Faktor Penyebab Perbedaan Tarif Yang Ditetapkan Rumah Sakit dengan Tarif INA-

dengan tarif klaim INA- CBG‟s sebesar Rp 1.591.100, jika diperkirakan untuk satu tahun maka Rumah Sakit Siti Hajar Medan bisa merugi Rp 4.773.300. Berdasarkan observasi, wawancara mendalam, dan telaah dokumen yang dilakukan oleh peneliti perbedaan tarif ini tidak berdampak kepada keuangan Rumah Sakit Siti Hajar Medan, hal ini dikarenakan tarif pelayanan fisioterapi tidak sepenuhnya didistribusikan kepada Klinik Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan, di antaranya karena penanganan pelayanan fisioterapi di Klinik Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan dibantu mahasiswa praktik program studi fisioterapi STIKES Rumah Sakit Siti Hajar Medan, para mahasiswa praktik telah dipercaya untuk menegakkan diagnosis, mencatat rekam medis, memberikan anamnesis, dan memberikan pelayanan fisioterapi.

5.3 Faktor Penyebab Perbedaan Tarif Yang Ditetapkan Rumah Sakit dengan Tarif INA-

CBG’s Faktor Penyebab Perbedaan Tarif yang ditetapkan rumah sakit dengan Tarif Klaim INA- CBG‟s di Rumah Sakit Siti Hajar Medan adalah : 1. Ketepatan Diagnosis Ketepatan pengkodean diagnosis dan prosedur akan mempengaruhi ketepatan tarif pada software INA-CBG, dengan demikian jarak perbedaan tarif yang ditetapkan rumah sakit dengan tarif klaim INA- CBG‟s juga akan ditentukan oleh ketepatan pengodean. Ketika pengodean tepat serta penentuan diagnosis primer dan sekunder juga tepat, maka tarif paket INA-CBG yang muncul juga tepat sesuai dengan derajat keparahan severity level dari kode diagnosis dan prosedur. Namun ketika pengodean tidak tepat mengakibatkan derajat keparahan yang tidak tepat, maka tarif paket INA-CBG yang muncul pun tidak tepat. Hal Universitas Sumatera Utara itulah yang disebut dengan upcoding menaikkan kode pada derajat keparahan yang lebih tinggi yang semakin memperbesar selisih antara tarif riil dengan tarif paket INA-CBG. Sedangkan ketepatan pengodean diagnosis sendiri sangat dipengaruhi oleh ketepatan dan kelengkapan penulisan diagnosis oleh dokter pada berkas klaim Jamkesmas. Di Klinik Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan pencatatan rekam medis telah diizinkan dilakukan oleh mahasiswa praktik STIKES Rumah Sakit Siti Hajar Medan. Dari sini bisa diketahui bahwa ketepatan diagnosis dan rekam medis bisa saja kurang tepat sebab dilakukan oleh mahasiswa yang masih praktik sehingga bisa saja menyebabkan terjadinya perbedaan tarif. 2. Clinical Pathway CP Rumah Sakit Siti Hajar Medan belum menjalankan clinical pathway dalam memberikan pelayanan kepada pasien, sehingga pemberian pelayanan kesehatan pada pasien dengan kasus yang sama dapat berbeda-beda pada tenaga yang menanganinya. Misalnya pada acuan pemberian tindakan medis maupun pemeriksaan penunjang. Hal tersebut juga mengakibatkan pemberian pelayanan kepada pasien kurang terkendali, bisa berlebihan atau justru pelayanan yang diberikan tidak relevan dengan penyakit yang diderita pasien karena ketiadaan standar pemberian pelayanan kesehatan. Sebagaimana yang telah disampaikan oleh Cleverly 1997 cara agar tarif untuk sistem pembayaran paket Cased Base Groups dapat dikurangi, yaitu dengan mengurangi harga yang dibayar untuk sumber dayainput, mengurangi lama dirawat pasien, mengurangi intensitas pelayanan yang disediakan, serta Universitas Sumatera Utara meningkatkan efisiensi produksipelayanan. Hal ini sepintas dapat merugikan pihak pasien dari segi kualitas pelayanan kesehatan yang diterima, maupun pihak penyelenggara program Jamkesmas dalam hal pertanggungjawaban luncuran dana yang telah diberikan kepada rumah sakit. Jadi keberadaan clinical pathway merupakan suatu kebutuhan mendasar agar tenaga medis terutama dokter memiliki landasan dan dapat mempertanggungjawabkan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien. Menurut Thabrany 2014, pembayaran casemix ini membawa konsekuensi rumah sakit dan tim dokter harus bekerja secara efisien agar surplus, lewat casemix pendapatan sebuah rumah sakit ditentukan dari keberhasilan tim, bukan orang per orang. 3. Keberadaan Software Perhitungan tarif pada INA- CBG‟s menggunakan alat bantu berupa software yang telah ditentukan oleh Kementrian Kesehatan RI, sehingga keluarnya tarif klaim sudah pasti sesuai dengan database yang telah ditetapkan berdasarkan pengelompokan per kasus gabungan dari kode diagnosis dan kode prosedur. Rumah Sakit Siti Hajar Medan telah menggunakan software INA- CBG’s versi 5.1 yang sebelumnya memakai software versi 4.2 , tarif klaim INA- CBG‟s juga dipengaruhi oleh keberadaan versi yang digunakan dalam INA- CBG‟s, sebelum memakai versi ini tarif yang ditetapkan rumah sakit rumah sakit lebih rendah dibanding dengan tarif klaim, namun setelah pembaruan versi tarif yang ditetapkan rumah sakit rumah sakit menjadi lebih rendah daripada tarif klaim Universitas Sumatera Utara INA- CBG‟s, menurut penelitian Tri Muhammad Hani di Rumah Sakit Umum Daerah Bayu Asih Purwakarta terhadap rawat jalan pada rumah sakit di regional 1 terdapat 197 kode 67,93 kasus yang mengalami kenaikan tarif klaim, dan 40 kode 13,79 kasus yang mengalami penurunan. Di mana untuk kasus prosedur terapi fisik dan prosedur kecil muskuloskletal ini terjadi penurunan tarif klaim. 4. Lamanya Pelayananan Banyaknya pasien yang berkunjung ke Klinik Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan setiap harinya menyebabnya waktu untuk pelayanan kepada setiap pasien belumbisa diberikan sesuai dengan Standard Operational Prosedure SOP, waktu untuk pelayanan fisioterapi menurut SOPnya adalah 45 menit untuk setiap orang kecuali ada kasus tambahan lain. Namun waktu ini sulit diterapkan di Klinik Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan karena banyaknya pasien setiap harinya yang rata-rata kunjungannya 30-35 orang. Dari sini bisa diketahui bahwa waktu pelayanan fisioterapi belum bisa berjalan dengan maksimal. Hal ini sesuai dengan Cleverly 1997 cara agar tarif untuk sistem pembayaran paket Cased Base Groups dapat dikurangi, yaitu dengan mengurangi harga yang dibayar untuk sumber dayainput, mengurangi lama dirawat pasien, mengurangi intensitas pelayanan yang disediakan, serta meningkatkan efisiensi produksipelayanan. 5. Tenaga Kesehatan Mahasiswa Praktik fisioterapi STIKES Rumah Sakit Siti Hajar turut membantu pelayanan fisioteri Rumah Sakit Siti Hajar, seperti memberikan diagnosis, anamnesis, mencatan rekam medis, memberikan terapi, dll, namun Universitas Sumatera Utara untuk penandatanganan hasil akhir dari diagnosis dan rekam medis tetap diserahkan kepada ahlinya. Hal ini sejalan dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 80 Tahun 2013 tentang Pekerjaan dan Praktik Fisioterapi, Fisioterapis adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan fisioterapi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan dan Fisioterapis untuk dapat melakukan pekerjaan dan praktiknya harus memiliki STRF. Dan Fisioterapis Ahli Madya harus bekerja di bawah pengawasan Fisioterapis Profesi atau Fisioterapis Spesialis dan Permenkes No. 55 tahun 2013 tentang Perekam Medis, Perekam Medis adalah seorang yang telah lulus pendidikan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan sesuai ketentuan peraturan perundang undangan. Perekam Medis untuk dapat melakukan pekerjaannya haruslah memiliki STR Perekam. 6. Pelayanan Tambahan Lainnya Dalam memberikan pelayanan yang maksimal kepada pasien, Klinik Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan juga menyediakan jemputan bagi pasien yang akan menggunakan pelayanan fisoterapi. 1 trip perjalanan rumah sakit menetapkan tarif sebesar Rp 60.000, dan untuk jemputan pergi dan pulang sebesar Rp 120.00 jauh maupun dekat dalam area Kota Medan. Fasilitas jemputan ini dapat dimanfaatkan oleh pasien umum dan pasien JKN, baik pasien JKN otomatis tarif akan ditanggung sendiri oleh pasien, karena fasilitas jemputan ini tidak termasuk dalam komponen yang ditanggung oleh BPJS. 7. Paket Pelayanan Fisioterapi Tidak hanya fasilitas jemputan, Klinik Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan dalam menarik minat pasien untuk menggunakan pelayanan fisioterapinya Universitas Sumatera Utara juga menetapkan paket pelayanan bagi pasien umum , di mana jika sekali berobat pasien bisa dikenakan tarif sebesar Rp 120.000, namun jika pasien rawat jalan mengambil paket pelayanan sebulan ataupun empat kali pelayanan maka pasien cukup membayar Rp 430.000, artinya pelayanan lebih hemat Rp 50.000. Universitas Sumatera Utara 100

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Gambaran Prosedur Pelaksanaan Rekam Medis di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2001

0 66 118

Penetapan Pendapatan dan Beban pada Rumah Sakit Umum Siti Hajar Medan

0 27 67

ANALISIS PERBEDAAN PEMBIAYAAN BERBASIS TARIF INA-CBG’s DENGAN TARIF RIIL RUMAH SAKIT PADA PASIEN PESERTA JKN KASUS DIABETES MELLITUS TIPE II RAWAT INAP KELAS III DI RUMAH SAKIT KALISAT JEMBER PERIODE JANUARI – JUNI 2015

8 45 96

ANALISIS PERBEDAAN PEMBIAYAAN BERBASIS TARIF INA-CBG’s DENGAN TARIF RIIL RUMAH SAKIT PADA PASIEN PESERTA JKN KASUS DIABETES MELLITUS TIPE II RAWAT INAP KELAS III DI RUMAH SAKIT KALISAT JEMBER PERIODE JANUARI – JUNI 2015

2 29 96

ANALISIS PERHITUNGAN UNIT COST PELAYANAN HEMODIALISIS TERHADAP PENETAPAN TARIF INA-CBG’S DAN TARIF RUMAH SAKIT MEDIKA STANNIA KABUPATEN BANGKA

14 96 373

ANALISIS PERBEDAAN TARIF KLAIM INDONESIAN CASE BASE Analisis Perbedaan Tarif Klaim Indonesian Case Base Groups (INA-CBGs)Berdasarkan Kelengkapan diagnosis Dan Prosedur Medis Pasien rawat Bersama Trisemester I Di RSUD KOta Yogyakarta Tahun 2015.

0 5 19

SKRIPSI Analisis Perbedaan Tarif Klaim Indonesian Case Base Groups (INA-CBGs)Berdasarkan Kelengkapan diagnosis Dan Prosedur Medis Pasien rawat Bersama Trisemester I Di RSUD KOta Yogyakarta Tahun 2015.

0 5 19

PENDAHULUAN Analisis Perbedaan Tarif Klaim Indonesian Case Base Groups (INA-CBGs)Berdasarkan Kelengkapan diagnosis Dan Prosedur Medis Pasien rawat Bersama Trisemester I Di RSUD KOta Yogyakarta Tahun 2015.

0 4 6

Cost Recovery Rate Tarif Rumah Sakit dan Tarif INA-CBG’s Berdasarkan Clinical Pathway pada Penyakit Arteri Koroner di RS Pemerintah A di Palembang Tahun 2015

1 2 10

Analisis Upaya Rumah Sakit dalam Menutupi Kekurangan Biaya Klaim Indonesia Case Base Group (INA-CBGs) Yang Dihitung den- gan Metode Activities Base Costing pada Rumah Sakit Swasta Kelas C di Kota Medan Tahun 2017

0 2 8