Identifikasi Faktor Penyebab Perbedaan Tarif Rumah Sakit Dengan Tarif Klaim Indonesia Case Base Groups (Ina-Cbg’s) Untuk Kasus Prosedur Terapi Fisik Dan Prosedur Kecil Muskuloskletal Di Rumah Sakit Siti Hajar Medan, Tahun 2017

(1)

Lampiran I. Pedoman Wawancara Mendalam

PANDUAN WAWANCARA MENDALAM (IN DEPTH INTERIEW) 1. Panduan Wawancara Mendalam Kepada Petugas Verifikator INA-CBG’s I. Identitas Informan

1. Nama :

2. Jenis Kelamin : 3. Pendidikan Terakhir : 4. Tanggal Wawancara : 5. Pekerjaan : II. Daftar Pertanyaan

No Pertanyaan Jawaban

1 Bagaimana gambaran pelaksanaan INA-CBG‟s di Rumah Sakit Siti Hajar ?

2 Apakah klaim yang diajukan oleh rumah sakit kepada BPJS dibayar sesuai dengan yang diajukan?

3 Darimanakah pendapat rumah sakit jika klaim yang diajukan lebih rendah dari pada yang diterima?

4 Apa saja yang menjadi faktor pembeda tarif riil dengan tarif klaim INA-CBG‟s?

5 Apakah perbedaan pelayanan berjumpa dokter dengan tidak bertemu dokter?

6 Apa yang menyebabkan Rumah Sakit Siti Hajar tetap memberikan pelayanan fisioterapi padahal dari segi tarif merugi? 7 Apa resiko yang diterima Rumah Sakit Siti

Hajar selama memberikan pelayanan fisioterapi?


(2)

PANDUAN WAWANCARA MENDALAM (IN DEPTH INTERIEW) 2. Panduan Wawancara Mendalam Kepada Mahasiswa Praktik Program Studi D3 STIKES Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan

I. Identitas Informan

1. Nama :

2. Jenis Kelamin : 3. Pendidikan Terakhir : 4. Tanggal Wawancara : 5. Pekerjaan : II. Daftar Pertanyaan

No Pertanyaan Jawaban

1 Apa yang bisa dilakukan mahasiswa praktik program studi D3 fisioterapi selama menjalankan praktik di Klinik Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan?

2 Bagaimana cara mahasiswa memberikan diagnosis kepada pasien fisioterapi?

3 Apakah Klinik Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan memiliki Standard Operational Prosedure (SOP) dalam memberikan pelayanan kepada pasien ?

4 Apakah Standard Operational Prosedure (SOP) yang ada bisa dijalankan dalam memberikan pelayanan kepada pasien fisioterapi?

5 Kendala apa saja yang dialami dalam menjalankan Standard Operational Prosedure (SOP) pelayanan fisioterapi?

6 Berapa tarif yang ditetapkan untuk pelayanan fisioterapi di Klinik Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan?

7 Apakah Anda mengetahui perbedaan tarif riil dengan tarif klaim INA-CBG‟s di Klinik Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar ini?


(3)

PANDUAN WAWANCARA MENDALAM (IN DEPTH INTERIEW) 3. Panduan Wawancara Mendalam Kepada Mahasiswa Praktik Program Studi S1 STIKES Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan

I. Identitas Informan

1. Nama :

2. Jenis Kelamin : 3. Pendidikan Terakhir : 4. Tanggal Wawancara : 5. Pekerjaan : II. Daftar Pertanyaan

No Pertanyaan Jawaban

1 Apa yang bisa dilakukan mahasiswa praktik program studi D3 fisioterapi selama menjalankan praktik di Klinik Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan?

2 Bagaimana cara mahasiswa memberikan diagnosis kepada pasien fisioterapi?

3 Apakah Klinik Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan memiliki Standard Operational Prosedure (SOP) dalam memberikan pelayanan kepada pasien ?

4 Apakah Standard Operational Prosedure (SOP) yang ada bisa dijalankan dalam memberikan pelayanan kepada pasien fisioterapi?

5 Kendala apa saja yang dialami dalam menjalankan Standard Operational Prosedure (SOP) pelayanan fisioterapi?

6 Berapa tarif yang ditetapkan untuk pelayanan fisioterapi di Klinik Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan?

7 Apakah Anda mengetahui perbedaan tarif riil dengan tarif klaim INA-CBG‟s di Klinik Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar ini?


(4)

PANDUAN WAWANCARA MENDALAM (IN DEPTH INTERIEW) 4. Panduan Wawancara Mendalam Kepada Terapis/Pegawai Klinik Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan

I. Identitas Informan

1. Nama :

2. Jenis Kelamin : 3. Pendidikan Terakhir : 4. Tanggal Wawancara : 5. Pekerjaan : II. Daftar Pertanyaan

No Pertanyaan Jawaban

1 Apa yang bisa dilakukan mahasiswa praktik program studi D3 fisioterapi selama menjalankan praktik di Klinik Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan? 2 Bagaimana menurut saudara pelaksanaan praktik

mahasiswa STIKES Fisioterapi di Klinik Fisisoterapi Siti Hajar ini?

2 Bagaimana cara mahasiswa memberikan diagnosis kepada pasien fisioterapi?

4 Apakah Klinik Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan memiliki Standard Operational Prosedure (SOP) dalam memberikan pelayanan kepada pasien ? 5 Apakah Standard Operational Prosedure (SOP) yang

ada bisa dijalankan dalam memberikan pelayanan kepada pasien fisioterapi?

6 Kendala apa saja yang dialami dalam menjalankan Standard Operational Prosedure (SOP) pelayanan fisioterapi?

7 Berapa tarif yang ditetapkan untuk pelayanan fisioterapi di Klinik Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan?


(5)

(6)

(7)

Lampiran IV. Dokumentasi Penelitian

Berkas Rekam Medis Pasien Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar


(8)

Komponen Tarif / Faktur Tagihan Fisioterapi RS. Siti Hajar


(9)

Azwar, Azrul. 1996, Pengantar Administrasi Kesehatan, Jakarta : Binarupa Aksara

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Bimariotejo. 2009. Low Back Pain (LBP). www.backpainforum.com Diambil Tanggal 13 Desember 2016.

BPJS Kesehatan. 2014. Info BPJS Kesehatan. Jakarta Pusat: BPJS Kesehatan.

Fatimah, T. 2010 Faktor Yang Berhubungan Dengan Nyeri Punggung Bawah Pada Karyawan Bagian Penjahitan PT Intigarmindo Persada

Jakarta Tahun 2010. Diunduh dari URL :

https://library.upn.ac.id. Diambil : 3 April 2017)

Gede N, Desak. 2015. Gambaran Penerapan Sistem Indonesian Case Based Groups Pada Rumah Sakit Provider Bpjs Kesehatan Di Kabupaten Badung Tahun 2015. Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Idyan, Z. 2008. Hubungan Lama duduk Saat Perkuliahan dengan

Keluhan Low Back Pain. http://www.diskdronline.com/news/2/. Diakses tanggal 13 Desember 2016.

Jacob, P. 1997. The Economics of Health and Medical Care 4th edition, Marryland, hal. 157-62, 384.

Maher, Salmond, Pellino. 2002. Low Back Syndrome . Philadelpia. FA Davis Company

Mills, Anne. 1990. Ekonomi Kesehatan Untuk Negara – Negara Sedang Berkembang. Indonesia. : Dian Rakyat

Murti, Bhisma .1999. Dasar-dasar asuransi kesehatan. Yogyakarta: Kanisius Maher,

Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda karya


(10)

Notoatmodjo, Notoatmodjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Kemenkes RI. 2004. Undang-undang No. 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

___________. 2008. Peraturan Menteri Kesehatan No. 269 tentang Rekam Medis.

___________. 2011. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.

__________.2012. Pelatihan Jaminan Kesehatan Bagi Petugas Rumah Sakit. Jakarta : Kemenkes RI

___________. 2013. Peraturan Menteri Kesehatan No. 55 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Rekam Medis .

___________. 2013. Peraturan Menteri Kesehatan No. 80 Tahun 2013 tentang Pekerjaan dan Praktik Fisioterapi

__________. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan No. 27 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Sistem INA-CBG’s.

___________. 2014 Peraturan Menteri Kesehatan No. 28 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan JKN

___________. 2016 Peraturan Menteri Kesehatan No. 52 Tahun 2016 tentang Standar Tarif Pelayanan dalam Penyelenggaraan JKN

Septiawan, Heru. 2012. Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah pada Pekerja Bangunan di PT Mikroland Property Development Semarang . 2012. Skripsi: Fakultas Ilmu Keolahragaan Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat, Semarang. Shocker, M. (2008). Pengaruh Stimulus Kutaneus: Slow-Stroke Back

Massage terhadap Intensitas Nyeri Osteoarthritis. http://www.scribd.com. Diambil Tanggal 13 Desember 2016.

Soeharso. 1978. Pengantar Ilmu Bedah Orthopedi. Yogyakarta: Yayasan Essentia Medica.

Sugeng. 2010. Analisis Lama Rawat dan Tarif Pelayanan Kesehatan pada Sistem Pembayaran INA DRG dan Non INA DRG di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. [Skripsi]. Surakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan UMS.


(11)

Sujanto, Agus .2007. Psikologi Perkembangan, Jakarta : Rineka Cipta Suma‟mur, P.K. 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja

(HIPERKES). Jakarta

Thabrani, Hasballah. 2014. Jaminan Kesehatan Nasional. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

WHO (2005). Achieving universal health coverage: Developing the health financing system. Technical brief for policy-makers. Number 1, 2005. World Health Organization, Department of Health Systems Financing, Health Financing Policy

Wijayanti, A. 2013. Analisis Perbedaan Tarif Paket INA-CBG’s Pada Pembayaran Klaim Jamkesmas Pasien Rawat Inap Di RSUD

Kabupaten Sukoharjo. (Journal)

jmiki.aptirmik.or.id/index.php/jmiki/article/download/56/42. Diakses Tanggal 29 Januari 2017


(12)

Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kuantitatif dilakukan dengan menghitung tarif yang ditetapkan rumah sakit dengan tarif klaim Indonesia Case Base Groups (INA-CBG’S), dan penelitian kuatitatif dilakukan dengan observasi dan wawancara mendalam.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Swasta Siti Hajar Medan yang terletak di Jalan Letjend Jamin Ginting No 2, Medan Baru, Kota Medan.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2016 s/d selesai 3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi Penelitian

Populasi obyek dalam penelitian ini adalah data dan berkas Electronic klaim (E-Klaim) pasien kasus Prosedur Terapi Fisik dan Prosedur Kecil Muskuloskletal pasien Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Rumah Sakit Siti Hajar Medan, dan populasi subyek yang berperan sebagai informan dalam penelitian ini adalah petugas verifikator INA-CBG‟s, terapis/pegawai klinik fisioterapi, dan mahasiswa praktik STIKES Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan.


(13)

3.3.2 Sampel Penelitian

Menurut (Arikunto, 2006) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Sampling Insidental, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan atau insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dua cara yaitu data primer dan data sekuder.

3.4.1 Data Primer

Data primer diperoleh dengan cara observasi dan wawancara mendalam secara langsung ke lapangan mengenai pelaksanaan INA-CBG‟s Prosedur Terapi Fisik dan Prosedur Kecil Muskuloskletal Rumah Sakit Siti Hajar Medan.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang tidak langsung memberikan data kepada peneliti (Sugiyono, 2005). Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari data dan berkas electronic klaim (E-Klaim), dan rekam medis pasien fisioterapi Rumah Sakit Swasta Siti Hajar Medan

3.5 Definisi Operasional

1. INA-CBG‟s adalah tarif yang ditetapkan oleh pemerintah atas paket layanan diagnosis setelah menerima pengajuan klaim dari rumah sakit yang melakukan kerjasama.


(14)

2. Tarif yang Ditetapkan Rumah Sakit adalah tarif yang besaran tarifnya telah ditetapkan oleh pihak rumah sakit sendiri.

3. Selisih adalah perbedaan tarif antara tarif klaim INA-CBG’s dengan tarif yang ditetapkan rumah sakit rumah sakit

4. Untung adalah pendapatan melebihi hasil biasa/harga pokok. 5. Rugi adalah tidak mendapatkan untung

3.6 Informan Penelitian

Informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Verifikator INA-CBG‟s Rumah Sakit Siti Hajar

2. Mahasiswa Praktik Program Studi D3 STIKES Fisioterapi Siti Hajar 3. Mahasiswa Praktik Program Studi S1 STIKES Fisioterapi Siti Hajar 4. Pegawai/Terapis Klinik Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar

3.7 Instumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :

1. Pedoman Wawancara Mendalam 2. Perekam Suara

3. Kamera


(15)

3.8 Teknik Validasi Data

Teknik validasi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan cara memanfaatkan sesuatu di luar data itu sendiri, untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Menurut (Moleong, 2008) Jenis triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber data. Triangulasi sumber data adalah menggali kebenaran informan tertentu melalui berbagai metode dan sumber perolehan data.

3.9 Metode Analisis Data

Analisis data untuk wawancara mendalam dalam penelitian ini mengutip konsep yang diberikan Miles and Huberman (1992), yang mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas:

1. Reduksi data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.

2. Penyajian data

Penyajian data penelitian kualitatif dapat dilakukan dalam bentuk matriks, garfik, jaringan dan bagan.


(16)

3. Verifikasi atau penarikan kesimpulan

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.


(17)

4.1.1 Sejarah Rumah Sakit Siti Hajar Medan

Menyadari bahwa kesehatan adalah sesuatu yang paling berharga bagi manusia sehingga mendorong untuk segera menyediakan fasilitas kesehatan. Atas kesadaran tersebut pada tanggal 20 Juli 1986 didirikan rumah sakit umum Siti Hajar yang berlokasi di Jalan Letjend Jamin ginting No. 2 Padang Bulan Medan. Berdasarkan Akte Notaries Nyonya Chairani Bustami, SH nomor 41 tanggal 16 Juli 1986, dengan adanya izin dari Dinas Kesehatan No.440/9893/PK/RS/1993. Untuk Mengetauhi lebih luas peranan dan keadaan Rumah Sakit Umum Siti Hajar Medan sejak didirikan hingga saat ini sejenak dilihat perkembangan yang sangat fungsional dalam pelayanan kesahatan masyarakat dalam upaya penyembuhan dan pencagahan terhadap penyakit serta upaya peningkatan penyembuhan terhadap penyakit.

Awal berdirinya Rumah Sakit Umum Siti Hajar Medan adalah dari pendirian sebuah praktek dokter yang pelaksanaannya ditangani oleh Alm. dr. H. M. Mochtar Tarigan DSP, sekitar tahun 1973 degan sistem pelayanan berobat jalan yang masih sederhana. Kemudian akibat peningkatan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang lebih baik, pada tahun 1980 ditingkatkan menjadi balai pengobatan umum, kemudian meningkat lagi menjadi sebuah klinik dengan fasilitas yang masih sederhana dan alat-alat kedokteran yang belum sepenuhnya memadai.


(18)

Untuk memberikan pelayanan yang lebih baik, maka pada tanggal 20 juli 1986 diresmikan menjadi Rumah Sakit Umum Siti Hajar Medan sebagai salah satu rumah sakit umum di Sumatera Utara, yang siap memberikan pelayanan jasa medis serta penyediaan fasilitas keshatan yang lebih lengkap dan sarana kesehatan. Antara lain berbagai fasilitas yaitu ruang perawatan, pelayanan rumah sakit, serta fasilitas diagnostik khusus dan pelayanan Jamsostek.

4.1.2 Visi dan Misi Rumah Sakit 4.1.2.1 Visi

Visi Rumah Sakit Siti Hajar Medan adalah : “RSU Siti Hajar Medan menjadi lembaga kesehatan RS rujukan terpercaya, terbaik dan bermutu dengan mengutamakan pelayanan dan kepuasan pelanggan”

4.1.2.2 Misi :

Misi Rumah Sakit Siti Hajar Medan adalah :

1. Melaksanakan pelayanan prima yang terpadu, cepat, menyenangkan, proaktif, paripurna, berkesinambungan dan bermutu.

2. Menjadikan sarana dan prasarana RS (fasilitas RS) yang tepat guna dan berdaya guna.

3. Melakukan efesiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya. 4. Mengikuti perkembangan IpTekDokKes.

5. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan SDM yang berkesinambungan. 6. Memberikan nilai tambah pendapatan bagi RS.


(19)

4.1.3 Motto

Motto Rumah Sakit Siti Hajar Medan adalah : “ Dengan penerapan 6S (Senyum Tulus, Salam, Sapa, Sopan, Sabar, Santun) diharapkan kesembuhan dan kepuasan pasien dan keluarga adalah sebagai wujud kebahagiaan kami ” 4.1.4 Tujuan

Meningkatkan sumber daya RSU Siti Hajar Medan sesuai dgn standar dan peraturan pemerintah yang berlaku, dengan tetap melaksanakan efisiensi dan efektifitas.

4.1.5 Tata Nilai

4.1.6 Prinsip 1. Kerja Ikhlas 2. Kerja Keras 3. Kerja Cerdas 4. Kerja Antusias 5. Kerja Tuntas

“SITI HAJAR” S = Satisfactorily I = Integrity T = Team Work I = Innovation H = Healthy A = Accountability J = Justifiably A = Action R = Ratioanalize


(20)

4.1.7 Lokasi Rumah Sakit :

Rumah Sakit Siti Hajar Medan terletak di : a. Jalan : Letdjen Jamin Ginting No. 2A b. Kelurahan : Merdeka

c. Kecamatan : Medan Baru d. Kota : Medan 4.1.8 Skala Usaha dan Kegiatan 4.1.8.1 Kapasitas Rumah Sakit

Rumah Sakit Umum Siti Hajar didirikan untuk memberikan pelayanan kesehatan dan pengobatan kepada masyarakat khususnya di Kecamatan Medan Baru dan Kota Medan. Rumah Sakit Umum Siti Hajar memiliki luas lahan 1440 m², dengan luas bangunan sebesar 1120 m² dengan bangunan terdiri dari 3 lantai. Dalam menjalankan kegiatan pelayanan kesehatan Rumah Sakit Umum Siti Hajar mampu melayani 42 pasien rawat inap dengan 15 ruang pasien yang disediakan. Tabel 4.1 Jenis Ruangan Rumah Sakit Umum Siti Hajar

No Jenis Ruangan Jumlah Tempat Tidur /Ruangan

Jumlah Ruangan

Keterangan

1 VIP 3 3 Kondisi Baik

2 Kelas I 6 3 Kondisi Baik

3 Kelas II 24 4 Kondisi Baik

4 Ruang Anak 6 1 Kondisi Baik

5 Ruang Baby 2 Box 1 Kondisi Baik

6 Ruang OK 1 Kondisi Baik

7 Ruang VK 1 Kondisi Baik

8 Ruang Recovery

1 Kondisi Baik

Total 42 15


(21)

4.1.8.2 Jenis Pelayanan Dan Kegiatan Rumah Sakit

Jenis pelayanan fungsional Rumah Sakit Umum Siti Hajar yaitu : Tabel 4.2 Jenis Pelayanan Rumah Sakit Umum Siti Hajar

No Jenis Pelayanan Keterangan

1 Instalasi Gawat Darurat (IGD) Layak Pakai

2 Instalasi Bedah Layak Pakai

3 Instalasi Kandungan Layak Pakai

4 Instalasi Rawat Inap Layak Pakai

5 Instalasi Rawat Jalan Layak Pakai

6 Instalasi Gizi Layak Pakai

7 Instalasi Farmasi Layak Pakai

8 Instalasi Laboratorium Layak Pakai

9 Instalasi Radiologi Layak Pakai

10 Instalasi Sanitasi/ Lingkungan Hidup Layak Pakai

11 Loundry Layak Pakai

12 Instalasi Fisioterapi Layak Pakai

13 Instalasi Administrasi Layak Pakai

Sumber : Rumah Sakit Umum Siti Hajar, 2014

4.1.9 Pelayanan Unggulan RSU. Siti Hajar Medan 4.1.9.1 Fisioterapi

Jenis Pelayanan Fisioterapi :

a. Nyeri punggung bawah (Low Back Pain)

b. Rematik dan Arthritis sendi lutut, bahu, lengan, dll c. Stroke, Bell Palsy

d. Myalgia (Nyeri otot)Nyeri kekakuan leher e. Gangguan fungsi gerak dan fungsional, dll 4.1.9.2 Poli Paru

a. Dr. Hilalludin Sembiring, Sp.P (K) b. Dr. Nuryunita Nainggolan, Sp.P (K)


(22)

4.1.10 Penggunaan Energi

Sumber energi yang digunakan untuk kegiatan Rumah Sakit Umum Siti Hajar berasal dari Perusahaan Listrik Negara (PLN). Untuk mengantisipasi terputusnya arus listrik dari PLN sewaktu operasional industri berlangsung, disediakan generator listrik sebagai cadangan sumber daya listrik. Secara rinci penggunaan energi kegiatan Rumah Sakit Umum Siti Hajar yaitu :

Tabel 4.3 Penggunaan Energi di Rumah Sakit Siti Hajar Medan No Penggunaan Energi Kapasitas

Terpasang

Pemakaian Rata-Rata

Sumber

1 Listrik 17.600 VA 3.758 kVA PLN

2 Generator 1.500 - -

Sumber : Rumah Sakit Umum Siti Hajar, 2014

4.1.11 Penggunaan Air

Air yang digunakan untuk kegiatan operasional Rumah Sakit Umum Siti Hajar dalam berbagai keperluan berasal dari Air PDAM. Rincian penggunaan air untuk kegiatan Rumah Sakit Umum Siti Hajar yaitu :

Tabel 4.4 Penggunaan Air di Rumah Sakit Umum Siti Hajar No Jenis Kegiatan Asal/Sumber Volume

(m³/bulan)

Persentase (%)

1 Kamar PDAM 10 44

2 Laundry PDAM 6,7 30

3 Dapur PDAM 3 13

4 Kantor PDAM 3 13

JUMLAH 22,7 100


(23)

Gambar 4.1 Neraca Penggunaan Air di Rumah Sakit Umum Siti Hajar 4.1.12 Pemanfaatan Lahan

Rumah Sakit Umum Siti Hajar memiliki luas lahan 1440 m², dengan luas bangunan sebesar 1120 m² dengan bangunan terdiri dari 3 lantai. Bangunan Rumah Sakit Umum Siti Hajar memiliki lahan Parkir, Taman, Ruang Kantor, Apotik, Laboratorium, Dapur, Laundry, Gudang, Musollah, Kamar Mandi serta memiliki Ruang Pasien, Ruang VIP, Ruang Gawat Darurat, Ruang Periksa, Ruang Bersalin, Ruang Periksa Gigi, Ruang Suntik, dan Ruang Rontgen. Penggunaan Lahan Rumah Sakit Umum Siti Hajar disajikan secara lengkap pada tabel 5 berikut :

Kamar 10 m³/bulan

Kantor 6,7 m³/bulan

Laundry 3 m³/bulan

Dapur 3 m³/bulan

Septik Tank 16,7 m³/bulan

PDAM

22,7 m³/bulan

Drainase 6 m³/bulan

Badan Air Penerima


(24)

Tabel 4.5 Penggunaan Lahan Rumah Sakit Umum Siti Hajar

Jenis Penggunaan Luas Areal

m² %

I. Lahan tertutup bangunan 1. Bangunan Utama :

a. Kantor

b. Ruang Pelayanan c. Dapur

d. Loundry II. Lahan Terbuka

a. Lahan Parkir & Jalan b. Taman & lahan terbuka

16 m² 847,5 m² 22 m² 42,5 m² 120 m² 72 m² 1, 75,7 1,9 3,8 10,7 6,4

Luas Lahan Yang Dimiliki (M2) 1120 m² 100

Sumber : Rumah Sakit Umum Siti Hajar, 2014

4.1.13 Jenis Peralatan Rumah Sakit

Jenis peralatan atau instrumen medis dan non medis yang digunakan untuk operasional Rumah Sakit Umum Siti Hajar yaitu :

Tabel 4.6 Jenis Peralatan Medis Rumah Sakit Umum Siti Hajar

No Nama Barang Jumlah Keterangan

A.Ruang Perawatan I

1 Tenis Meja 1 Baik

2 Stetescope 1 Baik

3 Termometer 1 Baik

4 Gilingan Obat 1 Baik

5 Baskom Stenles 3 Baik

6 Reflex Hamer 1 Baik

7 Baki Stenles 1 Baik

8 Tromel Gas 1 Baik

9 Com Stenles 1 Baik

10 Nald Folder 1 Baik

11 Gunting Verban - -

12 Gunting Aff Heacting - -

13 Pinset - -

14 Gunting Kecil Runcing - -

15 Regulator - -


(25)

17 Urinai 3 Baik

18 Senter 1 Baik

19 Telpon 1 Baik

20 Ember 2 Baik

21 Baskom Mandi Pasien 1 Baik

22 Pemadam Kebakaran 1 Baik

23 Kaca Hias 1 Baik

24 Nebulezer 1 Baik

B.Ruang Perawatan II

1 Partus Set 1 Set Baik

2 Curretage Set 1 Set Baik

3 Alat Vacum Set 1 Set Baik

4 Gunting Aff Hecting 1 Baik

5 Cocor Bebek 3K, S, B Baik

6 Shim speculum 3K, S, B Baik

7 Hegar Set 1 Set Baik

8 Bak Instrumen Stenles Besar 1 Baik

9 Bak Instrumen Sedang Putih 1 Baik

10 Bak Instrumen Stenles Kecil 1 Baik

11 Monoral 2 Baik

12 Trome Kecil Steinles 1 Baik

13 Baki Steinles 1 Baik

14 Timbangan Bayi 2 Baik

15 Stetescope Baby - -

16 Stetescope Biasa Hitam 1 Baik

17 Meteran Oxigen 1 Baik

18 Dapton 1 Baik

19 Near Beken 1 Baik

20 Piring Plasenta 1 Baik

21 Baskom Stenles Sedang 2 Baik

22 Suction 1 Baik

23 Tensi Meter Biasa 1 Baik

24 Tensi Meter Digital Microlife 1 Baik

25 Termometer Baby 1 Baik

26 Termometer Biasa 1 Baik

27 Termometer Micrilife 1 Baik

28 Incubator 2 Baik

29 Lampu Sorot 1 Baik

30 Box Baby Kecil 7 Baik

31 Sleam Secher 2 Baik

32 Lampu Merah Infra Red 1 Baik

33 Meja Instrumen 2 Baik

34 Korentang 1 Baik

35 Gunting Verban 1 Baik


(26)

37 Tensi Nova - -

38 Doppler - -

39 Gunting Hecting Kecil - -

40 Gunting Episiotomi 1 Baik

41 Gunting Tali Pusat 1 Baik

42 Ambu Bag + Reservoar Baby 1 Baik

43 Lampu Sorot Vagina 1 Baik

44 Troley 2 Tingkat 1 Baik

45 Timbangan Bayi - -

46 Lampu Emergency 2 Baik

47 Bak Instrumen Besar Stenles 1 Baik

48 Cap Vacum 1 Set Baik

49 Ateri Klem 1 Baik

50 Senter Besar 1 Baik

51 Kipas Angin 1 Rusak

52 Jam Dinding 1 Baik

53 Tempat Tidur 2 Baik

54 Lemari Obat 1 Baik

55 Kulkas Kecil 1 Baik

56 Meja 1 Baik

57 Termos Tea 1 Baik

58 Telephone 1 Baik

59 Sapu 1 Baik

60 Kain Pel 1 Baik

61 Gagang Cukur 1 Baik

62 Kaca Rias 1 Baik

63 Ember Mandi Baby 2 Baik

64 Kelambu Baby Kecil 7 Baik

C.Ruangan IGD / POLIKLINIK

1 Monitor 1 Baik

2 EKG - -

3 Timbangan Baby - -

4 Fif Flow/Microlife 1 Baik

5 Termometer Microlife 1 Baik

6 Tensi Biasa Berdiri/ Duduk 2 Baik

7 Regulator 1 Baik

8 Stetescope 1 Baik

9 Glucotren 1 Baik

10 Korentang 1 Baik

11 Termometer Seventy 1 Baik

12 Klem Lurus Kecil 1 Baik

13 Nald Holder 2 Baik

14 Klem Bengkok Kecil 3 Baik

15 Klem Bengkok 18 cm 2 Baik


(27)

17 Savel No.4 1 Baik

18 Gunting Af Heacting 1 Baik

19 Vincet Anatomis Panjang 1 Baik

20 Vincet Cirurgis 1 Baik

21 Spiculum Hidung 1 Baik

22 Spiculum Telinga 3 Baik

23 Nier Beken 1 Baik

24 Tromel Gas Bulat 1 Baik

25 Tromel Kecil 1 Baik

26 Bak Instrumen Email 1 Baik

27 Saction 1 Baik

28 Gudel 2 Baik

29 Kom Besar 2 Baik

30 Nebulezer 1 Baik

31 Refleks Hamer 1 Baik

32 Standart Infus 1 Baik

33 Gunting Jaringan 1 Baik

34 Timbangan Digital 1 Baik

35 Ambu 1 Baik

36 Laringos Copy 1 Baik

37 Dispencer 1 Baik

38 Radio 1 Baik

39 Senter 1 Baik

40 Telephon 1 Baik

41 Kulkas 1 Baik

42 Jam Dinding 1 Baik

43 Lampu Emergency 1 Baik

44 Kaca Hias 1 Baik

45 Cok Baygon Electric - -

46 Televesi 1 Baik

47 Tensi Manual 2 Baik

48 Stelisator 1 Baik

49 Tensi Manual 2 Baik

50 Tang Spatei 1 Baik

51 Lampu Sorot Dinding 2 Baik

D.Ruangan Bedah

1 Kom Betadin 3 Baik

2 Neurbeken 1 Baik

3 Dobel Hak 2 Baik

4 Hak 3 Baik

5 Hak Blass 1 Baik

6 Lidah Abdomen 1 Baik

7 Hak Otomatis 1 Baik

8 Scapel/ Gagang Pisau 2 Baik


(28)

10 Pingset Anatomi 1 Baik

11 Corentang Apendic 1 Baik

12 Nald Pouder 2 Baik

13 Hak Garpu 2 Baik

14 Gunting Lurus 1 Tumpul

15 Gunting Jaringan 3 Tumpul

16 Gunting Benang 1 Baik

17 Hak Dabel 2 Baik

18 Klem Coher 6 Baik

19 Arteri Klem 5 Kurang Baik

20 Arteri Klem Lurus 5 Kurang Baik

21 Klem Koher Lurus 1 Baik

22 Arteri Klem Lurus 8 Baik

23 Arteri Klem Tumpul 8 Kurang Baik

24 Klem Koher Lurus 4 Baik

25 Arteri Klem 1 Baik

26 Speculum Anus 1 Baik

27 Duk Klem 1 Baik

28 Opal Klem 4 Kurang Baik

29 Meja Alat Operasi 2 Baik

30 Meja Duk Operasi 2 Baik

31 Meja Duk Obat 2 Baik

32 Diatermi Set 1 Baik

33 AC 2 Rusak

34 Meja Operasi 2 Baik

35 Mesin Anastesi 2 Baik

36 Bed 1 Baik

37 TV 21 Inchi 1 Baik

38 Sopa Set 1 Set Rusak

39 Kulkas 1 Rusak

40 Dispenser 1 Baik

41 Stelisator 1 Baik

42 Korentang Steril 2 Baik

43 Sucen 2 Baik

44 Lampu Operasi 2 Baik

45 Tromol 6 Baik

46 Senter 1 Baik

47 Monitor 1 Rusak

48 Kepala Oksigen 1 Baik

49 Tabung Oxigen 2 Baik

50 Gunting Plester 1 Baik

51 Sepatu Bot Hitam 3 Baik

52 Sandal 4 Baik

53 Kursi Kecil Roda 1 Baik

54 Rak Sepatu 1 Baik


(29)

56 Kursi Besi 1 Baik

57 Sapu Plastik 1 Baik

58 Kain Pel 2 Sedang

59 Baskom 1 Baik

E. Ruangan Laboratorium

1 Foto Meter 4010 1 Baik

2 Microscope 2 Baik

3 Centri Fuger 1 Baik

4 Alat Hematokrit 1 Rusak

5 Kulkas 2 Baik

6 Foto Meter Colemen 1 Rusak

7 Stabilisator 1 Baik

8 Pipet (Micropipet) 6 Baik

9 Incubator 1 Rusak

10 Hema Citometer 1 Baik

11 Tabung 2 100 Baik

12 Stop Watch 1 Baik

13 Meja 2 Baik

14 Meja Kecil 2 Baik

15 Alat Kaca/ Tempat Cek BTA 1 Baik

16 File Cabinet 1 Baik

17 Kursi Plastik 2 Baik

18 Pipet Wastergen 1 Baik

19 Gunting Hitam 1 Baik

20 Lampu Minyak 1 Baik

21 Bangku Bulat 2 Baik

22 Keranjang/ Tempat Tabung 2 Baik

23 Jereghen Besar 2 Baik

24 Ember Plastik 2 Baik

25 Cok Cabang 1 Baik

26 Pengebat 1 Baik

27 Lamp. Brand Spritus 1 Baik

Sumber : Rumah Sakit Umum Siti Hajar, 2014

Dalam menunjang kegiatan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Siti Hajar, terdapat unit-unit yang menggunakan beberapa peralatan non medis yang merupakan peralatan pendukung.


