bayi yang memakai popok sekali pakai dengan penyerap super dibandingkan dengan bayi yang memakai kain popok biasa Singalavanija, 2010.
2.2.2. Definisi
Dermatitis popok adalah kelainan kulit tersering yang dijumpai pada bayi, berupa ruam kemerahan di daerah genitalia, bokong, perut bagian bawah, hingga
paha bawah bayi yang muncul karena reaksi akibat enzim bakteri yang terakumulasi di feses bayi, dan juga amoniak yang terakumulasi di popok.
Merujuk pada beberapa penelitian, kelainan kulit jenis ini tidak hanya dialami oleh bayi, tetapi juga dialami oleh orang lanjut usia dengan riwayat
penyakit inkontinensia urin Li, 2012.
2.2.3. Etiologi
Penyebab dermatitis popok belum diketahui secara pasti, tetapi terdapat banyak faktor multifaktor yang terlibat dalam kejadian dermatitis popok yang
terdiri dariSerdaroglu, 2010: 1.
Kelembapan dan friksi Faktor yang paling berperan dalam menyebabkan dermatitis popok adalah
lembabnya area yang ditutupi dan di sekitar popok.Barrier lapisan pelindung kulit menjadi rusak dan memudahkan terjadinya penetrasi zat-
zat iritan. 2.
Urin dan feses bayi Terkait dengan peranan enzim yang terkandung di dalam feses bayi
protease dan lipase yang mengubah urea menjadi amonia, pH kulit bayi yang terpapar zat iritan tersebut akan meningkat dan menyebabkan iritasi
pada kulit bayi. 3.
Mikroorganisme Pada sekitar 80 bayi yang mengalami iritasi kulit perineal, ditemukan
mikroorganisme Candida albicans.Infeksi oleh mikroorganisme ini biasanya terjadi 48-72 jam setelah terjadinya iritasi kulit. Infeksi
Universitas Sumatera Utara
akansemakin mudah ketika bayi sedang dalam pemberian antibiotik, kondisi imun yang buruk, dan penyakit metabolik Diabetes Melitus.
4. Nutrisi
Dermatitits popok bisa merupakan tanda klinis pertama yang menunjukkan kurangnya asupan biotin dan zink pada bayi.
5. Zat iritan kimia
Sabun, deterjen, dan antiseptik bisa menjadi pemicu atau meningkatkan risiko dermatitis kontak iritan.Pemakaian popok sekali pakai dengan daya
serap yang baik dapat mengurangi risiko terkena dermatitis popok. 6.
Antibiotik Pemberian antibitik dengan kerja obat yang luas pada bayi untuk beberapa
kondisi seperti otitis media dan infeksi saluran pernapasan menunjukkan kecenderungan peningkatan insiden dermatitis kontak iritan dermatitis
popok.Ini juga menjadi faktor predisposisi terjadinya infeksi Candida albicans.
7. Diare
Produksi feses yang encer berkaitan dengan pemendekan waktu transit dan sejumlah enzim pencernaan yang tersisa di dalam feses.
8. Kelainan saluran kemih
Kelainan saluran kemih menyebabkan tidak dieksresikannya urin dengan baik sehingga akan menjadi faktor predisposisi infeksi saluran kemih.
2.2.4. Faktor Risiko