Karakteristik Informan Penelitian HASIL PENELITIAN

sampai dengan 24 Desember 2016 maka risiko keuangan Klinik Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan adalah sebagi berikut : Tabel 4.11 Perbandingan tarif Yang Ditetapkan Rumah Sakit Dengan Tarif Klaim INA- CBG’s Klinik Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan Tarif Riil Rumah Sakit Rp Tarif Klaim INA- CBG’s SelisihPerbedaan Keterangan Rupiah 203.435.000 201.842.900 1.591.100 Merugi Jika melihat data pada tabel 4.12 maka tarif riil rumah sakit jika dibandingkan dengan tarif klaim INA- CBG‟s untuk klinik fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan lebih rendah atau merugikan rumah sakit sebesar Rp 1.591.100 terhitung dari 26 Oktober sampai dengan 24 Desember 2016.

4.4 Karakteristik Informan Penelitian

Informan penelitian terdiri dari petugas verifikator INA- CBG‟s, Terapis, dan Mahasiswa Program Studi D3 dan S1 Fisioterapi STIKES Rumah Sakit Siti Hajar Medan. Tabel 4.12 Karakteristik Informan Penelitian No Nama Pekerjaan Jabatan Jenis Kelamin Pendidikan Terakhir Umur Tahun 1 Devi Verifikator INA- CBG‟s Rumah Sakit Siti Hajar Perempuan S-1 Keperawatan 2 2 Dila Mahasiswa Praktik D3 Perempuan Mahasiswa D3 Fisioterapi 20 3 Khaira Ulfah Mahasiswa Praktik S1 Perempuan Mahasiswa S1 Fisioterapi 22 4 Mia PegawaiTerapis Perempuan S-1 Fisioterapi 23 Universitas Sumatera Utara 4.5 Hasil Wawancara Penelitian di Rumah Sakit Siti Hajar Medan 4.5.1 Hasil Wawancara Kepada Petugas Verifikator INA- CBG’s Rumah Sakit Siti Hajar Medan. Tabel 4.13 Pernyataan Informan tentang Pelaksanaan Klinik Fisioterapi di Rumah Sakit Siti Hajar Medan Informan Pernyataan Informan 1 Di sinikan pelayanan paling sibuk itu fisioterapi dek, hampir 75 pelayanan itu adanya di sana, terus poli paru juga sibuk, kita taunya dari klaim-klaim yang kita ajukan, mereka yaa kayak biasalah, daftar melalui BPJS dulu kalo pasien BPJS, kalo syaratnya cocok baru lanjut ke pelayanan, nanti baru dikasih pelayanan sesuai yang dibutuhkan mereka, nanti ntah dikasih alat, sinar, atau apalah. Fisioterapi di sini bisa sampai 30-35 orang sehari. Dari pernyatan informan di atas dapat diketahui bahwa pelayanan terbanyak yang diberikan di Rumah Sakit Siti Hajar ada pada poli fisioterapi, di mana untuk kunjungan pasiennya dalam sehari bisa sampai 30-35 orang. Tabel 4.14 Pernyataan Informan tentang Kesesuaian Tarif Klaim Yang Diterima Rumah Sakit Dengan Yang Diajukan. Informan Pernyataan Informan I Yaaa, belum tentulah. Kadang-kadang mereka bayar sesuai dengan yang kita ajukan, kadang malah lebih rendah lagi dari yang diajukan. Tapi juga pernah lebih tinggi dari yang kami ajukan dek. Dari yang lebih tinggi inilah kami dapat keuntungan untuk kasus ini. Dari pernyatan informan di atas dapat diketahui bahwa klaim yang diajukan oleh Rumah Sakit Siti Hajar Medan kepada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS tidak selalu sesuai dengan yang diterima. Dan keuntungan akan diperoleh rumah sakit jika klaim yang diterima lebih tinggi dari pada yang diajukan rumah sakit. Klaim yang lebih tinggi yang menguntungkan rumah sakit Universitas Sumatera Utara adalah ketika tarif klaim INA- CBG‟s yang diterima tetap sesuai ketentuan padahal untuk pelayanan tidak sepenuhnya diberikan. Tabel 4.15 Pernyataan Informan tentang Asal Pendapatan Rumah Sakit Jika Klaim Yang Diterima Lebih Rendah. Informan Pernyataan Informan I Kan penyakit orang yang berobat nggak Cuma di fisioterapi aja, banyak di poli-poli lain, kadang kan penyakit lain itu klaim kasusnya lebih tinggi dari yang diajukan, dari situlah kami mendapat untung, istilahnya subsidi silang lah. Mungkin dari LBP tadi kami rugi, tapi ada lagi kan kasus A,B,C,D yang mungkin kami dapat untung. Dari pernyatan informan di atas dapat diketahui bahwa rumah sakit tidak merugi dengan adanya pelayanan fisioterapi meskipun tarif riil rumah sakit lebih rendah dari tarif klaim Indonesia Case Base Groups INA- CBG’s, sebab masih ada kasuspenyakit lain yang lebih tinggi tarif riilnya dari tarif klaim INA- CBG’s, sehingga bisa menutupi kekurangan tarif pada pelayanan fisioterapi. Tabel 4.16 Pernyataan Informan tentang Faktor Pembeda Tarif Riil Dengan Tarif INA- CBG’s. Informan Pernyataan Informan I Namanya juga orang berobat beda-beda ya dek, otomatis juga beda penyakitnya, penyakitnya aja yg bisa kita paketkan kalo orangnya kan tidak. Jadi kayak ada tambahan obat, ada komplikasi penyakit, usia juga mungkinlah, atau ketepatan koding juga, kayak Low Back Pain ini mirip-mirip sama penyakit saraf pinggang kejepit itu juga