Kemandirian Keuangan Daerah Tinjauan Teoritis 1. Otonomi Daerah

18 potensial yang dimiliki oleh daerah akan menentukan tingkat kemandirian keuangannya.

2.1.3. Kemandirian Keuangan Daerah

Kemandirian keuangan merupakan indikator utama dalam mengukur kemampuan daerah membiayai sendiri kegiatan pemerintahan daerah yang dijalankan. Untuk mengukur seberapa besar tingkat kemandirian fiskal suatu daerah diukur dengan ukuran Derajat Kemandirian Fiskal Daerah atau Derajat Otonomi Fiskal Daerah yaitu rasio antara realisasi Pendapatan Asli Daerah dengan realisasi Total Penerimaan Daerah TPD Zaenuddin, 2012. Menurut Bahl dalam Fatmala, 2015 kemandirian keuangan daerah harus diikuti dengan adanya kemampuan pajak taxing power dari pemerintah daerah. Dengan adanya kemampuan pajak, maka pemerintah daerah akan memiliki sumber dana pembangunan yang besar. Pajak yang dikenakan oleh pemerintah daerah tersebut dapat berdampak positif dimana pajak tersebut akan digunakan untuk membangun berbagai infrastruktur dan membiayai berbagai pengeluaran publik. Halim 2001:167 menyatakan bahwa kemandirian keuangan daerah dapat dicapai jika pemerintah daerah memiliki kemampuan keuangan daerah, artinya daerah harus memiliki kewenangan dan kemampuan untuk menggali sumber-sumber keuangan, mengelola dan menggunakan keuangan sendiri yang cukup untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahannya. Selain itu ketergantungan kepada bantuan pusat harus seminimal mungkin dengan cara meningkatkan Pendapatan Universitas Sumatera Utara 19 Asli Daerah sehingga menjadi bagian sumber keuangan terbesar daerah. Dengan demikian peranan pemerintah daerah menjadi lebih besar. Tingkat kemandirian keuangan daerah antara pemerintah pusat dan daerah pada umumnya ditunjukkan oleh variabel-variabel Pendapatan Asli Daerah PAD terhadap Total Penerimaan Daerah TPD, Rasio Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak untuk Daerah BHPBP terhadap TPD, dan Rasio Sumbangan Bantuan Daerah SBD terhadap TPD. Untuk melihat kesiapan pemerintah daerah dalam menghadapi otonomi daerah khususnya di bidang keuangan, diukur dari seberapa jauh kemampuan pembiayaan urusan bila didanai sepenuhnya oleh PAD dan Bagi Hasil Daerah. Oleh karena itu Pendapatan Asli Daerah merupakan salah satu sumber yang harus dipacu pertumbuhannya karena PAD merupakan indikator penting untuk memenuhi tingkat kemandirian pemerintah di bidang keuangan. Kemandirian keuangan daerah menggambarkan kemampuan pemerintah daerah dalam meningkatkan pendapatan asli daerah PAD seperti pajak daerah, retribusi dan lain-lain. Karena itu otonomi daerah dan pembangunan daerah bisa diwujudkan hanya apabila disertai kemandirian yang efektif. Ini berarti bahwa pemerintah daerah secara finansial harus bersifat independen terhadap pemerintah pusat dengan jalan sebanyak mungkin menggali sumber-sumber PAD seperti pajak, retribusi dan sebagainya. Semakin tinggi peranan PAD terhadap APBD maka semakin berhasil usaha pemerintah daerah. Dengan kata lain semakin besar kontribusi pendapatan asli daerah terhadap struktur APBD, maka akan semakin Universitas Sumatera Utara 20 kecil pula ketergantungan daerah terhadap bantuan pemerintah pusat dan semakin tinggi pula kemandirian keuangan daerah tersebut. Beberapa rasio yang dapat dikembangkan berdasarkan data keuangan yang bersumber dari APBD menurut Halim 2002 : 128 adalah dengan Rasio Kemandirian otonomi fiskal. Kemandirian keuangan daerah otonomi fiskal menunjukkan kemampuan Pemerintah Daerah dalam membiayai sendiri kegiatan pemerintah, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat yang telah membayar pajak dan retribusi sebagai sumber pendapatan yang diperlukan daerah. Kemandirian keuangan daerah dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut. Kemandirian Keuangan Daerah = ��������� ���������� ���� ����� ℎ ��� ���� ����� ����� ���������� ���� ℎ ��� x 100

2.1.4 Dana Perimbangan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan Dana Alokasi Umum (DAU) Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

7 86 98

Pengaruh Dana Perimbangan Dan Fiscal Stress Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara

8 54 127

Pengaruh Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terhadap Peningkatan Belanja Modal pada Pemerintahan Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

1 54 73

Pengaruh Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah Terhadap Belanja Modal Pemerintah Daerah pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Sumatra Utara

8 65 63

Pengaruh Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum Dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

4 59 87

Pengaruh Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Terhadap Belanja Daerah Pemerintahan Kabupaten/Kota Di Sumatera Utara

8 99 92

Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, dan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Terhadap Pengalokasian Belanja Modal Studi Kasus Pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara Periode Tahun 2009 - 2013

7 91 132

Analisis Pengaruh Transfer Dana Perimbangan, Pendapatan Asli Daerah, dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Terhadap Belanja Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

3 50 114

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana Transfer Terhadap Belanja Modal pada Pemerintahan Kabupaten/Kota di Sumatera Utara

0 52 85

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dan Dana Transfer Terhadap Belanja Modal Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Di Aceh

0 0 14