Alur Plot Analisis Peran Tokoh Utama dalam Film Curse of the Golden Flower

27

BAB IV PEMBAHASAN

Bab ini berisi analisis tentang unsur-unsur yang membangun film berdasarkan pendekatan struktural yaitu unsur intrinsik yang meliputi alur plot, latar setting dan tokoh serta unsur ekstrinsik yang meliputi kepribadian kedua tokoh utama yang terdapat pada film Curse of the Golden Flower 2006 karya Zhang Yimou.

4.1 Analisis Peran Tokoh Utama dalam Film Curse of the Golden Flower

Curse of the Golden Flower adalah suatu film yang berlatarkan sejarah Cina yang mempunyai tema perebutan kekuasaan. Pada sub-bab ini Curse of the Golden Flower dianalisis berdasarkan unsur intrinsik yang meliputi alur plot, latar setting dan tokoh. Berikut ini analisis unsur intrinsik dalam film Curse of the Golden Flower .

4.1.1 Alur Plot

Alur ialah rangkaian cerita yang di bentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin sebuah cerita yang di hadirkan oleh para pelaku dalam sebuah cerita Abrams, 1981 :137. Alur berfungsi sebagai suatu kerangka karangan yang dijadikan pedoman dalam mengembangkan keseluruhan isi ceritanya, sedangkan bagi pembaca, pemahaman plot berati juga pemahaman terhadap keseluruhan isi cerita secara runtut dan jelas Aminuddin, 1984 : 98. 28 Alur yang terdapat dalam film Curse of the Golden Flower merupakan alur maju. Adapun alur maju yang terdapat dalam film Curse of the Golden Flower , dari tahapan pertama “awalan” yaitu saat Ratu Phoenix beserta seluruh pegawai istana sedang bersiap-siap menyambut kedatangan Pangeran Jay. Hal ini dapat dilihat pada kutipan film menit ke 00:40-02:50. Seluruh dayang istana sedang bersiap menyambut kedatangan Pangeran Jay. Ketika Ratu Phoenix sedang bersiap-siap Pangeran Yu datang menghampirinya. Pengawal Kerajaan : “Yang Mulia, Pangeran Yu datang” Pangeran Yu : “Ibunda Permaisuri.” Ratu Phoenix : “Apa semua sudah siap?” Pangeran Yu : “Ibunda. Pangeran Jay akan segera kemari.” Ratu Phoenix : “ Apakah dia sudah masuk istana?” Pangeran Yu :“Ananda dengar beliau berhenti di penginapan kerajaan menunggu perintah.” Pada tahap awal pengenalan terdapat konflik, di mana Ratu Phoenix dan Pangeran Wan memiliki hubungan terlarang. Demi mengakhiri hubungan tersebut Pangeran Wan berinisiatif untuk pergi ke Qingzhou. Mendengar hal tersebut hati Ratu Phoenix sangatlah kacau. Ratu Phoenix pun segera menghampiri Pangeran Wan. Hal ini dapat dilihat pada kutipan film menit ke 02:26-04:38. 29 Pangeran Yu : “Pangeran Wan bilang, begitu Ayah tiba ia akan pamit. Ia akan pergi ke Qingzhou.” Mendengar hal tersebut hati Ratu Phoenix sangatlah kacau. Ratu Phoenix pun menghampiri Pangeran Wan. Pengawal Kerajaan : “Yang Mulia Ratu tiba.” Pangeran Yu : “Pangeran Wan.” Pangeran Wan : “Yang Mulia.” Dengan penuh emosi Ratu Phoenix memberikan isyarat kepada Pangeran Yu, pengawal kerajaan dan para dayang untuk meninggalkan mereka berdua. Ratu Phoenix : “Jadi kau akan pergi. Kau takut?” Pangeran Wan : “Kau ibuku, Yang Mulia.” Ratu Phoenix : “Tiga tahun kita berhubungan dekat. Kau yang paling tahu siapa diriku.” Pangeran Wan : “Aku putera pertama Ayah.” Ratu Phoenix mencoba memeluk Pangeran Wan. Namun dengan sigap Pangeran Wan segera menolak. Pangeran Wan : “Ibu.” Ratu Phoenix : “Aku bukan ibumu. Banyak hal bisa berubah.” Pangeran Wan : “Tak ada yang bisa berubah.” Ratu Phoenix : “Tetapi aku akan tetap mencoba.” Pangeran Wan : “Apa yang akan kau lakukan?” Dengan tatapan sinis Ratu Phoenix pergi meninggalkan Pangeran Wan tanpa sepatah kata pun. Pada pertengahan konflik tabib memberitahukan kepada Kaisar Ping atas rencana jahat yang sedang berlangsung. Rencana tersebut ialah membuat 30 Ratu Phoenix mati secara perlahan dengan mencampurkan jamur hitam beracun ke dalam obat yang akan diminum Ratu Phoenix. Adapun hal itu dilakukan agar kekuasaan istana seutuhnya jatuh ke tangan Kaisar Ping. Hal ini dapat dilihat pada kutipan film menit ke 13:22-14:02. Tabib : “Yang Mulia, Permaisuri telah meminum obatnya setiap hari tanpa jeda. Mengikuti petunjuk Baginda, jamur hitam telah ditambahkan oleh puteri hamba sendiri, Chan. Tak seorang pun tahu ramuan baru ini.” Kaisar Ping : “Apa sudah sepuluh hari ?” Tabib : “Tepat sepuluh hari, Baginda.” Puncak konflik tergambar di saat Ratu Phoenix memberitahukan kejadian yang sebenarnya kepada Pangeran Jay. Awalnya Pangeran Jay tidak percaya dengan apa yang dilakukan Kaisar Ping kepada Ratu Phoenix. Ratu Phoenix berniat membalas atas apa yang telah Kaisar Ping lakukan kepadanya. Mendengar hal tersebut Pangeran Jay pun tidak setuju. Hal ini dapat dilihat pada kutipan film menit ke 46:36-49:57. Pengawal Istana : ”Pangeran Jay telah datang ” Ratu Phoenix : ”Tinggalkan kami ” Pangeran Jay : “Ibunda.” Ratu Phoenix : “Aku telah meminum obat dari ayahmu selama sepuluh tahun. Sepuluh hari yang lalu dia tiba-tiba mengganti resepnya dan ramuan baru telah ditambahkan.” 31 Pangeran Jay : “Ibunda menjadi sakit kemarin, apa disebabkan oleh ini? Mengapa Ayahanda tega melakukannya kepada anda?” Ratu Phoenix : “Anakku. Setelah Festival Bunga Krisan akan aku katakan semua kebenarannya. Setiap hari di depan Ayahmu, aku harus berpura-pura tidak tahu. Setiap dua jam aku menelan racun tanpa protes. Tak seorang pun tahu yang akan terjadi. Aku akan mati sesuai dengan rencana Ayahmu. Tapi aku menolak menyerah tanpa perlawanan. Di malam festival aku akan mengakhiri semua ini.” Pangeran Jay : “Apakah saudara saya juga mengetahuinya?” Ratu Phoenix : “Tidak.” Pangeran Jay : “Jika saya tidak kembali, apakah Ibunda akan tetap melakukannya?” Ratu Phoenix : “Iya.” Pangeran Jay : “Lalu mengapa mengatakannya kepada saya?” Ratu Phoenix : “Karena aku ingin kau menjadi raja.” Pangeran Jay : “Apakah Ibunda ingin membunuh Ayahanda?” Ratu Phoenix : “Aku akan memaksanya menyerahkan takhta. Tapi bukan niatku untuk membunuhnya.” Pangeran Jay : “Ibunda. Seorang anak tidak bisa memberontak melawan ayahnya apapun keadaannya. Dia tetap ayah saya dan sekaligus raja.” Ratu Phoenix : “Anakku. Aku tahu ini menempatkanmu dalam posisi serba salah. Kau tak perlu melakukan sesuatu yang tak kau inginkan.” 32 Klimaksnya adalah ketika Kaisar Ping telah mengetahui rencana pembalasan Ratu Phoenix terhadap dirinya dari Pangeran Wan. Rencana pembalasan tersebut diketahui Pangeran Wan dari Chan. Chan memberitahukan bahwa Ratu Phoenix telah memerintahkan kasim penenun untuk menenun sepuluh ribu bunga krisan. Pangeran Wan beranggapan bahwa apa yang telah diperintahkan Ratu Phoenix tersebut adalah suatu pemberontakkan. Hal ini dapat dilihat pada kutipan film menit ke 01:12:12-01:13:31. Pengawal Istana : “Yang