13
2.2.2 Pendekatan Struktural 2.2.2.1 Unsur Intrinsik
Yang dimaksud unsur intrinsik dalam sebuah karya sastra adalah unsur- unsur pembangun karya sastra yang dapat ditemukan dalam teks karya sastra itu,
yang membangun karya sastra tersebut dari dalam. Dalam sebuah karya sastra tentu terdapat unsur-unsur yang membangun
karya sastra tersebut. Unsur-unsur yang membangun yaitu, tema, alur atau plot, latar atau setting, tokoh, sudut pandang. Dari berbagai unsur tersebut penulis
fokus pada satu kesatuan elemen karya sastra yang tidak dapat dipisahkan yaitu alur atau plot, setting atau latar dan tokoh.
1. Alur Plot
Menurut Sundari, dalam Fananie, 2000: 93, alur atau plot merupakan keseluruhan rangkaian peristiwa yang terdapat dalam
cerita. Plot atau alur berfokus pada suatu aksi atau suatu moment. Alur adalah rangkaian cerita yang dibentuk tahapan-tahapan
peristiwa sehingga menjalin sebuah cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita. Ada berbagai pendapat tentang
tahapan-tahapan peristiwa dalam suatu cerita. Pada umumnya alur pada cerita fiksi disusun berdasarkan urutan sebagai berikut:
1.Situation pengarang mulai melukiskan suatu keadaan,
14
2.Generating Circumstance peristiwa yang bersangkut-paut dan mulai bergerak,
3. Ricing Action keadaan mulai memuncak, 4.Climax peristiwa-peristiwa mencapai puncaknya,
5.Denoument pengarang memberikan pemecahan soal dari semua peristiwa.
Namun bukan berarti bahwa suatu cerita harus disusun menurut urutan peristiwa seperti di atas, karena ini hanya merupakan
penjelasan terhadap unsur-unsur yang membangun alur tersebut. Di dalam drama urutan peristiwa dapat di mulai dari mana saja, tidak
harus berawal dari tahap pengenalan tokoh atau latar, dengan kata lain karya sastra drama mengenal alur maju dan alur mundur.
Menurut Nurgiyantoro 1995 : 154 alur maju terjadi apabila peristiwa-peristiwa yang dikisahkan bersifat kronologis berurutan
dari awal sampai akhir. Sedang alur mundur menurut Sudjiman 1988 : 33 ialah urutan peristiwa-peristiwa yang disajikan dalam
karya sastra disela dengan peristiwa yang terjadi sebelumnya disebut sorot balik ini di tampilkan dalam dialog, dalam bentuk
mimpi, atau sebagai lamunan tokoh yang teringat kembali kepada peristiwa masa lalu.
Selain kedua jenis alur ini, dikenal juga alur campuran, yakni teknik penceritaan yang mengunakan alur maju sekaligus alur
15
mundur. Menurut Nurgiyantoro 1995 : 156, tidak ada karya fiksi yang mutlak beralur kronologis atau sebaliknya, sorot balik. Secara
garis besar, sebuah fiksi mungkin beralur maju, tetapi di dalamnya sering terdapat adegan sorot balik, demikian juga sebaliknya.
Untuk menentukan pengkategorian alur sebuah fiksi, hendaknya dilihat penggunaan alur yang lebih dominan.
Adapun alur yang terdapat dalam film Curse of the Golden Flower
adalah alur maju, yaitu cerita berawal saat Ratu Phoenix beserta seluruh pegawai istana sedang bersiap-siap menyambut
kedatangan Pangeran Jay dan berakhir dengan kematian Pangeran Wan, Pangeran Jay dan Pangeran Yu.
2. Latar Setting