38
2.1.6 Ukuran Perusahaan
Menurut Fitdini 2009 ukuran perusahaan adalah “skalayang menunjukkanbesar kecilnya
perusahaanyangdapatdiukurdenganberbagaicara,antaralaintotalaset,l og
size ,nilaipasarsaham,dan
lain- lain.Namun,padadasarnyaukuranperusahaan hanyaterbagidalam3
kategoriyaituperusahaanbesar large
firm ,perusahaan
menengahmedium-size, perusahaan kecilsmall firm.”Ukuran perusahaan menggambarkan seberapa besar jumlah aset yang
dimiliki perusahaan tersebut. Hal ini dapat dilihat dari total aset perusahaan. Semakin banyaknya aset yang dimiliki perusahaan
menandakan semakin besar juga ukuran perusahaan tersebut.Banyaknyaasetyang dimilikiperusahaan membuat
kegiatanoperasiakanlebihkompleksdanbisa memaksimalkan jumlahproduksi perusahaansecara
lebihefisien.Iniakanberakibatpadapeningkatanpenjualandan
akhirnya akanmeningkatkan laba yang diperoleh perusahaan.
2.2 Hasil Penelitian Terdahulu
Berikut ini adalah hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan financial distress
yang akan ditunjukan dalam tabel dibawah ini :
Universitas Sumatera Utara
39
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu
No Nama
Peneliti Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
1. Radifan 2015
Variabel Dependen:
Financial Distress
Variabel Independen:
Kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional,
proporsi komisaris independen, jumlah dewan direksi, ukuran
komite audit, komposisi komisaris independen dalam
komite audit, jumlah pertemuan komite audit, dan jumlah ahli
keuangan dalam komite audit Kepemilikan
institusional,jumlah dewan direksi, komposisi komisaris
independen dalam komite audit,jumlah pertemuan komite
audit, dan jumlah ahli keuangan dalam komite auditberpengaruh
negatif dan signifikan terhadap kemungkinan
financial distress
,sedangkan variabel kepemilikan manajerial,
proporsi komisaris independen, danukuran komite audit tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap terjadinyafinancial
distress
. 2. Hadi dan
Andayani 2014
Variabel Dependen:
Financial Distress
Variabel Independen:
Kepemilikan institusional. Kepemilikan manajerial, dewan
direksi, dewan komisaris, likuiditas,
leverage, dan
operating capacity Dewankomisaris berpengaruh
negatif terhadap financial distress
dan operating
capacity berpengaruh positif
terhadap financial distress
.sedangkan kepemilikan institusional, kepemilikan
manajerial, dewan direksi, likuiditas dan leverage tidak
berpengaruh terhadap financial distress.
3. Putri dan Merkusiwati
2014
Variabel Dependen:
Financial Distress
Variabel Independen:
Kepemilikan institusional, komisaris independen,
kompetensi komite audit, likuiditas, leverage, dan ukuran
perusahaan Ukuran perusahaan memiliki
pengaruh negatif dan signifikan pada
financial distress. Sedangkan mekanisme
corporate governance, likuiditas
dan leverage tidak memiliki pengaruh signifikan pada
financial distress.
Universitas Sumatera Utara
40 4.
Hastuti 2014
Variabel Dependen:
Financial Distress
Variabel Independen:
Kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, rasio
likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas dan ukuran perusahaan
Kepemilikan manajerial, rasio likuiditas dan rasio aktivitas
berpengaruhterhadap financial distress.
Sedangkan kepemilikan institusional, rasio leverage dan
ukuranperusahaan tidak berpengaruh terhadap financial
distress
perusahaan yangterdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada periode 2008 – 2012.
5. Hanifah dan Purwanto
2013
Variabel Dependen:
Financial Distress
Variabel Independen:
Ukuran dewan direksi, ukuran dewan komisaris, komisaris
independen, kepemilikan manajerial, kepemilikan
institusional, ukuran komite audit, likuiditas, leverage,
profitabilitas , dan operating capacity
Ukuran dewan direksi, kepemilikan manajerial,
kepemilikan institusional, leverage, operating capacity
berpengaruh terhadap financial distress. Sedangkan ukuran
dewan komisaris, komisaris independen, ukuran komite
audit, likuiditas dan profitabilitas tidak berpengaruh
terhadap financial distress.
