akibat perubahan patologis nonreversible sehingga membutuhkan suatu pengobatan dalam jangka waktu yang lama.
2.4.2 Fase-fase Penyakit Kronis
Smeltzer Bare 2002, progresi penyakit kronis akan berdampak pada pasien dan keluarga. Fase perjalanan penyakit kronis ini diidentifikasi dalam
sembilan fase yang akan mempengaruhi kehidupan sehari-hari, yaitu fase pre trajectory, trajectory, stabil, tidak stabil, akut, krisis, pulih, penurunan, dan
kematian. Fase pre trajectory merupakan tahapan dimana seorang individu berisiko
terhadap suatu penyakit kronis akibat dari faktor genetik maupun gaya hidup yang meningkatkan kerentanannya terhadap faktor penyakit kronis.
Fase trajectory ini ditandai dengan mulai tampaknya gejala-gejala yang berkaitan dengan penyakit kronis yang diderita, namun pada fase ini masih
dilakukan evaluasi dan pemeriksaan sehingga masih dalam hal ketidakpastian. Fase stabil merupakan fase terkendalinya suatu gejala-gejala yang sudah
tampak dan perjalanan penyakitnya. Fase tidak stabil merupakan kebalikan dari fase stabil, dimana terjadi ketidakstabilan terhadap gejala dari penyakit kronis
tersebut, yang ditandai dengan kekambuhan gejala-gejala maupun progresi penyakit, sehingga mengganggu aktivitas si penderita.
Fase akut memiliki karakteristik gejala yang berat dan tidak dapat pulih sehingga membutuhkan perawatan di rumah sakit. Fase krisis sudah memasuki
situasi krisis yang dapat mengancam keselamatan jiwa sehingga membutuhkan
Universitas Sumatera Utara
pengobatan darurat. Fase pulih adalah pulih kembali pada cara hidup yang dapat diterima dalam batasan yang dibebani oleh penyakit kronis.
Fase penurunan terjadi ketika ketidakmampuan si penderita dalam mengatasi gejala-gejala penyakitnya sementara perjalanan penyakitnya semakin
berkembang. Fase kematian ditandai dengan penurunan fungsi tubuh secara bertahap maupun cepat serta penghentian hubungan individu dengan
kehidupannya.
2.4.3 Penyakit Kronis pada Lansia
Meskipun tidak semua lansia menderita masalah kesehatan, namun dalam pendekatan kelompok, para lansia menunjukkan kecenderungan prevalensi yang
mencolok dalam kaitan gangguan-gangguan yang bersifat kronis. Penyakit yang diderita lansia berdasarkan data dari National Center for
Health Statistic di Amerika Serikat meliputi sinusitis kronik, arthritis, gangguan ortopedik, hipertensi, penyakit jantung, asma, gangguan visual, diabetes, dan
penyakit serebrovaskuler Lueckenotte, 2000.
Berdasarkan The National Old People’s Welfare Council di Inggris, penyakit atau gangguan umum pada lanjut usia ada 12 macam, yakni depresi mental,
gangguan pendengaran, bronkitis kronis, gangguan pada tungkai, gangguan pada sendi panggul, anemia, demensia, gangguan penglihatan, ansietas, dekompensasi
kordis, diabetes mellitus, dan gangguan defekasi Nugroho, 2008. Tujuh golongan penyakit lainnya yang banyak dilaporkan dalam literatur
adalah arthritis, hipertensi, gangguan pendengaran, kelainan jantung, sinusitis kronik, penurunan visus, dan gangguan pada tulang Tamher Noorkasiani,
2009.
Universitas Sumatera Utara
1.1 Latar Belakang