siswa terhadap Lingkungan ... 124

13. Rekapitulasi Kepedulian Siswa terhadap Lingkungan... 126

14. Silabus ... 129

15. RPP ... 131

16. Angket Skala Kecil ...138

17. Rekapitulasi Skala Kecil ... 140

18. Angket Respon skala Besar ... 143

19. Rekapitulasi Skala Besar ... 146

20. Lembar Validasi Ahli Media ... 149


(13)

xiii

22. Lembar Validasi Ahli Materi ... 153

23. Rekapitulasi Ahli Materi ... 154

24. Lembar Validasi Ahli Bahasa ... 155

25. Rekapitulasi Ahli Bahasa ... 157

26. Surat Keputusan Dosen Pembimbing ... 158

27. Surat Ijin Peneliltian dari Jurusan ... 159

28. Surat Ijin Penelitian dari Dinas Pendidikan ... 160

29. Surat Keterangan Penelitian ... 161


(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Kelebihan dan Kekurangan Bahan Ajar Berbasis Komputer ... 16

3.1 Kriteria Media Pembelajaran CD interakrif Skor responden ... 33

3.2 Kriteria Tingkat Kepedulian Siswa terhadap Lingkungan ... 38

3.3 Data kepedulian siswa terhadap lingkungan ... 39

3.4 kategori Skala Likert ... ... 41

3.5Kriteria Deskriptif Presentase Kelayakan CD Interaktif ... 41

4.1 Observasi Study Pendahuluan .. ... 43

4.2 Kelayakan CD Menurut Para Ahli ... ….. 49

4.3 Kelayakan CD Skala Kecil ... ... 53

4.4 Hasil Belajar …… ... . ... 57

4.5 Hasil Nilai Pre test dan Post Test ... 59

4.6 Pengukuran N-gain ... ... 60

4.7 Kepedulian Iswa Terhadap Lingkungan ... 60


(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. kerangka Berfikir……….. 22

2. Skema Rancangan R& D ... ... 25

3. Intro CD Pembelajaran interaktif ... ... 46

4. Tampilan Media ... ... 47

5. Tampilan Kuis ... ... 47

6. Tampilan Menu sebelum direvisi ... 51

7. Tampilan Menu sesudah revisi . ... 51

8. Tampilan Video yang sudah direvisi ... 52


(16)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Teknologi komputer sudah menjadi sarana informasi dari pendidikan, hal tersebut diiringi dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat. Komputer dapat digunakan sebagai media dalam proses belajar mengajar, baik untuk guru maupun siswa (Ismail: 2012). Proses pembelajaran mata pelajaran biologi khususnya materi pencemaran lingungan di SMA Negeri 1 Gondang telah memanfaatkan media pembelajaran seperti video dan slide presentasi. Berdasarkan studi pendahuluan diketahui bahwa 61,17% siswa berminat meskipun sebanyak 13,33% menganggap media kurang menarik dan membosankan. Sebanyak 13,33% menyatakan objek belajar sulit dihadirkan dalam proses pembelajaran. Media yang kurang mendukung diduga menjadi penyebab rendahnya pemahaman materi hanya 51,33%.

Pengembangan inovasi media pembelajaran yang mendukung unsur interaktif yang dapat mengatasi atau meminimalisasi hal-hal yang menghambat pemahaman siswa perlu dikembangkan. Berdasarkan studi pendahuluan subjek menginginkan media pembelajaran seperti slide powerpoint (20%), gambar (20%) dan video (33,33%). Inovasi pengembangan dibutuhkan karena didukung dengan adanya sarana dan


(17)

seperti laboratorium komputer dan LCD yang seharusnya dimanfaatkan secara optimal, sehingga CD pembelajaran interaktif berbasis inkuiri yang akan dikembangkan merupakan perpaduan antara slide prsentasi, gambar, dan video yang akan didesain menarik sesuai dengan apa yang diharapkam oleh subjek.

Proses pembelajaran biologi menjadi persoalan ketika pembelajaran masih konvensional. Siswa hanya menggunakan waktu untuk mendengar dan mencatat yang disampaikan guru. Siswa menjadi kurang inisiatif, kreatif, mandiri, dan aktif. Qomar (2012:73) menyatakan bahwa guru yang memerankan dirinya sendiri sebagai aktor tunggal menjadikan ia sendiri yang pintar, sedangkan siswa menjadi pasif. Variabel yang keberhasilan proses pembelajaran adalah faktor guru yang berperan sebagai perencana dan implementator. Guru yang baik sering dipotret oleh siswa sebagai guru yang menggunakan beragam metode mengajar dan aktivitas belajar, mempraktikkan beraneka keahlian untuk menjaga minat siswa dan menyelesaikan persoalan disiplin dengan sigap, dan mengelola pelajaran sedemikian rupa sehingga siswa bisa menekuni apa yang dikehendaki oleh guru.

Proses kegiatan belajar siswa harus sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan untuk mencapai penguasaan kompetensi. Proses pembelajaran di sekolah dimaksudkan untuk mengembangkan potensi akademis dan kepribadian pelajar, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan


(18)

tujuan pembelajaran. Proses pembelajaran sedapat mungkin melibatkan para pelajar dalam memecahkan masalah, mengijinkan siswa untuk aktif membangun, dan mengatur pembelajarannya.

Bahan ajar merupakan salah satu komponen penting dalam sebuah proses pembelajaran. Kurangnya bahan ajar menjadi salah satu dampak dari proses pembelajaran yang berpusat pada guru, sehingga siswa tidak memiliki budaya belajar mandiri. Fenomena di atas mengakibatkan pembelajaran menjadi tidak bermakna. Salah satu solusi untuk menciptakan pembelajaran bermakna yang mengutamakan keaktifan siswa dan pembelajaran yang dipusatkan kepada siswa adalah media berbasis komputer dalam pembelajaran. Prastowo (2011) menyatakan bahwa

compact disk (CD) interaktif merupakan salah satu media ajar berbasis komputer.

Salah satu media berbasis komputer yang telah disebutkan di atas dan cocok untuk pembelajaran pada materi pencemaran lingkungan limbah adalah dengan media berupa CD interaktif. Penggunaan CD interaktif yang akan diterapkan pada materi adalah berbasis inkuiri, sehingga siswa akan lebih aktif dan kreatif dalam mengolah pengetahuannya. CD interaktif dapat menyajikan materi yang tidak dapat diamati secara langsung, sehingga dapat tercapai pemahamann pada struktur kognitif. Media/bahan ajar interaktif merupakan gabungan beberapa media yang lain yaitu gambar, animasi, grafik, teks, video, serta suara (Guidelines for Bibliographic Description of Interactive Multimedia dalam Arysad: 2004)


(19)

Observasi yang dilakukan di SMA N 1 Gondang menunjukkan bahwa 1-3 guru yang memanfaatkan serta mengembangkan bahan ajar khususnya CD interaktif sebagai media pembelajaran. Masih jarang guru yang menggunakan bahan ajar sendiri. Guru lebih banyak mengandalkan buku paket, 1-3 guru yang belum mampu mengembangkan bahan ajar secara mandiri.

Hasil wawancara dengan guru biologi tentang proses pembelajaran di sekolah, didapat simpulan bahwa guru kurang memberikan kebebasan pada siswa untuk dapat menguasai materi sesuai dengan kemampuan siswa dan materi pencemaran lingkungan siswa ditekankan untuk mamahami materi secara mandiri. Hal ini dikarenakan anggapan bahwa semua anak memiliki kemampuan dan kecepatan belajar yang sama. Anggapan ini sebenarnya keliru, karena pada hakekatnya di dalam suatu kelas selalu ada anak yang memiliki kemampuan belajar yang berbeda.

Berdasarkan hasil monitoring, supervisi, dan evaluasi keterlaksanaan KTSP Tahun 2009 yang diselenggarakan Direktorat Pembinaan SMA, ditemukan bahwa masih banyak guru yang belum mampu mengembangkan bahan ajar secara mandiri. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini menyebabkan laju pertumbuhan produk-produk ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi pesat. Dalam hal ini guru merupakan fasilitator belajar yang berhadapan langsung dengan siswa, sehingga guru dituntut untuk mampu menggabungkan antara teknologi dengan ilmu pengetahuan dalam proses penyampaian materi, salah satunya adalah dengan


(20)

menggunakan media belajar CD interaktif yang menggabungkan antara teknologi dengan ilmu pengetahuan.

Pengembangan penggunaan CD interaktif berbasis inkuiri menempatkan siswa sebagai subyek didik yang aktif dalam menemukan masalah, menentukan masalah, serta bagaimana cara memecahkan masalah yang ditemukan sendiri secara berkelompok serta topik permasalahan yang ada dalam CD interaktif tersebut. Kegiatan diskusi kelompok, menyampaikan ide, menemukan pokok permasalahan, mencari penyelesainnya, dan menjawab pertanyaan, memperhatikan lingkungan belajarnya serta mampu mengungkapkan kembali pengetahuan yang dimiliki melalui presentasi. Dalam pembelajaran siswa diposisikan sebagai partner yang dijadikan subyek komunikasi dua arah (pembelajaran interaktif) dan diajak berpikir secara kreatif, sehingga menghasilkan pertukaran informasi lebih mendalam dan lebih menarik. Menurut Budi Herijanto dalam penelitiannya tentang pengembangan CD interaktif, pengembangan model pembelajaran CD interaktif dapat memberikan respon positif siswa.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti mengambil judul penelitian ―Pengembangan CD Pembelajaran interaktif berbasis inkuiri materi pencemaran lingkungan pada siswa kelas X SMA N 1 Gondang ‖ perlu dilakukan.