6. Agusti 2013
Variabel Dependen:
Financial Distress
Variabel Independen:
kepemilikan intitusional, kepemilikan manajerial,
komisaris independen, ukuran dewan direksi, likuiditas,
leverage,
ukuran perusahaan, dan direksi turnover.
Komisaris independen, jumlah dewan direksi, ukuran
perusahaan, leverage
, dan jumlah direktur keluar
berpengaruh signifikan terhadap terjadinya financial distress.
Sedangkan kepemilikan institusional, kepemilikan
manajerial, dan likuiditas tidak berpengaruh terhadap
kemungkinan terjadinya financial distress.
7. Jiming dan Wei Wei
2011
Variabel Dependen: Financial Distress
Variabel
Total Assets Turn over berpengaruh negatif signifikan
terhadap kondisi financialdistress.
Sedangkan
Universitas Sumatera Utara
41
Independen:
cash to current liabilities ratio, debt equity ratio, debt assets
ratio, inventory turnover, total assets turn over, board size,
independent director ratio, position director ratio CR_5
indicator cash tocurrent liabilities ratio
dan debt assets ratio berpengaruh positif signifikan
terhadap kondisi financialdistress
8. Mahdi dan Abedini
2009
Variabel Dependen:
Financial Distress
Variabel Independen:
Rasio keuangan likuiditas, profitabilitas, debt ratio dan
aktivitas
Likuiditas, profitabilitas dan rasio utang dapat memprediksi
kasus kesulitan keuangan, dengan tingkat klasifikasi yang
tinggi.
Sumber : Diolah Penulis Penelitian yang dilakukan Radifan 2015 bertujuan untuk menguji
pengaruh karakteristik good corporate governance seperti kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, proporsi komisaris independen, jumlah
dewan direksi, ukuran komite audit, komposisi komisaris independen dalam komite audit, jumlah pertemuan komite audit, dan jumlah ahli keuangan dalam
komite audit terhadap kemungkinan financial distress. Penelitian ini menggunakan ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol.Populasi dalam
penelitian ini meliputi seluruh perusahaan yang terdaftar diBursa Efek Indonesia BEI pada tahun 2013.Penentuan sampel dilakukandengan metode purposive
sampling. Teknik analisis yang digunakan adalah regresilogistik. Hasil analisis
menunjukan bahwa variabel kepemilikan institusional,jumlah dewan direksi, komposisi komisaris independen dalam komite audit,jumlah pertemuan komite
audit, dan jumlah ahli keuangan dalam komite auditberpengaruh negatif dan
Universitas Sumatera Utara
42
signifikan terhadap kemungkinan financial distress,sedangkan variabel kepemilikan manajerial, proporsi komisaris independen, danukuran komite audit
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap terjadinyafinancial distress. Penelitian yang dilakukan Hadi dan Andayani 2014 ingin menguji
pengaruh mekanisme corporate governance Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Dewan Direksi, Dewan Komisaris, Likuiditas,
Leverage, dan Operating capacity terhadap Financial Distress. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap financial distress,
kepemilikan manajerial tidak berpengaruhterhadap financial distress
, dewan direksi tidak berpengaruh terhadap financial distress, dewankomisaris berpengaruh negatif terhadap financial distress, likuiditas tidak
berpengaruh terhadapfinancial distress, leverage tidak berpengaruh terhadap financial distress
, dan operating capacityberpengaruh positif terhadap financial distress
. Penelitian lain yang dilakukan Putri dan Merkusiwati 2014 bertujuan
untuk mengetahui pengaruh mekanisme corporate governance kepemilikan institusional, komisaris independen, dan kompetensi komite audit, likuiditas,
leverage, dan ukuran perusahaan pada kemungkinan terjadinya financial distress
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2009-2012. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis regresi logistik.Hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh negatif dan signifikan pada financial distress.Sedangkan mekanisme corporate
Universitas Sumatera Utara
43
governance, likuiditas, dan leverage tidak memiliki pengaruh signifikan pada
financial distress. Penelitian lainnya yang dilakukan Hastuti 2014 bertujuan untuk
menganalisis pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas dan ukuran perusahaan terhadap kondidi