(30)

Tabel 4.7 Jenis Peralatan Non Medis Rumah Sakit Umum Siti Hajar

No Nama Barang Jumlah Keterangan

A.Dahlia I (satu)

1 Tempat Tidur 2 Baik

2 Kasur 2 Baik

3 Lemari 1 Baik

4 TV 1 Baik

5 Kipas Angin 1 Baik

6 Meja Makan 3 Baik

7 Lukisan 1 Baik

8 Orden 1 Set Baik

B.Dahlia II (dua)

1 Tempat Tidur 2 Baik

2 Kasur 2 Baik

3 Bantal 2 Baik

4 Lemari 1 Baik

5 TV 1 Baik

6 Kipas Angin 1 Baik

7 Meja Makan 2 Baik

8 Lukisan 1 Baik

9 Orden 1 Set Baik

C.Dahlia III (tiga)

1 Tempat Tidur 2 Baik

2 Kasur 2 Baik

3 Bantal 2 Baik

4 Lemari 1 Baik

5 TV 1 Baik

6 Kipas Angin 1 Baik

7 Meja Makan 2 Baik

8 Lukisan 1 Baik

9 Orden 1 Set Baik

D.Cempaka I (satu)

1 Tempat Tidur 2 Baik

2 Kasur & Bantal 4 Baik

3 Jemuran Anduk 1 Baik

4 Lemari 1 Baik

5 TV 1 Baik

6 AC 1 Baik

7 Meja Makan 1 Baik

8 Lukisan 1 Baik


(31)

E.Cempaka II (dua)

1 Tempat Tidur 2 Baik

2 Kasur & Bantal 4 Baik

3 Jemuran Anduk 1 Baik

4 Lemari 1 Baik

5 TV 1 Baik

6 AC 1 Baik

7 Meja Makan 1 Set Baik

8 Lukisan 1 Baik

9 Orden 1 Baik

F.Cempaka III (tiga)

1 Tempat Tidur 2 Baik

2 Kasur & Bantal 2 + 2 Baik

3 Lemari 1 Baik

4 AC 1 Baik

5 Meja 1 Baik

6 Lukisan 1 Baik

7 Orden 2 Set Baik

8 Jemuran Kol 1 Baik

9 Kaca Hias 1 Baik

10 TV 1 Baik

G.Ruangan Anak

1 Tempat Tidur 5 Baik

2 Kasur & Bantal 5 Baik

3 Lemari 4 Baik

4 Kipas Angin 1 Baik

5 TV 1 Baik

6 Orden 1 Set Baik

7 Meja 1 Baik

H.Anggrek I (satu)

1 Tempat Tidur 3 Baik

2 Kasur & Bantal 3 Baik

3 Lemari 3 Baik

4 Orden 2 Set Baik

I.Anggrek II (dua)

1 Tempat Tidur 4 Baik

2 Kasur & Bantal 4 Baik

3 Lemari 4 Baik

4 Orden 3 Set Baik


(32)

J.Anggrek III (tiga)

1 Tempat Tidur 7 Baik

2 Kasur & Bantal 7 Baik

3 Lemari 7 Baik

4 Kipas Angin 2 Baik

K.Anggrek IV (empat)

1 Tempat Tidur 4 Baik

2 Kasur & Bantal 4 Baik

3 Lemari 4 Baik

4 Orden 1 Baik

5 Kipas Angin 2 Set Baik

L.Recoveri Room (RR)

1 Tempat Tidur 1 Baik

2 Kasur & Bantal 1 Baik

3 Kipas Angin 1 Baik

4 Orden 1 Set Baik

M.Ruangan Radiologi

1 Kaset 35 cm x 3 cm 1 Baik

2 Pesawat Rontgen 1 Baik

3 Tangki Delelover 1 Baik

4 Tangki Fixer 1 Baik

5 Hair Dryer 1 Baik

6 Meja Kontrol 1 Rusak

7 Meja Tulis 1 Baik

8 Bangku Duduk 2 Baik

9 Kaset 30 cm x 40 cm 1 Baik

10 Iluminator (lampu baca) 1 Baik

11 Kaset 24 cm x 30 cm 4 Rusak

12 Kaset 30 x 40 cm 2 Rusak

N.Ruang USG

1 USG 1 Baik

2 EKG 1 Baik

3 Bed Pasien 1 Baik

4 Tilam 1 Baik

5 Bantal Pasien 1 Baik

6 Meja Tulis 1 Baik

7 Kursi Duduk 1 Baik

8 Iluminator (Lampu Baca) 1 Baik

9 Stabizer 1 Baik


(33)

4.1.14 Proses Perawatan Pasien

4.1.14.1 Proses Perawatan Pasien Secara Umum

Secara garis besar kegiatan proses perawatan pasien di Rumah Sakit Umum Siti Hajar adalah :

Gambar 4.2 Bagan Alur Perawatan Pasien di Rumah Sakit Umum Siti Hajar Pasien Lama / Baru

RM / Pendaftaran Pasien

Poliklinik / IGD

INSTALASI RAWAT

PENUNJANG MEDIS

POLIKLINIK SPESIALIS

KASIR PASIEN

KELUAR SEMBUH DIRUJUK

MENINGGAL


(34)

4.1.14.2 Proses Pelayanan Fisioterapi Pasien JKN di RS. Siti Hajar

Gambar 4.2 Bagan Alur Pelayanan Fisioterapi Pasien JKN di RS. Siti Hajar Pasien

Mendaftar pada BPJS RS. Siti Hajar

Mengambil Berkas Rekam Medis

Menyerahkan kepada Klinik Fisioterapi

Mengantri Sesuai Nomor Antrian

Mengantar Sampai Pintu Klinik Fisioterapi

Fisioterapi


(35)

Tabel 4.8 Penggunaan Bahan Bakar Dan Pelumas

No Jenis Bahan Bakar Kebutuhan / Bulan Penanganan Sisa 1

2 3

. Solar

Minyak Tanah Oli

150 liter/bulan 300 liter/bulan Sedikit

Habis Terpakai Habis Terpakai Habis Terpakai

Sumber : Rumah Sakit Umum Siti Hajar, 2007

4.1.15 Jenis Alat Angkut Dan Kendaraan

Jenis alat angkut dan kendaraan yang digunakan untuk pengangkutan pasien dan karyawan yaitu:

Tabel 4.9 Jenis Alat Angkut Dan Kendaraan No Penggunaan Jenis Kendaraan

(Kapal/Colt/Truk/Bus)

Volume / Hari atau Per waktu Periodik

1 2

Pasien Karyawan

Ambulance

Mobil, Sepeda, Motor, Angkutan Umum

Sesuai Kebutuhan Setiap Hari


(36)

4.1.16 Job Description

Gambar 4.4 Struktur Organisasi Rumah Sakit Siti Hajar Medan KOMITE MEDIS SUB BAGIAN KESEKRETA RIATAN REKAM MEDIS SUB BAGIAN KEUANGAN DAN PROGRAM SEKSI PELAYAN AN YAYASAN DIREKTUR INSTALASI GAWAT DARURAT INSTALASI BEDAH INSTALASI RAWAT JALAN INSTALASI FARMASI INSTALASI KEBIDANAN INSTALASI GIZI INSTALASI RADIOLOGI INSTALASI PEMELIHARAAN KESEHATAN SUB SEKSI PELAYANAN & PENUNJANG MEDIS SUB SEKSI PELAYANAN URUSAN KETATAUSAHAAN URUSAN KEPEGAWAIAN URUSAN AKUNTANSI URUSAN PERBENDAHARAAN SUB SEKSI DIKLAT URUSAN REKAM URUSAN UMUM URUSAN ANGGARAN DAN MOBILITAS DATA URUSAN PROGRAM STAF MEDIS FUNGSIONAL


(37)

Berikut ini akan dijelaskan uraian tugas (job description) yang terdapat pada struktur organisasi RSU Siti Hajar Medan.

1. Direktur

Tugas dan tanggung jawab :

a. Bertanggung jawab dan mengawasi segala kegiatan keadaan Rumah Sakit Umum Siti Hajar Medan.

b. Menentukan kebujakan pelaksanaan pelayanan dan menetapkan peraturan untuk manajer-manajer di bawahnya.

c. Mengambil keputusan tertinggi / keputusan terakhir.

d. Menjalankan kebijakan Yayasan Rumah Sakit Umum Siti Hajar Medan, membuat laporan tahunan kepada Yayasan Rumah Sakit Umum Siti Hajar Medan berdasarkan laporan-laporan berkala dan incidental dari setiap manajer.

2. Komite Medis

Tugas Komite Medis :

a. Memberikan pelayanan terhadap para pasien. b. Memberikan informasi terhadap para pasien.

c. Membantu para pasien dalam mendapatkan perobatan. 3. Kepala Seksi Pelayanan

Tugas Kepala Seksi Pelayanan :

a. Pengelola bidang pelayanan dan petunjuk medis, pelayanan perawatan dan pendidikan serta pelatihan.


(38)

b. Melaksanakan fungsi manajemen bagian pelayanan dan menunjang medis, pelayanan keperawatan dan pendidikan pelatihan yaitu perencanaan dan penganggaran.

4. Kepala Sub Seksi Pelayanan

Tugas Kepala Sub Seksi Pelayanan :

a. Pengelola bidang pelayanan medis yang meliputi instansi gawat darurat, instansi bedah, instansi kebidanan, dan kandungan, instansi rawat jalan, instansi rawat inap.

b. Pengelola bidang pelayanan medis yang meliputi instansi radiologi, instansi farmasi, instansi gizi, instansi pemeliharaan Rumah Sakit dan instansi laboratorium klinik yang professional.

5. Kepala Sub Seksi Pelayanan Keperewatan Tugas :

a. Pelayanan keperawatan UGD, keperawatan rawat jalan, keperawatan kamar bedah, keperawatan rawat inap.

b. Mengelola dan mengembangkan pelayanan dan keperawatan secara profesional dan bermutu.

c. Memberikan orientasi bagi tenaga perawat baru.

d. Melaksanakan supervisi ke instansi yang berkaitang dengan pelayanan keperawatan.

6. Kepala Sub Seksi Pendidikan dan Pelatihan


(39)

a. Melaksanakan pendidikan dan latihan bidang medis maupun manajemen yang dilaksanakan oleh RSU Siti Hajar Medan untuk pegawai sendir atau non pegawai.

b. Melakukan koordinasi pelaksanaan kegiatan diklat yang diperlukan oleh RSU Siti Hajar Medan.

c. Memberikan bimbingan peserta Praktek Kerja Lapangan, sehingga memberikan manfaat kepada RSU Siti Hajar Medan untuk meningkatkan pelayanan.

d. Koordinasi pembuatan laporan tahunan RSU Siti Hajar Medan . e. Kegiatan administrasi dan pelaporan di lingkungan klat.

7. Bagian Kesekretariatan Tugas Kesekretariatan:

a. Merumuskan kebijakan dan mengawasi pelaksanaan kegiatan pada urusan kepegawaian, ketata usahaan, rekam medik, dan urusan umum.

b. Mengkoordinir pelayanan, mengklaim dan laporan yang berkaitan denganpasien asuransi kesehatan.

8. Kepala Bagian Keuangan Dan Program

Tugas Kepala Bagian Keuangan Dan Program :

a. Bertangung jawab atas kelancaran keuangan perusahaan yang menyangkut kewajiban-kewajiban dan tagihan-tagihan.

b. Bertanggung jawab atas penyusunan-penyusunan anggaran bagian keuangan untuk disampaikan pada pimpinan melalui bagian perencanaan dan anggaran.


(40)

9. Instansi Gawat Darurat

Tugas Instansi Gawat Darurat :

a. Menyiapkan dan memberikan informasi kepada Direktur mengenai egiatan pelayanan UGD.

b. Tanggung jawab memberikan pelayanan kepada pasien yang ada di UGD. 10.Instansi Bedah

Tugas Instansi Bedah :

a. Bertanggung jawab memberikan pelayanan di dalam ruang bedah.

b. Bertanggung jawab menyiapkan ruangan dan alat untuk pelaksanaan operasi.

c. Bertanggung jawab dan memperisapkan dokter bedah ahli bidangnya. 4.1.17 Jaringan Usaha / Kegiatan

RSU Siti Hajar Medan bergerak di dalam bidang jasa yaitu melakukan upaya kesehatan paripurna kepada semua golongan masyarakat.sembilan jenis usaha kegiatan RSU Siti Hajar Medan.

1. Menyelengarakan Pelayanan Medis 2. Menyelengarakan Pelayanan Non Medis

3. Menyelangarakan Pelayanan Asuhan Keperawatan 4. Menyelengarakan Pelayanan Rujukan

5. Menyelengarakan Pendidikan dan Pelatihan 6. Menyelengarakan Penelitian dan Pengembangan 7. Menyelengarakan Administrasi Umum dan keuangan


(41)

8. Melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan bidang tugasnya.

4.2 Karakteristik Pasien Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan 4.2.1 Karakteristik Pasien Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan Menurut Kepesertaan

Gambar 4.5 Distribusi Pasien Fisioterapi Menurut Kepesertaan Dari Gambar 4.4 terlihat bahwa pasien fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan terhitung sejak 26 Oktober 2016 s/d 26 Desember 2016 menurut kepesertaan lebih banyak pasien Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yaitu 1769 pasien, dan untuk pasien umum hanya 87 pasien.

1769

87 0

200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000

JKN Umum


(42)

4.2.2 Karakteristik Pasien Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan Menurut Jenis Kelamin

Gambar 4.6 Distribusi Pasien Fisioterapi Menurut Jenis Kelamin Dari Gambar 4.5 terlihat bahwa pasien fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan terhitung sejak 26 Oktober 2016 s/d 26 Desember 2016 menurut jenis kelamin lebih banyak perempuan, yaitu 1036 pasien (58,56%) perempuan dan 733 pasien (41,43%) laki-laki.

733

1036

41.43 58.56

0 200 400 600 800 1000 1200

Laki-Laki Perempuan


(43)

4.2.3 Karakteristik Pasien Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan Menurut Asal Rujukan

Gambar 4.7 Distribusi Pasien Fisioterapi Menurut Asal Rujukan Dari Gambar 4.6 terlihat bahwa pasien fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan terhitung sejak 26 Oktober 2016 s/d 26 Desember 2016 menurut asal rujukan terbanyak yaitu Rumah Sakit Siti Hajar 1148 (64,89%), Rumah Sakit Bunda Thamrin 360 (20,35%), Rumah Sakit Malahayati 117 (6,61%), dan Lain-lain 144 (6,44%). Asal rujukan Lain-lain ini terdiri dari Rumah Sakit Santa Elisabet, Rumah Sakit Advent, Puskesmas Padang Bulan, Puskesmas Padang Bulan Selayang II, Puskesmas Bestari Petisah, Puskesmas Medan Johor, Puskesmas Medan Sunggal, Klinik Aviati, dan Balai Pengobatan

1148

360

117 144

64.89

20.35 6.61 6.44

0 200 400 600 800 1000 1200 1400

RS. Siti Hajar RS. Bunda Thamrin

RS. Malahayati Lain-lain Jumlah Persentase


(44)

4.2.4 Karakteristik Pasien Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan Menurut Diagnosis Terbanyak

Gambar 4.8 Distribusi Pasien Fisioterapi Menurut Diagnosis Terbanyak Dari Gambar 4.7 terlihat bahwa pasien fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan terhitung sejak 26 Oktober 2016 s/d 26 Desember 2016 menurut diagnosis terbanyak yaitu Low Back Pain 698 (39,45%), Stroke 262 (14,81%), Spondylosis 222 (12,45%), dan Lain-lain 684 (38,66%). Diagnosis lain ini terdiri dari Bell’s Palsy, Arthrotis, Neurotic Disorder, cervicalga, cronic obstructive, carval tunnel syndrome, Myalgia dll.

698

262

222

684

39.45

14.81 12.54 38.66

0 100 200 300 400 500 600 700 800

Low Back Pain Stroke Spondylosis Lain-Lain


(45)

4.2.5 Karakteristik Pasien Low Back Pain Rumah Sakit Siti Hajar Medan Menurut Jenis Kelamin

Gambar 4.9 Distribusi Pasien Low Back Pain Menurut Jenis Kelamin Dari Gambar 4.8 terlihat bahwa pasien Low Back Pain di Rumah Sakit Siti Hajar Medan terhitung sejak 26 Oktober 2016 s/d 26 Desember 2016 menurut jeniskelamin yaitu laki-laki 314 (44,98 %) dan perempuan 420 (60,17 %).

314

420

44.98 60.17

0 50 100 150 200 250 300 350 400 450

Laki-laki Perempuan


(46)

4.3 Hasil Perhitungan Tarif Riil dan Tarif Klaim Kasus Low Back Pain di Rumah Sakit Siti Hajar Medan

Tarif Pelayanan di Klinik Fisoterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan adalah sebagai berikut:

a. Tarif yang ditetapkan rumah sakit untuk kasus prosedur terapi fisik dan prosedur kecil muskloluskletal adalah sebesar Rp 115.000

b. Tarif klaim INA-CBG‟s untuk kasus prosedur terapi fisik dan prosedur kecil muskuloskletal sebesar adalah sebesar Rp 114.100

Tabel. 4.10 Komponen Tarif Yang Ditetapkan Rumah Sakit Siti Hajar Untuk Pelayanan Fisioterapi

No Komponen Tarif (Rp) %

1 Tarif Dokter -

2 Tarif Fisioterapis 50.000 43,47

3 Tindakan 50.000 43,37

4 Lain-lain

Administrasi Listrik

15.000 10

5 Total 115.000 100

Sumber : Rekam Medis Pasien Umum Fisioterapi RS. Siti Hajar Medan (Maret, 2017)

Hasil penelitian pada tabel 4.10 menunjukkan bahwa tarif yang ditetapkan Rumah Sakit Siti Hajar Medan pada Pasien Fisioterapi sebarannya adalah : tarif terapis Rp 50.000 (43,48%), tarif tindakan Rp 50.000 (43,48%), tarif lainnya yang terdiri dari administrasi, listrik, pemeliharaan, dll Rp 15.000 (10%), sedangkan jika bertemu dokter tarif tambahan untuk dokter sebesar Rp 77.000 (40,10%)

Jika dihitung berdasarkan data elektronik klaim dan rekam medis pasien low back pain fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan dengan kebijakan terbaru standar tarif INA-CBGS‟s no 52 tahun 2016,terhitung sejak tanggal 26 Oktober


(47)

sampai dengan 24 Desember 2016 maka risiko keuangan Klinik Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan adalah sebagi berikut :

Tabel 4.11 Perbandingan tarif Yang Ditetapkan Rumah Sakit Dengan Tarif Klaim INA-CBG’s Klinik Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan

Tarif Riil Rumah Sakit (Rp)

Tarif Klaim INA-CBG’s

Selisih/Perbedaan Keterangan Rupiah

203.435.000 201.842.900 1.591.100 Merugi

Jika melihat data pada tabel 4.12 maka tarif riil rumah sakit jika dibandingkan dengan tarif klaim INA-CBG‟s untuk klinik fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan lebih rendah atau merugikan rumah sakit sebesar Rp 1.591.100 terhitung dari 26 Oktober sampai dengan 24 Desember 2016.

4.4 Karakteristik Informan Penelitian

Informan penelitian terdiri dari petugas verifikator INA-CBG‟s, Terapis, dan Mahasiswa Program Studi D3 dan S1 Fisioterapi STIKES Rumah Sakit Siti Hajar Medan.

Tabel 4.12 Karakteristik Informan Penelitian

No Nama Pekerjaan/

Jabatan Jenis Kelamin Pendidikan Terakhir Umur (Tahun) 1 Devi Verifikator

INA-CBG‟s Rumah Sakit Siti Hajar

Perempuan S-1

Keperawatan

2 2 Dila Mahasiswa Praktik

D3

Perempuan Mahasiswa D3

Fisioterapi

20 3 Khaira Ulfah Mahasiswa Praktik

S1

Perempuan Mahasiswa S1 Fisioterapi

22 4 Mia Pegawai/Terapis Perempuan S-1

Fisioterapi


(48)

4.5 Hasil Wawancara Penelitian di Rumah Sakit Siti Hajar Medan 4.5.1 Hasil Wawancara Kepada Petugas Verifikator INA-CBG’s Rumah Sakit Siti Hajar Medan.

Tabel 4.13 Pernyataan Informan tentang Pelaksanaan Klinik Fisioterapi di Rumah Sakit Siti Hajar Medan

Informan Pernyataan

Informan 1 Di sinikan pelayanan paling sibuk itu fisioterapi dek, hampir 75 % pelayanan itu adanya di sana, terus poli paru juga sibuk, kita taunya dari klaim-klaim yang kita ajukan, mereka yaa kayak biasalah, daftar melalui BPJS dulu kalo pasien BPJS, kalo syaratnya cocok baru lanjut ke pelayanan, nanti baru dikasih pelayanan sesuai yang dibutuhkan mereka, nanti ntah dikasih alat, sinar, atau apalah. Fisioterapi di sini bisa sampai 30-35 orang sehari.

Dari pernyatan informan di atas dapat diketahui bahwa pelayanan terbanyak yang diberikan di Rumah Sakit Siti Hajar ada pada poli fisioterapi, di mana untuk kunjungan pasiennya dalam sehari bisa sampai 30-35 orang.

Tabel 4.14 Pernyataan Informan tentang Kesesuaian Tarif Klaim Yang Diterima Rumah Sakit Dengan Yang Diajukan.

Informan Pernyataan

Informan I Yaaa, belum tentulah. Kadang-kadang mereka bayar sesuai dengan yang kita ajukan, kadang malah lebih rendah lagi dari yang diajukan. Tapi juga pernah lebih tinggi dari yang kami ajukan dek. Dari yang lebih tinggi inilah kami dapat keuntungan untuk kasus ini.

Dari pernyatan informan di atas dapat diketahui bahwa klaim yang diajukan oleh Rumah Sakit Siti Hajar Medan kepada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) tidak selalu sesuai dengan yang diterima. Dan keuntungan akan diperoleh rumah sakit jika klaim yang diterima lebih tinggi dari pada yang diajukan rumah sakit. Klaim yang lebih tinggi yang menguntungkan rumah sakit


(49)

adalah ketika tarif klaim INA-CBG‟s yang diterima tetap sesuai ketentuan padahal untuk pelayanan tidak sepenuhnya diberikan.

Tabel 4.15 Pernyataan Informan tentang Asal Pendapatan Rumah Sakit Jika Klaim Yang Diterima Lebih Rendah.

Informan Pernyataan

Informan I Kan penyakit orang yang berobat nggak Cuma di fisioterapi aja, banyak di poli-poli lain, kadang kan penyakit lain itu klaim kasusnya lebih tinggi dari yang diajukan, dari situlah kami mendapat untung, istilahnya subsidi silang lah. Mungkin dari LBP tadi kami rugi, tapi ada lagi kan kasus A,B,C,D yang mungkin kami dapat untung.

Dari pernyatan informan di atas dapat diketahui bahwa rumah sakit tidak merugi dengan adanya pelayanan fisioterapi meskipun tarif riil rumah sakit lebih rendah dari tarif klaim Indonesia Case Base Groups (INA-CBG’s), sebab masih ada kasus/penyakit lain yang lebih tinggi tarif riilnya dari tarif klaim INA-CBG’s, sehingga bisa menutupi kekurangan tarif pada pelayanan fisioterapi.

Tabel 4.16 Pernyataan Informan tentang Faktor Pembeda Tarif Riil Dengan Tarif INA-CBG’s.

Informan Pernyataan

Informan I Namanya juga orang berobat beda-beda ya dek, otomatis juga beda penyakitnya, penyakitnya aja yg bisa kita paketkan kalo orangnya kan tidak. Jadi kayak ada tambahan obat, ada komplikasi penyakit, usia juga mungkinlah, atau ketepatan koding juga, kayak Low Back Pain ini mirip-mirip sama penyakit saraf pinggang kejepit itu juga mempengaruhilah. Apalagi komplikasi tadi misalnya dia sakit X eh rupanya dia ada sakit DM juga, kan dari sini udah beda. Hmmm tergantung kepada kasus tunggal atau tidaklah, atau ini juga kadang kan pasien low back pain ini datang tinggal dia mau peyananan fisioterapi saja, dia mau exercise gitu aja. Tapi aja juga pasien yang setiap mau berobat ke poli ft dia tetap mau jumpa dengan dokter jadikan berbeda nanti bayaran dan klaimnya.


