55 Perimbangan Keuangan Pemerintahan Daerah dengan alamat
www.djpk.depkeu.go.id , dan dari Badan Pemeriksa Keuangan serta laporan
buku tahunan PDRB Menurut Lapangan Usaha tahun 2010-2014 yang diperoleh dari situs Badan Pusat Statistik Sumatera Utara di
www.bps.sumut.go.id .
3.7. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan teknik dokumentasi, yakni peneliti melakukan pengumpulan data sekunder yang diperoleh dari situs
www.djpk.depkeu.go.id ,
www.bps.sumut.go.id dan juga dari Badan Pemeriksa
Keuangan. Selain itu metode pengumpulan data juga dilakukan dengan studi kepustakaan. Studi pustaka adalah metode pengumpulan data yang dapat dilakukan
dengan cara melakukan pengamatan data dari literatur-literatur dan buku-buku yang mendukung dalam penelitian.
3.8. Teknik Analisis Data
Analisis data ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran jawaban atas variabel-variabel yang diteliti dari data yang sudah terkumpul terkait dengan
rumusan dan hipotesis yang yang diajukan. Analisa data dilakukan dengan menggunakan software SPSS 21.0 for windows. Adapun analisis yang digunakan
adalah Statistik Deskriptif, Analisis Regresi Berganda Multiple Regression
Universitas Sumatera Utara
56 Analysis, Uji Asumsi Klasik dan Pengujian Hipotesis dengan menggunakan Uji
Parsial uji t, Uji Simultan Uji F dan Uji Koefisien Determinasi Adjusted R
2
.
3.8.1. Statistik Deskriptif
Analisis ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai distribusi dan perilaku data sampel tersebut Ghozali, 2013.Analisis deskriptif terdiri dari
perhitungan mean, median, standar deviasi, maksimum dan minimum dari masing- masing data sampel. Hal ini dilakukan untuk melihat gambaran keseluruhan dari
sampel yang berhasil dikumpulkan dan memenuhi syarat untuk dijadikan sampel
penelitian. 3.8.2. Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk menghindari atau mengurangi bias atas hasil penelitian yang diperoleh Erlina 2011 : 99. Uji asumsi klasik adalah
persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada analisis regresi linear berganda. Setidaknya ada empat uji asumsi klasik, yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas,
uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas. Uji asumsi klasik penting dilakukan untuk menghasilkan estimator yang linier tidak bias dengan varian yang minimum
Best Linier Unbiased Estimator = BLUE, yang berarti model regresi tidak mengandung masalah. Tidak ada ketentuan yang pasti tentang urutan uji yang harus
dipenuhi terlebih dahulu. Berikut ini adalah uji asumsi klasik yang harus dipenuhi oleh model regresi.
Universitas Sumatera Utara
57
3.8.2.1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal Ghozali, 2013. Ada
2 cara untuk mengetahui apakah residual berdistribusi normal atau tidak. 1.
Analisis Grafik Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan
melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Jika pola distribusi
yang menceng maka data tidak berdistribusi normal. 2.
Analisis Statistik Uji statistik dapat dilakukan dengan uji statistic non-parametrik Kolmogorov
Smirnov K-S. Jika nilai Asym.Sig. 2-tailed berada di atas nilai signifikan 0.05 maka data residual berdistribusi normal.
3.8.2.2. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homokedatisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedasitas. Model regresi yang
baik adalah yang homokedasitas atau tidak terjadi heteroskedasitas. Untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas dilakukan dengan melihat grafik plot antara
Universitas Sumatera Utara
58 nilai prediksi variabel terikat ZPRED dengan residualnya SRESID. Dasar
analisis yang digunakan dalam uji heterokedastisistas dijelaskan sebagai berikut. 1.
Jika ada pola tertentu, seperti titik –titik yang membentuk suatu pola tertentu teratur, bergelombang, melebar, kemudian menyempit maka mengindikasikan
telah terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola tertentu serta titik–titik menyebar diatas dan dibawah
angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Kelemahan model plot adalah jumlah pengamatan. Jika jumlah pengamatan sedikit maka akan sulit menginterprestasikan hasil grafik plot maka kemudian dilakukan Uji
Gletser. Jika probabilitas signifikansinya diatas tingkat kepercayaan 5 maka model regresi tidak mengandung adanya Heteroskedastisitas.
3.8.2.3. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu
pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka ada masalah autokorelasi. Model regresi yang baik adalah tidak adanya autokorelasi. Menurut
Indrawati 2015:191 pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah
dengan melihat besaran Durbin Watson D-W sebagai berikut:
- Angka D-W dibawah -2, berarti ada autokorelasi positif
- Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi
- Angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif
Universitas Sumatera Utara
59
3.8.2.4. Uji Multikolinearitas
Uji ini diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu model. Jika
terdapat korelasi antara variabel independen, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar
sesama variabel independen adalah nol. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas dalam model regresi dapat dilihat dari tolerance value atau
variance inflation factor VIF. Sebagai dasar acuannya diuraikan dalam pernyataan berikut.
- Jika nilai tolerance 0,1 dan nilai VIF 10, maka dapat disimpulkan bahwa
tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi. -
Jika nilai tolerance 0,1 dan nilai VIF 10, maka dapat disimpulkan bahwa ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
3.8.3 Analisis Regresi Berganda Multiple Regression Analysis
Regresi berganda ditujukan untuk menentukan hubungan linear antar beberapa variabel bebas X1, X2, X3 dan seterusnya dengan variabel terikat Y.
Model persamaan regresi untuk menguji hipotesis dengan formula sebagai berikut :
Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+b
4
X
4
+ b
5
X
5
+ b
6
X
6
+ e
Universitas Sumatera Utara
60 Dimana:
Y = Derajat Kemandirian Fiskal
a = Konstanta
X
1
= Dana Alokasi Umum X
2
= Dana Alokasi Khusus X
3
= Dana Bagi Hasil X
4
= Produk Domestik Regional Bruto X
5
= Belanja Modal X
6
= Leverage b
= Koefisien Regresi e
= Error Pengganggu
3.8.4. Pengujian Hipotesis Penelitian
Tujuan pengujian hipotesis dimaksudkan untuk memutuskan apakah akan menerima atau menolak hipotesis berdasarkan data yang diperoleh dari
sampel. Surhayadi dan Purwanto 2004: 390 menyatakan bahwa pengujian hipotesis adalah “prosedur yang didasarkan pada bukti sampel yang dipakai
untuk menentukan apakah hipotesis merupakan suatu pernyataan yang wajar dan oleh karenanya tidak ditolak atau hipotesis tersebut tidak wajar dan oleh
karena itu harus ditolak.
Universitas Sumatera Utara
61 Pengujian statistik baik menerima atau menolak hipotesis tidak dimaksudkan
untuk membuktikan bahwa sesuatu benar secara absolute, tetapi pengujian statistic memberikan bukti yang cukup untuk menerima atau menolak suatu
hipotesis. Adapun uji statistik yang digunakan dalam menguji hipotesis penelitian ini adalah uji-F, Uji-t dan Uji Koefisien Determinasi Adjusted R
2
.
3.8.4.1. Uji Signifikansi Simultan Uji-F
Uji F-statistik digunakan untuk menguji besarnya pengaruh dari seluruh variabel independen secara bersama-sama simultan terhadap
variabel dependen. Hipotesis yang hendak diuji adalah: HA : b1
≠ b2 ≠ …………… ≠ bk ≠ 0 Artinya, semua variabel secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen. Jika signifikan F
hitung
F
tabel,
dan Sig α = 0,05 maka Ha diterima, yang berarti variabel independen secara simultan berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel dependen. Jika signifikan F
hitung
F
tabel
dan Sig α = 0,05 maka Ha ditolak, berarti variabel independen secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Universitas Sumatera Utara
62
3.8.4.2. Uji Signifikansi Parsial Uji-t
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah setiap variabel bebas secara parsial mempunyai pengaruh nyata atau tidak terhadap variabel
terikat. Hipotesis yang hendak diuji adalah:
HA : bi ≠ 0
Jika t
hitung
t
tabel,
dan Sig α = 0,05 maka Ha diterima, yang berarti variabel
independen secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Jika signifikan t
hitung
t
tabel
dan S ig α = 0,05 maka Ha ditolak,
berarti variabel independen secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
3.8.4.3. Uji Koefisien Determinasi R
2
Koefisien determinan merupakan nilai yang menunjukkan seberapa besar variabel independen dapat menjelaskan variabel dependennya. Jika
nilai R
2
semakin besar atau mendekati satu maka sumbangan variabel bebas terhadap variabel terikat semakin besar. Sebaliknya apabila R
2
semakin kecil atau mendekati nol maka besarnya sumbangan variabel bebas terhadap
variabel terikat semakin kecil. Jadi besarnya R
2
berada diantara 0 -1 atau 0 R
2
1.
Universitas Sumatera Utara
63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum Provinsi Sumatera Utara
Sumatera Utara adalah sebuah provinsi
yang terletak di Pulau Sumatera
, Indonesia
dan beribukota di Medan
. Provinsi Sumatera Utara terletak pada 1° - 4° Lintang Utara dan 98° - 100° Bujur Timur, Luas daratan Provinsi Sumatera Utara
72.981,23 km² dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: 1.
Di sebelah Utara dengan Propinsi Aceh dan Selat Malaka 2.
