Pencairan Kelas Pengenalan Diri

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II 15 masing-masing orang memperkenalkan teman yang memiliki sifatciri yang sama. Hal ini dilakukan sampai semua peserta mengenal dan diperkenalkan oleh orang lain; • Apabila masih belum menghafal nama teman- temannya atau belum mengenal dengan baik, simulasi ini bisa dilanjutkan dengan simulasi “Zip Zap”; • Selanjutnya proses kegiatan ini pada prinsipnya mengenal orang lain dalam kelompok, agar bisa bekerjasama secara efektif dan bahkan sinergis.

B. Naskah Pegangan

Dalam suatu kelompok dimana anggotanya baru untuk pertama kalinya bertemu dan belum saling mengenal satu sama lain, pikiran mereka akan terpusat pada pertanyaan-pertanyaan berikut. Siapakah orang lain disini? Apakah mereka dapat dipercaya? Dari manakah mereka? Siapa namanya? Datang dari mana? Berapa umurnya? Dan berbagai pertanyaan akan berkecamuk dalam pikiran mereka. Proses ini biasanya menyerap tenaga peserta yang akan berpengaruh dalam proses pembelajaran dan kerjasama di antara peserta. Setiap kali kita bertemu dengan orang yang baru kita kenal, maka kesan pertama kita akan orang tersebut banyak dipengaruhi oleh penampilan, cara ia berbicara, tertawa, berpakaian dan sebagainya. Biasanya kesannya bisa positif dan bisa negatif atas orang lain. Dan itu berpengaruh terhadap sikap dan pandangan kita terhadap yang bersangkutan. Oleh karena 16 Dinamika Kelompok itu, diperlukan beberapa waktu untuk membuktikan apakah kesan atau pandangan kita itu benar. Semakin baik peserta saling mengenal, semakin kompak mereka dan semakin efektif proses kerjasama dan proses pembelajaran yang terjadi. Adapun langkah-langkah dalam membina kekompakan tersebut dan peserta siap untuk memulai proses pembelajaran, sebagai berikut:

1. Pencairan Kelas

Kegiatan awal yang perlu dilakukan adalah pencairan kelas atau bina suasana. Kegiatan dimaksudkan untuk memper- siapkan peserta memulai pelajaran. Disini dimaksudkan untuk mencairkan suasana agar hubungan antar peserta dan peserta dengan fasilitator terbina dengan baik, sehingga siap untuk belajar. Dengan bina suasana ini dimaksudkan untuk menciptakan suasana aman dan penuh kepercayaan diantara peserta dan widyaiswara. Dengan merasa senang, bebas dari tekanan fisik maupun mental emosional, memungkinkan peserta belajar lebih efektif dan menyerap serta mengingat sejumlah besar materi dengan baik. Mengapa demikian? Karena dalam keadaan seperti ini, peserta bisa memanfaatkan seluruh potensi otaknya. Kuncinya adalah membangun ikatan emosional dengan menciptakan kesenangan dalam belajar, menjalin hubungan dan menyingkirkan segala macam ancaman. Proses belajar dapat diibaratkan sebuah mobil, akan dapat melaju dengan semua silinder, jika dimulai dari gigi pertama menyingkirkan ancaman dan berusaha masuk ke kondisi Higher Order Thinking Skills Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II 17 HOTS,Quantum Teaching, Bobby DePorter dkk atau Keterampilan Berpikir Orde Tinggi. Ini tidak akan dapat dicapai dalam suasana penuh tekanan fisik dan emosional, karena ketika otak menerima ancaman atau tekanan, kapasitas saraf untuk berpikir rasional mengecil. Otak dibajak secara emosional Goleman, 1995 menjadi mode bertempur atau kabur dan beroperasi pada tingkat bertahan hidup. Oleh karena itu, bina suasana atau pencairan kelas adalah sesuatu yang mutlak diperlukan agar proses pembelajaran berjalan secara efektif.

2. Pengenalan Diri

Agar dapat mengembangkan diri, setiap orang hendaknya mengenal dirinya dengan baik, mengenal potensi-potensi yang dimilikinya, baik potensi yang positif maupun potensi yang negatif. Dengan mengetahui potensi yang positif akan diketahui apa yang harus dikembangkan atau dioptimalkan dan yang negatif akan dihilangkan atau paling tidak dikurangi. Dengan mengenal diri secara lebih baik, peserta dapat memahami dengan jelas apa faktor-faktor yang menunjang keberhasilan-keberhasilan dan faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan-kegagalan yang pernah dialami. Dengan mengenal dirinya secara lebih baik peserta mengetahui apa yang ingin dicapai atau dicita-citakan, sehingga dapat menetapkan tujuan hidupnya secara lebih realistis. Penetapan tujuan ini akan mendorong atau memotivasi seseorang berbuat lebih baik lagi. Dengan jelasnya tujuan yang ingin dicapai seseorang akan jelas 18 Dinamika Kelompok hendak melangkah kemana. Tanpa tujuan yang jelas, seseorang juga tidak akan jelas akan melangkah kemana. Bagaimana dengan Saudara peserta prajabatan?

3. Mengenal Orang lain