(50)

Dari pernyatan informan di atas dapat diketahui bahwa pembeda tarif riil dengan tarif INA-CBG’ terdiri dari tingkat keparahan penyakit, obat, komplikasi, ketepatan koding, berjumpa dokter atau tidak. Hal ini sesuai dengan penelitian Wijayanti dan Sugiarsi (2012) tentang analisis perbedaan tarif riil dengan tarif paket INA-CBG‟s pada pembayaran klaim jamkesmas pasien rawat inap di RSUD Kabupaten Sukoharjo yang menyimpulkan bahwa faktor yang menimbulkan perbedaan tarif riil dengan tarif klaim Jamkesmas paket INA-CBG‟s antara lain : Perbedaan lama dirawat, keberadaan software, ketepatan pengkodean diagnosis, dan clinical pathway.

Tabel 4.17 Pernyataan Informan tentang Tarif Berobat ke Klinik Fisioterapi Berjumpa Dokter Atau Tidak.

Informan Pernyataan

Informan I Kan tadi kalo dia ke pelayanan exercise saja dia bakal diajukan klaimnya ke BPJS Rp 114.000, kalo dia pasien umum nanti kami buat Rp 115.000, tapi kalo dia mau jumpa dokter juga sekalian pelayanan tarifnya Rp 192.000, dari sinilah diambil tarif untuk dokter juga dek.

Dari pernyatan informan di atas dapat diketahui bahwa terjadi perbedaan tarif pelayanan fisioterapi ketika berjumpa dokter atau tidak. Untuk pasien yang berjumpa dengan dokter rumah sakit menetapkan tarif Rp 192.000, sedangkan jika tidak berjumpa dokter rumah sakit menetapkan tarif riil Rp 115.000 dan akan mendapat klaim Indonesia Case Base Groups (INA-CBG’s) Rp 114.100.

Perbedaan pasien berjumpa dokter atau tidak di antaranya sebagian pasien telah didiagnosis terkena penyakit fisioterapi di fasilitas kesehatan lain dan ke Klinik Fisioterapi Siti Hajar hanya untuk pelayanan fisioterapi saja, sedangkan


(51)

untuk pasien yang ingin berjumpa dokter biasanya adalah pasien baru yang dirujuk ke Klinik Fisioterapi Rumah SakitSiti Hajar.

Tabel 4.18 Pernyataan Informan tentang Alasan Tetap Memberikan

Pelayanan Fisoterapi di Rumah Sakit Siti Hajar Medan Padahal Dari Segi Tarif Merugi

Informan Pernyataan

Informan I Ooh fisioterapi saja kan? Tadikan udah kakak bilang kalo tarif dari rumah sakit kami biasanya Rp 115.000, nah diakan dek Rp 15.000 itu kami buat untuk administrasi, sedangkan Rp 100.000

itulah untuk pelayanan dia di klinik fisioterapi, kalo dari

angka memang kami terlihat merugi itu, tapi dari tarif administrasi itu kami bisa dapat untung, kan kalo administrasi sebenarnya nggak seberapa.

Dari pernyatan informan di atas dapat diketahui bahwa rumah sakit tetap akan mendapat untung dari pelayanan fisioterapi, karena dari tarif yang Rp 115.000, rumah sakit menetapkan tarif administrasi sebesar Rp 15.000 karena administrasi tidak terlalu banyak membutuhkan tarif, maka tarif administrasi ini termasuk kepada pendapatan rumah sakit.

Hal ini sesuai dengan pendapat direktur RSUP Sanglah Denpasar Ayu Sri Saraswati (Tahun) yang mengatakan bahwa dalam memberikan pelayanan kepada pasien peserta BPJS, rumah sakit tidak akan pernah merugi jika terus berpedoman dan tidak melanggar Clinical Pathway yang telah disusun, karena dalam Clinical Pathway sudah tersusun tindakan-tindakan yang perlu dilakukan berikut tarifnya.


(52)

Tabel 4.19 Pernyataan Informan tentang Risiko Rumah Sakit Selama Memberikan Pelayanan Fisioterapi.

Informan Pernyataan

Informan I Kayak yang kakak bilang tadi dek, memang iya merugi, tapi kan kami masih bisa mendapat keuntungan dari yang Rp 15.000 tarif administrasi yang kami buat. Dulu sebelum kami pakai versi terbaru, ini kan karna udah ada aja kebijakan baru dari pemerintah yang undang-undang 52 tahun 2016 ya kalo ngak

salah, sebelum itu keluar tariff fisioterapi itu tinggi Rp

192.300 kalo ngak salah yang diklaim BPJS, sedangkan

tarif kami di sini aja Rp 163.000 dulu tinggi, sekarang aja yang turun, tapi itupun kami di swasta masih lebih tinggi dari di rumah sakit pemerintah.

Dari pernyatan informan di atas dapat diketahui bahwa sebelum keluarnya kebijakan mengenai standar tarif Indonesia Case Base Groups (INA-CBG’s) nomor 52 tahun 2016, Rumah Sakit Siti Hajar Medan mendapat keuntungan melalui pelayanan fisioterapi karena tarif riil rumah sakit saat itu untuk pelayanan fisioterapi adalah Rp 163.000 dan Badan Penyelengggara Jaminan Sosial (BPJS) mengklaim Rp 192.000, namun dengan penyesuaian kepada standar tarif terbaru tarif klaim kepada rumah sakit menurut dan tarif riil rumah sakit juga menurun.


(53)

4.5.2 Hasil Wawancara Kepada Mahasiswa Praktik Program Studi D3, S1, dan Terapis Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan.

Tabel 4.20 Pernyataan Informan tentang Hal Yang Dilakukan Selama Praktik Di Klinik Fisioterapi Siti Hajar.

Informan Pernyataan

Informan 2 Banyaklah Mba, kayak menangani pasien fisioterapi, termasuk memberikan diagnosa, memeriksa pasien fisioterapi sesuai kondisi, kita juga bisa mengetahui kondisi kasus selama

praktik mba, sama memberikan latihan atau excersise

sama pasien begitulah Mba, namanya kita juga praktekkan. Hehe

Informan 3 Ngasih pelayanan fisioterapilah kak, misalnya nih ada pasien baru, kadang terapisnya yang kasih tes-tes untuk mendignosa, kita juga ikut di situ, kadang kita yang anamneses, terapisnya

liatin cara kita amamnese pasien itu, trus pasien kita

kasih 2 alat massage sama terapi latihan atau mobilisasi kak, tapi untuk alatnya tergantung diagnose penyakit si pasien, tapi tetap 2 alat yang dikasih kak.

Informan 4 Anamnesis dan Penetalaksanaan Pasien kak. Kan di sini ada Inframerah, TENS, Traksi, Ultrasound kak.

Dari pernyatan informan di atas dapat diketahui bahwa mahasiswa fisioterapi yang lebih dominan melakukan pelayanan kepada pasien di klinik fisioterapi meskipun tidak ada dokter, pegawai rekam medis, dan perawat, semua dilakukan oleh mahasiswa D3 dan S1 fisioterapi yang sedang melaksakan praktik seperti melakukan exercise dengan alat maupun secara manual kepada pasien. Mahasiswa telah dipercaya untuk melakukan anamnesis, menegakkan diagnosis, mengerjakan pelayanan, dan mencatat rekam medis.

Menurut Permenkes No. 55 tahun 2013 tentang Perekam Medis. Perekam Medis adalah seorang yang telah lulus pendidikan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan sesuai ketentuan peraturan perundang undangan. Perekam Medis untuk dapat melakukan pekerjaannya haruslah memiliki STR Perekam Medis.


(54)

Sedangkan perekam medis yang ada pada Klinik Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan masih berstatus sebagai mahasiswa STIKES Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan.

Tabel 4.21 Pernyataan Informan tentang Memberikan Diagnosis Kepada Pasien

Informan Pernyataan

Informan 2 Iyaa Mba, kita bisa memang memberikan diagnosa, seperti kita tau diagnosanya, itulah dia dengan melakukan pemeriksaan ft tadi, dengan berkomunikasi kepada pasien, dari situ kita mengetahui masalah dan keluhan kepada pasien. Informan 3 Di fisioterapi bukan Cuma menerima rujukan dari dokter yang

udah ada diagnosanya, tapi kita juga bisa mendiagnosa sendiri kak, kalo kami kayak ilmu kedokteran non gelar lah kak. Tapi untuk pasien yang bpjs itu selalu ada surat rujukan dokternya. Di rumah sakit ada dokternya kak, kalo kita bisa mendiagnosanya kita nggak perlu lagi ke dokter, tapi kalo masih ragu sama diagnosa kita bisa rujuk pasien ke dokter. Informan 4 Iya kak, memang sama kayak dokter, kadang kalo dokter ngak

ada kamilah kak. Dokternya kan Cuma ada hari senin aja kak, itupun jam 3.

Dari pernyatan informan di atas dapat diketahui bahwa mahasiswa praktik STIKES Fisioterapi telah diberikan kepercayaan untuk menegakkan diagnosis kepada pasien baru, jika mereka tidak bisa mendiagnosis sendiri baru mereka akan menanyakan kepada dokter, namun dalam penandatanganan hasl akhir tetap dilaksanakan oleh ahlinya. Hal ini sesuai dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 80 Tahun 2013 tentang Pekerjaan dan Praktik Fisioterapi, Fisioterapis adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan fisioterapi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan dan Fisioterapis untuk dapat melakukan pekerjaan dan praktiknya harus memiliki STRF. Dan Fisioterapis Ahli Madya harus bekerja di bawah pengawasan Fisioterapis Profesi atau Fisioterapis Spesialis.


(55)

Tabel 4.22 Pernyataan Informan tentang SOP dalam Pelayanan Fisioterapi Di Klinik Fisioterapi Siti Hajar.

Informan Pernyataan

Informan 2 Kalo satu pasien sih paling 10 sampe 15 menit Mba, kayak saya ada praktek di lahan ini, itukan ada juga rehabilitasi mediknya, ada diagnosis medis, ada juga diagnosisi ftnya, kalo SOP pasti ada kak, pasti kita mencoba mengikuti aturan SOP juga Mba. Informan 3 Waktunya sih harus 45 menit setiap pasien, meskipun banyak

pasiennya itu ngak kelaman kok kak, kalo di fisioterapi obat ngak ada dikasih, Cuma excersise sama penanganan ft aja kak, kalo rekam medis juga kami lho yang nyatat kak. Namanya juga kami lagi di lahan ini kak.

Informan 4 Ngak bisalah kak dipastikan, waktu pasnya juga nggak tentu kak, tergantung kepada pasienlah kak.

Dari pernyatan informan di atas dapat diketahui bahwa Standar Operational Prosedure (SOP) di Rumah Sakit Siti Hajar belum berjalan sesuai dengan yang semestinya, salah satunya disebabkan oleh banyaknya pasien yang berkunjung ke pelayanan fisioterapi sehingga jika dilakukan sesuai dengan SOP seperti panggunaan waktu maka proses pelayanan di klinik Fisioterapi akan mengalami kekurangan waktu, sebab tidak sesuai dengan jumlah pasien yang banyak. Hal ini sesuai dengan penelitian Wijayanti dan Sugiarsi (2012) tentang analisis perbedaan tarif riil dengan tarif paket INA-CBG‟s pada pembayaran klaim jamkesmas pasien rawat inap di RSUD Kabupaten Sukoharjo yang menyimpulkan bahwa faktor yang menimbulkan perbedaan tarif riil dengan tarif klaim Jamkesmas paket INA-CBG‟s antara lain : Perbedaan lama dirawat, keberadaan software, ketepatan pengkodean diagnosis, dan clinical pathway


(56)

Tabel 4.23 Pernyataan Informan tentang Menjalankan SOP Pelayanan Fisioterapi.

