bahwa Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Jawa Timur dari tahun 1980-2010 selalu mengalami peningkatan jumlah penduduk. Sedangkan daerah yang yang memiliki
jumlah penduduk yang paling sedikit adalah Provinsi Papua Barat, pada tahun 2010 jumlah penduduknya hanya 760.422 jiwa.
4.6 Perkembangan Tanaman Karet Alam Indonesia
Tanaman karet alam tersebar di wilayah Indonesia khususnya Provinsi Sumatera Utara sebagai salah satu sentra produksi karet alam kedua setelah Sumatera
Selatan. Perkembangan tanaman karet alam di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Perkembangan Luas Lahan, Produksi Dan Produktivitas Karet Alam Di Indonesia tahun 2002-2013
tahun Luas lahan
ha Produksi
ton Produktivitas
tonha
1996 3.518.441
- 1.574.026
- 0,44
1997 3.474.402
-1,25 1.552.585
-1,3 0,44
1998 3.607.295
3,8 1.661.898
7,0 0,46
1999 3.595.060
-0,3 1.604.359
-3,4 0,44
2000 3.372.421
-6,1 1.501.428
-6,4 0,44
2001 3.344.767
-0,8 1.607.461
7,0 0,48
2002 3.318.359
-0,7 1.630.359
1,4 2,03
2003 3.290.112
-0,8 1.792.348
9,9 1,83
2004 3.262.268
-0,8 2.065.810
15,2 1,57
2005 3.279.391
0,5 2.270.891
9,9 1,44
2006 3.346.427
2,0 2.637.231
16,1 1,26
2007 3.413.718
2,0 2.775.172
4,4 1,23
2008 3.469.960
-1,6 2.921.873
6,0 1,18
2009 3.435.270
-0,9 2.440.347
11,0 1,40
2010 3.445.415
0,2 2.734.854
12,0 1,25
2011 3.456.128
0,3 2.990.184
9,3 1,15
2012 3.484.073
0,8 3.040.376
1,6 1,14
2013 3.492.024
0,2 3.180.297
4,6 1,09
Sumber : Badan Pusat Statistik Indonesia
Universitas Sumatera Utara
Untuk lebih jelas lagi perkembangan volume dan nilai ekspor karet alam bentuk smoked sheet dapat pada gambar berikut ini.
Gambar 3. Perkembangan Luas Lahan dan Produksi Karet Alam Indonesia
Dari Tabel 6 dan Gambar 3. dapat dilihat bahwa dari mulai tahun 1996 sampai tahun 2004 atau sebelum pemberlakuan ACFTA ASEAN-China Free Trade
Area luas lahan dan produksi karet alam Indonesia cenderung mengalami penurunan, sedangkan pada tahun 2005 sampai 2013 atau sesudah pemberlakuan
ACFTA ASEAN-China Free Trade Area luas lahan dan produksi Indonesia cenderung mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan oleh tingginya permintaan
atau konsumsi karet alam dunia seiring dengan meningkatnya industri otomotif sekitar 70 karet digunakan untuk industri ini untuk pembuatan ban dan aksesoris
otomotif, kemudian 30 lagi digunakan untuk industri mainan anak-anak dan alat kesehatan dll. Disamping itu tingginya permintaan karet ala mini tidak luput dari
diversifikasi produk yang dilakukan Indonesia untuk peningkatan mutu dan
500000 1000000
1500000 2000000
2500000 3000000
3500000 4000000
Luas lahan ha Produksi ton
Universitas Sumatera Utara
peningkatan karet alam yang tinggi ini juga dikarenakan oleh kebijakan kerjasama antara Indonesia dengan negara-negara lain di dunia, contohnya adalah kerjasama
ACFTA ASEAN-China Free Trade Area sehingga membuat jangkauan pasar karet alam Indonesia semakin luas, dan diharapkan terjadi peningkatan volume
ekspor dan nilai ekspor yang berdampak pada harga karet alam yang lebih kompetitif.
4.7 Deskripsi Variabel Yang Diteliti