Analisis Statik Teori Perdagangan Internasional

Qxt = Qt - Ct - St-1 …………………………………………………….…. 2.1 dimana : Qxt : Jumlah ekspor pada tahun ke-t Qt : Jumlah produksi domestik pada tahun ke-t Ct : Jumlah konsumsi domestik pada tahun ke-t St-1 : Jumlah stok awal tahun ke-t atau akhir tahun lalu tahun ke t-1

2.4.5 Analisis Statik

Teori ini mengatakan bahwa “ Negara sedang berkembang LDC hanya sedikit sekali mendapat manfaat dan dapat dirugikan dengan adanya integrasi”.Ada enam indikator untuk melihat besarnya dampak dari integrasi yaitu : a besarnya kawasan integrasi dan kontribusi awal dari perdagangan dalam integrasi tersebut. b tingkat tarif c tingkat awal pertumbuhanpembangunan ekonomi masing-masing negara yang terlibat dalam integrasi misalnya pendapatan per kapita. d struktur komoditas yang diperdagangkan dalam kawasan integrasi e potensi “intra-industry” f ongkos angkut dan kendala alam yang lain.

2.4.6 Teori Perdagangan Internasional

Dilihat dari segi permintaan, kegiatan ekspor diasumsikan sebagai fungsi permintaan pasar internsional terhadap suatu komoditi yang dihasilkan oleh suatu Universitas Sumatera Utara negara, sedangkan kegiatan impor diasumsikan sebagai fungsi permintaan suatu negara terhadap suatu komoditi dari pasar internasional. Pada dasarnya beberapa faktor yang mendorong timbulnya perdagangan internasional suatu negara dari negara lainnya bersumber dari keinginan memperluas pasaran komoditi ekspor, memperbesar penerimaan devisa bagi kegiatan pembangunan adanya perbedaan penawaran dan permintaan antar negara,serta akibat adanya perbedaan biaya relatif dalam menghasilkan komoditi tertentu Salvatore, 1997. Gambar 1. Kurva Perdagangan Internasional Gambar 2 memperlihatkan sebelum terjadinya perdagangan internasional harga di Indonesia sebesar PI sedangkan di Uni Eropa sebesar PU. Penawaran di pasar internasional akan terjadi jika harga internasional lebih tinggi dari PI sedangkan permintaan di pasar internasional akan terjadi jika harga internasional lebih rendah dari PU. Pada saat harga internasional sama dengan PI atau PU maka tidak terjadi perdagangan internasional. Apabila harga internasional lebih besar dari PI maka terjadi excess supply ES di Indonesia dan apabila harga internasional lebih rendah dai PU maka terjadi excess demand ED di Uni Eropa. Dengan demikian, Universitas Sumatera Utara dari keseimbangan di Indonesia dan keseimbangan di Uni Eropa akan terbentuk kurva ES dan ED di pasar internasional, dimana perpotongan antara kurva ES dan ED akan menentukan harga yang terjadi di pasar internasional yaitu sebesar P.

2.5 Kerangka Pemikiran