Di sebelah Selatan dengan Propinsi Riau, Provinsi Sumatera Barat dan Samudera Indonesia
3. Di sebelah Barat Provinsi Aceh dan Samudera Indonesia
4. Di sebelah Timur Selat Malaka
Terdapat 419 pulau di propisi Sumatera Utara. Pulau-pulau terluar adalah pulau Simuk kepulauan
Nias , dan pulau
Berhala di selat Sumatera Malaka.
Jumlah penduduk di Provinsi Sumatera Utara menurut Badan Pusat Statistik Sumatera Utara adalah 13.766.851 jiwa, yaitu 6.781.313 jiwa pada perkotaan dan
6.985.538 jiwa pada pedesaan. Wilayah Provinsi Sumatera Utara secara administratif terbagi dalam 25 kabupaten dan 8 kota yaitu :
Universitas Sumatera Utara
64
Tabel 4.1 Nama – nama Ibukota dan Luas Wilayah Kabupaten Kota
NO Kabupaten Kota
Pusat Pemerintahan
Luas km
2
1 Asahan
Kisaran 3.675
2 Batubara
Limapuluh 904,96
3 Dairi
Sidikalang 1.927,8
4 Deli Serdang
Lubuk Pakam 2.808,91
5 Humbang Hasundutan
Dolok Sanggul 2.335,33
6 Karo
Kabanjahe 2.127,25
7 Labuhan Batu
Rantau Parapat 2.562,01
8 Labuhan Batu Selatan
Kota Pinang 3.596
9 Labuhan Batu Utara
Aek Kanopan 3.571
10 Langkat
Stabat 6.272
11 Mandailing Natal
Panyabungan 6.620.70
12 Nias
Gunung Sitoli 980.32
13 Nias Barat
Lahomi 544.09
14 Nias Selatan
Teluk Dalam 1.825
15 Nias Utara
Lotu 1.202,78
16 Padang Lawas
Sibuhuan 3.892,74
17 Padang Lawas Utara
Gunung Tua 3.918,05
18 Phakpak Barat
Salak 1.218,3
19 Samosir
Pangurururan 1.419,5
20 Serdang Bedagai
Sei Rampah 1.900,22
21 Simalungun
Raya 4.386,60
22 Tapanuli Selatan
Sipirok 4.367.05
23 Tapanuli Tengah
Pandan 2.194,18
24 Tapanuli Utara
Tarutung 3.793,71
25 Toba Samosir
Balige 2.021,80
26 Kota Binjai
- 90,45
27 Gunung Sitoli
- 284,78
28 Medan
- 265,10
29 Padang Sidempuan
- 116,65
30 Pematang Siantar
- 79,97
31 Sibolga
- 10,77
32 Tanjung Balai
- 60,52
33 Tebing Tinggi
- 38.,438
Sumber :www.wikipedia.com 04 Juli 2016
Universitas Sumatera Utara
65
4.1.2. Statistik Deskriptif
Statistik Deskriptif digunakan untuk mengeksplorasi data yang telah dikumpulkan, membuat kesimpulan dan mendeskripsikan data tersebut. Deskripsi
variabel ini memberikan gambaran mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata, serta standar deviasi data yang digunakan dalam penelitian. Tujuan adanya
statistik deskriptif adalah untuk memudahkan membaca data serta memahami maksudnya. Deskripsi variabel dari hasil penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Descriptive Statistics
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation DAU
90 34.4746
76.8763 63.761793
7.8802720 DAK
90 1.3751
13.8317 6.259779
2.1971556 DBH
90 1.8384
18.0704 6.067494
2.8988405 WEALTH
90 506986.03
1.17E8 15954807.5462 24374692.1345 BMODAL
90 5290.4743
783883.1777 190669.924292 139948.768322 LEVERAGE
90 .0000
9.5094 1.179330
1.7101304 KKD
90 1.56
38.29 7.2139
7.42707 Valid N listwise
90
Sumber : Hasil Olahan SPSS 21.00, 2016 Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Variabel Kemandirian Keuangan Daerah Y memiliki sampel N sebanyak
90, dengan nilai minimum 1.56 pada Kabupaten Padang Lawas Utara dan nilai maksimum 38.29 pada Kota Medan, nilai rata-rata 7.2139 dengan Standard
Deviation variabel ini adalah 7.42707.
Universitas Sumatera Utara
66 b.
Variabel Dana Alokasi Umum X
1
memiliki sampel N sebanyak 90, dengan nilai minimum 34,47 pada Kota Medan dan nilai maksimum 76.88 pada Kota
Sibolga, nilai rata-rata 63,7618. Standard Deviation variabel ini adalah 7.88027.
c. Variabel Dana Alokasi Khusus X
2
memiliki sampel N sebanyak 90, dengan nilai minimum 1,38 pada Kota Medan dan nilai maksimum 13.83 pada
Kabupaten Pakpak Barat, nilai rata-rata 6.2598. Standard Deviation variabel ini adalah 2.19716.
d. Variabel Dana Bagi Hasil X
3
memiliki sampel N sebanyak 90, dengan nilai minimum -1.84 pada Kabupaten Karo dan nilai maksimum 18.07 pada Kota
Medan, nilai rata-rata 6.0675. Standard Deviation variabel ini adalah 2.89884. e.
Variabel Wealth X
4
memiliki sampel N sebanyak 90, dengan nilai minimum 506.986,03 pada Kabupaten Pakpak Barat dan nilai maksimum 11.749.620
pada kota Medan, nilai rata-rata 15.954.807,54. Standard Deviation variabel ini adalah 24.374.692,13.
f. Variabel Belanja Modal X
5
memiliki sampel N sebanyak 90, dengan nilai minimum 5.290,47 pada Kota Pakpak Barat dan nilai maksimum 783.883,18
pada Kota Medan, nilai rata-rata 190.669,9243. Standard Deviation variabel ini adalah 139.948,7683.
g. Variabel Leverage X
6
memiliki sampel N sebanyak 90, dengan nilai minimum 0.00 pada Kabupaten Labuhan Batu Selatan dan nilai maksimum
Universitas Sumatera Utara
67 9.5094 pada Kabupaten Asahan, nilai rata-rata 1,179330. Standard Deviation
variabel ini adalah 1,7101304.
4.1.3. Uji Asumsi Klasik 4.1.3.1. Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel independen, dan variabel dependen atau keduanya mempunyai
distribusi normal atau tidak. Uji ini dideteksi melalui dua cara, yaitu analisis grafik histogram dan Normal P-Plots dan analisis statistik Non-Parametrik
Kolmogorov-Smirnov. 1.
Analisis Grafik Analisis grafik dilakukan dengan melihat grafik histogram pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Histogram Dependent Variabel
Sumber : Hasil olahan SPSS 21.00, 2016 Gambar 4.1 menunjukkan kurva histogram yang memiliki kemiringan
seimbang ke kiri dan ke kanan atau tidak condong ke kiri dan ke kanan,
Universitas Sumatera Utara
68 melainkan ketengah dengan bentuk seperti lonceng, sehingga data dengan
pola seperti ini memiliki distribusi normal. Metode lain yang digunakan untuk melihat normalitas data adalah
dengan uji statistik non-parametrik Kolmogorov Smirnov K-S. Hasil uji normalitas dengan non-parametrik Kolmogorov Smirnov K-S tercantum
pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 90
Normal Parameters
a,b
Mean .0000000
Std. Deviation 2.22689849
Most Extreme Differences Absolute
.052 Positive
.052 Negative
-.034 Kolmogorov-Smirnov Z
.489 Asymp. Sig. 2-tailed
.970 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data. Sumber : Hasil Olah SPSS 21.00, 2016
Pada Tabel 4.3 terlihat bahwa nilai Kolmogorov Smirnov adalah 0,489 dan Asymp. Sig. 2-tailed adalah 0,970 dan diatas nilai signifikan 0.05,
berarti variabel residual berdistribusi normal. Setelah dilakukan pengujian melalui analisa grafik dan statistik maka
hasil normal sehingga asumsi normalitas terpenuhi dan dapat dilanjutkan dengan pengujian asumsi klasik berikutnya.
Universitas Sumatera Utara
69
4.1.3.2. Uji Heteroskedastisitas
Pengujian ini digunakan untuk melihat apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual dalam rangkaian suatu pengamatan ke
pengamatan lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Salah satu uji untuk menguji heteroskedastisitas ini adalah dengan melihat penyebaran dari varians residual pada diagram pencar Scatterplot. Hasil uji
heteroskedastisitas dapat dilihat pada Gambar 4.2 berikut.
Gambar 4.2 Scatterplot
Sumber : Hasil Olahan SPSS 21.00, 2016 Dari grafik scatterplots terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta
tersebar baik di atas maupun di bawah 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi
layak dipakai untuk memprediksi Kemandirian Keuangan Daerah berdasarkan
Universitas Sumatera Utara
70 masukan variabel independen Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Dana
Bagi Hasil, Wealth, Belanja Modal dan Leverage. Analisis grafik plots memiliki kelemahan yang cukup signifikan karena
jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting. Maka kemudian dilakukan Uji Glejser. Hasil Uji Glejser dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut.