(21)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Apakah pengembangan CD pembelajaran interaktif berbasis inkuiri materi pencemaran lingkungan layak digunakan sebagai media pembelajaran di SMA Negeri 1 Gondang?

2. Apakah CD pembelajaran interaktif berbasis inkuiri yang dikembangkan efektif diterapkan sebagai media pembelajaran di SMA Negeri 1 Gondang?

1.3Penegasan Istilah

1. CD Pembelajaran Interaktif

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata interaktif mengandung arti bersifat saling melakukan aksi atau antarhubungan atau saling aktif. Jadi, bahan ajar ini tidak tidak seperti bahan ajar cetak atau model (maket) yang hanya pasif dan tidak bias melakukan kendali terhadap penggunanya. Dalam bahan ajar interaktif ini, pengguna (siswa) terlibat interaksi dua arah dengan bahan ajar yang sedang dipelajari.

2. Strategi PembelajaranInkuiri

Inkuiri berasal dari bahasa inggris ―inquiry‖, yang secara harfiah

berarti menemukan sendiri. Dalam sains, pembelajaran dengan model inkuiri yakni pembelajaran yang melibatkan siswa dalam pembelajaran


(22)

sains. Tujuan utama inkuiri adalah penyelidikan yang aktif baik untuk pengetahuan maupun pemahaman ( Rustaman 2005).

3. Efektivitas Pembelajaran

Keefektifan dalam kamus besar bahasa Indonesia (2007) diartikan sebagai keberhasilan. Dalam penelitian ini dikatakan efektif apabila 85% siswa yang memperoleh nilai ≥ 75 % dalam pembelajaran.

4. Materi Pembelajaran

Materi pencemaran Lingkungan hidup merupakan komponen penting yang menyediakan berbagai kebutuhan untuk manusia. Pada awal peradaban, mula-mula manusia hanya memanfaatkan alam untuk memenuhi kebutuhannya. Kekayaan alam yang masih melimpah, tingkat pengetahuan dan konsumsi yang masih rendah masih mampu menyediakan kebutuhan dasar untuk hidup.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Mengetahui kelayakan CD pembelajaran interaktif berbasis inkuiri yang diterapkan sebagai media pembelajaran di SMA Negeri 1 Gondang. 2. Mengkaji keefektifan CD pembelajaran interaktif bebasis inkuiri yang

dikembangkan pada materi pencemaran lingkungan siswa di SMA Negeri 1 Gondang.


(23)

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Bagi siswa

1.1. Meningkatkan kemampuan siswa dalam berinteraksi dan berkomunikasi yang positif antar pribadi siswa melalui aktivitas belajar yang menyenangkan pada proses pembelajaran materi pencemaran lingkungan. 1.2. Dapat menggunakan CD interaktif berbasis inkuiri sebagai tambahan bahan

ajar mandiri.

1.3. Meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep materi pencemaran lingkungan sungai pada proses pembelajaran serta dapat meningkatkan hasil belajar.

2. Bagi Guru

2.1. Sebagai sumber dan media belajar bagi guru dalam proses pembelajaran yang lebih variatif.

2.2. Dapat membantu guru dalam proses pembelajaran dengan memberikan pemahaman kepada peserta didik mengenai materi pencemaran lingkungan.

3. Bagi peneliti

Menambah pengetahuan peneliti sebagai calon guru yang dapat digunakan sebagai bekal ketika mengajar.

4. Bagi sekolah

Dapat menambah referensi bagi sekolah tentang media serta model-model pembelajaran, sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah


(24)

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Proses Pembelajaran Biologi

Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran yang dilakukan di kelas merupakan aktivitas mentransformasikan pengetahuan, sikap dan keterampilan (Yamin 2007). Siswa selalu menampakkan keaktifan pada setiap proses pembelajaran. Keaktifan tersebut beranekaragam bentuknya, mulai dari kegiatan fisik sampai kegiatan psikis. Kegiatan fisik seperti membaca, mendengar dan menulis. Kegiatan psikis misalnya pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi, membandingkan satu konsep dengan konsep yang lain, menyimpulkan hasil percobaan (Dimyati dan Mujiono 2006). Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan bakat yang dimilikinya, berpikir kritis dan dapat memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut teori-teori Gestald-Field dalam Ratna (1996), belajar merupakan suatu proses perolehan atau perubahan insait-insait (insight), pandangan-pandangan (outlooks), harapan-harapan, atau pola-pola berpikir.

Hakikat Pembelajaran Biologi menurut Saptono (2009) ada 4, yaitu :

Pertama, Biologi sebagai kumpulan pengetahuan. Biologi berasal dari dua kata yaitu bios berarti hidup dan logos berarti ilmu pengetahuan. Berdasarkan pengertian


(25)

tersebut, biologi mencakup ilmu-ilmu atau pengetahuan yang berhubungan dengan kehidupan di alam semesta yang dapat berupa fakta, konsep, teori, maupun generalisasi yang menjelaskan tentang gejala kehidupan.

Kedua, Biologi sebagai suatu proses investigasi. Pemahaman bahwa biologi dapat juga dikatakan sebagai suatu proses investigasi (penelusuran/penyelidikan) banyak diartikan dengan hal-hal yang selalu berhubungan dengan laboratorium beserta perangkatnya. Proses pengamatan gejala alam, merumuskan hipotesis, melakukan pengujian, serta membuat generalisasi merupakan serangkaian yang seharusnya diperhatikan oleh guru pada saat melakukan aktivitas pembelajaran biologi.

Ketiga, Biologi sebagai kumpulan nilai. Dalam biologi melekat nilai-nilai ilmiah seperti rasa ingin tahu, jujur, teliti, dan keterbukaan akan berbagai fenomena yang baru. Oleh karena itu, dalam mengembangkan pembelajaran biologi hendaknya guru juga mempertimbangkan nilai-nilai kemanusiaan yang dapat dikembangkan.

Keempat, Biologi sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Telah disadari bahwa apa yang digunakan untuk pemenuhan kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari penemuan-penemuan yang memanfaatkan pendekatan ilmiah. Biologi merupakan bagian ilmu yang cukup banyak memberikan kontribusi dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari, seperti masalah-masalah yang berkaitan dengan kesehatan, kebersihan, perbaikan gizi, hingga temuan-temuan hasil rekayasa lainnya.


(26)

2.2Peran Bahan Ajar dalam Pembelajaran Sains (Biologi)

Proses pembelajaran merupakan suatu rangkaian sistem dimana di dalamnya terdapat beberapa komponen yang saling berkaitan satu dengan yang lain. Komponen tersebut adalah siswa, guru, lingkungan serta sarana (media) yang mendukung proses pembelajaran tersebut. Guru merupakan fasilitator dalam suatu proses pembelajaran. Akan tetapi, guru tidak mungkin memberikan semua pengetahuan kepada siswa. Sejalan dengan hal tersebut guru harus menyediakan sumber belajar yang diperlukan siswa.

Bentuk sumber belajar adalah bahan ajar yang dapat digunakan siswa dalam pembelajaran. Sains (Biologi ) merupakan ilmu yang didalamnya berisi konsep-konsep mengenai gejala alam yang sering ditemui siswa dalam lingkungan sehari hari. Sains (Biologi) kebanyakan memuat konsep mempunyai arti jelas yang sudah disepakati oleh tokoh biologi, namun pada kenyataannya siswa sering mempunyai konsep yang berbeda-beda (Berg,1997:10). Oleh karena itu, dengan adanya bahan ajar siswa mampu memahami konsep biologi dengan benar dan mendorong kemampuan berpikir sebagai ilmuwan.

2.3 Pembelajaran Pencemaran Lingkungan

Materi pencemaran Lingkungan hidup merupakan komponen penting yang menyediakan berbagai kebutuhan untuk manusia. Pada awal peradaban, mula-mula manusia hanya memanfaatkan alam untuk memenuhi kebutuhannya. Kekayaan alam yang masih melimpah, tingkat pengetahuan dan konsumsi yang


(27)

masih rendah masih mampu menyediakan kebutuhan dasar untuk hidup. Peradaban manusia terus berkembang, jumlah penduduk makin banyak, tingkat kebutuhan makin beragam, perkembangan budaya manusia semakin kompleks, dan lingkungan tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan manusia. Berbagai bentuk pergeseran cara hidup manusia. Manusia tidak lagi hanya sekedar mengandalkan alam, lebih dari itu mulai menggunakan ilmu dan teknologi untuk memanfaatkan dan mengelola lingkungan hidup.

Banyak upaya yang sudah dilakukan manusia untuk memanfaatkan dan mengelola lingkungan hidup melalui sentuhan ilmu pengetahuan dan teknologi. Semua itu dilakukan agar manusia dapat menikmati hidup, tidak lagi sekedar melakukan hidup. Kondisi ini semakin mendorong manusia untuk terus melakukan ekploitasiyang tanpa batas.Ekploitasi, aktivitas hidup dan proses produksi lainnya memberikan hasil samping yang terbuang pada media lingkungan yang sering dinamakan limbah.