mempengaruhilah. Apalagi komplikasi tadi misalnya dia sakit X eh rupanya dia ada sakit DM juga, kan dari sini udah beda. Hmmm tergantung kepada kasus tunggal atau tidaklah, atau ini juga kadang kan pasien low back pain ini datang tinggal dia mau peyananan fisioterapi saja, dia mau exercise gitu aja. Tapi aja juga pasien yang setiap mau berobat ke poli ft dia tetap mau jumpa dengan dokter jadikan berbeda nanti bayaran dan klaimnya. Universitas Sumatera Utara Dari pernyatan informan di atas dapat diketahui bahwa pembeda tarif riil dengan tarif INA- CBG’ terdiri dari tingkat keparahan penyakit, obat, komplikasi, ketepatan koding, berjumpa dokter atau tidak. Hal ini sesuai dengan penelitian Wijayanti dan Sugiarsi 2012 tentang analisis perbedaan tarif riil dengan tarif paket INA- CBG‟s pada pembayaran klaim jamkesmas pasien rawat inap di RSUD Kabupaten Sukoharjo yang menyimpulkan bahwa faktor yang menimbulkan perbedaan tarif riil dengan tarif klaim Jamkesmas paket INA- CBG‟s antara lain : Perbedaan lama dirawat, keberadaan software, ketepatan pengkodean diagnosis, dan clinical pathway. Tabel 4.17 Pernyataan Informan tentang Tarif Berobat ke Klinik Fisioterapi Berjumpa Dokter Atau Tidak. Informan Pernyataan Informan I Kan tadi kalo dia ke pelayanan exercise saja dia bakal diajukan klaimnya ke BPJS Rp 114.000, kalo dia pasien umum nanti kami buat Rp 115.000, tapi kalo dia mau jumpa dokter juga sekalian pelayanan tarifnya Rp 192.000, dari sinilah diambil tarif untuk dokter juga dek. Dari pernyatan informan di atas dapat diketahui bahwa terjadi perbedaan tarif pelayanan fisioterapi ketika berjumpa dokter atau tidak. Untuk pasien yang berjumpa dengan dokter rumah sakit menetapkan tarif Rp 192.000, sedangkan jika tidak berjumpa dokter rumah sakit menetapkan tarif riil Rp 115.000 dan akan mendapat klaim Indonesia Case Base Groups INA- CBG’s Rp 114.100. Perbedaan pasien berjumpa dokter atau tidak di antaranya sebagian pasien telah didiagnosis terkena penyakit fisioterapi di fasilitas kesehatan lain dan ke Klinik Fisioterapi Siti Hajar hanya untuk pelayanan fisioterapi saja, sedangkan Universitas Sumatera Utara untuk pasien yang ingin berjumpa dokter biasanya adalah pasien baru yang dirujuk ke Klinik Fisioterapi Rumah SakitSiti Hajar. Tabel 4.18 Pernyataan Informan tentang Alasan Tetap Memberikan Pelayanan Fisoterapi di Rumah Sakit Siti Hajar Medan Padahal Dari Segi Tarif Merugi Informan Pernyataan Informan I Ooh fisioterapi saja kan? Tadikan udah kakak bilang kalo tarif dari rumah sakit kami biasanya Rp 115.000, nah diakan dek Rp 15.000 itu kami buat untuk administrasi, sedangkan Rp 100.000 itulah untuk pelayanan dia di klinik fisioterapi, kalo dari angka memang kami terlihat merugi itu, tapi dari tarif administrasi itu kami bisa dapat untung, kan kalo administrasi sebenarnya nggak seberapa. Dari pernyatan informan di atas dapat diketahui bahwa rumah sakit tetap akan mendapat untung dari pelayanan fisioterapi, karena dari tarif yang Rp 115.000, rumah sakit menetapkan tarif administrasi sebesar Rp 15.000 karena administrasi tidak terlalu banyak membutuhkan tarif, maka tarif administrasi ini termasuk kepada pendapatan rumah sakit. Hal ini sesuai dengan pendapat direktur RSUP Sanglah Denpasar Ayu Sri Saraswati Tahun yang mengatakan bahwa dalam memberikan pelayanan kepada pasien peserta BPJS, rumah sakit tidak akan pernah merugi jika terus berpedoman dan tidak melanggar Clinical Pathway yang telah disusun, karena dalam Clinical Pathway sudah tersusun tindakan-tindakan yang perlu dilakukan berikut tarifnya. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.19 Pernyataan Informan tentang Risiko Rumah Sakit Selama Memberikan Pelayanan Fisioterapi. Informan Pernyataan Informan I Kayak yang kakak bilang tadi dek, memang iya merugi, tapi kan kami masih bisa mendapat keuntungan dari yang Rp 15.000 tarif administrasi yang kami buat. Dulu sebelum kami pakai versi terbaru, ini kan karna udah ada aja kebijakan baru dari pemerintah yang undang-undang 52 tahun 2016 ya kalo ngak salah, sebelum itu keluar tariff fisioterapi itu tinggi Rp 192.300 kalo ngak salah yang diklaim BPJS, sedangkan tarif kami di sini aja Rp 163.000 dulu tinggi, sekarang aja yang turun, tapi itupun kami di swasta masih lebih tinggi dari di rumah sakit pemerintah. Dari pernyatan informan di atas dapat diketahui bahwa sebelum keluarnya kebijakan mengenai standar tarif Indonesia Case Base Groups INA- CBG’s nomor 52 tahun 2016, Rumah Sakit Siti Hajar Medan mendapat keuntungan melalui pelayanan fisioterapi karena tarif riil rumah sakit saat