hipertensi tersebut dialami pasien. Gejala umum hipertensi seperti sakit kepala, pusing, tinitus, dan pingsan, hampir sama dengan kebanyakan orang yang
normotensi. Kerusakan organ seperti jantung, otak, dan ginjal, berkaitan dengan derajat keparahan hipertensi.
3
Hipertensi sekunder merupakan 5 kasus hipertensi yang sudah diketahui penyebabnya. Penyebabnya dapat berupa penyakit parenkim ginjal, renovaskular,
endokrin, sindrom cushing, feokromositoma, koarktasio aorta, kaitan dengan kehamilan, dan penggunaan pil kontrasepsi oral.
3
2.1.3 Diagnosis
Semua pasien yang dicurigai menderita hipertensi atau pasien yang sudah pasti hipertensi, harus dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang menyeluruh
termasuk pemeriksaan tekanan darah. Beberapa pemeriksaan penunjang rutin yang perlu dilakukan adalah tes urinalisis untuk menunjukkan penyakit ginjal baik
sebagai penyebab atau disebabkan oleh hipertensi atau dapat dianggap hipertensi adrenal, tes glukosa darah untuk menyingkirkan diabetes atau intoleransi glukosa,
tes kolesterol HDL dan kolesterol total serum untuk membantu memperkirakan resiko kardiovaskular, dan tes elektrokardiograf untuk menetapkan ada tidaknya
hipertrofi ventrikel kiri. Beberapa pasien akan memerlukan pemeriksaan penunjang yang lebih kompleks dan dirujuk ke spesialis, seperti pasien dengan hipertensi
dipercepat, dugaan hipertensi sekunder, masalah terapi atau kegagalannya, dan keadaan khusus misalnya kehamilan.
3
2.1.4 Penatalaksanaan Semua pasien dengan riwayat hipertensi atau pasien yang masih dalam tahap
prehipertensi perlu dinasehati mengenai perubahan gaya hidup, seperti menurunkan berat badan, asupan lemak dan garam, banyak makan buah serta sayuran, tidak
merokok, dan berolahraga teratur. Hal ini terbukti dapat menurunkan tekanan darah dan dapat menurunkan penggunaan obat-obatan. Namun ketika modifikasi gaya
hidup dirasa kurang adekuat atau pada pasien hipertensi tingkat 1 dan 2, maka
Universitas Sumatera Utara
penggunaan obat-obatan dianjurkan. Sejak lama penelitian telah dilakukan untuk menilai manfaat terapi dan karenanya sebagian besar data yang ada berkaitan dengan
penggunaan obat antihipertensi, terutama thiazide diuretics, angiotensin-konversi penghambat enzim ACEI, angiotensive receptor blockers ARB, beta blockers
BBs, dan calcium channel blockers CCB.
5
Pemberian obat dapat dalam bentuk tunggal atau kombinasi dari dua jenis obat tergantung kebutuhan pasien.
4
2.1.5 Komplikasi Oral Pasien yang Mengonsumsi Obat Antihipertensi