Pembahasan Hasil Analisa Penelitian

Berdasarkan hasil uji t diketahui nilai t hitung untuk variabel Tingkat Suku Bunga, sebesar -0,387 dengan nilai signifikansi 0,702. Dari hasil tersebut diketahui nilai signifikansi p-value variabel Suku Bunga BI X 2 lebih besar dari tingkat signifikan α = 0,05 0,702 0,05 yang berarti variabel Suku Bunga BI X 2 secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Return Saham Y. Hal ini juga dapat dilihat dari nilai t hitung t tabel 0,387 2,052. Sehingga hipotesis penelitian yang menyatakan Suku Bunga BI X 2 secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Return Saham Y pada perusahaan manufaktur periode tahun 2008 – 2010 yang terdaftar di BEI tidak dapat diterima. Tanda minus pada nilai t hitung Dari nilai yang didapat dari uji t, bisa disimpulkan bahwa variabel yang paling dominan terhadap tingkat pengembalian investasi return saham dalam saham perusahaan sektor manufaktur adalah variabel kurs Dollar. Hal ini dapat dilihat dari nilai beta masing-masing variabel yakni tingkat suku bunga sebesar - 0,71 sedangkan nilai tukar Rupiah-US lebih besar yakni -0,734. -0,387 menunjukkan bahwa antara variable Tingkat Suku Bunga dengan Return Saham memiliki hubungan negatif atau berbanding terbalik dimana apabila terjadi kenaikan pada tingkat suku bunga akan menurunkan nilai return saham begitu juga dengan sebaliknya.

4.3 Pembahasan Hasil Analisa Penelitian

Berdasarkan hasil uji F pada analisis regresi linier berganda, diketahui nilai F hitung sebesar 19,557 dengan nilai signifkansi 0,000. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 P= 0,000 α = 0,05 maka disimpulkan variabel Kurs Dollar X 1 , dan Suku Bunga BI X 2 secara simultan berpengaruh Universitas Sumatera Utara signifikan terhadap Return Saham Y pada perusahaan yang terdaftar di BEI. Hal ini diperkuat dengan nilai F hitung F tabel Berdasarkan hasil uji t menunjukkan bahwa secara parsial dari variabel bebas nilai Kurs Dollar mempunyai pengaruh secara signifikan sedangkan variable tingkat suku bunga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Return saham pada perusahaan disektor manufaktur yang terdaftar di BEI. Dan berdasarkan uji t, bahwa secara parsial variabel yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap tingkat Return saham adalah variabel nilai tukar Rupiah-US. yaitu 19.557 3,403. Sedangkan uji hasil regresi koefisien determinasi, dapat dilihat bahwa nilai koefisien determinasi R 2 Menurut Manurung, dkk 2005:13 tingkat bunga merupakan pengembalian asset yang mempunyai resiko dekat dengan nol. Umumnya tingkat bunga ini mempunyai hubungan negatif dengan bursa saham. Dan apabila pemerintah mengumumkan tingkat suku bunga akan naik, maka investor akan menjual sahamnya dan menggantikannya dengan instrument pendapatan tetap fix income securities yang memberikan tingkat suku bunga yang tinggi. Tingkat suku bunga mempunya dapat perekonomian secara menyeluruh, karena tidak hanya mempengaruhi kesediaan konsumen untuk membelanjakan atau menabung, tetapi juga keputusan investasi dunia usaha. Selain itu perkembangan nilai tukar kurs rupiah yang berfluktuasi sebagai dampak krisis yang berat telah mendorong sebesar 0,620 yang memiliki arti bahwa persentase pengaruh dari variabel Kurs Dollar dan Tingkat Suku Bunga terhadap Return Saham pada perusahaan yang terdaftar di BEI adalah sebesar 62 dan sisanya 38 dipengaruhi oleh variabel bebas lainnya. Universitas Sumatera Utara bank Indonesia untuk menempuh kebijakan moneter yang ketat tigh money policy. Dalam rangka itu kebijakan moneter diarahkan untuk menyerap kelebihan likuiditas agar sesuai dengan kebutuhan nyata dari perekonomian. Kebijakan pengendalian moneter juga ditopang dengan kebijakan operasi pasar terbuka di pasar valas yang diarahkan untuk mengendalikan nilai tukar kurs Rupiah. Nilai tukar kurs merupakan variabel yang paling dominan yang mempengaruh tingkat Return saham pada perusahaan manufaktur. Hal ini disebabkan banyak perusahaan manufaktur yang memiliki pinjaman dari luar negeri dalam bentuk Dollar untuk membiayai operasional perusahaannya. Selain itu masih banyak perusahaan manufaktur yang menggunakan bahan baku yang diimpor dari luar negeri. Sehingga dapat disimpulkan hal-hal inilah yang menyebabkan nilai tukar kurs lebih dominan dibandingkan tingkat suku bunga dalam mempengaruhi Return saham perusahaan manufaktur meskipun nilai dominasi kedua variabel tersebut tidak signifikan. Sedangkan pengaruh variabel bebas secara individu parsial terhadap Return saham akan dikemukakan sebagai berikut: 1. Nilai Tukar Rupiah-US terhadap Return Saham sektor manufaktur. Dari hasil regresi, bahwa variabel nilai tukar kurs Rupiah-US mempunyai pengaruh negatif terhadap tingkat Return saham pada nilai -2,864. Dimana kenaikan nilai tukar akan menyebabkan turunnya pada tingkat Return saham pada perusahaan sektor manufaktur. Sedangkan secara parsial variabel nilai tukar berpengaruh signifikan negative terhadap Return saham dengan tingkat Universitas Sumatera Utara signifikan sebesar 0,001. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan kurs Dollar akan mendorong penurunan nilai return saham. Hal ini disebabkan naiknya mata uang Dollar terhadap uang lain di pasar forex global membawa efek yang cukup signifikan bagi pergerakan rupiah. Peningkatan nilai Rupiah dari tahun 2008-2010 menunjukkan semakin baiknya perekonomian Indonesia setelah terjatuh pada tahun 2007-2008 akibat krisi moneter. Nilai signifikan dari nilai tukar menyebabkan bahwa variabel ini merupakan variabel yang paling dominan terhadap Return saham pada perusahaan manufaktur. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rayun Sekar Meta 2010 yang menyatakan bahwa secara parsial nilai tukar kurs berpengaruh signifikan negatif terhadap Return saham perusahaan manufaktur yaitu sebesar -0,597 dengan nilai signifikan 0,000. 2. Tingkat suku bunga terhadap Return saham perusahaan manufaktur. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan uji regresi, menyatakan bahwa variabel suku bunga BI tidak berpengaruh signifikan terhadap Return saham perusahaan manufaktur dengan nilai sebesar -0,444 dengan tingkat signifikan sebesar 0,702. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Rayun Sekar Meta 2010 dimana suku bunga berpengaruh secara signifikan negatif terhadap Return saham perusahaan manufaktur pada nilai - 2,798 dengan nilai signifikan 0,0006. Hal ini dapat diartikan bahwa kenaikan tingkat suku bunga akan menurunkan Return perusahaan sebab perusahaan manufaktur tersebut memiliki pinjaman uang di bank dengan tingkat suku bunga tertentu. Selain itu ketika tingkat suku bunga tinggi, investor akan Universitas Sumatera Utara cenderung memilih untuk menyimpan uang di bank dalam bentuk deposito sehingga akan mempengaruhi investasi dipasar ekuitas. Universitas Sumatera Utara BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan