35
2.2.2. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian adalah pernyataan sementara yang diperkirakan akan didukung oleh data empiris dalam penelitian. Hipotesis diperoleh dari
teori yang menjadi dasar pembentukan konseptual penelitian Indrawati, 2015:94. Berdasarkan Gambar 2.1 penelitian ini mengajukan tujuh
hipotesis alternatif berikut: 1.
Dana Alokasi Umum berpengaruh terhadap Kemandirian Keuangan Daerah
DAU bertujuan untuk pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah. Hal ini disebabkan karena setiap
daerah memiliki kemampuan keuangan yang berbeda-beda. Sehingga dapat dikatakan bahwa semakin besar DAU dari pemerintah pusat
maka semakin tinggi juga tingkat kemandirian keuangan daerah tersebut. Hasil penelitian Marizka 2013 menunjukkan bahwa DAU
tidak memilikipengaruh yang siginifikan terhadap kemandirian keuangan daerah di Sumatera Barat. Apabila DAU yang diterima oleh
suatu daerah lebih besar dibandingkan dengan PAD yang dihasilkan daerah tersebut maka hal tersebut berarti tingkat kemandirian
keuangan daerah tersebut masih belum dapat dikatakan mandiri sebab dalam membiayai kegiatan fiskalnya, daerah tersebut masih
bergantung pada DAU dari pemerintah pusat dan DAU lebih
Universitas Sumatera Utara
36 digunakan untuk kegiatan yang bersifat konsumtif dan spekulatif
tidak untuk sektor-sektor produktif. Dengan demikian dapat diajukan hipotesis penelitian pertama berikut ini.
H1 : Dana Alokasi Umum berpengaruh terhadap Kemandirian Keuangan Daerah pada pemerintahan KabupatenKota di
Provinsi Sumatera Utara periode 2010-2014. 2.
Dana Alokasi Khusus berpengaruh terhadap Kemandirian Keuangan Daerah
DAK dialokasikan dalam APBN untuk daerah-daerah tertentu dalam rangka mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan
termasuk dalam program prioritas nasional. DAK diberikan dengan tujuan untuk membiayai kegiatan-kegiatan khusus pada daerah
tertentu yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional, khususnya untuk membiayai kebutuhan sarana dan
prasarana pelayanan dasar masyarakat yang belum mencapai standar tertentu atau untuk mendorong percepatan pembangunan daerah,
maka semakin tinggi DAK maka akan semakin tinggi kemandirian daerah tersebut karena dengan bertambahnya kucuran DAK ke daerah
setiap tahun semestinya disertai rancangan lebih terarah dan pemanfaatannya benar-benar untuk kepentingan rakyat yaitu untuk
pelaksanaan pembangunan
.
Namun apabila DAK yang diterima oleh
Universitas Sumatera Utara
37 suatu daerah lebih besar dibandingkan dengan PAD yang dihasilkan
daerah tersebut maka tingkat kemandirian keuangan daerah tersebut masih belum dapat dikatakan mandiri sebab dalam membiayai
kegiatan fiskalnya, daerah tersebut masih bergantung pada DAK dari pemerintah pusat. Hasil penelitian Ikasari 2013 menunjukkan bahwa
DAK memiliki pengaruh negatif terhadap tingkat kemandirian keuangan daerah di Provinsi D.I. Yogyakarta. Dari penjelasan
tersebut diajukan hipotesis kedua berikut ini. H2 : Dana Alokasi Khusus berpengaruh terhadap Kemandirian
Keuangan Daerah pada pemerintahan KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara periode 2010-2014.
3. Dana bagi hasil memiliki pengaruh terhadap tingkat kemandirian
keuangan daerah Dana bagi hasil merupakan komponen dana perimbangan yang
memiliki peranan penting dalam menyelenggarakan otonomi daerah . Pemerintah daerah yang menginginkan dana bagi hasil yang tinggi
maka harus mengoptimalkan potensi pajak dan sumber daya alam yang dimiliki oleh masing-masing daerah, sehingga kontribusi yang
diberikan dana bagi hasil terhadap pendapatan daerah meningkat. Penerimaan DBH yang relatif besar akan mengurangi ketergantungan
daerah pada pemerintah pusat sehingga daerah tersebut bisa dikatakan
Universitas Sumatera Utara
38 mandiri. Marizka 2013 pada penelitiannya menunjukkan bahwa
DBH tidak berpengaruh signifikan terhadap Kemandirian Keuangan Daerah. Berdasarkan uraian diatas maka diajukan hipotesis ketiga
berikut. H3 : Dana Bagi Hasil berpengaruh terhadap Kemandirian Keuangan
Daerah pada pemerintahan KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara periode 2010-2014.
