28 Adapun Persyaratan Lokasi RPA SNI 01-6160-1999 adalah sebagai berikut:
1. Tidak bertentangan dangan rancangan umum tata ruang RUTR,rencana
detail tata ruang RDTR setempat dan atau rencana bagian wilayahkota RBWK.
2. Tidak berada di bagian kota yang padat penduduknya, tidak menimbulkan
gangguan atau pencemaran lingkungan. 3.
Tidak berada dekat industri logam atau kimia, tidak berada di daerah banjir, bebas dari asap, bau, debu dan kontaminan lainnya.
4. Memiliki lahan yang cukup luas untuk pengembangan.
Dalam proses produksi Rumah Pemotongan Ayam dihasilkan limbah cair yang berasal dari darah ayam, proses pencelupan, pencucian ayam dan peralatan
produksi. Limbah cair mengandung Biological Oxygen Demand BOD, Chemical Oxyge Demand COD, Total Suspended Solid TSS, minyak dan
lemak yang tinggi, dengan komposisi berupa zat organik. Pembuangan air limbah Efluen yang mengandung nutrien yang tinggi ke perairan akan menimbulkan
eutrofikasi dan mengancam ekosistem aquatik. Untuk mencegah hal itu maka diperlukan cara agar komposisi padatan organik tersuspensi dapat dikurangi
Moses Laksono, 2010.
2.3.5. Transesterifikasi Limbah Lemak Ayam.
Pada dasarnya biodiesel adalah Fatty Acid Methyl Ester dari asam lemak melalui transesterifikasi dari minyak nabati atau lemak hewan, dengan mereaksikan
metanol dan asam lemak tersebut dengan katalis basa KOH. Biodiesel adalah bahan bakar alternatif yang dapat diperbaharui, penggunaan biodiesel pada
kendaraan dapat dipastikan aman karena biosolar menggunakan FAME Fatty Acid Metil Ester, yang telah memenuhi Standar Nasional Indonesia SNI, dan
ASTM America Standard Technical Manufacturing. Biodiesel lebih ramah lingkungan Prihandana, 2006
Biodiesel juga bersifat biodegradable dan tidak beracun, disamping itu juga biodiesel memiliki flash poin temperatur terendah
yang dapat menyebabkan uap biodiesel dapat menyala yang tinggi dari pada diesel normal, sehingga tidak menyebabkan mudah terbakar. Biodiesel juga
Universitas Sumatera Utara
29 menambah pelumas mesin, menambah ketahanan mesin dan mengurangi
frekuensi pergantian mesin. Keuntungan lain dari biodiesel yang cukup signifikan adalah emisi yang rendah dan mengandung oksigen sekitar 10-11 Lotero,
2004. Biodiesel dapat dibuat dengan proses esterifikasi dari minyak nabati yang mengandung asam lemak bebas tinggi. Namun, permasalahan yang sering
dihadapi adalah mahalnya harga minyak nabati yang digunakan dalam pembuatan biodiesel. Oleh karena itu, lemak ayam boiler dapat digunakan sebagai alternatif
bahan baku pembuatan biodiesel karena mempunyai kandungan asam lemak bebas yang relatif rendah dan harganya murah. Pada penelitian ini, biodiesel
dibuat dari lemak ayam boiler yang diperoleh melalui proses transesterifikasi dengan metanol. Kandungan asam lemak bebas yang relatif rendah dalam lemak
ayam broiler padat diubah menjadi metil ester biodiesel dengan metanol dan katalis Kalium Hidoksida KOH melalui proses transesterifikasi.
Menurut Tjukup Marnoto, Abdulah Efendi, 2011, pembuatan biodiesel dari minyak hewani dan spirtus dengan katalisator kapur tohor CaO dilakukan dengan
reaktor batch reaksi transesterifikasi lemak hewani dan spirtus dengan rasio minyak: spirtus 1:6 pada suhu 70
o
C, berat katalis 5-6 dari berat minyak dan waktu reaksi 90 menit. Metil ester yang dihasilkan berdasarkan sifat fisik adalah
viskositas kinetik pada 40
o
C ,1.42 mmcst, dan densitas 0.853. Hendar Harahap, 2008, transesterifikasi Refined Bleached Deodorized Palm Oil
RBDPO menggunakan metanol dengan katalis Litium hidroksida dilakukan menggunakan reaktor batch, dengan variasi katalis 0.2, 0.5, 1, dan 1.8
kinetika reaksi dilakukan pada kondisi maksimum dan diperoleh hasil optimum katalis 0.5, rasio molar RBDPO terhadap metanol 1:14, suhu 65
o
C dan waktu reaksi 30 menit dengan konversi metil ester sebesar 99.9165 dan sifat fisik metil
ester viskositas kinetik 40
o
C adalah 4.472 dan densitas 0.8180. Menurut Felicia, 2014, transesterifikasi lemak ayam broiler dengan menggunakan
metoanol dan Katalis NaOH. Metil Ester yang Dihasilkan berdasarkan sifat fisik yaitu densitas 877 Kgm
3
, viskositas 3,46 mm
2
s, titik nyala 154 C dan telah
sesuai Standard Nasional Indonesia SNI
Universitas Sumatera Utara
30
2.4 Bahan Bakar Hidrokarbon