itu untuk pelayanan fisioterapi adalah Rp 163.000 dan Badan Penyelengggara Jaminan Sosial BPJS mengklaim Rp 192.000, namun dengan penyesuaian kepada standar tarif terbaru tarif klaim kepada rumah sakit menurut dan tarif riil rumah sakit juga menurun. Universitas Sumatera Utara 4.5.2 Hasil Wawancara Kepada Mahasiswa Praktik Program Studi D3, S1, dan Terapis Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan. Tabel 4.20 Pernyataan Informan tentang Hal Yang Dilakukan Selama Praktik Di Klinik Fisioterapi Siti Hajar. Informan Pernyataan Informan 2 Banyaklah Mba, kayak menangani pasien fisioterapi, termasuk memberikan diagnosa, memeriksa pasien fisioterapi sesuai kondisi, kita juga bisa mengetahui kondisi kasus selama praktik mba, sama memberikan latihan atau excersise sama pasien begitulah Mba, namanya kita juga praktekkan. Hehe Informan 3 Ngasih pelayanan fisioterapilah kak, misalnya nih ada pasien baru, kadang terapisnya yang kasih tes-tes untuk mendignosa, kita juga ikut di situ, kadang kita yang anamneses, terapisnya liatin cara kita amamnese pasien itu, trus pasien kita kasih 2 alat massage sama terapi latihan atau mobilisasi kak, tapi untuk alatnya tergantung diagnose penyakit si pasien, tapi tetap 2 alat yang dikasih kak. Informan 4 Anamnesis dan Penetalaksanaan Pasien kak. Kan di sini ada Inframerah, TENS, Traksi, Ultrasound kak. Dari pernyatan informan di atas dapat diketahui bahwa mahasiswa fisioterapi yang lebih dominan melakukan pelayanan kepada pasien di klinik fisioterapi meskipun tidak ada dokter, pegawai rekam medis, dan perawat, semua dilakukan oleh mahasiswa D3 dan S1 fisioterapi yang sedang melaksakan praktik seperti melakukan exercise dengan alat maupun secara manual kepada pasien. Mahasiswa telah dipercaya untuk melakukan anamnesis, menegakkan diagnosis, mengerjakan pelayanan, dan mencatat rekam medis. Menurut Permenkes No. 55 tahun 2013 tentang Perekam Medis. Perekam Medis adalah seorang yang telah lulus pendidikan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan sesuai ketentuan peraturan perundang undangan. Perekam Medis untuk dapat melakukan pekerjaannya haruslah memiliki STR Perekam Medis. Universitas Sumatera Utara Sedangkan perekam medis yang ada pada Klinik Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan masih berstatus sebagai mahasiswa STIKES Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan. Tabel 4.21 Pernyataan Informan tentang Memberikan Diagnosis Kepada Pasien Informan Pernyataan Informan 2 Iyaa Mba, kita bisa memang memberikan diagnosa, seperti kita tau diagnosanya, itulah dia dengan melakukan pemeriksaan ft tadi, dengan berkomunikasi kepada pasien, dari situ kita mengetahui masalah dan keluhan kepada pasien. Informan 3 Di fisioterapi bukan Cuma menerima rujukan dari dokter yang udah ada diagnosanya, tapi kita juga bisa mendiagnosa sendiri kak, kalo kami kayak ilmu kedokteran non gelar lah kak. Tapi untuk pasien yang bpjs itu selalu ada surat rujukan dokternya. Di rumah sakit ada dokternya kak, kalo kita bisa mendiagnosanya kita nggak perlu lagi ke dokter, tapi kalo masih ragu sama diagnosa kita bisa rujuk pasien ke dokter. Informan 4 Iya kak, memang sama kayak dokter, kadang kalo dokter ngak ada kamilah kak. Dokternya kan Cuma ada hari senin aja kak, itupun jam 3. Dari pernyatan informan di atas dapat diketahui bahwa mahasiswa praktik STIKES Fisioterapi telah diberikan kepercayaan untuk menegakkan diagnosis kepada pasien baru, jika mereka tidak bisa mendiagnosis sendiri baru mereka akan menanyakan kepada dokter, namun dalam penandatanganan hasl akhir tetap dilaksanakan oleh ahlinya. Hal ini sesuai dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 80 Tahun 2013 tentang Pekerjaan dan Praktik Fisioterapi, Fisioterapis adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan fisioterapi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan dan Fisioterapis untuk dapat melakukan pekerjaan dan praktiknya harus memiliki STRF. Dan Fisioterapis Ahli Madya harus bekerja di bawah pengawasan Fisioterapis Profesi atau Fisioterapis Spesialis. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.22 Pernyataan Informan tentang SOP dalam Pelayanan Fisioterapi Di Klinik Fisioterapi Siti Hajar. Informan Pernyataan Informan 2 Kalo satu pasien sih paling 10 sampe 15 menit Mba, kayak saya ada praktek di lahan ini, itukan ada juga rehabilitasi mediknya, ada diagnosis medis, ada juga diagnosisi ftnya, kalo SOP pasti ada kak, pasti kita mencoba mengikuti aturan SOP juga Mba. Informan 3 Waktunya sih harus 45 menit setiap pasien, meskipun banyak pasiennya itu ngak kelaman kok kak, kalo di fisioterapi obat ngak ada dikasih, Cuma excersise sama penanganan ft aja kak, kalo rekam medis juga kami lho yang nyatat kak. Namanya juga kami lagi di lahan ini kak. Informan 4 Ngak bisalah kak dipastikan, waktu pasnya juga nggak tentu kak, tergantung kepada pasienlah kak. Dari pernyatan informan di atas dapat diketahui bahwa Standar Operational Prosedure SOP di Rumah Sakit Siti Hajar belum berjalan sesuai dengan yang semestinya, salah satunya disebabkan oleh banyaknya pasien yang berkunjung ke pelayanan fisioterapi sehingga jika dilakukan sesuai dengan SOP seperti panggunaan waktu maka proses pelayanan di klinik Fisioterapi akan mengalami kekurangan waktu, sebab tidak sesuai dengan jumlah pasien yang banyak. Hal ini sesuai dengan penelitian Wijayanti dan Sugiarsi 2012 tentang analisis perbedaan tarif riil dengan tarif paket INA- CBG‟s pada pembayaran klaim jamkesmas pasien rawat inap di RSUD Kabupaten Sukoharjo yang menyimpulkan bahwa faktor yang menimbulkan perbedaan tarif riil dengan tarif klaim Jamkesmas paket INA- CBG‟s antara lain : Perbedaan lama dirawat, keberadaan software, ketepatan pengkodean diagnosis, dan clinical pathway Universitas Sumatera Utara Tabel 4.23 Pernyataan Informan tentang Menjalankan SOP Pelayanan Fisioterapi. Informan Pernyataan Informan 2 Iya kita usahakan menjalani SOP, tapi pasien banyak Mba, karna memang banyak kita dapati data-data pasien itu dengan kondisi atau kasus juga. Informan 3 Adalah kak e, kalo nggak ada bahayalah kami, yaa tergantunglah kak, tapi nggak sampe formal kali kita jalaninya kak Informan 4 Yaah, diusahakanlah kak dijalankan, dan biasanya selalu sesuai dengan peraturan kak. Dari pernyatan informan di atas dapat diketahui bahwa Standar Operational Prosedure SOP belum terlaksana dengan semestinya, namun pelaksanaan Standar Operational Prosedure SOP tetap diusahakan untuk dijalankan di Klinik Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Tabel 4.24 Pernyataan Informan tentang Tarif Pelayanan di Klinik Fisioterapi. Informan Pernyataan Informan 2 Tau kak, Cuma pastinya brapa yaa mba, sekitar Rp 120.000 kayaknya yaa. Informan 3 Rp 120.000 kak, kalo umum tergantunglah kak. Informan 4 Rp 120.000 kak kalo dia anggota BPJS, tapi kan kalo BPJS dia ngak bayar sih kak, kalo umumlah kak baru bayar Rp 120.000. Dari pernyatan informan di atas dapat diketahui bahwa tarif pelayanan untuk pasien umum dengan kasus tunggal adalah Rp 120.000. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.25 Pernyataan Informan tentang Perbedaan Tarif Rumah Sakit dengan Tarif Klaim INA- CBGS’s di Klinik Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan. Informan Pernyataan Informan 2 Gak tau kak, kalo urusan tarif saya juga kurang tau, paling orang BPJS lah kak yang tau. Informan 3 Rp 120.000 itu aja yang aku tau kak, kalo masalah perbedaan enggak kak Informan 4 Kurang tau sih kak, mungkin kalopun beda, itu karna ada jemputan, kan kita juga ada menyediakan jemputan untuk pasien fisioterapi, 1 tripnya Rp 60.000, jadi kalo pulang pergi Rp 120.000 kak, itu untuk pasien umum sama pasien BPJS juga boleh kak, trus kalo pasien umum kan bisa juga dia pake paket kak, dia ada paket sebulan, jadi yang biasanya berobat Rp 120.000 tiap berobat, jadi Rp 430.000 sebulan, jadi hemat Rp 50.000 dia kak, itu mungkin perbedaannya. Dari pernyatan informan di atas dapat diketahui bahwa Rumah Sakit Siti Hajar juga merapkan sistem paket untuk pasien fisioterapi, di mana jika menggunakan sitem paket pasien akan lebih hemat Rp 50.000 karena tarif pelayanan yang seharusnya Rp 120.000, menjadi Rp 430.000 selama 1 bulan 4 kali pelayanan. Tabel 4.26 Pernyataan Informan tentang Pelaksanaan Praktik Mahasiswa STIKES di Klinik Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan. Informan Pernyataan Informan 4 Baguslah kak, kan jadi nambah ilmu sama mereka, kita juga rumah sakit bisa terbantu dengan mereka, apalagi mereka kan udah kayak bagian dari keluarga besar rumah sakit, jadi enak gitu, mungkin mereka juga merasa kerja kayak di rumah sendiri, untu mereka sendiri jadi ngak main-main kerjanya. Universitas Sumatera Utara Dari pernyatan informan di atas dapat diketahui bahwa terapispegawai Klinik Fisoterapi merespon positif terhadap pelaksanaan parktik mahasiswa STIKES Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan, karena pelayanan fisioterapi bisa terbantu dengan praktik dari mahasiswa, selain itu mahasiswa STIKES juga mampu mengaplikasikan ilmunya secara langsung ke dunia nyata. Universitas Sumatera Utara 90

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Pasien Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan

Berdasarkan hasil penelitian pada pasien Low Back Pain di Klinik Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan, maka diperoleh informasi bahwa : 1. Pasien fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan lebih banyak dimanfaatkan oleh pasien JKN, hal ini akan semakin baik sebab sesuai dengan target Indonesia dalam mengembangkan Universal Health Coverage di tahun 2019. Universal Health Coverage merupakan salah satu hal yang ingin dicapai Indonesia di mana seluruh penduduk menjadi peserta program Jaminan Kesehatan Nasional JKN, penjaminan kesehatan yang memastikan semua orang menerima pelayanan kesehatan yang mereka butuhkan tanpa harus mengalami financial hardship., Jaminan Kesehatan Nasional mengurangi risiko masyarakat menanggung tarif kesehatan dari kantong sendiri out of pocket dalam jumlah yang sulit diprediksi dan kadang-kadang memerlukan tarif yang sangat besar. Jaminan Kesehatan Nasional memberikan manfaat yang komprehensif dengan premi terjangkau. sosial menerapkan prinsip kendali tarif dan mutu. Itu berarti peserta bisa mendapatkan pelayanan bermutu memadai dengan tarif yang wajar dan terkendali, bukan terserah dokter atau terserah rumah sakit, dan menjamin sustainabilitas kepastian pemtarifan pelayanan kesehatan yang berkelanjutan dan memiliki portabilitas, sehingga dapat digunakan di seluruh wilayah Indonesia. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Gambaran Prosedur Pelaksanaan Rekam Medis di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2001