financial distress pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode
2008-2012. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwakepemilikan manajerial berpengaruh terhadap financial distress perusahaan yangterdaftar di
Bursa Efek Indonesia pada periode 2008 – 2012 p 0,05 dan kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap financial distressperusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2008 –2012 p 0,05. Sedangkan rasio likuiditas dan rasio aktivitas berpengaruhterhadap financial distress
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesiapada periode 2008 – 2012 p 0,05. Rasio leverage dan ukuranperusahaan tidak berpengaruh terhadap financial
distress perusahaan yangterdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2008 –
2012p 0,05. Penelitianyangtelahdilakukanoleh Hanifah dan Purwanto 2013
mengujiseberapabesar pengaruhcorporate governance
danfinancialindicatorsterhadapfinancial distress.Penelitian inimenggunakansampelperusahaanmanufakturyang terdaftardiBEI periode2009-
2011, dengan jumlah sampel sebanyak 135 perusahaan.Metodeanalisisyangdigunakanadalahuji regresilogistik
logistic regression
.Adapunvariabelindependennyaadalah ukuran dewan direksi,ukuran
Universitas Sumatera Utara
44
dewan komisaris, komisaris independen, kepemilikanmanajerial,kepemilikaninstitusional,ukurankomite audit, likuiditas,
leverage, profitabilitas, danoperating
capacity. Variabel independen
yangdigunakanberperanuntukditelitiseberapa besar pengaruhnyaterhadap
financialdistress. Kriteria
financialdistress didasarkanpadainterestcoverage
ratio EBITinterestexpense.Hasilpenelitiannya menunjukkanbahwa
ukuran dewandireksi,kepemilikanmanajerial,kepemilikaninstitusional,leverage,dan
operating capacity memiliki pengaruh signifikan terhadap kondisi financial
distress. Sedangkan ukuran dewan komisaris, komisaris independen, ukuran
komite audit, likuiditas, dan profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap financial distress.
Penelitian yang dilakukan Agusti 2013 menggunakan variabel independen seperti kepemilikan intitusional, kepemilikan manajerial, komisaris
independen, ukuran dewan direksi, likuiditas, leverage, ukuran perusahaan, dan direksi turnover.Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang
terdaftar Bursa Efek Indonesia selama periode 2008-2011, dengan jumlah sampel sebanyak 85 perusahaan yang memenuhi kriteria sampel yang ditentukan melalui
metode purposive sampling. Metode analisis data menggunakan model analisis regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan tidak semua mekanisme corporate
governance berpengaruh signifikan terhadap terjadinya financial distress. Hanya
variabel proporsi komisaris independen dan jumlah dewan direksi yang berpengaruh signifikan terhadap terjadinya financial distress.Sementara variabel
Universitas Sumatera Utara
45
kondisi perusahaan yang signifikan terhadap terjadinya financial distress adalah ukuran perusahaan, leverage, dan jumlah direktur keluar.
Jiming dan Wei Wei2011 melakukan penelitian untuk memprediksi kemungkinan terjadinya financial distress.Penelitian ini menggunakan
beberapafinancial indicators dannon-financialindicatorspada 100 perusahaan manufakturyangterdaftardiBursaEfekShanghaidanShenzhenpadatahun2005-2007.
Adapun variabelindependennyaadalahcashtocurrentliabilities
ratio,debtequityratio, debtassetsratio,inventoryturnover,totalassetsturn over,boardsize, independentdirectorratio, position directorratio
danCR_5 indicator.
Metode penelitianyangdigunakanadalah analisisregresilogistik logistic regression.
Hasilpenelitianmenyatakanbahwadebtassetsratiodan cashtocurrentliabilitiesratio
signifikanberpengaruh positif terhadapfinancial distress.
Sedangkaninventory turnoverdan total assets turnoverberpengaruh negatif signfikan terhadapfinancialdistress
Penelitian yang dilakukan Mahdi dan Abedini 2009 ini berusaha menguji faktor- faktor yang dapat digunakan sebagai prediktor financial distress pada
BursaEfek Iran.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa data akuntansi yangmencakup likuiditas, profitabilitas dan rasio utang dapat memprediksi kasus
kesulitan keuangan, dengan tingkat klasifikasi yang tinggi.
2.3 Kerangka Konseptual