Dana Perimbangan Tinjauan Teoritis 1. Otonomi Daerah

20 kecil pula ketergantungan daerah terhadap bantuan pemerintah pusat dan semakin tinggi pula kemandirian keuangan daerah tersebut. Beberapa rasio yang dapat dikembangkan berdasarkan data keuangan yang bersumber dari APBD menurut Halim 2002 : 128 adalah dengan Rasio Kemandirian otonomi fiskal. Kemandirian keuangan daerah otonomi fiskal menunjukkan kemampuan Pemerintah Daerah dalam membiayai sendiri kegiatan pemerintah, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat yang telah membayar pajak dan retribusi sebagai sumber pendapatan yang diperlukan daerah. Kemandirian keuangan daerah dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut. Kemandirian Keuangan Daerah = ��������� ���������� ���� ����� ℎ ��� ���� ����� ����� ���������� ���� ℎ ��� x 100

2.1.4 Dana Perimbangan

Dana perimbangan disebut transfer pemerintah pusat. Menurut UU No. 33 Tahun 2004 Dana perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Dana Perimbangan selain dimaksudkan untuk membantu daerah dalam mendanai kewenangannya, juga bertujuan untuk mengurangi ketimpangan sumber pendanaan pemerintahan antara pusat dan daerah serta untuk mengurangi kesenjangan pendanaan pemerintahan antar daerah. Dana perimbangan ini juga merupakan pendukung bagi pelaksanaan pemerintahan dan Universitas Sumatera Utara 21 pembangunan di daerah. sehingga tingkat ketergantungan daerah terhadap pemerintah pusat dalam pembiayaan daerahnya semakin rendah. Dengan semakin rendahnya tingkat ketergantungan tersebut maka daerah tersebut dikategorikan mandiri. Menurut UU No. 33 Tahun 2004 Dana perimbangan ini terdiri atas 3 yaitu Dana Alokasi Umum DAU, dan Dana Alokasi Khusus DAK dan Dana Bagi Hasil DBH. 1. Dana Alokasi Umum Menurut Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 “Dana Alokasi Umum adalah dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar-daerah untuk membiayai kebutuhan daerah dalam rangka pembiayaan desentralisasi”. Hal ini berarti bahwa DAU merupakan sarana untuk mengatasi ketimpangan fiskal antar daerah. DAU untuk daerah dengan kapasitas fiskal rendah akan mendapat jumlah DAU yang lebih besar dibandingkan dengan daerah dengan kapasitas fiskal yang tinggi. Menurut Saragih 2003 : 104 “Bagi daerah yang relatif minim Sumber Daya Alam SDA, DAU merupakan sumber pendapatan penting guna mendukung operasional pemerintah sehari-hari serta sebagai sumber pembiayaan pembangunan”. DAU ditetapkan sekurang-kurangnya 25 dari penerimaan dalam negeri yang ditetapkan dalam APBN. Untuk provinsi dan kabupatenkota ditetapkan masing-masing 10 persen dan 90 persen dari DAU yang sudah ditetapkan. Apabila DAU yang diterima oleh suatu daerah lebih Universitas Sumatera Utara 22 besar dibandingkan dengan PAD yang dihasilkan daerah tersebut maka hal tersebut berarti tingkat kemandirian keuangan daerah tersebut masih belum dapat dikatakan mandiri sebab dalam membiayai kegiatan fiskalnya, daerah tersebut masih bergantung pada DAU dari pemerintah pusat. 2. Dana Alokasi Khusus Menurut Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 “Dana Alokasi Khusus adalah dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan dengan tujuan untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah sesuai dengan prioritas nasional”. DAK dialokasikan berdasarkan kemampuan keuangan daerah yag dicerminkan dari penerimaan umum APBD setelah dikurangi belanja Pegawai Negeri Sipil Daerah. Menurut Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Daerah arah kegiatan DAK adalah DAK bidang pendidikan, bidang kesehatan, bidang infrastruktur jalan, bidang infrastruktur irigasi, bidang infrastruktur air minum, bidang infrastruktur sanitasi, bidang prasarana pemerintahan desa dan bidang sarana dan prasarana kawasan perbatasan. Apabila DAK yang diterima oleh suatu daerah lebih besar dibandingkan dengan PAD yang dihasilkan daerah tersebut maka daerah tersebut masih belum dapat dikatakan mandiri sebab dalam membiayai kegiatan fiskalnya, daerah tersebut masih bergantung pada DAK dari pemerintah pusat. Universitas Sumatera Utara 23 3. Dana Bagi Hasil Menurut Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 “Dana Bagi Hasil adalah dana yang bersumber dari APBN yang dibagihasilkan kepada daerah berdasarkan angka presentasi tertentu”. DBH bersumber dari pajak dan Sumber Daya Alam. Dana yang bersumber dari pajak terdiri dari Pajak Bumi dan Bangunan, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan BPHTB dan PPh 21, PPh 25 dan PPh 29. Sementara yang bersumber dari alam yaitu kehutanan, pertambangan umum, perikanan, pertambangan minyak bumi, pertambangan gas bumi dan pertambangan panas bumi. Dana bagi hasil merupakan komponen dana perimbangan yang memiliki peranan penting dalam menyelenggarakan otonomi daerah karena penerimaannya didasarkan atas potensi daerah penghasil sumber pendapatan daerah yang cukup potensial dan merupakan salah satu modal dasar pemerintah daerah dalam mendapatkan dana pembangunan dan memenuhi belanja daerah yang bukan berasal dari pendapatan asli daerah selain dana alokasi umum dan dana alokasi khusus. Oleh karena itu, jika pemerintah daerah menginginkan transfer bagi hasil yang tinggi maka pemerintah daerah harus dapat mengoptimalkan potensi pajak dan sumber daya alam yang dimiliki oleh masing-masing daerah, sehingga kontribusi yang diberikan dana bagi hasil terhadap pendapatan daerah dapat meningkat. Universitas Sumatera Utara 24

2.1.5 Wealth Kemakmuran

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan Dana Alokasi Umum (DAU) Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

7 86 98

Pengaruh Dana Perimbangan Dan Fiscal Stress Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara

8 54 127

Pengaruh Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terhadap Peningkatan Belanja Modal pada Pemerintahan Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

1 54 73

Pengaruh Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah Terhadap Belanja Modal Pemerintah Daerah pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Sumatra Utara

8 65 63

Pengaruh Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum Dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

4 59 87

Pengaruh Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Terhadap Belanja Daerah Pemerintahan Kabupaten/Kota Di Sumatera Utara

8 99 92

Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, dan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Terhadap Pengalokasian Belanja Modal Studi Kasus Pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara Periode Tahun 2009 - 2013

7 91 132

Analisis Pengaruh Transfer Dana Perimbangan, Pendapatan Asli Daerah, dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Terhadap Belanja Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

3 50 114

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana Transfer Terhadap Belanja Modal pada Pemerintahan Kabupaten/Kota di Sumatera Utara

0 52 85

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dan Dana Transfer Terhadap Belanja Modal Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Di Aceh

0 0 14