Pengelolaan limbah kadang kurang mendapatkan perhatian yang serius, akibatnya semakin memperparah keseimbangan lingkungan yang sebelumnya terjaga. Lingkungan tidak lagi berfungsi sesuai peruntukannya. Kurang disadari bahwa lingkungan tidak hanya disediakan untuk manusia, makhluk hidup yang lain terabaikan. Pandangan Antroposentris, mengalahkan segalanya. Pencemaran lingkungan mulai terjadi dan akhirnya lingkunganpun mulai berubah dan ketimpangan daur ekologis makin memperburuk lingkungan hidup manusia.


(28)

2.4 Media Pembelajaran

Media merupakan pengajar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Secara legih khusus, pengertian media dalam proses mengajar cenderung diartiakn sebagai alat-alat atau elektronik untuk menangkap, memproses, dan menyususn kembali informasi visual atau verbal (Arsyad, 1996: 3)

Menurut Arsyad (2003 : 6) media pendidikan memiliki ciri- ciri umum sebagai berikut.

a. Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai hardware ( perangkat keras) , yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat , didengar , atau diraba dengan pancaindera.

b. Media pendidikan memiliki pengertian nonfisik yang dikenal sebagai software ( perangkat lunak ) , yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan

c. Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio.

d. Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik di dalam maupun diluar.

e. Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan peserta didik.

2.5Strategi pembelajaran Inkuiri

Inkuiri berasal dari bahasa inggris “inquiry‖, yang secara harfiah berarti menemukan sendiri. Dalam sains, pembelajaran dengan model inkuiri


(29)

yakni pembelajaran yang melibatkan siswa dalam pembelajaran sains. Tujuan utama inkuiri adalah penyelidikan yang aktif baik untuk pengetahuan maupun pemahaman (Rustaman : 2005).

Pembelajaran inkuiri banyak dipengaruhi oleh aliran belajar kognitif. Menurut aliran ini belajar pada hakikatnya adalah proses mental dan proses berpikir dengan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki setiap individu secara optimal. Pembelajaran inkuiri tidak hanya dipertimbangkan dari perspektif teoritis, saat berjalan dengan benar dipraktekkan secara signifikan dapat meningkatkan penalaran siswa menjadi kreatif, kritis, dan keterampilan pemecahan masalah serta prestasi akademiknya akan tercapai (Lawson 2010).

Strategi pembelajaran inkuiri (SPI) adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan (Wina 2008).

Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama strategi pembelajaran inkuiri ,

yaitu:

1. Strategi inkuirimenekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya strategi inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar.

2. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan sendiri dan sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief).


(30)

Tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.

2.6 CD Interaktif

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata interaktif mengandung arti bersifat saling melakukan aksi atau antar hubungan atau saling aktif. Jadi, bahan ajar ini tidak tidak seperti bahan ajar cetak atau model (maket) yang hanya pasif dan tidak bias melakukan kendali terhadap penggunanya. Dalam bahan ajar interaktif ini, pengguna (siswa) terlibat interaksi dua arah dengan bahan ajar yang sedang dipelajari.

Menurut Guidelines for Bibliographic Description of Interactive Multimedia dalam Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar (2004), bahan ajar interaktif adalah bahan ajar yang mengombinasikan beberapa media pembelajaran (audio, teks, grafik, gambar, dan video) yang oleh penggunanya diamnipulasi untuk mengendalikan perintah dan atau perilaku alami dari suatu presentasi.

Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa bahan ajar interaktif adalah bahan ajar mengombinasikan beberapa media pembelajaran (audio, video, teks, atau grafik) yang bersifat interaktif untuk mengendalikan suatu perintah atau perilaku alami dari suatu presentasi bahan ajar CD interaktif merupakan bahan ajar yang berbasis komputer (Prastowo 2011).


(31)

Kelebihan Kekurangan Dapat menayangkan informasi dalam

bentuk teks dan grafik Memerlukan komputer dan pengetahuan program

Interaktif dengan siswa Membutuhkan hardware khusus untuk proses

pengembangan dan penggunaannya Dapat mengelola laporan atau respons

siswa

Resolusi untuk image grafik sangat terbatas pada system microprocessor

Dapat diadaptasi sesuai kebutuhan siswa

Hanya efektif jika digunakan untuk penggunaan seseorang atau beberapa orang dalam kurun waktu tertentu

Dapat mengontrol hardware media lain Tidak kompatibel antarjenis yang ada Dapat dihubungkan dengan video untuk

mengawasi kegiatan belajar siswa -

(Diolah dari Belawati dkk,. 2003; Anderson, 1987)

Dari uraian di atas maka CD interaktif adalah suatu multimedia yang berupa keping CD yang dapat melakukan aksi yang bersifat saling aktif dikemas dan dioperasional dengan Komputer. Kelebihan penggunaan CD interaktif adalah: 1. Siswa dapat belajar sendiri tanpa tergantung guru,

2. Mendukung isi buku acuan,

3. Memperjelas materi menggunakan animasi, video serta suara, 4. Belajar lebih menyenangkan, dan

5. Materi dapat diulang sehingga dapat dipelajari secara menyeluruh.

2.7 Penelitian yang Relevan

Pada era globalisasi sekarang ini, teknologi, informasi dan komunikasi sudah berkembang pesat, untuk itu diharapkan dapat beradaptasi dengan perkembangan jaman. Peran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah merambah ke segala bidang kehidupan, terlebih lagi di bidang pendidikan. Peran TIK dalam bidang pendidikan sangat penting karena dapat membantu


(32)

penyampaian berbagai informasi pendidikan kepada berbagai komponen pendidikan.

Dalam sebuah jurnal internasional mengenai penelitian ilmu pendidikan yang dilakukan oleh Daphne Dalam penelitiannya yang berjudul Inquiry-Based Science Instruction dijelaskan bahwa ―Istilah inqury sudah dikenal dalam ilmu pendidikan, namun mengacu pada sedikitnya tiga kategori yang berbeda dari kegiatan ilmuan, apa yang dilakukan ilmuan (melakukan investigasi menggunakan metode ilmiah), bagaimana siswa mempelajari (aktif bertanya, berpikir, dan melakukan dari sebuah fenomena atau masalah, sering bercermin dari proses yang digunakan oleh ilmuan), dan guru menggunakan pendekatan pedagogik (merancang atau menggunakan kurikulum yang memungkinkan untuk penyelidikan selanjutnya)‖. Dalam penelitian ini masalah yang muncul adalah factor siswanya, dimana siswa belum terbiasa dengan metode yang digunakan, karena siswa lebih terbiasa dengan metode konvensional, sehingga sulit untuk membuat siswa menjadi aktif sesuai dengan yang diharapkan.

Fitriyana, et.al (2012) mengenai penerapan strategi pembelajaran inkuiri dipadukan media audio visual. Menurutnya, keterampilan guru dalam mengajar masih kurang seperti kurangnya keterampilan memberikan variasi pembelajaran, keterampilan bertanya, membuka dan menutup pembelajaran, dan dalam diskusi. Dari masalah yang ada maka perlu diterapkan inovasi yaitu dengan menggunakan strategi pembelajaran inkuiri. Strategi pembelajaran inkuiri lebih menekankan pada proses penemuan dan peran aktif siswa baik fisik maupun mental dalam proses pembelajaran, sehingga diperlukan berbagai latihan melalui proses ilmiah


(33)

atau eksperimen. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa dengan memberikan tindakan melalui penerapan strategi pembelajaran inkuiri dipadukan media audio visual dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

Pembelajaran melalui inkuiri terbimbing memiliki karakteristik bahwa siswa memperoleh petunjuk–petunjuk seperlunya, petunjuk–petunjuk tersebut berupa pertanyaan-pertanyaan yang mengarah dan membimbing siswa yang disusun secara sistematis sehingga proses belajar mengajar berlangsung efektif dan efisien. Pada tahap awal, bimbingan lebih banyak diberikan dan sedikit demi sedikit dikurangi, sesuai dengan perkembangan pengalaman peserta didik. Dalam pelaksanaanya sebagian besar perencanaan dibuat oleh guru. Peserta didik tidak merumuskan permasalahan, petunjuk yang cukup luas tentang bagaimana menyusun dan mencatat data diberikan oleh guru. Model pembelajaran inkuiri terbimbing memberikan kesempatan siswa untuk mempelajari cara menemukan fakta, jadi siswa tidak hanya menghafal tetapi juga dapat mengembangkan keterampilan berfikir dan bersikap ilmiah. Model pembelajaran inkuiri terbimbing telah terbukti dan mampu untuk meningkatkan hasil belajar biologi bila dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional (I Wayan: 2011).

Herijanto melakukan penelitian pada tahun 2012 mengenai pengembangan CD interaktif pembelajaran. Pengembangan model pembelajaran CD interaktif dapat memberikan respon positif, serta meningkatkan minat belajar siswa. Penerapan model pembelajaran interaktif dapat meningkatkan kualitas pembelajaran siswa yang ditunjukkan pada hasil evaluasi belajar yang sangat tinggi dan aktifitas pembelajaran yang sangat baik. Kendala penggunaan CD


(34)

pembelajaran interaktif rata-rata pada pembuatan media pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran CD interaktif terbentur pada penyiapan media CD pembelajaran. Namun, pada dasarnya media pembelajaran CD interaktif ini sangat menarik minat guru untuk menggunakannya.

Nik and Salmira. Melakukan penelitian mengenai pendekatan inkuiri penemuan terhadap pencapaian pelajar dalam mata pelajaran biologi. Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa pendekatan inkuiri penemuan merupakan kaedah pengajaran berpusatkan siswa. Siswa melibatkan diri dalam aktivitas pembelajaran sepenuhnya. Daripada perspektif pedagogi, pembelajaran inkuiri penemuan berasaskan kepada pembelajaran secara konstruktivisme atau sering dirujuk sebagai pembelajaran aktif. Secara umum telah menunjukkan bahwa siswa yang mengikuti pengajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri penemuan telah memperoleh peningkatan minimal pencapaian yang lebih tinggi dan signifikan jika dibandingkan dengan siswa yang mengikuti pengajaran seacara konvensional. Implikasi pendekatan inkuiri penemuan adalah siswa memainkan peranan dan guru sebagai pembimbing dalam aktivitas inkuiri. Ciri-ciri pendekatan inkuiri dapat dirumuskan seperti berikut.

1. Merangsang naluri ingin tahu murid.

2. Menggalakkan proses inkuiri murid melalui kajian dan eksperimen. 3. Menggalakkan soalan/idea oleh murid untuk melakukan siasatan lanjutan. 4. Menggalakkan murid bertanya dan berdebat dengan murid dan guru. 5. Menggalakkan dan menerima daya usaha dan autonomi murid.


(35)

6. Mengambil kira dapatan kajian tentang bagaimana murid belajar sesuatu idea.

7. Menganggap pembelajaran sebagai satu proses yang sama penting dengan hasil pembelajaran.

8. Memberi peluang kepada murid untuk membina pengetahuan baru dengan memahaminya melalui penglibatan murid melalui pengalaman yang dialami oleh mereka sendiri.

Wijayanti, et.al. dalam penelitian pengembangan media pembelajaran kimia berbasis flash dijelaskan bahwa penggunaan media komputer interaktif dalam pembelajaran kimia mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Media pembelajaran flash yang dikembangkan menarik dan membuat siswa termotivasi untuk belajar. Menurut Latuheru (1988) salah satu kelebihan media komputer adalah dapat menimbulkan motivasi untuk lebih menekuni materi yang disajikan. Kelemahan dari penelitian ini adalah kendala dalam hal medianya (komputer) serta dalam hal pengoperasian, sedangkan untuk kelebihan dari pengembangan media pembelajaran biologi berbasis flash ini mampu menarik minat siswa untuk mempelajari materinya karena medianya yang menarik dan inovatif.

Pengembangan multimedia interaktif menggunakan macromedia flash 8 mampu meningkatkan minat belajar siswa untuk materi mempelajari materi biologi. Berdasarkan hasil dari validasi ahli media menyatakan bahwa media ini sangat baik/menarik dan ahli materi menyatakan sangat menarik. Pengembangan multimedia ini layak digunakan sebagai media pembelajaran biologi dan meningkatkan kreativitas siswa (Rimayanti : 2013).


(36)

2.8 Kerangka Berpikir

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini menyebabkan laju pertumbuhan produk-produk ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi pesat sehingga tidak mungkin guru menyajikan semuanya kepada siswanya. Akan tetapi, terdapat kesenjangan antara realita yang ada di dunia pendidikan dengan pernyataan tersebut. Pembelajaran masih berpusat pada guru dalam dunia pendidikan ini. Guru menjadi aktor tunggal dalam pembelajaran. Siswa hanya menerima hasil pembelajaran saja. Siswa menjadi kurang terampil, inisiatif, kreatif, dan mandiri.

Siswa menjadi lebih terbiasa mengambil sesuatu daripada menggali sesuatu. Hal ini mengakibatkan keterampilan-keterampilan yang dimiliki siswa kurang berkembang. Keterampilan-keterampilan yang dimiliki siswa ini adalah bekal utama di masa mendatang untuk mencari dan mengolah informasi guna menghadapi laju pertumbuhan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat.

Guru tidak mutlak satu-satunya sumber belajar siswa dalam pembelajran. Banyak sumber belajar yang dapat digunakan siswa salah satunya adalah CD interaktif. CD interaktif mengajarkan siswa belajar secara mandiri tanpa ketergantungan guru dan sesuai dengan kemampuan belajarnya. Hal ini dimaksudkan agar pembelajaran tidak berpusat pada guru.

Media ajar yang baik adalah media ajar yang mempermudah siswa dalam menemukan konsep serta mendorong siswa untuk mengembangkan keterampilan- keterampilan yang dimiliki sesuai dengan kemampuannya. Berdasarkan uraian


(37)

uraian di atas maka pengembangan CD interaktif berbasis inkuiri perlu dilakukan. Kerangka berfikir dapat dilihat pada Gambar 1.

Pengembangan CD pembelajaran interaktif berbasis inkuiri

materi pencemaran lingkungan di SMA Negeri 1 Gondang

Media berbasis Komputer memiliki kelebihan :  Praktis dalam penggunaan  Memvisualisasikan materi  Memiliki tampilan menarik Minat siswa terhadap

pemebelajaran biologi rendah Tersedia LCD dan

Laboratoriun komputer Belum banyak Media untuk

Pencemaran Lingkungan

Proses validasi dan revisi

Uji efektivitas diperoleh dari hasil belajar

Uji kelayakan

Validasi CD pembelajaran oleh pakar madia, materi dan bahasa

Uji

keterbacaan oleh siswa

CD pembelajaran interaktif berbasis inkuiri materi pencemaran lingkungan di SMA Negeri 1 Gondang


(38)

Gambar 1. Kerangka berfikir

2.9 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini yaitu :

1. Pengembangan CD pembelajaran interaktif berbasis inkuiri materi pencemaran lingkungan layak digunakan sebagai media pembelajaran di SMA Negeri 1 Gondang.

2. CD pembelajaran interaktif berbasis inkuiri yang dikembangkan efektif diterapkan sebagai media pembelajaran di SMA Negeri 1 Gondang


(39)

24

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian R&D (Research and Development) yang mangacu pada langkah perbaikan untuk mengembangkan sesuatu yang kurang sesuai menjadi lebih sesuai. Pada penelitian ini adalah mengembangkan CD interaktif pada materi pencemaran lingkungan.

3.2 Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksananakn dengan bantuan tim ahli sebagai validator CD interaktif yang dikembangkan, sedangkan uji coba kelas dilaksanakan di SMA Negeri 1 Gondang dengan subjek penelitian adalah siswa kelas X6.

3.3 Model Pengembangan

Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development / R & D). Menurut Sugiyono (2012:407) definisi metode penelitian dan pengembangan (Research and Development) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan dari produk yang telah dihasilkan tersebut.

3.4 Prosedur Pengembangan

Rancangan penelitian ini adalah Research and Development (R&D), yaitu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk dan menguji efektivitas


(40)

produk tersebut. Rancangan yang digunakan mengikuti Sugiyono (2010) yang disesuaikan.

Gambar 2. Desain prosedur penelitian pengembangan. Analisis

masalah

Membuat Storyboard Validasi Storyboard

Perbaikan Storyboard

Programming/pembuatan CD

Pengujian I

Analisis

Pengujian II

Revisi Akhir Produk

Pengumpulan Data

Revisi I

Analisis Revisi II

Pengembangan Produk Jadi Analisis siswa

Pendefinisian

Perencanaan


(41)

3.5 Prosedur Penelitian 3.5.1 Tahap pendefinisian

Tahapan pendefinisian dilakukan dengan maksud untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan CD interaktif dan juga mencari hal-hal yang berkaitan yang nantinya digunakan sebagai pijakan dalam melakukan penelitian. Dalam proses ini dilakukan langkah sebagai berikut.

3.5.1.1Analisis masalah

Bagian ini merupakan bagian awal yang dilakukan, yaitu melakukan analisis masalah dari daftar masalah yang didapatkan dengan melakukan pengamatan langsung maupun studi literature. Pada bagian ini yang dilakukan adalah menentukan konsep dan analisis kemungkinan materi yang akan disampaikan di dalam CD interaktif.

3.5.1.2Analisis siswa

Tujuan analisis siswa adalah menelaah karakteristik siswa untuk merancang pengembangan CD interaktif. Karakteristik siswa meliputi pengetahuan dan perkembangan kognitif siswa. Potensi siswa Sekolah Menengah Atas pada mata pelajaran biologi masih rendah. Menurut hasil wawancara, sebagian besar siswa masih merasa bahwa biologi merupakan pelajaran yang sulit, sehingga diharapkan mampu diciptakan rangkaian proses pembelajaran yang mampu meningkatkan potensi siswa dalam belajar biologi khususnya pada materi pencemaran lingkungan.


(42)

3.5.1.3Pengumpulan data

Bagian yang merupakan kelanjutan dari analisis masalah dan analisis siswa sehingga didapatkan data-data yang digunakan sebagai dasar dalam membuat desain CD interaktif.

3.5.2 Tahap Rancangan

Setelah menganalisis kebutuhan, maka selanjutnya adalah merancang CD interaktif. Dalam tahap ini dilakukan dalam beberapa langkah, yaitu :

3.5.1.2Membuat Storyboard

Bagian ini adalah bagian menyusun materi dan membuat storyboard. Pada tahap ini dibuat desain CD interaktif mulai dari isi, susunan, layout, kombinasi warna, dan karakteristik.

3.5.2.2Validasi Storyboard

Pada tahap ini dilakukan proses validasi desain untuk mengetahui kelayakan desain yang akan dibuat dalam CD interaktif. Proses ini dilakukan oleh peneliti dengan pembimbing.

3.5.2.3 Perbaikan Storyboard

Hasil validasi digunakan untuk menyempurkan desain yang sudah dibuat, yang kemudian dilanjutkan pada proses coding atau pembuatan.