Tabel 4.4
Coefficients
a
Model T
Sig. 1
Constant 2.330
.022 DAU
-1.792 .077
DAK -.533
.596 DBH
.226 .822
WEALTH -.043
.966 BMODAL
.815 .417
LEVERAGE -1.675
.098 a. Dependent Variable: absut
Sumber : Hasil Olah SPSS 21.00, 2016
Hasil output SPSS menunjukkan bahwa tidak ada satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen nilai Absolut Ut AbsUt
sehingga tidak terjadi Heteroskedastisitas. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansi pada variabel independen di atas tingkat kepercayaan 5. Jadi dapat
disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya Heteroskedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
71
4.1.3.3 Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu
pada periode t-1 periode sebelumnya. Hasil uji Autokorelasi dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .954
a
.910 .904
2.30598 .995
a. Predictors: Constant, LEVERAGE, DBH, DAK, BMODAL, DAU, WEALTH b. Dependent Variable: KKD
Sumber : Hasil Olah SPSS 21.00, 2016
Nilai Durbin-Watson adalah 0.995 berada diantara -2 sampai +2 sehingga
disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi antara nilai residual untuk model regresi terhadap variabel Kemandirian Keuangan Daerah.
4.1.3.4 Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas independen. Model regresi yang
baik seharusnya terbebas dari korelasi di antara variabel bebas. Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai variance inflation factor VIF dan tolerance. Suatu model
dikatakan terbebas dari korelasi apabila VIF 10 dan tolerence 0,1. Dari pengujian
Universitas Sumatera Utara
72 model regresi diperoleh hasil untuk masing- masing variabel yang ditampilkan pada
tabel 4.6.
Tabel 4.6 Coefficients
a
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Constant
DAU .266
3.761 DAK
.667 1.499
DBH .753
1.328 WEALTH
.137 7.275
BMODAL .170
5.877 LEVERAGE
.978 1.022
a. Dependent Variable: KKD Sumber : Hasil Olah SPSS 21.00, 2016
Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa nilai tolerance dan VIF dari Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Dana Bagi Hasil, Wealth, Belanja Modal dan
Leverage masing-masing diatas 0,1 dan di bawah 10 sehingga disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
Universitas Sumatera Utara
73
4.1.4 Analisis Regresi Linear Berganda
Tabel 4.7 berikut ini menunjukkan hasil estimasi regresi melalui pengolahan data dengan SPSS.
Tabel 4.7 Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
B Std. Error
1 Constant
13.755 4.360
DAU X1 -.077
.060 DAK X2
-.219 .136
DBH X3 -.467
.097 WEALTH X4
3.135E-7 .000
BELANJAMODAL X5
-9.074E-6 .000
LEVERAGE X6 -.595
.145 a. Dependent Variable: KKD
Sumber : Hasil olahan SPSS 21.00, 2016 Dari kolom unstandardized coefficientsbeta dapat disusun persamaan regresi linier
berganda sebagai berikut:
Y = 13,755 – 0.077X
1
– 0.219X
2
– 0.467X
3
+ 3.135E-7X
4
– 9.074E-6X
5
– 0,595X
6
Dimana : Y = Kemandirian Keuangan Daerah
X
1
= Dana Alokasi Umum X
2
= Dana Alokasi Khusus X
3
= Dana Bagi Hasil X
4
= Wealth X
5
= Belanja Modal X
6
= Leverage
Universitas Sumatera Utara
74 Dari persamaan regresi maka dapat diinterpretasikan beberapa hal berikut ini.
a. Nilai konstanta persamaan di atas adalah 13.755 yang menunjukkan apabila
semua variabel independen dianggap konstan atau nol maka Kemandirian Keuangan Daerah adalah sebesar 13.755.
b. Dana Alokasi Umum memiliki nilai koefisien sebesar -0.077. Artinya jika
Dana Alokasi Umum naik sebesar 1 maka kemandirian keuangan daerah akan mengalami penurunan sebesar 0.077 dengan asumsi bahwa nilai variabel
lain dianggap konstan. c.
Dana Alokasi Khusus memiliki nilai koefisien sebesar -0.219. Artinya jika Dana Alokasi Khusus naik sebesar 1 maka kemandirian keuangan daerah
akan mengalami penurunan sebesar 0.219 dengan asumsi bahwa nilai variabel lain dianggap konstan.
d. Dana Bagi Hasil memiliki nilai koefisien sebesar-0,467.Artinya jika Dana Bagi
Hasil naik sebesar 1 maka kemandirian keuangan daerah akan mengalami penurunan sebesar 0.467 dengan asumsi bahwa nilai variabel lain dianggap
konstan. e.
Wealth memiliki nilai koefisien sebesar 3.135x10
7
. Artinya jika Wealth naik sebesar 1 maka kemandirian keuangan daerah akan mengalami kenaikan
sebesar 3.135E-7 dengan asumsi bahwa nilai variabel lain dianggap konstan.
f. Belanja Modal memiliki nilai koefisien sebesar -9.074E-6. Artinya jika
Belanja Modal naik sebesar 1 maka kemandirian keuangan daerah akan
Universitas Sumatera Utara
75 mengalami penurunan sebesar -9.074x10
6
dengan asumsi bahwa nilai variabel lain dianggap konstan.
g. Leverage memiliki nilai koefisien sebesar
– 0,595. Artinya jika Leverage naik sebesar 1 maka kemandirian keuangan daerah akan mengalami penurunan
sebesar 0.595 dengan asumsi bahwa nilai variabel lain dianggap konstan.
4.1.5 Pengujian Hipotesis Penelitian 4.1.5.1 Uji Signifikansi Simultan Uji F
Hipotesis yang digunakan untuk untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara seperangkat variabel-variabel independen dengan variabel dependen yaitu
kemandirian keuangan daerah adalah: H7 = Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Dana Bagi Hasil, Wealth, Belanja
Modal dan Leverage berpengaruh secara simultan terhadap Kemandirian Keuangan Daerah pada pemerintahan KabupatenKota di Provinsi Sumatera
Utara periode 2010-2014. Hasil uji F untuk Kemandirian Keuangan Daerah dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut.
Tabel 4.8 ANOVA
b
Model Sum of Squares
Df Mean Square
F Sig.
1 Regression
4468.007 6
744.668 140.039
.000
a
Residual 441.358
83 5.318
Total 4909.365
89 a. Predictors: Constant, LEVERAGE, DBH, DAK, BELANJAMODAL, DAU, WEALTH
b. Dependent Variable: KKD Sumber : Hasil Olah SPSS 21.00, 2016
Universitas Sumatera Utara
76 Tabel 4.7 menunjukkan bahwa nilai F yang diperoleh adalah 140.039 sedangkan nilai
F tabel pada tingkat probabilitas sebesar 0.05 adalah 2.21 dengan signifikansi 0.000. F
hitung 140.039
F
tabel 2.21
dan tingkat signifikansi 0,000 α = 0,05 maka H7 diterima, artinya Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Dana Bagi Hasil, Wealth,
Belanja Modal, dan Leverage berpengaruh signifikan secara simultan terhadap kemandirian keuangan daerah pada Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara.
4.1.5.2 Uji Signifikansi Parsial Uji t
Untuk menguji pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen dilakukan dengan uji-t. Hasil uji-t dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut.
Tabel 4.9 Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 13.755
4.360 3.155
.002 DAU
-.077 .060
-.082 -1.279
.204 DAK
-.219 .136
-.065 -1.605
.112 DBH
-.467 .097
-.182 -4.806
.000 WEALTH
3.135E-7 .000
1.029 11.589
.000 BMODAL
-9.074E-6 .000
-.171 -2.143
.035 LEVERAGE
-.595 .145
-.137 -4.119
.000 Dependent Variable: KKD
Sumber : Hasil Olah SPSS 21.00, 2016
Universitas Sumatera Utara
77 Berdasarkan Tabel 4.9 diatas disimpulkan sebagai berikut.
a. Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda, uji t untuk H
1
diperoleh t- hitung -1.279 t-tabel 1.98698 dan signifikansi sebesar 0,204 lebih dari
5 α = 0.05 maka H1 ditolak. Jadi, tidak terdapat pengaruh yang signifikan Dana
Alokasi Umum terhadap Kemandirian Keuangan Daerah pada pemerintahan KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara periode 2010-2014.
b. Variabel Dana Alokasi Khusus X2 terhadap Kemandirian Keuangan Daerah
Y, menunjukkan signifikansi 0,112 0,05 dan t
hitung
t
tabel
-1,605 1.98698, maka X2
ditolak. Jadi, tidak terdapat pengaruh Dana Alokasi Khusus terhadap Kemandirian Keuangan Daerah pada pemerintahan KabupatenKota di Provinsi
Sumatera Utara periode 2010-2014. c.
Variabel Dana Bagi Hasil X3 terhadap Kemandirian Keuangan Daerah Y, menunjukkan signifikansi 0,000 0,05 dan t
hitung
t
tabel
-4,806 1.98698 maka X3
diterima. Jadi, Dana Alokasi Khusus berpengaruh negative dan signifikan terhadap Kemandirian Keuangan Daerah pada pemerintahan KabupatenKota di
Provinsi Sumatera Utara periode 2010-2014. d.
Variabel Wealth X4 terhadap Kemandirian Keuangan Daerah Y, menunjukkan signifikansi 0,000 0,05 dan t
hitung
t
tabel
11,589 1.98698, maka X4
diterima. Jadi, Wealth berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kemandirian Keuangan Daerah pada pemerintahan KabupatenKota di Provinsi
Sumatera Utara periode 2010-2014.
Universitas Sumatera Utara
78 e.