Informan Pernyataan

Informan 2 Iya kita usahakan menjalani SOP, tapi pasien banyak Mba, karna memang banyak kita dapati data-data pasien itu dengan kondisi atau kasus juga.

Informan 3 Adalah kak e, kalo nggak ada bahayalah kami, yaa tergantunglah kak, tapi nggak sampe formal kali kita jalaninya kak

Informan 4 Yaah, diusahakanlah kak dijalankan, dan biasanya selalu sesuai dengan peraturan kak.

Dari pernyatan informan di atas dapat diketahui bahwa Standar Operational Prosedure (SOP) belum terlaksana dengan semestinya, namun pelaksanaan Standar Operational Prosedure (SOP) tetap diusahakan untuk dijalankan di Klinik Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar

Tabel 4.24 Pernyataan Informan tentang Tarif Pelayanan di Klinik Fisioterapi.

Informan Pernyataan

Informan 2 Tau kak, Cuma pastinya brapa yaa mba, sekitar Rp 120.000 kayaknya yaa.

Informan 3 Rp 120.000 kak, kalo umum tergantunglah kak.

Informan 4 Rp 120.000 kak kalo dia anggota BPJS, tapi kan kalo BPJS dia ngak bayar sih kak, kalo umumlah kak baru bayar Rp 120.000.

Dari pernyatan informan di atas dapat diketahui bahwa tarif pelayanan untuk pasien umum dengan kasus tunggal adalah Rp 120.000.


(57)

Tabel 4.25 Pernyataan Informan tentang Perbedaan Tarif Rumah Sakit dengan Tarif Klaim INA-CBGS’s di Klinik Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan.

Informan Pernyataan

Informan 2 Gak tau kak, kalo urusan tarif saya juga kurang tau, paling orang BPJS lah kak yang tau.

Informan 3 Rp 120.000 itu aja yang aku tau kak, kalo masalah perbedaan enggak kak

Informan 4 Kurang tau sih kak, mungkin kalopun beda, itu karna ada jemputan, kan kita juga ada menyediakan jemputan untuk pasien fisioterapi, 1 tripnya Rp 60.000, jadi kalo pulang pergi Rp 120.000 kak, itu untuk pasien umum sama pasien BPJS juga boleh kak, trus kalo pasien umum kan bisa juga dia pake paket kak, dia ada paket sebulan, jadi yang biasanya berobat Rp 120.000 tiap berobat, jadi Rp 430.000 sebulan, jadi hemat Rp 50.000 dia kak, itu mungkin perbedaannya.

Dari pernyatan informan di atas dapat diketahui bahwa Rumah Sakit Siti Hajar juga merapkan sistem paket untuk pasien fisioterapi, di mana jika menggunakan sitem paket pasien akan lebih hemat Rp 50.000 karena tarif pelayanan yang seharusnya Rp 120.000, menjadi Rp 430.000 selama 1 bulan/ 4 kali pelayanan.

Tabel 4.26 Pernyataan Informan tentang Pelaksanaan Praktik Mahasiswa STIKES di Klinik Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan.

Informan Pernyataan

Informan 4 Baguslah kak, kan jadi nambah ilmu sama mereka, kita juga rumah sakit bisa terbantu dengan mereka, apalagi mereka kan udah kayak bagian dari keluarga besar rumah sakit, jadi enak gitu, mungkin mereka juga merasa kerja kayak di rumah sendiri, untu mereka sendiri jadi ngak main-main kerjanya.


(58)

Dari pernyatan informan di atas dapat diketahui bahwa terapis/pegawai Klinik Fisoterapi merespon positif terhadap pelaksanaan parktik mahasiswa STIKES Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan, karena pelayanan fisioterapi bisa terbantu dengan praktik dari mahasiswa, selain itu mahasiswa STIKES juga mampu mengaplikasikan ilmunya secara langsung ke dunia nyata.


(59)

Berdasarkan hasil penelitian pada pasien Low Back Pain di Klinik Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan, maka diperoleh informasi bahwa :

1. Pasien fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan lebih banyak dimanfaatkan oleh pasien JKN, hal ini akan semakin baik sebab sesuai dengan target Indonesia dalam mengembangkan Universal Health Coverage di tahun 2019. Universal Health Coverage merupakan salah satu hal yang ingin dicapai Indonesia di mana seluruh penduduk menjadi peserta program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), penjaminan kesehatan yang memastikan semua orang menerima pelayanan kesehatan yang mereka butuhkan tanpa harus mengalami financial hardship., Jaminan Kesehatan Nasional mengurangi risiko masyarakat menanggung tarif kesehatan dari kantong sendiri / out of pocket dalam jumlah yang sulit diprediksi dan kadang-kadang memerlukan tarif yang sangat besar. Jaminan Kesehatan Nasional memberikan manfaat yang komprehensif dengan premi terjangkau. sosial menerapkan prinsip kendali tarif dan mutu. Itu berarti peserta bisa mendapatkan pelayanan bermutu memadai dengan tarif yang wajar dan terkendali, bukan terserah dokter atau terserah rumah sakit, dan menjamin

sustainabilitas (kepastian pemtarifan pelayanan kesehatan yang berkelanjutan)

dan memiliki portabilitas, sehingga dapat digunakan di seluruh wilayah Indonesia.


(60)

2. Pasien Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan lebih banyak perempuan dari pada laki-laki. Hal ini sesuai dengan pendapat (Bimariotejo, 2009) bahwa salah satu faktor risiko Low Back Pain (LBP) adalah jenis kelamin, di mana jenis kelamin perempuan akan lebih banyak yang terkena kasus Low Back Pain (LBP) dari pada laki-laki. Penelitian (Yanra, 2013) tentang gambaran penderita nyeri punggung bawah (Low Back Pain) di Poliklinik Bedah RSUD Raden Mattaher Jambi yang menunjukkan sebagian besar responden nyeri punggung bawah berjenis kelamin perempuan. Hasil penelitian ini juga sama dengan penelitian Altinel, Levent, et al (2007) di Turki didapatkan bahwa prevalensi nyeri punggung bawah pada perempuan adalah 63,2% dan pada laki-laki sebesar 33,8%. Hal ini dikarenakan pada wanita terjadi menstruasi dan proses menopause yang menyebabkan kepadatan tulang berkurang akibat penurunan hormon esterogen.

3. Asal rujukan pasien terbanyak adalah dari Rumah Sakit Siti Hajar Medan. Yang dimaksud dengan asal rujukan terbanyak dari Rumah Sakit Siti Hajar Medan adalah diagnosis pertama kali terkena kasus Low Back Pain diketahui/didiagnosis dari dokter saraf Rumah Sakit Siti Hajar Medan kemudian pasien akan dirujuk ke Klinik Fisioterapi Siti Hajar, sedangkan asal rujukan dari rumah sakit lain berarti pasien mendapat diagnosis dari dokter saraf di rumah sakit asal rujukannya, dan dirujuk ke Rumah Sakit Siti Hajar hanya untuk mendapatkan pelayanan fisioterapi saja.


(61)

Untuk berobat dengan BPJS Kesehatan peserta harus mengikuti prosedur rujukan berjenjang, artinya kalau tidak bisa ditangani di puskesmas, klinik, dokter keluarga atau di fasilitas kesehatan tingkat pertama maka pasien dapat dirujuk ke rumah sakit. Sistem Rujukan sudah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 001 tahun 2012 tentang Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan (PMK). Sistem rujukan adalah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan dimana terdapat pelimpahan tanggung jawab secara timbal balik terhadap satu kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal. Artinya dari unit yang berkemampuan kurang kepada unit yang lebih mampu atau secara horizontal. Sistem rujukan mengatur alur dari mana dan harus ke mana seseorang yang mempunyai masalah kesehatan tertentu untuk memeriksakan masalah kesehatannya. Sistem Rujukan diselenggarakan dengan tujuan memberikan Pelayanan Kesehatan secara bermutu, sehingga tujuan pelayanan tercapai tanpa harus menggunakan tarif yang mahal, tetapi efektif sekaligus efisien.

4. Diagnosis Low Back Pain adalah diagnosis terbanyak yang dialami pasien di Klinik Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan. Diagnosis terbanyak ini menyebabkan pasien dengan kasus Low Back Pain yang memanfaatkan pelayanan fisioterapi paling banyak. Tujuan utama terapi adalah mengurangi nyeri dan membantu pasien melanjutkan aktivitas sehari-harinya, di Klinik Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan tidak ada memberikan obat-obat untuk pasien fisioterapi, pelayanan yang diberikan


(62)

adalah menggunakan alat ataupun pasif modalitas. Pemakaian peralatan ini dikatakan pasif karena dalam pelaksanaanya pasien tidak terlibat. Jenis yang sering dipakai untuk pemanasan adalah hot pack dan ultrasound. Stimulasi listrik dapat juga digunakan untuk mengurangi nyeri. Tipe khusus adalah penggunaan TENS (transcutaneous electric nerve stimulation) dan arus sedang. Dalam kasus ini TENS berguna untuk mengontrol nyeri, khususnya nyeri yang sudah lama (kronik).

5.2Tarif Rumah Sakit dan Tarif Klaim Kasus Low Back Pain di Rumah Sakit Siti Hajar Medan

Tarif Pelayanan Klinik Fisoterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan adalah sebagai berikut:

c. Tarif yang ditetapkan rumah sakit untuk kasus prosedur terapi fisik dan prosedur kecil muskloluskletal adalah sebesar Rp 115.000

d. Tarif klaim INA-CBG‟s untuk kasus prosedur terapi fisik dan prosedur kecil muskuloskletal sebesar adalah sebesar Rp 114.100

Tarif yang ditetapkan rumah sakit Rumah Sakit Siti Hajar Medan pada Pasien Fisioterapi sebarannya adalah : tarif terapis Rp 50.000 (43,48%), tarif tindakan Rp 50.000 (43,48%), tarif lainnya yang terdiri dari administrasi, listrik, pemeliharaan, dll Rp 15.000 (10%).

Jika dihitung sejak tanggal 26 Oktober sampai dengan 24 Desember 2016 maka tarif yang ditetapkan rumah sakit yang dikerluarkan Rumah Sakit Siti Hajar Medan untuk pelayanan kasus Low Back Pain adalah Rp 203.435.000, sedangkan tarif klaim INA-CBG‟s yang diterima rumah sakit dari BPJS hanya Rp 201.842.900, artinya terdapat selisih antara tarif yang ditetapkan rumah sakit


(63)

dengan tarif klaim INA-CBG‟s sebesar Rp 1.591.100, jika diperkirakan untuk satu tahun maka Rumah Sakit Siti Hajar Medan bisa merugi Rp 4.773.300. Berdasarkan observasi, wawancara mendalam, dan telaah dokumen yang dilakukan oleh peneliti perbedaan tarif ini tidak berdampak kepada keuangan Rumah Sakit Siti Hajar Medan, hal ini dikarenakan tarif pelayanan fisioterapi tidak sepenuhnya didistribusikan kepada Klinik Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan, di antaranya karena penanganan pelayanan fisioterapi di Klinik Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan dibantu mahasiswa praktik program studi fisioterapi STIKES Rumah Sakit Siti Hajar Medan, para mahasiswa praktik telah dipercaya untuk menegakkan diagnosis, mencatat rekam medis, memberikan anamnesis, dan memberikan pelayanan fisioterapi.

5.3 Faktor Penyebab Perbedaan Tarif Yang Ditetapkan Rumah Sakit dengan Tarif INA-CBG’s

Faktor Penyebab Perbedaan Tarif yang ditetapkan rumah sakit dengan Tarif Klaim INA-CBG‟s di Rumah Sakit Siti Hajar Medan adalah :

1. Ketepatan Diagnosis

Ketepatan pengkodean diagnosis dan prosedur akan mempengaruhi ketepatan tarif pada software INA-CBG, dengan demikian jarak perbedaan tarif yang ditetapkan rumah sakit dengan tarif klaim INA-CBG‟s juga akan ditentukan oleh ketepatan pengodean. Ketika pengodean tepat serta penentuan diagnosis primer dan sekunder juga tepat, maka tarif paket INA-CBG yang muncul juga tepat sesuai dengan derajat keparahan (severity level) dari kode diagnosis dan prosedur. Namun ketika pengodean tidak tepat mengakibatkan derajat keparahan yang tidak tepat, maka tarif paket INA-CBG yang muncul pun tidak tepat. Hal


(1)

4.1.12 Pemanfaatan Lahan ... 54

4.1.13 Jenis Peralatan Rumah Sakit ... 55

4.1.14 Proses Perawatan Pasien ... 64

4.1.15 Jenis Alat Angkut dan Kendaraan ... 66

4.1.16 Job Description ... 67

4.1.17 Jaringan Usaha/Kegiatan ... 71

4.2 Karakteristik Pasien Fisioterapi RS. Siti Hajar Medan ... 72

4.2.1 Karakteristik Pasien Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan Menurut Kepesertaan ... 72

4.2.2 Karakteristik Pasien Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan Menurut Jenis Kelamin ... 73

4.2.3 Karakteristik Pasien Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan Menurut Asal Rujukan ... 74

4.2.4 Karakteristik Pasien Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan Menurut Diagnosis Terbanyak ... 75

4.2.5 Karakteristik Pasien Low Back Pain Rumah Sakit Siti Hajar Medan Menurut Jenis Kelamin ... 76

4.3 Hasil Perhitungan Tarif Rumah Sakit dan Tarif Klaim Kasus Low Back Pain di Rumah Sakit Siti Hajar Medan ... 77

4.4. Karakteristik Informan Penelitian ... 78

4.5 Hasil Wawancara Penelitian di RS. Siti Hajar Medan ... 79

4.5.1 Hasil Wawancara Kepada Petugas Verifikator INA-CBG‟ Rumah Sakit Siti Hajar Medan ... 79

4.5.2 Hasil Wawancara Kepada Mahasiswa Praktik Program Studi D3, SI dan Terapis Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan ... 84

BAB V PEMBAHASAN ... 90

5.1 Karakteristik Pasien Fisioterapi R.S Siti Hajar Medan ... 90

5.2 Tarif Yang Ditetapakan Rumah Sakit dan Tarif Klaim INA-CBG’s Pelayanan Fisioterapi di R.S Siti Hajar Medan .. 93

5.3 Faktor Penyebab Perbedaan Tarif Yang Ditetapkan Rumah Sakit dengan Tarif klaim INA-CBG’s ... 94

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 100

6.1 Kesimpulan ... 100

6.2 Saran ... 101

DAFTAR PUSTAKA ... 102

DAFTAR LAMPIRAN ... 105

I. Pedoman Wawancara Mendalam ... 105

II. Surat Izin Penelitian ... 109

III. Surat Selesai Penelitian ... 110


(2)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembayaran Prospektif . 20 Tabel 2.2 Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembayaran Retrospektif

... 21

Tabel 2.3 Casemix Main Groups (CMG) ... 27

Tabel 2.4 Case-Based Groups (CBGs) ... 28

Tabel 4.1 Jenis Ruangan Rumah Sakit Umum Siti Hajar ... 51

Tabel 4.2 Jenis Pelayanan Dan Kegiatan Rumah Sakit ... 52

Tabel 4.3 Penggunaan Energi di Rumah Sakit Siti Hajar Medan ... 52

Tabel 4.4 Penggunaan Air di Rumah Sakit Umum Siti Hajar ... 53

Tabel 4.5 Penggunaan Lahan Rumah Sakit Umum Siti Hajar ... 55

Tabel 4.6 Jenis Peralatan Medis Rumah Sakit Umum Siti Hajar ... 55

Tabel 4.7 Jenis Peralatan Non Medis Rumah Sakit Umum Siti Hajar ... 61

Tabel 4.8 Penggunaan Bahan Bakar Dan Pelumas ... 66

Tabel 4.9 Jenis Alat Angkut Dan Kendaraan ... 66

Tabel 4.10 Komponen Tarif Yang Ditetapakan Rumah Sakit Untuk Pelayanan Fisioterapi ... 77

Tabel 4.11Perbandingan Tarif Yang Ditetapkan Rumah Sakit Dengan Tarif Klaim INA-CBG‟s Klinik Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan ... 78

Tabel 4.12 Karakteristik Informan Penelitian ... 78

Tabel 4.13 Pernyataan Informan Tentang Pelaksanaan Klinik Fisioterapi di Rumah Sakit Siti Hajar ... 79


(3)

Ditetapkan Rumah Sakit Dengan Tarif Klaim INA-CBG‟s 80

Tabel 4.17 Pernyataan Informan Tentang Tarif Berobat Ke Klinik Fisioterapi Berjumpa Dokter Atau Tidak ... 81 Tabel 4.18 Pernyataan Informan Tentang Alasan Tetap Memberikan

Pelayanan Fisioterapi di Rumah Sakit Siti Hajar Medan

Padahal dari Segi Tarif Merugi ... 82

Tabel 4.19 Pernyataan Informan Tentang Risiko Rumah Sakit Selama Memberikan Pelayanan Fisioterapi ... 83 Tabel 4.20 Pernyataan Informan Tentang Hal Yang Dilakukan Selama

Praktik Di Rumah Sakit Siti Hajar Medan ... 84 Tabel 4.21 Pernyataan Informan Tentang Memberikan Diagnosis Kepada Pasien ... 85 Tabel 4.22 Pernyataan Informan SOP dalam Pelayanan Fisioterapi di

Klinik Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan ... 86 Tabel 4.23 Pernyataan Informan Tentang Menjalankan SOP

Pelayanan Fisioterapi ... 87 Tabel 4.24 Pernyataan Informan Tentang Tarif Pelayanan di Klinik

Fisioterapi ... 87 Tabel 4.25 Pernyataan Informan Tentang Perbedaan Tarif Riil dengan Tarif Klaim INA-CBG‟s di Klinik Fiusioterapi Rumah Sakit

Siti Hajar Medan ... 88

Tabel 4.26 Pernyataan Informaan tentang Pelaksanaan Praktik Mahasiswa STIKES di Klinik Fisioterapi Rumah Sakit Siti


(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Gambar Bentuk Asuransi ... 20

Gambar 2.2 Struktur Kode INA-CBG‟s ... 25

Gambar 2.3 Kerangka Pikir Penelitian ... 42

Gambar 4.1 Neraca Penggunaan Air di Rumah Sakit Umum Siti Hajar ... 54

Gambar 4.2 Bagan Alur Perawatan Pasien di Rumah Sakit Umum Siti Hajar ... 64

Gambar 4.3 Bagan Alur Pelayanan Pasien Fisioterapi di Rumah Sakit Siti Hajar Medan ... 65

Gambar 4.4 Struktur Organisasi Rumah Sakit Siti Hajar Medan ... 67

Gambar 4.5 Distribusi Pasien Fisioterapi Menurut Kepesertaan ... 72

Gambar 4.6 Distribusi Pasien Fisioterapi Menurut Jenis Kelamin ... 73

Gambar 4.7 Distribusi Pasien Fisioterapi Menurut Asal Rujukan ... 74

Gambar 4.8 Distribusi Pasien Fisioterapi Menurut Diagnosis Terbanyak ... 75 Gambar 4.9 Distribusi Pasien Low Back Pain Menurut Jenis Kelamin 76


(5)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I. Pedoman Wawancara Mendalam ... 99

Lampiran II. Surat Izin Penelitian ... 103

Lampiran III. Surat Keterangan Selesai Penelitian... 104


(6)

DAFTAR ISTILAH

Singkatan Singkatan dari

BPJS Badan Penyelenggara Jaminan Sosial CMG’s Casemix Main Groups

FFS Free For Service

FT Fisioterapi

FKTL Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan

FKRTL Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan INA-CBG‟s Indonesia Case Base Group’s

INA-DRG Indonesia Diagnosis Related Group

JKN Jaminan Kesehatan Nasional

LBP Low Back Pain

MWD Micro Wave Diathermy

PBI Penerima Bantuan Iuran

PKK Pemberi Pelayanan Kesehatan

PMK Peraturan Menteri Kesehatan

PERSI Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia

RS Rumah Sakit

RSUPN Rumah Sakit Umum Pusat Nasional

SDM Sumber Daya Manusia

SJSN Sistem Jaminan Sosial Nasional

STIKES Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan


Dokumen yang terkait

Gambaran Prosedur Pelaksanaan Rekam Medis di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2001

0 66 118

Penetapan Pendapatan dan Beban pada Rumah Sakit Umum Siti Hajar Medan

0 27 67

ANALISIS PERBEDAAN PEMBIAYAAN BERBASIS TARIF INA-CBG’s DENGAN TARIF RIIL RUMAH SAKIT PADA PASIEN PESERTA JKN KASUS DIABETES MELLITUS TIPE II RAWAT INAP KELAS III DI RUMAH SAKIT KALISAT JEMBER PERIODE JANUARI – JUNI 2015

8 45 96

ANALISIS PERBEDAAN PEMBIAYAAN BERBASIS TARIF INA-CBG’s DENGAN TARIF RIIL RUMAH SAKIT PADA PASIEN PESERTA JKN KASUS DIABETES MELLITUS TIPE II RAWAT INAP KELAS III DI RUMAH SAKIT KALISAT JEMBER PERIODE JANUARI – JUNI 2015

2 29 96

ANALISIS PERHITUNGAN UNIT COST PELAYANAN HEMODIALISIS TERHADAP PENETAPAN TARIF INA-CBG’S DAN TARIF RUMAH SAKIT MEDIKA STANNIA KABUPATEN BANGKA

14 96 373

ANALISIS PERBEDAAN TARIF KLAIM INDONESIAN CASE BASE Analisis Perbedaan Tarif Klaim Indonesian Case Base Groups (INA-CBGs)Berdasarkan Kelengkapan diagnosis Dan Prosedur Medis Pasien rawat Bersama Trisemester I Di RSUD KOta Yogyakarta Tahun 2015.

0 5 19

SKRIPSI Analisis Perbedaan Tarif Klaim Indonesian Case Base Groups (INA-CBGs)Berdasarkan Kelengkapan diagnosis Dan Prosedur Medis Pasien rawat Bersama Trisemester I Di RSUD KOta Yogyakarta Tahun 2015.

0 5 19

PENDAHULUAN Analisis Perbedaan Tarif Klaim Indonesian Case Base Groups (INA-CBGs)Berdasarkan Kelengkapan diagnosis Dan Prosedur Medis Pasien rawat Bersama Trisemester I Di RSUD KOta Yogyakarta Tahun 2015.

0 4 6

Cost Recovery Rate Tarif Rumah Sakit dan Tarif INA-CBG’s Berdasarkan Clinical Pathway pada Penyakit Arteri Koroner di RS Pemerintah A di Palembang Tahun 2015

1 2 10

Analisis Upaya Rumah Sakit dalam Menutupi Kekurangan Biaya Klaim Indonesia Case Base Group (INA-CBGs) Yang Dihitung den- gan Metode Activities Base Costing pada Rumah Sakit Swasta Kelas C di Kota Medan Tahun 2017

0 2 8