Teknik Analisis Data METODE PENELITIAN

1. Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data atau informasi yang menyangkut masalah yang akan diteliti melalui penelaahan buku, jurnal dan karya tulis lainnya. 2. Studi lapangan, yaitu pengumpulan data atau informasi melalui kegiatan turun ke lokasi penelitian untuk mencari fakta-fakta yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Adapun alat-alat yang digunakan dalam rangka studi lapangan ini, yaitu : a. Observasi, yaitu pengamatan terhadap objek dan fenomena yang berkaitan dengan penelitian. b. Wawancara, yaitu percakapan atau tanya jawab yang dilakukan pengumpul data dengan responden sehingga responden memberikan data atau informasi yang diperlukan dalam penelitian. c. Penyebaran kuesioner, yaitu kegiatan mengumpulkan data dengan responden sehingga peneliti memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian.

3.5. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif yaitu dengan menjabarkan hasil penelitian sebagaimana adanya dengan tahap-tahap sebagai berikut : 1. Editing, yaitu dengan meneliti data-data yang di peroleh dari penelitian. 2. Koding, yaitu mengklarifikasi jawaban-jawaban menurut macamnya. Universitas Sumatera Utara 3. Membuat kategori untuk mengklarifikasi agar data mudah dianalisi dan disimpulkan serta untuk menjawab masalah yang ditemukan dalam penelitian sehingga jawaban yang beraneka ragam dapat disingkat. 4. Menghitung frekuensi yaitu dengan menghitung besar frekuensi data pada masing-masing kategori. Untuk memperoleh hasil yang lebih akurat dan tegas, maka data tentang evaluasi pelaksanaan program beras untuk keluarga miskin yang disajikan dalam bentuk tabel tunggal kemudian dianalisis dengan menggunakan skala likert. Dalam hal ini penulis menetapkan skoring data dengan kategori sebagai berikut: 1. Nilai -1 sampai dengan -0,33 : Pelaksanaan Buruk 2. Nilai -0,33 sampai dengan 0,33 : Pelaksanaan Biasa Saja Netral 3. Nilai 0,33 sampai dengan 1 : Pelaksanaan Baik Dalam rangka menarik kesimpulan secara akurat tentang bagaimana evaluasi program beras untuk keluarga miskin di Kelurahan Kisaran Baru Kecamatan Kisaran Barat Kabupaten Asahan ditentukan interval berdasarkan tiga kelas yang sudah dikemukakan sebagai skala pengukuran, yakni: Nilai Tertinggi – Nilai Terendah Interval i = Jumlah Kelas 1 – -1 i = 3 = 0,66 Dengan demikian Kuantifikasi data kualitatif melalui skala likert menggunakan kriteria sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 1. Nilai -1 sampai dengan -0,33 : Pelaksamaam buruk 2. Nilai -0,33 sampai dengan 0,33 : Pelaksanaan Biasa Saja netral 3. Nilai 0,33 sampai dengan 1 :Pelaksanaan Baik Universitas Sumatera Utara

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1. Sejarah

Perjalanan Sultan Aceh “Sultan Iskandar Muda” ke Johor dan Malaka pada tahun 1912 dapat dikatakan sebagai awal dari Sejarah Asahan. Dalam perjalanan tersebut, rombongan Sultan Iskandar Muda beristirahat di kawasan sebuah hulu sungai, yang kemudian dinamakan ASAHAN. Perjalanan dilanjutkan ke sebuah “Tanjung” yang merupakan pertemuan antara sungai Asahan dengan sungai Silau, kemudian bertemu dengan Raja Simargolang. Di tempat itu juga, Sultan Iskandar Muda mendirikan sebuah pelataran sebagai “Balai” untuk tempat menghadap, yang kemudian berkembang menjadi perkampungan. Perkembangan daerah ini cukup pesat sebagai pusat pertemuan perdagangan dari Aceh dan Malaka, sekarang ini dikenal dengan “Tanjung Balai”. Dari hasil perkawinan Sultan Iskandar Muda dengan salah seorang puteri Raja Simargolang lahirlah seorang putera yang bernama Abdul Jalil yang menjadi cikal bakal dari kesultanan Asahan. Abdul Jalil dinobatkan menjadi Sultan Asahan I. Pemerintahan kesultanan Asahan dimulai tahun 1630 yaitu sejak dilantiknya Sultan Asahan yang I s.d. XI. Selain itu di daerah Asahan, pemerintahan juga dilaksanakan oleh datuk-datuk di Wilayah Batu Bara dan ada kemungkinan kerajaan-kerajaan kecil lainnya. Tanggal 22 September 1865, kesultanan Asahan berhasil dikuasai Belanda. Sejak itu, kekuasaan pemerintahan dipegang oleh Belanda. Kekuasaan pemerintahan Belanda di AsahanTanjung Balai dipimpin oleh seorang Kontroler, yang diperkuat dengan Gouverments Besluit tanggal 30 September 1867, Nomor 2 tentang pembentukan Afdeling Asahan yang Universitas Sumatera Utara