Variabel Belanja Modal X5 terhadap Kemandirian Keuangan Daerah Y, menunjukkan signifikansi 0,035 0,05 dan t
hitung
t
tabel
-2,143 1.98698, maka X5
diterima. Jadi, Belanja Modal berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Kemandirian Keuangan Daerah pada pemerintahan KabupatenKota di Provinsi
Sumatera Utara periode 2010-2014. f.
Variabel Leverage X6 terhadap Kemandirian Keuangan Daerah Y, menunjukkan signifikansi 0,000 0,05 dan t
hitung
t
tabel
-4,119 1.98698, maka X6
diterima. Jadi, Leverage berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Kemandirian Keuangan Daerah pada pemerintahan KabupatenKota di Provinsi
Sumatera Utara periode 2010-2014.
4.1.5.3 Koefisien Determinasi Adjusted R
2
Hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut ini.
Tabel 4.10
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.954
a
.910 .904
2.30598 a. Predictors: Constant, LEVERAGE, DBH, DAK, BMODAL, DAU,
WEALTH b. Dependent Variable: KKD
Sumber : Hasil Olah SPSS 21.00, 2016
Pada Tabel 4.10 ditunjukkan nilai adjusted R square dalam penelitian ini sebesar 0,904, berarti 90,4 variasi Kemandirian Keuangan Daerah dapat dijelaskan oleh
Universitas Sumatera Utara
79 variasi dari keempat variabel independen Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi
Khusus, Dana Bagi Hasil, Wealth, Belanja Modal, dan Leverage sedangkan sisanya 9.6 dijelaskan oleh variabel lain diluar model penelitian ini.
Standard error of estimated sebesar 2,30598. Semakin kecil standar deviasi akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen.
4.2. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Pengaruh Dana Alokasi Umum terhadap Kemandirian Keuangan Daerah Pada
KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2014 Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dana Alokasi Umum tidak memiliki
pengaruh terhadap Kemandirian Keuangan Daerah pada KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan hasil
penelitian Ikasari 2015 yang menyatakan bahwa DAU berpengaruh positif terhadap tingkat kemandirian keuangan daerah
.
Dana Alokasi Umum diberikan sesuai dengan kebutuhan dan prioritas daerah guna mempercepat pembangunan,
memperluas akses daerah, meningkatkan kualitas layanan publik dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Penggunaan Dana Alokasi Umum
yang dialokasikan oleh pemerintah pusat belum digunakan secara optimal oleh daerah sehingga tujuan dialokasikannya Dana Alokasi Umum oleh pemerintah
belum tercapai. Dengan kata lain pemanfaatan Dana Alokasi Umum masih belum memikirkan efek atau outcome yang akan diperoleh masyarakat justru
Universitas Sumatera Utara
80 habis hanya untuk belanja rutin, oleh sebab itu Dana Alokasi Umum tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kemandirian Keuangan Daerah. 2.
Pengaruh Dana Alokasi Khusus terhadap Kemandirian Keuangan Daerah Pada KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2014
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dana Alokasi Khusus tidak memiliki pengaruh terhadap Kemandirian Keuangan Daerah pada KabupatenKota di
Provinsi Sumatera Utara. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Marizka 2013 yang menyatakan bahwa DAK memiliki pengaruh signifikan negatif
terhadap Kemandirian Keuangan Daerah pada KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara. Dana Alokasi Khusus diberikan guna mendanai kegiatan
tertentu yang menjadi kebutuhan daerah dan prioritas nasional danatau yang merupakan amanat dari peraturan perundang-undangan seperti bidang
pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dll. Penggunaan Dana Alokasi Khusus yang dialokasikan oleh pemerintah pusat belum digunakan secara optimal oleh
daerah sehingga tujuan dialokasikannya Dana Alokasi Khusus oleh pemerintah belum tercapai. Dengan kata lain pemanfaatan Dana Alokasi Khusus masih
belum memikirkan efek atau outcome yang akan diperoleh masyarakat justru habis hanya untuk belanja rutin. Sebagai sebuah mekanisme penyeimbang
idealnya besaran transfer harus berkurang seiring dengan meningkatnya kemandirian di daerah. Faktanya, kondisi ini justru tidak terjadi di lapangan
justru terus meningkat setiap tahunnya. Oleh sebab itu Dana Alokasi Khusus
Universitas Sumatera Utara
81 tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kemandirian Keuangan
Daerah. 3.
Pengaruh Dana Bagi Hasil terhadap Kemandirian Keuangan Daerah Pada KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2014
1.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dana Bagi Hasil memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap Kemandirian Keuangan Daerah pada
KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Siagian 2014 yang menyatakan bahwa Dana Bagi
Hasil berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap kemandirian keuangan daerah. Dana bagi Hasil diberikan sebagai pemerataan fiskal antara pusat dan
daerah dengan kata lain penerimaannya didasarkan atas potensi daerah. oleh karena itu, jika pemerintah daerah menginginkan transfer bagi hasil yang tinggi
maka pemerintah daerah harus dapat mengoptimalkan potensi pajak dan sumber daya alam yang dimiliki oleh masing-masing daerah, sehingga kontribusi yang
diberikan Dana Bagi Hasil terhadap pendapatan daerah meningkat. Namun, Dana Bagi Hasil yang diserahkan oleh pusat ke kabupatenkota di Provinsi
Sumatera Utara cenderung mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa Dana Bagi Hasil memiliki pengaruh negatif terhadap Kemandirian Keuangan
Daerah. 4.
Pengaruh Wealth
terhadap Kemandirian Keuangan Daerah Pada KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2014
Universitas Sumatera Utara
82 Hasil penelitian menunjukkan bahwa Wealth memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap Kemandirian Keuangan Daerah pada KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian
Imawan dan wahyudin 2014 yang menyatakan bahwa wealth berpengaruh positif terhadap kemandirian keuangan daerah,
Produk Domestik Regional Bruto yang tinggi mengindikasikan kegiatan ekonomi daerah bergeliat dengan
baik. Meningkatnya Produk Domestik Regional Bruto akan menambah penerimaan daerah yakni Pendapatan Asli Daerah yang bersumber dari pajak
dan retribusi. Pendapatan Asli Daerah yang tinggi akan mengurangi ketergantungan terhadap transfer dari pemerintah pusat sehingga dapat
dikatakan bahwa kemandirian keuangan daerah semakin baik. 5.
Pengaruh Belanja Modal terhadap Kemandirian Keuangan Daerah Pada KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2014
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Belanja Modal memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap Kemandirian Keuangan Daerah pada KabupatenKota
di Provinsi Sumatera Utara. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Imawan dan wahyudin 2014 belanja modal tidak berpengaruh terhadap
kemandirian keuangan daerah dan penelitian Ikasari 2015 yang menyatakan bahwa Belanja Modal berpengaruh positif terhadap tingkat kemandirian
keuangan daerah. Belanja Modal merupakan belanja pemerintah daerah yang mempunyai pengaruh penting terhadap pertumbuhan ekonomi suatu daerah dan
Universitas Sumatera Utara
83 akan memiliki daya ungkit dalam menggerakkan roda perekonomian daerah.
Meningkatnya nilai Belanja Modal setiap tahunnya ternyata tidak diikuti dengan meningkatnya Pendapatan Asli Daerah. Hal ini ditengarai menandakan adanya
penyerapan Belanja Modal yang rendah. Sebagai perbandingan Belanja Pegawai pada beberapa kabupatekota mengalami pelampuan target belanja.
Fenomena tersebut disinyalir akan menghambat pembangunan infrastruktur yang berdampak terhadap kegiatan perekonomian dan berdampak juga terhadap
nilai Pendapatan Asli Daerah. 6.
Pengaruh Leverage
terhadap Kemandirian Keuangan Daerah Pada KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2014
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Leverage memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap Kemandirian Keuangan Daerah pada KabupatenKota di
Provinsi Sumatera Utara. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Hadi 2010 yang menyatakan bahwa Leverage berpengaruh secara signifikan
positif terhadap tingkat Kemandirian Keuangan Daerah dan bertolak belakang dengan hasil penelitian Imawan dan wahyudin 2014 yang menyatakan bahwa
Leverage tidak berpengaruh terhadap kemandirian keuangan daerah. Pembiayaan eksternal yang berupa hutang dalam suatu unit usaha dapat
dijadikan tolak ukur kemandirian karena hutang menjadi sumber pendanaan financial yang patut untuk diperhitungkan. Akan tetapi posisi leverage pada
pemerintah daerah tidak dapat disamakan dengan unit usaha karena pembiayaan
Universitas Sumatera Utara
84 pihak eksternal juga berasal dari transfer dari pemerintah pusat yang memiliki
nilai nominal yang cukup besar tanpa pertanggungjawaban pengembalian. 7.
Pengaruh Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Dana Bagi Hasil, Wealth, Belanja Modal dan Leverage secara simultan terhadap Kemandirian
Keuangan Daerah Pada KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2014.
Hasil penelitian menunjukkan F
hitung 140.039
F
tabel 2.21
dan tingkat signifikansi 0,000 α = 0,05 maka H
7
diterima. Hal ini menunjukkan bahwa Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Dana Bagi Hasil, Wealth, Belanja Modal dan
Leverage berpengaruh simultan dan signifikan terhadap Kemandirian Keuangan Daerah pada KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2014.
Universitas Sumatera Utara
85
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan