rata 0,1411 mlmenit dan simpangan baku sebesar 0,02908. Laju aliran saliva sesudah distimulasi memiliki nilai tertinggi 0,42 mlmenit dan nilai terendah 0,11
mlmenit dengan rata-rata 0,2277 mlmenit dan simpangan baku sebesar 0,05347. Secara umum dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan laju aliran saliva
sesudah distimulasi.
4.2 Analisis Data Bivarian
Sebelum dilakukan analisis data dengan menggunakan uji T berpasangan, terlebih dahulu diuji apakah kedua data tersebut terdistribusi normal atau tidak. Uji
statistik yang digunakan adalah Kolmogorov-Smirnov. Oleh karena nilai p pada uji normalitas untuk data laju aliran saliva sebelum dan sesudah berkumur dengan
larutan baking soda 0,05 0,073 dan 0,087 maka dapat disimpulkan bahwa kedua data terdistribusi secara normal. Hasil uji ini menunjukkan bahwa data dapat diuji
dengan menggunakan statistik parametrik, yaitu uji T berpasangan paired T test.
Tabel 4. Analisis Hasil Pengukuran Laju Aliran Saliva Sebelum dan Sesudah Berkumur dengan Larutan Baking soda pada Penderita Hipertensi dengan
Xerostomia di RSUP Haji Adam Malik Medan dengan Menggunakan Uji T Berpasangan
Perlakuan Rata-rata Aliran Saliva
P
Sebelum distimulasi 0,1411
0,001 Sesudah distimulasi
0,2277 Berdasarkan hasil pada tabel 4 di atas dapat dilihat bahwa nilai P dari hasil
uji T berpasangan adalah 0,001 atau dengan kata lain nilai P 0,05. Hal ini berarti selisih laju aliran saliva sebelum dan sesudah berkumur dengan larutan baking soda
tidak sama dengan nol atau terdapat perbedaan laju aliran saliva sebelum dan sesudah berkumur dengan larutan baking soda. Dengan kata lain, terjadi
peningkatan yang signifikan pada laju aliran saliva setelah berkumur dengan larutan baking soda.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN
Penduduk dewasa 10-30 di hampir semua negara mengalami penyakit hipertensi dan 50-60 dari penduduk dewasa tersebut adalah mayoritas utama yang
status kesehatannya akan menjadi lebih baik bila tekanan darahnya dapat di kontrol.
29
Hipertensi sering dijumpai pada pasien yang berumur 50 tahun ke atas. Prevalensi hipertensi meningkat sesuai dengan bertambahnya umur, seperti yang
disebutkan dari sebuah penelitian bahwa lebih dari setengah penduduk Amerika Serikat yang berumur 65 tahun mengalami hipertensi.
1
Sejak lama penelitian telah dilakukan untuk menilai manfaat terapi dalam penatalaksanaan hipertensi dan
sebagian besar data yang ada berkaitan dengan obat antihipertensi.
3
Pada penelitian ini dapat dilihat bahwa pasien hipertensi dengan jenis kelamin laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan pasien dengan jenis kelamin
perempuan. Hal ini disebabkan karena banyak diantara pasien hipertensi perempuan yang berobat di Poli Penyakit Dalam RSUP H. Adam Malik sudah mengalami
menopause, sehingga tidak dapat diikutsertakan sebagai subjek penelitian. Hal ini sesuai dengan literatur yang menyebutkan bahwa hipertensi lebih jarang di temukan
pada perempuan di usia pra-menopause dibanding laki-laki di usia yang sama. Hal ini menunjukkan adanya hubungan pola hidup yang biasa diterapkan oleh laki-laki
dengan faktor penyebab hipertensi seperti merokok, mengonsumsi kafein, atau meminum minuman beralkohol.
3
Pada penelitian ini pasien hipertensi lebih banyak terdapat pada kelompok umur 45-54 tahun dibandingkan dengan kelompok umur 55-64 tahun atau kelompok
umur ≥ 65 tahun. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat, dimana disebutkan bahwa prevalensi hipertensi meningkat sesuai dengan
bertambahnya umur.
1
Sebagian besar pasien hipertensi yang berumur lebih dari 55 tahun yang berobat di Poli Penyakit Dalam RSUP H. Adam Malik tidak termasuk ke
Universitas Sumatera Utara