3.5.2.4 Programming/Pembuatan

Pada tahap ini desain CD interaktif yang sudah disempurnakan mulai dimasukkan dan mulai disusun dengan bahasa program. Proses ini adalah coding


(43)

yaitu menerjemahkan desain ke dalam bahasa komputer sehingga menjadi sebuah software baru yang nantinya akan penulis katakan sebagai CD interaktif sesuai dengan rancangan awal.

3.6 Tahap Pengembangan

Proses pengembangan merupakan bagian utama dari penelitian ini, untuk bisa melakukan pengembangan dan mengetahui bagian mana saja yang bisa dilakukan pengembangan maka pada tahap ini dilakukan langkah-langkah sebagai berikut.

3.6.1 Pengujian I

Pada tahap pengujian dilakukan dengan beberapa tahap antara lain pengujian dasar yaitu pengujian yang dilakukan oleh pakar tentang konsep biologi dan pemrogramannya. Adapun yang diambil sebagai pakar dalam pengujian ini dikategorikan ke dalam dua kelompok, yaitu :

3.6.1.1 Pakar Biologi

Dalam penelitian ini pakar biologi yang diminta untuk melakukan pengujian adalah seorang dosen biologi. Mengambil dosen biologi dimaksudkan karena faktor kepakarannya tentang pemahaman konsep-konsep biologi sangat diperlukan untuk dijadikan masukan bahkan rujukan dalam pengembangan penelitian ini.

3.6.1.2Pakar Multimedia

Penentuan pakar multimedia mengambil dasar adalah seorang ahli multimedia yang berkecimpung dalam dunia pendidikan, selain itu pakar yang


(44)

diminta juga cukup baik mengenal pemrograman yang berkaitan dengan pengembangan multimedia pendidikan.

3.6.2Revisi I

Revisi I dilakukan berdasarkan hasil analisa dari pengujian tahap pertama. Dimaksudkan untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada CD interaktif.

3.6.3 Pengujian II

1) Pengujian tahap kedua ini dilakukan dengan dikenakan secara langsung kepada siswa dalam jumlah terbatas (uji coba skala kecil), yaitu 10 siswa. setelah CD interaktif diujicobakan skala kecil valid maka langkah selanjutnya adalah menganalisis kendala yang muncul kemudian direvisi sebagai bahan ajar yang valid untuk melakukan uji coba skala besar.

2) Uji coba skala besar

Kegiatan ini merupakan uji coba yang dikenakan langsung kepada siswa kelas X6. Tujuan utama dari uji coba skala besar adalah untuk menguji pelaksanaan CD interaktif yang akan dilaksanakan oleh siswa dan pengamat sebagai media ajar. Dalam proses ini siswa akan mengalami beberapa proses yang sudah dibuat dalam CD interaktif. Proses-proses yang dimaksud adalah:

1). Pretest

Sebelum siswa memperoleh materi yang akan disampaikan maka siswa akan dihadapkan pada pengetahuan awalnya sebelum menerima materi.


(45)

Soal-soal yang digunakan sudah terintegrasi dalam program CD interaktif termasuk sistem penilainnya.

2). Proses Pembelajaran

Setelah siswa melakukan pretest selanjutnya siswa akan menerima materi pembelajaran secara langsung dengan menggunakan CD interaktif dengan memanfaatkan modeling dan simulasi yang ada.

3). Posttest

Setelah menerima materi pembelajaran maka siswa akan dihadapkan dengan posttest untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan. Semua soal yang digunakan sudah terintegrasi dalam program CD interkatif termasuk sistem penilainnya.

Setelah proses pemakaian program dilakukan siswa diberikan angket sebagai bahan evaluasi dan analisis kekurangan program sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan revisi akhir.

3.6.4 Revisi Akhir Produk

Revisi akhir produk dilakukan setelah dilakukan analisa hasil uji coba berdasarkan angket yang diberikan kepada siswa. Tujuan dari revisi ini adalah untuk perbaikan akhir sebelum program CD interaktif benar-benar siap digunakan.


(46)

3.7Metode Pengumpulan Data 3.7.1Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini dengan mengambil dokumen atau data-data yang mendukung penelitian berupa nama-nama siswa sebagai populasi penelitian beserta nilai semester 2 materi pencemaran lingkungan . Data ini akan digunakan sebagai analisis tahap awal.

3.7.2Metode Tes (analisis validitas dan reliabilitas)

Tes yang diberikan merupakan tes pilihan ganda dengan 5 pilihan jawaban. Tes yang dilakukan adalah post test dan pre test. Tes ini bertujuan untuk memperoleh data hasil belajar Biologi pada aspek kognitif.

3.7.3 Metode Angket

Angket digunakan untuk mendapatkan data tentang kelayakan CD interaktif dalam pembelajaran biologi ditinjau dari aspek materi, aspek bahasa ,aspek penyajian, dan aspek kegrafisan serta respon siswa terhadap CD interaktif. Angket yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu:

1. Angket I

Angket ini diperuntukkan pada ahli materi, ahli media, dan guru Biologi SMA (reviewer). Instrumen ini digunakan untuk merekam evaluasi, saran, dan masukan dari ahli, dan guru-guru biologi. Data hasil dari angket ini digunakan


(47)

untuk merevisi CD interaktif I membentuk CD interaktif II yang siap untuk dilakukan uji coba ke lapangan.

2. Angket II

Angket ini digunakan untuk mengetahui respon siswa setelah belajar menggunakan CD interaktif biologi berbasis inkuiri. Angket yang akan diberikan pada siswa terdiri dari aspek pemahaman, relevansi, kepuasan, dan percaya diri.

3.7.4 Metode Observasi

Metode ini digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran di kelas saat belajar menggunakan CD interaktif. Observasi ditujukan pada guru dan siswa dengan menggunakan lembar observasi. Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran digunakan untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan guru dalam melaksanakan RPP menggunakan CD interaktif.

Lembar observasi keaktifan ditujukan kepada siswa dengan tujuan mengetahui keaktifan menggunakan CD interaktif. Sedangkan aspek kognitif dapat diukur dengan melakukan evaluasi pada akhir pembelajaran.

3.8 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data agar lebih cermat dan sistematis. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : lembar angket respon siswa, lembar validasi CD interaktif.


(48)

3.9 Analisis Data

3.9.1 Intrumen penilaian CD

Kevalidan CD interaktif yang dikembangkan dinilai melalui lembar penilaian dengan langkah-langkah sebagai berikut.

Validitas media ajar CD interaktif (komponen kelayakan isi) oleh para ahli. Perhitungan rata-rata respon validator terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan CD interaktif dan aspek-aspek yang diamati melalui lembar validasi. Hasil penilaian akan dibandingkan dengan kriteria kevalidan perangkat sebagai berikut.

Tabel 3.1 Kriteria Media Pembelajaran CD Interaktif Berdasarkan Rata-rata Skor Responden

Rata-rata skor responden Kriteria

1 Sangat kurang

2 Kurang

3 Cukup

4 Baik/Layak

5 Sangat Baik/Sangat Layak

3.9.2Intrumen Penilaian Tes ( Tes Hasil Belajar Kognitif) 3.9.2.1 Analisis instrumen penilaian tes objektif

Instrumen penilaian tes objektif dianalisis berdasarkan validitas butir soal. Validitas butir soal tes dianalis berdasarkan daya beda, tingkat kesukaran, validitas, dan reliabilitas butir soal tersebut. Rumus untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda adalah sebagai berikut:


(49)

Menurut Anderson sebagaimana dikutip oleh Arikunto (2009:65), mengungkapkan bahwa sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Suatu skala atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila instrumen tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut sedangkan tes yang memiliki validitas rendah akan menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran.

Analisis pada penelitian ini yang akan dikur adalah validitas item, karena soal-soal yang diberikan berbentuk uraian, maka validitas soal dihitung dengan rumus korelasi product moment. Rumus korelasi product moment adalah sebagai berikut (Arikunto, 2009: 72).

 

 

  2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N rxy Keterangan: xy

r = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

N = banyaknya peserta tes

X = jumlah skor per item.

Y = jumlah skor total.

2

X = jumlah kuadrat skor item.

Y2

= jumlah kuadrat skor total.

XY = jumlah perkalian skor item dan skor total.

Hasil perhitungan dikonsultasikan pada Tabel kritis r product moment

dengan taraf signifikan Jika maka butir soal tersebut valid. Dalam penelitian ini, jika indikator belum terwakili dalam soal maka peneliti


(50)

mengganti butir yang tidak valid dengan butir lainnya yang memiliki indikator yang sama. Sedangkan jika indikator sudah terwakili oleh butir lain yang telah valid dalam soal maka peneliti tidak menggunakan atau membuang butir yang tidak valid tersebut.

Nilai untuk N = 37 dan taraf nyata adalah 0.329. Pada analisis tes uji coba keseluruhan ada 45 butir soal. Butir soal yang valid ada 37 dan yang tida valid ada 8 butir soal. untuk lebih jelas lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 6.

2.Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Reliabilitas instrumen dianalisis dengan menggunakan rumus Alpha. Rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen soal bentuk uraian yang skornya bukan hanya 0 atau 1, yaitu:

( )

dengan

Keterangan :

: Reliabilitas instrumen yang dicari

: Banyaknya butir soal : Jumlah peserta : Skor total

: Nomor butir soal

: Jumlah varians skor tiap-tiap butir soal : Varians total


(51)

(Arikunto, 2012: 122)

Kriteria pengujian reliabilitas tes yaitu nilai dikonsultasikan dengan harga product moment.Jika maka butir soal yang diujicobakan reliabel.