0 66 118

Penetapan Pendapatan dan Beban pada Rumah Sakit Umum Siti Hajar Medan

0 27 67

ANALISIS PERBEDAAN PEMBIAYAAN BERBASIS TARIF INA-CBG’s DENGAN TARIF RIIL RUMAH SAKIT PADA PASIEN PESERTA JKN KASUS DIABETES MELLITUS TIPE II RAWAT INAP KELAS III DI RUMAH SAKIT KALISAT JEMBER PERIODE JANUARI – JUNI 2015

8 45 96

ANALISIS PERBEDAAN PEMBIAYAAN BERBASIS TARIF INA-CBG’s DENGAN TARIF RIIL RUMAH SAKIT PADA PASIEN PESERTA JKN KASUS DIABETES MELLITUS TIPE II RAWAT INAP KELAS III DI RUMAH SAKIT KALISAT JEMBER PERIODE JANUARI – JUNI 2015

2 29 96

ANALISIS PERHITUNGAN UNIT COST PELAYANAN HEMODIALISIS TERHADAP PENETAPAN TARIF INA-CBG’S DAN TARIF RUMAH SAKIT MEDIKA STANNIA KABUPATEN BANGKA

14 96 373

ANALISIS PERBEDAAN TARIF KLAIM INDONESIAN CASE BASE Analisis Perbedaan Tarif Klaim Indonesian Case Base Groups (INA-CBGs)Berdasarkan Kelengkapan diagnosis Dan Prosedur Medis Pasien rawat Bersama Trisemester I Di RSUD KOta Yogyakarta Tahun 2015.

0 5 19

SKRIPSI Analisis Perbedaan Tarif Klaim Indonesian Case Base Groups (INA-CBGs)Berdasarkan Kelengkapan diagnosis Dan Prosedur Medis Pasien rawat Bersama Trisemester I Di RSUD KOta Yogyakarta Tahun 2015.

0 5 19

PENDAHULUAN Analisis Perbedaan Tarif Klaim Indonesian Case Base Groups (INA-CBGs)Berdasarkan Kelengkapan diagnosis Dan Prosedur Medis Pasien rawat Bersama Trisemester I Di RSUD KOta Yogyakarta Tahun 2015.

0 4 6

Cost Recovery Rate Tarif Rumah Sakit dan Tarif INA-CBG’s Berdasarkan Clinical Pathway pada Penyakit Arteri Koroner di RS Pemerintah A di Palembang Tahun 2015

1 2 10

Analisis Upaya Rumah Sakit dalam Menutupi Kekurangan Biaya Klaim Indonesia Case Base Group (INA-CBGs) Yang Dihitung den- gan Metode Activities Base Costing pada Rumah Sakit Swasta Kelas C di Kota Medan Tahun 2017

0 2 8