faktor yang digunakan dan bekerja dalam upaya mendapatkan pencaharian itu.
2. Angka ketergantungan penduduk. Secara teoritis memang dikenal
banyak sumber pendapatan, seperti hasil usaha atau keuntungan, upah, bunga tabungan dan lain-lain. Angka ketergantungan tentu sangat
berbeda pada negara yang surplus dan minus lapangan dan kesempatan kerja. Tingginya angka ketergantungan di Indonesia
sangat nyata, dimana bekerja di negara lain saat ini menjadi alternatif. 3.
Kekurangan gizi. Pendapatan merupakan unsur yang secara langsung dapat digunakan sebagai alat memenuhi kebutuhan agar seseorang itu
dapat hidup secara layak. 4.
Pendidikan yang rendah. Di era modern ini, pendidikan di anggap sebagai sesuatu yang penting. Pendidikan bahkan telah dianggap
sebagai indikator utama kedudukan dalam masyarakat Siagian, 2012: 16-19.
2.4.4. Ciri-Ciri Kemiskinan
Suatu studi menunjukkan ada 5 lima ciri-ciri kemiskinana, yaitu : 1.
Mereka yang hidup dibawah kemiskinan pada umumnya tidak memiliki faktor produksi sendiri, seperti tanah yang cukup luas,
modal yang memadai, ataupun keterampilan yang memadai untuk melakukan suatu aktivitas ekonomi sesuai dengan mata
pencahariannya. 2.
Mereka pada umumnya tidak mempunyai kemungkinan atau peluang untuk memperoleh asset produksi dengan kekuatan sendiri.
Universitas Sumatera Utara
3. Tingkat pendidikan pada umumnya rendah, misalnya tidak sampai
tamat SD, atau hanya tamat SD. Kondisi seperti inilah yang akan berpengaruh terhadap wawasan mereka.
4. Pada umumnya mereka masuk ke dalam kelompok penduduk dengan
kategori setengah menganggur. Pendidikan dan keterampilan yang sangat rendah mengakibatkan akses masyarakat miskin ke dalam
berbagai sektor formal bagaikan tertutup rapat. 5.
Banyak diantara mereka yang hidup dikota masih berusia muda, tetapi tidak memiliki keterampilan atau pendidikan yang memadai.
Sementara itu kota tidak siap menampung gerak urbanisasi dari desa yang makin deras. Artinya, laju investasi diperkotaan tidak sebanding
dengan laju pertumbuhan tenaga kerja sebagai akibat langsung dari derasnya arus urbanisasi Siagian, 2012: 20-23.
Identik dengan ciri-ciri kemiskinan sebagaimana telah dikemukan, Emil Salim mengemukakan 5 karakteristik kemiskinan, yaitu
1. Penduduk miskin pada umumnya tidak memiliki faktor-faktoe sendiri.
2. Penduduk miskin pada umumnya juga tidak mempunyai kemungkinan
untuk memperoleh asset produksi jika dengan kekuatan sendiri. 3.
Penduduk miskin pada umumnya memliki tingkat pendidikan yang rendah.
4. Banyak diantara penduduk miskin tidak mempunyai fasilitas sehingga
hidupnya tidak layak. 5.
Diantara penduduk miskin terdapat kelompok denga usia relatif muda dan tidak mempunyai keterampilan atau pendidikan yang memadai
Salim, 1972.
Universitas Sumatera Utara
2.4.5. Keluarga Miskin
Menurut Ajit Ghose dan Kcit Griffin bahwa kemiskinan berarti kelaparan, kekurangan gizi, ditambah pakaian dan perubahan yang memadai, tingkat pendidikan
yang rendah, tidak ada atau sedikit sekali kesempatan untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang elementer. Pada dasarnya orang-orang atau penduduk perkotaan yang
mengalami kemiskinan menurut Emil Salim 1980 aktor kemiskinan atau mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan memiliki beberapa ciri :
1. Mereka umumnya tidak memiliki faktor produksi modal, atau keterampilan
sehingga kemampuan memperoleh pendapatan menjadi sangat terbatas. 2.
Tingkat pendidikan mereka rendah, tidak sampai mengenyam tingkat sekolah dasar. Waktu mereka tersisa habis untuk mencari nafkah, termasuk anak-anak
dari mereka yang miskin tidak dapat menyelesaikan sekolah, karena harus mencari tambahan penghasilan atau menjaga adik-adiknya di rumah,
sehingga secara umum turun-temurun mereka terjerat dalam keterbelakangan di bawah garis kemiskinan ini.
3. Banyak di antara mereka yang hidup di kota masih berusia muda dan tidak
mempunyai keterampilan skill atau pendidikan, sehingga kota di banyak negara sedang berkembang tidak siap menampung gerak urbanisasi-
urbanisasi tersebut. Ketiga ciri yang dikemukakan oleh Emil Salim tersebut mengindikasikan
ketidakberdayaan seseorang atau aktor yang hidup di bawah garis kemiskinan. Dengan demikian parameter yang dapat dijadikan sebagai landasan adalah mereka
hidup dalam struktur dan kultur yang senantiasa telah diwariskan dari satu generasi ke generasi penerusnya Sismudjito dalam Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial
2004:136-138.
Universitas Sumatera Utara
Kriteria Rumah Tangga Miskin menurut Badan Pusat Statistika yaitu : 1.
Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 meter per orang. 2.
Jenis lantai bangunan tempat tinggal terbuat dari tanah bambu kayu murahan.
3. Jenis dinding bangunan tempat tinggal terbuat dari bambu rumbia
kayu berkualitas rendah tembok tanpa di plester. 4.
Tidak mempunyai fasilitas tempat buang air besar bersama-sama dengan rumah tangga lain.
5. Sumber penerangan rumah tangga bukan listrik.
6. Sumber air minum diambil dari sumur mata air tidak terlindungi
sungai air hujan. 7.
Tidak pernah mengkonsumsi daging susu ayam per minggu atau hanya dalam satu kali seminggu.
8. Tidak pernah membeli pakaian baru untuk setiap RT dalam setahun
atau tidak pernah membelihanya satu stel dalam setahun. 9.
Makanan dalam sehari untuk setiap RT hanya sekali makan dua kali makan dalam sehari.
10. Tidak mampu membayar untuk berobat ke puskesmas poliklinik
untuk berobat. 11.
Lapangan pekerjaan utama kepala rumah tangga; Petani dengan luas tanah 0,5 haburuh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan,
atau pekerjaan lainnya dengan berpendapatan dibawah Rp 600.000bulan.
12. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga keluarga tidak sekolah
tidak tamat SD hanya tamat SD.
Universitas Sumatera Utara
13. Kepemilikan aset tabungan tidak punya tabungan barang yang
mudah dijual minimal Rp 500.000 seperti sepeda motor, emas, ternak, kapal, atau barang modal lainnya.
Adapun yang menjadi karakteristik penduduk miskin menurut LP3S adalah :
1. Penduduk miskin pada umumnya tidak memiliki faktor produksi sendiri.
2. Tidak mempunyai kemungkinan untuk memperoleh aset produksi dengan
kekuatan sendiri. 3.
Tingkat pendidikan umumnya rendah. 4.
Banyak diantara mereka yang tidak mempunyai fasilitas. 5.
Diantara mereka berusia relatif muda dan tidak mempunyai keterampilan atau pendidikan yang memadai.
6. Makan dua atau sekali tetapi jarang makan telor dan daging makanan
bergizi. 7.
Tidak bisa berobat ketika sakit. 8.
Memiliki banyak anak atau satu rumah dihuni banyak keluarga atau dipimpin kepala keluarga perempuan.
Keluarga dirumuskan sebagai unit masyarakat kecil yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Pengertian keluarga dapat dilihat dalam arti sempit dan luas. Keluarga
dalam arti sempit didefenisikan sebagai kelompok yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang belum dewasa belum kawin. Sedangkan, defenisi keluarga dalam arti luas
adalah satuan keluarga yang meliputi lebih dari satu generasi dan suatu lingkungan keluarga yang luas daripada ayah, ibu, dan anak-anaknya. Jadi yang dimaksud
dengan keluarga miskin adalah suatu unit masyarakat yang terkecil yang mempunyai hubungan biologis yang hidup dan tinggal dalam satu rumah yang standar
Universitas Sumatera Utara
ekonominya lemah atau tingkat pendapatannya relatif kurang untuk memenuhi kebutuhan pokok dasar seperti sandang, pangan dan papan.
2.5. Program Beras Untuk Keluarga Miskin