Mulia, Pangeran Jay datang” Pangeran Jay : “Ibunda, apa yang terjadi dengan Wan?” Ratu Phoenix : “Dia tahu semuanya.” Pangeran Jay : “Akankah dia memberitahu ayah?” Ratu Phoenix : “Semua bunga krisan sudah siap. Mereka berhak mekar sekali.” Pangeran Jay : “Saya mengerti.” Festival Bunga Krisan pun akan segera berlangsung. Ratu Phoenix membuka mahkotanya lalu menggunakan syal yang bergambarkan bunga krisan di lehernya. Di saat yang bersamaan Pangeran Yu menusuk Pangeran Wan dari belakang dengan menggunakan pedang. Di pekarangan istana Pangeran Jay tengah melakukan aksi pemberontakkan melawan prajurit istana yang berpihak kepada Kaisar Ping. Hal ini dapat dilihat pada kutipan film menit ke 01:22:24-01:24:01 33 Kaisar Ping : “Apa lagi rencana rahasiamu?” Ratu Phoenix : “Kau akan segera mengetahuinya.” Di saat yang bersamaan Pangeran Yu menusuk Pangeran Wan belakang dengan menggunakan pedang. Ratu Phoenix : “Yu” Pangeran Yu : “Ibunda. Kini sekarang di luar kuasamu Kau perempuan zinah yang memalukan. Kau pikir aku tak tahu. Aku tahu apa yang kau dan Jay sedang rencanakan. Aku mendahului rencanamu ” Kaisar Ping : “Apa kau sudah gila?” Pangeran Yu : “Aku tidak gila. Menyerahlah segera dan serahkan takhta” Cerita dalam film ini pun berakhir dengan tragis. Pangeran Wan mati akibat dibunuh oleh Pangeran Yu. Pangeran Yu mati di tangan Kaisar Ping. Pemberontakkan yang direncanakan Ratu Phoenix pun tidak berhasil. Para prajurit yang berpihak kepada Ratu Phoenix mati dengan cara dipenggal kepalanya. Sebagai hukuman terhadap Pangeran Jay yang ikut membantu Ratu Phoenix, Kaisar Ping memerintahkan Pangeran Jay setiap harinya untuk menyajikan sendiri obat yang bercampur racun yang akan diminum oleh Ratu Phoenix. Mendengar hukuman tersebut Pangeran Jay tak tega melakukannya. Pangeran Jay meminta maaf kepada Ratu Phoenix. Lalu Pangeran Jay mengambil pedang dari prajurit istana dan menghunuskannya sendiri ke tubuhnya. Hal ini dapat dilihat pada kutipan film menit ke 01:42:45-01:47:58 34 Kaisar Ping : “Setelah Festival Bunga Krisan, aku akan mengganti putera mahkota dari Wan kepadamu sebagai pewarisku. Sudah pernah kukatakan sebelumnya apa yang tidak kuberikan padamu tak boleh kau mengambilnya dengan paksa. Bendera kerajaan adalah peringatan terakhir kepadamu. Pangeran Jay : “Saya selalu tahu, bahwa ini bukanlah perang yang bisa saya menangkan. Bunuh saya. Lakukan kehendak Ayahanda. Tapi saya ingin Ayahanda tahu, bahwa saya memberontak bukan untuk takhta. Saya melakukan ini untuk Ibunda.” Festival Bunga Krisan pun berlangsung dengan diiringi letusan kembang api beserta nyanyian nan merdu. Dayang Istana : “Sembah sujud hamba pada Permaisuri. Obat Yang Mulia untuk saat ini sudah siap.” Kaisar Ping : “Apa hukumannya untuk pangeran yang memberontak?” Prajurit Istana : “Ditarik terpisah oleh lima kuda, Baginda.” Kaisar Ping : “Anakku. Aku akan mengampunimu, jika kau setuju satu hal. Dari sekarang setiap harinya kau sendiri yang menyajikan obat ibumu.” Pangeran Jay :“Ibunda.Puteramu telah mengecewakanmu. Mohon maafkan aku.” Mendengar hal tersebut Ratu Phoenix merasa kasihan terhadap anaknya. Ratu Phoenix pun menyentuh wajah Pangeran Jay. Tak lama kemudian Pangeran Jay mengambil pedang prajurit istana dan menghunuskannya ke tubuhnya sendiri. 35

4.1.2 Latar Setting