Berdasarkan analisis tes uji coba ketuntasan dari 45 soal uraian diperoleh nilai sedangkan , sehingga soal tersebut reliable. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 6.

3. Taraf Kesukaran Butir Soal

Tingkat kesukaran soal adalah derajat atau tingkat kesulitan yang dimiliki oleh sebuah soal. Soal yang baik yaitu soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit.

Rumus yang digunakan untuk mengetahui taraf kesukaran soal dalam instrument ini adalah :

Keterangan :

P : indeks kesukaran soal

B : banyaknya siswa yang menjawab benar JS : jumlah peserta tes

Kriteria taraf kesukaran soal adalah sebagai berikut 0,00 ≥ P < 0,30 adalah soal sukar

0,30 ≥ P < 0,70 adalah soal sedang

0,70 ≥ P ≤ 1,00 adalah soal mudah (Arikunto : 2010)

Berdasarkan analisis uji coba ketuntasan materi pencemaran lingkungan dari 45 butir soal tergolong soal yang mudah 1, 5, dan 24 tergolong susah pada

JS B


(52)

nomor 3, 13, 19, 20, 21, 23, 25, 27, 30, 34, 41,42, dan 43. Sedangkan yang lain tergolong soal dalam kategori sedang. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 6.

4. Daya beda soal

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai. Nilai yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut deskriminasi (D). Adapun langkah untuk menghitung daya pembeda soal sebagai berikut:

Mengurutkan data hasil uji coba dari skor tertinggi sampai terendah 4.1. Menentukan kelompok atas dan kelompok bawah

4.2. Menghitung daya pembeda soal dengan rumus : DB butir soal =

Keterangan :

Bup = Jumlah skor benar kelompok upper

nup = banyaknya siswa kelompok upper

Blow = Jumlah skor benar kelompok lower

nlow = banyaknya siswa kelompok lower

DB = Daya beda per butir soal

DB = 0.00 , daya beda soal sangat jelek 0.00 < DB ≤ 0.20 , daya beda soal jelek 0.20 < DB ≤ 0.70 , daya beda soal baik 0.70 < DB ≤ 1.00 , daya beda sangat baik

Jika daya beda memiliki nilai negatif, maka soal tidak dapat dipakai atau harus direvisi.

Berdasarkan analisis uji coba soal ketuntasan materi pencemaran lingkungan kriteria sukar pada nomor 12, 21, 24, 40, 43, 44 sedangkan kriteria


(53)

baik pada nomor soal 3, 5, 6, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 22, 23, 29, 32, 33, 34, 36, 37, dan 38, sedangkan selain yang dicantumkan masuk dalam kriteria cukup.

3.9.3 Instrumen penilaian non tes

Instrumen penilaian non-tes digunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar pada aktivitas siswa.

3.9.3.1 Kepedulian siswa terhadap lingkungan

Data kepedulian siswa terhadap lingkungan diperoleh berdasarkan data hasil penilaian diri siswa. Data hasil penilaian siswa dianalisis secara deskriptif kuantitatif dengan langkah-langkah sebagai berikut

1) Membuat rekapitulasi hasil penilaian siswa, mengenai kepedulian siswa terhadap lingkungan.

2) Menganalisis data dengan rumus:

Skor = Skor Yang Diperoleh x 100 % Skor Maksimal

Berdasarkan perhitungan diatas persentase tingkat kepedulian siswa dapat dikonversikan seperti pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2.Kriteria tingkat kepedulian siswa terhadap lingkungan.

Persentase Kriteria

85% - 100% Sangat Peduli

70% - 84% Peduli

55% - 69% Cukup Peduli

40% - 54% Kurang Peduli

≤39% Tidak Peduli

*) dimodifikasi dari Sudijono (2005)


(54)

Hasil skor kepedulian siswa terhadap lingkungan. Hasil penilaian tersebut disajikan pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3. Data kepedulian siswa terhadap lingkungan

*Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 16

Berdasarkan data pada Tabel 3.3 menunjukkan bahwa kelas tersebut memliki tingkat kepedulian yang sangat tinggi .

3.9.4Analisis data hasil belajar

Peroleh nilai pre-test dan post-test dihitung menggunakan rumus N-gain untuk mengetahui signifikansi peningkatan nilai petest dan posttest

N =

3.9.5Analisis ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal

Menentukan ketuntasan belajar siswa secara klasikal ditentukan dengan rumus (Sudijono 2006)

P = 100 x maksimal skor jumlah diperoleh yang skor jumlah % 100 x n ni

Persentase Kriteria Kelas

Eksperimen (%)

85% – 100% 70% – 84% 55% – 69% 40% – 54%

≤39% Sangat Peduli Peduli Cukup Peduli Kurang Peduli Tidak Peduli 30 siswa 2 siswa - - -


(55)

Keterangan :

P : ketuntasan belajar siswa secara klasikal ni : jumlah siswa tuntas belajar individual n : jumlah nilai total siswa

ketuntasan belajar siswa secara klasikal tercapai jika > 85% siswa mencapai ketuntasan belajar secara individual.

3.9.6Uji peningkatan hasil belajar

Uji peningkatan hasil belajar bertujuan untuk mengetahui besar peningkatan hasil belajar siswa sebelum diberi perlakuan dan setelah mendapat perlakuan. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dihitung menggunakan rumus gain ternormalisasi sebagai berikut :

Tingkat perolehan skor dikategorikan atas tiga kategori (Hake diacu dalam Ikhsanuddin 2007), yaitu :

g > 0,7 : tinggi

0,3 < g < 0,7 : sedang g < 0,3 : rendah

3.9.7 Analisis Data Hasil Validasi

Analisis pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif yang memaparkan hasil pengembangan CD interaktif dan menguji kelayakan CD

test pre skor -maksimum Skor

test pre skor -post test Skor

 gain N


(56)

interaktif untuk digunakan dalam pembelajaran biologi. Kelayakan media CD interaktif dinilai oleh ahli media, materi, dan data respon siswa. Rumus yang digunakan adalah:

Kelayakan = Arikunto (2003: 67)

Hasil penilaian dianalisis dengan kriteria dapat dilihat pada Tabel 3.4: Tabel 3.4 Kategori skala likert

Skor nilai Keterangan

4 Sangat layak

3 Layak

2 Tidak layak

1 Sangat tidak layak

Hasil perhitungan kelayakan dikategorikan sesuai kriteria deskriptif persentase kelayakan CD interaktif dengan cara membagi ke dalam 4 kriteria dengan interval skor seperti pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5 Kriteria deskriptif presentase kelayakan CD interaktif

No. Interval Kriteria

1. 76% – 100 % Sangat layak 2. 51% – 75 % Layak 3. 26 %– 50 % Tidak layak 4. 0% – 25 % Sangat tidak layak

3.9.8 Kriteria Keberhasilan Produk Pengembangan

3.9.8.1 Kevalidan

1. Media pembelajaran CD interaktif biologi yang dikembangkan dikatakan valid atau berhasil apabila rata-rata skor minimal validator terhadap produk pengembangan adalah 3,5 (Baik atau layak).


(57)

2. Efektif apabila rata-rata skor respon siswa terhadap pembelajaran pencemaran lingkungan dengan berbasis inkuiri yang diperoleh rata-rata skor minimal 3,5 (Baik atau layak).

3.9.8.2Hasil belajar siswa meningkat

Untuk hasil belajar kognitif, apabila 85% siswa yang memperoleh nilai ≥ 75 % dalam pembelajaran.


(58)

43

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1Pengembangan CD pembelajaran interaktif berbasis inkuiri

Proses pengembangan CD pembelajaran interaktif berbasis inkuiri materi pencemaran lingkungan di SMA Negeri 1 Gondang dilakukan dengan memodifikasi langkah-langkah sugiyono (2010) melalui tahapan sebagai berikut. 4.1.1 Identifikasi masalah dan potensi

Ketersediaan media pembelajaran pada materi pencemaran lingkungan di SMA N 1 Gondang di observasi dengan responden kelas XI IPA 1 dengen menggunakan angket. Hasil penelitian pendahuluan disajikan pada Tabel 4.1

Tabel 4.1 Observasi media pembelajaran yang digunakan pada materi pencemaran lingkungan di SMA N 1 Gondang.

Jenis media pembelajaran

Jumlah Responden kelas XI IPA 1

Presentase perolehan (%)

Slide power point 3 20

Gambar 3 20

Video 5 33,33

Lainnya 4 26,67

Total 15 100

*Data lengkap pada Lampiran. 1 halaman 71

Berdasarkan Tabel 4.1 pembelajaran materi pencemaran lingkungan telah menggunakan berbagai jenis media pembelajaran. Secara berurutan pembelajaran yang paling sering digunakan adalah video, lainnya (ceramah dan tanya jawab),


(59)

power point , dan gambar. Meskipun telah berbagai jenis media pembelajaran, tetapi hanya beberapa materi saja yang dipahami siswa. Dari 15 responden rata– rata presentase pemahaman mata pelajaran biologi khususnya materi pencemaran lingkungan adalah 51,33% dimana presentase tersebut tergolong kriteria rendah. Hal tersebut menunjukkan bahwa media pembelajaran yang digunakan membantu dalam pembelajaran. Pada dasarnya pengembangan media pembelajaran yang dapat menunjang pemahaman siswa terhadap materi pencemaran lingkungan. Hasil analisis angket menggunakan media CD pembelajaran interaktif berbasis inkuiri materi pencemaran lingkungan di SMA N 1 Gondang memberikan tanggapan positif dengan rata-rata presentase 33,16% sehingga pada kategori perlu dikembangkan.

Guru sudah memanfaatkan media berbasis komputer, namun masih diperlukan media tambahan sebagai penunjang untuk menarik minat siswa. Siswa dan guru menginginkan media pembelajaran yang telah divalidasi. Hal yang mendukung pembelajaran adanya sarana dan prasana laboratorium komputer dan LCD yang belum dimanfaatkan secara optimal. Oleh karena itu ingin dikembangkan media pembelajaran yang dapat membuat siswa bermain sambil belajar dengan memanfaatkan CD pembelajaran interaktif berbasis inkuiri materi pencemaran lingkungan di SMA N 1 Gondang.

4.1.2Perencanaan

Pada tahap ini, akan di buat perangkat pembelajaran (silabus, RPP, dan instrument penelitian (angket, lembar validasi dan soal evaluasi).


(60)

Selain itu juga kana dilakukan pengumpulan data untuk ditindak lanjut. Data ini merupakan data awal untu mendesain produk. Dalam penelitian ini data diperoleh dari buku teks, BSE, internet, Silabus SMA, dan bahan ajar. Data tersebut akan dijadikan sumber materi dalam mendesain media.

4.1.3 Desain Produk

Penyusunan desain CD pembelajaran interaktif berbasis inkuiri untuk materi pencemaran lingkungan di SMA N 1 Gondang dimulai dengan membuat Garis Besar Isi Media (GBIM). Materi pencemaran lingkungan dipilih dalam media yang dikembangkan dikarenakan dalam materi pencemaran lingkungan termasuk materi yang abstrak, sehingga perlu digambarkan melalui media yang dapat memvisualisasi agar siswa bisa mengetahui jenis-jenis pencemaran lingkungan yang terjadi.

Tujuan membuat GBIM supaya dapat menentukan scenario materi yang akan dituangkan dalam pembuatan media secara umum. Selanjutnya adalah pembuatan media menggunkan adobe Flash CS6. CD pembelajaran interaktif berbasis interaktif untuk materi pencemaran lingkungan di SMA N 1 Gondang di desain dalam bentuk yang menarik dan interaktif. Intro dari media dibuat menarik sehingga ketika awal membuka siswa akan lebih tertarik untuk belajar, menu utama berisi beranda, petunjuk penggunaan, sialbus, materi, video, profil pembuat dan dosen pembimbing serta kuis. Gambar berikut tampilan intro dan menu utama CD pembelajaran interaktif


(61)

berbasis inkuiri untuk materi pencemaran lingkungan di SMA N 1 Gondang.

Gambar 3. Tampilan intro CD pembelajaran interaktif berbasis inkuiri untuk materi pencemaran lingkunngan di SMA N 1 Gondang.

Materi pada media didesain dalam bentuk teks, gambar dan video, sedangkan evaluasi dikemas dalam bentuk kuis. Selain itu perangkat pembelajaran (SK, KD dan RPP ) serta instrumen penelitian (lembar validasi ahli, tanggapan siswa skala kecil, soal uji coba, lembar penilaian peduli lingkungan), mengenai pembelajaran dengan menggunakan CD pembelajaran interaktif berbasis inkuiri untuk materi pencemaran lingkungan di SMA N 1 Gondang.


(62)

Gambar 4. Contoh tampilan media dalam CD pembelajaran interaktif berbasis inkuiri untuk materi pencemaran lingkungan di SMA N 1 Gondang.

Gambar 5. Tampilan kuis dalam CD pembelajaran interaktif berbasis inkuri pada materi pencemaran lingkungan di SMA N 1 Godang.


(63)

Media pembelajaran harus dipilih dengan memperhatikan aspek isi pesan dan bagaimana cara menyampaikan pesan tersebut (Sutjiono 2005). Penggunaan teknologi komputer sebagai sarana atau perangkat dalam pembelajaran diharapkan akan menciptakan pembalajaran yang efektif dan efisien tanpa meninggalkan tujuan pembelajaran. Kuis merupakan media yang dapat digunakan untuk aktivitas bermain, dengan kuis siswa akan memperoleh pengetahuan dan pengalaman tanpa disadari oleh mereka karena merka mendapatkan dengan proses yang menyenangkan.

CD pembelajaran interaktif berbasis inkuiri untuk materi pencemaran lingkungan di SMA 1 Gondang. Gambar dan video mengenai pencemaran lingkungan. Terdapat pertanyaan yang mengharuskan siswa untuk berpikir secara kritis dan menemukan jawaban yang sesuai.

Kuis dalam CD pembelajaran interaktif berbasis inkuiri melatih siswa untuk berfikir secara cepat dan tepat dalam menemukan jawaban, kuis didesain menarik sehingga bila siswa yang dapat dengan mudah mengetahui nilai mereka.

4.1.4 Validasi Produk

Validasi oleh validator yang berkompeten dibidangnnya dilakukan setelah CD pembelajaran selesai dibuat. Tahap validasi CD pembelajaran dari segi tampilan yang dilakukan oleh ahli media, validasi materi pencemaran lingkungan oleh ahli materi, validasi bahasa dilakukan oleh ahli bahasa. Kelayakan CD pembelajaran interaktif berbasis inkuiri untuk materi


(64)

pencemaran lingkungan di SMA N 1 Gondang menurut ahlli media, materi dan bahasa disajikan pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Kelayakan CD pembelajaran interaktif berbasis inkuiri untuk media, materi dan Bahasa

No Aspek Responden Skor

Total

Skor maksimal

Presentase %

Kriteria

1. Media Ahli media 43 56 77 % Layak

2. Materi Ahli materi 20 20 100 % Sangat

Layak

3. Bahasaa Ahli bahasa 24 28 86 % Sangat

layak

Rata-rata 88% Sangat

Layak

*Data lengkap pada lampiran 20 halaman 149

Pada Tabel 4.2. Menunjukkan bahwa validator memberikan skor layak dan sangat layak sesuai kriteria masing – masing indikator. Perhitungan hasil kelayakan media ahli media adalah 83 %. Yang masuk pada kriteria layak. Rata-rata para ahli adalah 88% dengan kriteria sangat layak. Ahli media sebagian besar memberikan skor 3 pada indikator yang tercantum dalam angket validasi, sperti pada indikator kreatifitas penuangan ide, visual, media bergerak, maintenable, usabilitas, kompabilitas, reusable, penyajian menarik, menimbulkan pembelajaran yang interaktif, dan petunjuk penggunaan. Pemberian skor yang tidak maksimal tersebut disebabkan tampilan slide dalam CD masih terlalu banyak tulisan dan gambar serta video tidak menggunakan yang jelas, sehingga alangkah


(65)

baiknya apabila dalam pembuatan suatu media hendaknya menggunakan tulisan ringkas supaya tambilan dalam media tidak terlihat terlalu banyak tulisan. Gambar dan video yang digunakan hendaknya beresolusi tinggi sehingga dalam media akan terlihat jelas dan lebih menarik. Pemberian skor sangat layak ditunujukan pada ahli meteri dan ahli bahasa.

4.1.5 Revisi I

Revisi I dilakukan dalam melakukan perbaikan media yang didapat dari saran ahli yang telah memvalidasi media yang ada. Revisi ini dilalukan agar dihasilkan produk yang baik dan layak digunakan untuk uji skala kecil. Ahli media menyampaikan bahwa media sudah bisa digunakan untuk penelitian, namun masih ada yang perlu diperbaiki. Saran yang diberikan untuk meperbaiki tersebut adalah adanya petunjuk penggunaan dan adanya rambu– rambu jawaban untuk mengevalusi jawaban siswa, harus ada glosarium, daftar pustaka serta ucapan terimakasih. Gambar 6 dan 7 berikut hasil revisi pada CD pembelajaran interktif berbasis inkuiri untuk materi pencemaran lingkungan di SMA N 1 Gondang.

Revisi I dilakukan oleh penguji dalam melakukan perbaikan media yang yaitu pada bagian petunjuk penggunaan ditambahkan rincian petunjuk penggunaan media secara rinci dan jelas. Hal ini dilakukan supaya siswa tidak asal mengeklik ikon-ikon yang ada pada menu beranda yang ada pada tampilan awal CD pembelajaran.


(66)

Gambar 6. Tampilan menu utama CD pembelajaran interaktif berbasis inkuiri pada materi Pencemaran Lingkungan di SMA Gondang sebelum direvisi.

Gambar 7. Tampilan menu utama CD pembelajaran interaktif berbasis inkuiri pada materi Pencemaran Lingkungan di SMA Gondang sesudah direvisi.


(67)

Ahli materi menyampaikan bahwa untuk isi materi dalam media sudah bisa digunakan untuk penelitian namun masih perlu diperbaiki. Indikator dalam media yang masih tergolong rendah adalah penjabaran materi. Saran yang diberikan oleh ahli meteri adalah ditambahkan video tentang pembuatan biogas agar lebih menarik. Siswa mengetahui biogas tersebut hasil sisa.

Gambar 8. Tampilan video CD pembelajaran interaktif berbasis inkuiri pada materi Pencemaran Lingkungan di SMA Gondang sesudah direvisi.

Ahli bahasa memberikan saran bahwa bahasa yang digunakan sudah komunikatif sehinnga memudahkan siswa untuk memahami isi dari materi tersebut.


(68)

Media yang selesai direvisi sesuai masukan dari ahli (sudah divalidasi) selanjutnya diimplemetasikan pada responden dengan jumlah yang terbatas yaitu 10 siswa kelas X yang telah memperoleh materi pencemaran lingkungan. Kelayakan CD pembelajaran interaktif berbasis inkuiri untuk materi pencemaran lingkungan dengan responden siswa pada uji coba produk (skala kecil ) disajikan pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3. kelayakan CD pembelajaran interaktif berbasis inkuiri materi pencemaran lingkungan di SMA N 1 Gondang pada uji skala kecil dengan responden siswa.

No Pernyataan

Skor Presentase (%) Skor Maks Skor yang diperoleh 1

Kegiatan Pembelajaran menggunakan CD Interaktif berbasis Inkuiri membuat saya semangat dalam belajar.

40 34 85%

2

Pembelajaran materi pencemaran lingkungan dengan menggunakan

CD Interaktif berbasis Inkuiri memberi informasi kepada saya keterkaitan pelajaran biologi dengan kehidupan sehari – hari

40 36 90%

3

Pembelajaran materi pencemaran lingkungan menggunakan CD Interaktif berbasis Inkuiri yang diberikan mengarahkan saya pada proses berpikir berdasarkan analisis disetai langkah – langkah penyelesaian yang logis dan sistematis

40 33 82,5%

4

Selama ini saya cepat mengalami kebosanan ketika belajar biologi di dalam kelas, tetapi pembelajaran dengan menggunakan CD

Interaktif berbasis Inkuiri

membuat saya lebih bersemangat

40 34 85%

5

Ketika di kelas, saya lebih suka belajar materi pencemaran

lingkungan dengan membentuk

kelompok – kelompok belajar

40 36 90%

6

CD Interaktif berbasis Inkuiri

dapat memvisualkan konsep-konsep yang bersifat abstrak


(69)

7 Tampilan CD Interaktif berbasis

Inkuiri menarik 40 34 85%

8 Petunjuk yang ada di CD Interaktif

berbasis Inkuiri jelas 40 34 85%

9

Materi yang ada di dalam CD Interaktif berbasis Inkuiri mudah dipahami

40 33 82,5%

10 Bahasa yang digunakan dalam CD

Interaktif berbasis Inkuiri mudah 40 34 85%

11

CD Interaktif berbasis Inkuiri

memudahkan saya untuk mempelajarai materi pencemaran lingkungan

40 36 90%

12 CD Interaktif berbasis Inkuiri ini

membosankan. 40 34 85%

13

Terdapat kata atau kalimat yang tidak saya pahami dalam CD Interaktif berbasis Inkuiri

40 36 90%

14

Ada materi dalam CD Interaktif berbasis Inkuiri ini yang belum bisa saya pahami.

40 34 85%

15

CD Interaktif berbasis Inkuiri ini sangat bermanfaat bagi saya untuk menambah semangat belajar

40 34 85%

16

Saya setuju jika CD Interaktif berbasis Inkuiri digunakan dalam kegiatan pembelajaran

40 34 85%

17

Waktu yang gunakan lebih efisien jika menggunaan CD Interaktif berbasis Inkuiri

40 34 85%

18

Penggunaan CD Interaktif berbasis

Inkuiri dapat mempermudah

penjelasan guru

40 34 85% Jumlah 720 Jumlah 618 Rata-rata 86% Kriteria Sangat Baik

*Data lengkap lampiran 17 halaman 140

Tabel 4.3. Menjelaskan bahwa sebgian besar siswa menilai CD pembelajaran interaktif berbasis inkuiri untuk materi pencemaran lingkungan di SMA 1 Gondang sangat layak digunakan dalam pembelajaran materi pencemaran


(70)

lingkungan. Presentase (90 % ) pada aspek pembelajaran biologi terkait dengan kehidupan sehari-hari, mudah di pahami, dan tidak terdapat kata yng sulit dipahami. Presentase (85 %) terdapat beberapa aspek siswa menjadi semangat belajar, suasana di kelas tidak membosankan, siswa sangat setuju bila pembelajaran menggunakan media ini, dan membantu guru menjalaskan dengan mudah dan efisien.

Rata – rata penilian dari semua aspek sebesar 86 % presentase ini termasuk dalam kriteria sangat layak sesuai kriteria dalam tabel deskriptif presetase kelayakan CD pembelajaran interaktif berbasis inkuiri pada materi pencemran lingkungan di SMA N 1 Gondang. Selian uji coba skla kecil dilakukan juga uji coba soal kuis pada kleas XI IPA 1. Kualitas soal dianalisis dengan program microsof excel . Soal yang digunakan adalah soal yang memenuhi persyaratan validitas, reabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda.

4.1.7 Revisi II

Revisi produk II dilakukan berdasarkan hasil tanggapan siswa uji coba produk skala kecil. Sebagian besar siswa menilai bahwa CD pembelajaran interaktif berasis inkuiri pada materi pencemaran lingkungan di SMA N 1 Gondang yang diuji cobakan sudah sangat layak digunkan pada pembelajaran biologi, terutama pada materi pencemaran ligkungan. Meskipun CD pembelajaran interaktif berbasis inkuiri pada materi pencemaran lingkungan di SMA N 1 Gondang sudah dinilai sangat layak oleh siswa berdasakan uji coba skala kecil pada Lampiran 18 halaman 156, namun masih ada yang perlu ditambahkan


(71)

glosarium dalam media yang perlu diganti dan ditambahkan supaya lebih lengkap dan jelas sehingga bisa digunakan dlam uji skala besar.

Gambar 9. Tampilan menu glosarium CD pembelajaran interaktif berbasis inkuiri pada materi Pencemaran Lingkungan di SMA Gondang sesudah direvisi.

4.2 Efektivitas Pengembangan CD pembelajaran interaktif berbasis inkuiri

Hasil belajar siswa menggunakan CD pembelajaran interaktif berbasis inkuiri pada materi pencemaran lingkungan di SMA N 1 Gondang dikatakan efektif apabila produk yang dikembangkan masuk kategori layak dan hasil belajar siswa meningkat 85% atau memperoleh nilai ≥ 75% dalam pembelajaran.

4.2.1 Uji Coba Skala Besar 4.2.1.1 Hasil Belajar


(72)

Hasil belajar siswa dapat dari nilai pre test dan post test. Nilai ini siswa yang diperoleh merupakan nilai yang diperoleh setelah melakukan pembelajaran dengan menggunakan CD pembelajaran interaktif berbasis inkuiri pada materi pencemaran lingkungan di SMA N 1 Gondang. Hasil analisis terhadap hasil belajar disajikan pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4. Hasil belajar siswa pada pembelajaran menggunakan CD pembelajaran interaktif berbasis inkuiri pada materi pencemaran lingkungan di SMA N 1 Gondang.

*Data lengkap pada Lampiran 10 halaman 121

Berdasarkan analaisis data hasil belajar siswa (Tabel 4.4.) diketahui bahwa media pada materi pencemaran lingkungan sudah terpenuhi atau bisa dikatakan memengaruhi hasil belajar siswa. CD pembelajaran interaktif berbasis inkuiri pada materi pencemaran lingkungan mampu membuat siswa memahami konsep materi pencemaran lingkungan dengan baik karena disertai gambar–gambar, video, materi yang lengkap, serta mengasah pemahaman siswa dengan kuis. Ketuntasan klasikal kelas X 6 mencapai 100%

Namun dari hasil belajar siswa tersebut terdapat 1 siswa yang memiliki kriteria ketuntasan minimal. Belum tuntasnya hasil belajar siswa dalam penelitian ini kemungkinan dikarenakan kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan dalam

No Data Kelas X 6

1 Nilai tertinggi 90

2 Nilai terendah 75

3 Rata – rata nilai 82

4 Jumlah siswa tuntas 32


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

Lampiran 30


(6)

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BABALAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

0 3 21

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN UNTUK SISWA KELAS X SMA

8 28 195

PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI BERBASIS GUIDED INQUIRY UNTUK MEMBERDAYAKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS X PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN SMA NEGERI 1 NGEMPLAK BOYOLALI.

1 1 20

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PREDICT, PLANNING, OBSERVE, EKSPLAIN,WRITE (P20E) PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN KELAS X SMA NEGERI 7 SURAKARTA.

0 0 18

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN UNTUK MEMBERDAYAKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 NGEMPLAK.

0 0 19

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS PENDEKATAN INQUIRY PADA MATERI GEOMETRI UNTUK KELAS X SMA.

0 3 12

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS GROUP DISCOVERY LEARNING (GDL) PADA MATERI PROTISTA KELAS X SMA NEGERI KARANGPANDAN | Febriana | Inkuiri 7755 16277 1 SM

0 0 12

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PREDICT, PLANNING, OBSERVE, EXPLAIN, WRITE (P2OEW) PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN KELAS X SMA NEGERI 7 SURAKARTA | Pratiwi | Inkuiri 7836 16411 1 SM

0 0 9

RESPON SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN DI KELAS X SMA ARTIKEL PENELITIAN

0 0 8

PENGEMBANGAN CD INTERAKTIF DENGAN MODEL ADDIE MATERI STATISTIKA KELAS X SMA NEGERI 2 BATANG

0 0 7