61 Gambar 4.6 Grafik m
f
vs putaran mesin untuk beban 4.5 kg Dilihat pada grafik, campuran bahan bakar biodiesel 25 memiliki laju
aliran bahan bakar paling besar, hal ini disebabkan pengaruh besarnya spesifik gravitasi campuran berpengaruh pada waktu penggunaan bahan
bakar.
4.3.3 Rasio udara bahan bakar AFR
Rasio udara bahan bakar AFR dari masing-masing jenis pengujian dihitung berdasarkan persamaan 2.8.
Besarnya laju aliran udara m
a
diperoleh dengan membandingkan besarnya tekanan udara masuk yang telah diperoleh melalui pembacaan air flow
manometer terhadap kurva viscous flowmeter calibration Pada pengujian ini dianggap tekanan udara sebesar 100 kPa dan
temperatur udara 27
o
C. Kurva kalibrasi dikondisikan untuk pengujian pada
Universitas Sumatera Utara
62 tekanan 101.3 kPa dan temperatur 20
o
C. maka besarnya laju aliran udara yang diperoleh harus dikalikan dengan faktor pengali berikut:
Untuk pengujian dengan menggunakan dexlite, beban 3.5 kg dan putaran mesin 1800 rpm tekanan udara masuk didapati 12,5 mmH
2
O, dengan melakukan interpolasi pada kurva viscous flow meter didapat besar ma 13.9261006 kgjam,
dan kemudian dikalikan dengan faktor koreksi sehingga didapat massa udara yang sebenarnya:
m
a
= 13.9261006 x 0.946531125= 13.18148766 kgjam Dengan cara yang sama maka didapat nilai ma untuk masing-masing
pengujian, maka dapat dihitung besarnya AFR. Untuk pengujian dengan menggunakan dexlite pada putaran 1800 rpm dan
beban 3.5 kg maka didapatkan besar AFR:
AFR = 71,43627 Hasil perhitunganAFR untuk masing-masing pengujian pada tiap variasi
beban, putaran mesin dan persentase biodiesel lemak ayam dapat dilihat pada tabel 4.13 dan tabel 4.14 dibawah ini:
Universitas Sumatera Utara
63 Tabel 4.13 Air Fuel Ratio Pada Beban 3,5 Kg
PUTARAN MESIN
AFR Pada Beban 3,5 Kg
Dexlite B5
B10 B15
B20 B25
1800 71,436
67,635 63,929
60,807 54,919
52,473 2000
69,440 64,066
60,056 56,732
54,560 52,396
2200 62,124
60,153 58,189
53,176 52,512
50,632 2400
60,353 58,587
56,135 52,388
51,376 49,699
2600 55,773
55,808 52,748
49,048 48,324
46,873 Tabel 4.14 Air Fuel Ratio Pada Beban 4,5 Kg
PUTARAN MESIN
AFR Pada Beban 4,5 Kg
Dexlite B5
B10 B15
B20 B25
1800 71,178
61,911 64,856
59,220 58,740
53,416 2000
68,555 61,341
61,582 58,236
56,631 54,463
2200 67,282
59,991 56,782
53,034 53,691
51,829 2400
63,674 58,775
57,056 53,267
52,294 50,636
2600 57,771
55,673 52,613
50,397 48,230
46,110 Pada pembebanan 3.5 kg AFR terendah terjadi pada saat menggunakan
campuran biodiesel lemak ayam 25 pada putaran mesin 2600 rpm yaitu 46,873, sedangkan AFR tertinggi terjadi pada penggunaan bahan bakar
Dexlite putaran mesin 1800 rpm yaitu 71,436 Pada pembebanan 4.5 kg AFR terendah terjadi pada saat menggunakan
biodiesel lemak ayam 25 pada putaran mesin 2600 rpm yaitu 46,11, sedangkan AFR tertinggi terjadi pada penggunaan bahan bakar dexlitepada
putaran mesin 1800 rpm yaitu 71,178
.
Universitas Sumatera Utara
64 Perbandingan harga AFR masing-masing pengujian pada setiap variasi
beban dan putaran dapat dilihat pada gambar 4.7 dan 4.8 berikut:
Gambar 4.7 Grafik AFR vs putaran mesin pada pembebanan 3.5 kg Dari grafik diatas terlihat biodiesel 25 memiliki AFR terendah dan
dexlite memiliki AFR tertinggi pada pembebanan 3,5 kg.
Universitas Sumatera Utara
65 Gambar 4.8 Grafik AFR vs putaran mesin pada pembebanan 4.5 kg
Dari grafik diatas terlihat biodiesel 25 memiliki AFR terendah dan dexlite memiliki AFR tertinggi, hal ini disebabkan nilai AFR berbanding
terbalik dengan laju aliran bahan bakar
4.3.4 Effisiensi Volumetrik