4. Wealth berpengaruh terhadap Kemandirian Keuangan Daerah
Wealth dapat diukur dengan menggunakan Produk Domestik Regional Bruto PDRB merupakan alat ukur pertumbuhan ekonomi
yang menggambarkan jumlah nilai produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi dalam suatu wilayah atau
region pada suatu jangka waktu tertentu. Semakin tinggi PDRB yang dihasilkan masing-masing sektor maka semakin besar pula kontribusi
sektor tersebut terhadap perekonomian daerah. Meningkatnya Produk Domestik Regional Bruto akan menambah penerimaan pemerintah
yakni Pendapatan Asli daerah yang bersumber dari pajak daerah. Tingginya PAD menunjukkan bahwa daerah tersebut dapat dikatakan
mandiri. Berdasarkan penjelasan tersebut maka diajukan hipotesis keempat berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
39 H4 : Wealth berpengaruh terhadap Kemandirian Keuangan Daerah
pada pemerintahan KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara periode 2010-2014.
5. Belanja Modal berpengaruh terhadap Kemandirian Keuangan Daerah
Belanja modal pada umumnya dialokasikan untuk perolehan aset tetap yang dapat digunakan sebagai sarana pembangunan daerah.
Pemerintah dengan aset yang besar diasumsikan memiliki potensi untuk memberikan pelayanan yang lebih kepada masyarakat seperti
pembangunan infrastruktur dan sarana serta prasarana yang ada di daerah yang akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi daerah. Jika
sarana dan prasarana memadai maka akan berpengaruh pada tingkat produktivitas ekonomi yang semakin meningkat, dan dengan adanya
dukungan infrastruktur yang memadai akan menarik investor untuk menempatkan dana investasinya di daerah tersebut. Hal tersebut
mempunyai dampak yang nyata terhadap kenaikan Pendapatan Asli Daerah PAD yang merupakan faktor utama dari kemandirian
keuangan daerah. Berdasarkan uraian tersebut maka diajukan hipotesis kelima berikut ini.
H5 : Belanja Modal berpengaruh terhadap Kemandirian Keuangan Daerah pada pemerintahan KabupatenKota di Provinsi
Sumatera Utara periode 2010-2014.
Universitas Sumatera Utara
40 6.
Leverage berpengaruh terhadap Kemandirian Keuangan Daerah Leverage adalah perbandingan antara utang dan modal. Semakin besar
Leverage yang dimiliki menunjukkan bahwa daerah tersebut tidak mampu membiayai operasionalnya sendiri sehingga membutuhkan
dana dari pihak eksternal. Menurut Hadi 2010 jika suatu daerah mampu menutup hutang dengan ekuitas dana yang dimiliki maka
semakin kecil unsur hutang sehingga semakin menaikkan kemandirian daerah tersebut dengan tidak terbeban dengan sumber dana eksternal
berupa pinjaman atau hutang. Dari uraian tersebut diajukan hipotesis keenam penelitian berikut ini.
H6 : Leverage berpengaruh terhadap Kemandirian Keuangan Daerah pada pemerintahan KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara
periode 2010-2014. 7.
Pengaruh Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Dana Bagi Hasil, Produk Domestik Regional Bruto, Belanja Modal, Leverage
terhadap Kemandirian Keuangan Daerah Kemandirian Keuangan Daerah menunjukkan kemampuan
Pemerintah Daerah dalam membiayai sendiri kegiatan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat yang telah
membayar pajak dan retribusi sebagai sumber pendapatan yang diperlukan daerah. Kemandirian Keuangan Daerah ditunjukkan oleh
Universitas Sumatera Utara
41 besar kecilnya Pendapatan Asli Daerah yang berasal dari sumber lain,
misalnya bantuan pemerintah pusat ataupun dari pinjaman. Berdasarkan uraian tersebut diajukan hipotesis ketujuh berikut ini.
H7 : Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Dana Bagi Hasil, Wealth, Belanja Modal, Leverage berpengaruh secara simultan
terhadap Kemandirian Keuangan Daerah pada pemerintahan KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara periode 2010-2014.
Universitas Sumatera Utara
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang